Anda di halaman 1dari 21

KEPUTUSANMENTERIKESEHATAN REPUBLIKINDONESIA NOMOR1076/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PENYELENGGARAANPENGOBATANTRADISIONAL MENTERIKESEHATANREPUBLIKINDONESIA,

Menimbang : a. bahwa pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau ilmu keperawatan,yangbanyakdimanfaatkanolehmasyarakatdalammengatasi kesehatan; b. bahwapengobatantradisionalyangdapatdipertanggungjawabkanmanfaat dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan, dikembangkan dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal; c. bahwa sehubungan dengan butir a dan b tersebut diatas perlu ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional; Mengingat : 1. Undangundang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran NegaraTahun1992Nomor100,TambahanLembaranNegaraNomor3495); 2. Undangundang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor3821); 3. Undangundang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor3839); 4. Undangundang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan AntaraPemerintahPusatdanDaerah(LembaranNegaraTahun1999Nomor 72,TambahanLembaranNegaraNomor3834); 5. PeraturanPemerintahNomor72Tahun1998tentangPengamananSediaan Farmasi dan Alat Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 138, TambahanLembaranNegaraNomor3781); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran NegaraTahun2000Nomor54,TambahanLembaranNegaraNomor3952); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun2001Nomor41,TambahanLembaranNegaraNomor4090); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekosentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan LembaranNegaraNomor4095); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan 1

Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan LembaranNegaraNomor4106); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor100,TambahanLembaranNegaraNomor4124); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan LembaranNegaraNomor4262); 12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1186/Menkes/Per/XI/1986 tentang PemanfaatanAkupunkturdiSaranaPelayananKesehatan; 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 0584/Menkes/SK/VI/1995 tentang SentraPengembangandanPenerapanPengobatanTradisional; 14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang OrganisasidanTataKerjaDepartemenKesehatan; MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN PENGOBATANTRADISIONAL. BABI KETENTUANUMUM Pasal1 DalamKeputusaniniyangdimaksuddengan: 1. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, keterampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan,danditerapkansesuaidengannormayangberlakudalammasyarakat. 2. Obattradisionaladalahbahanatauramuanbahanyangberupabahantumbuhan,bahanhewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun temuruntelahdigunakanuntukpengobatanberdasarkanpengalaman. 3. Pengobattradisionaladalahorangyangmelakukanpengobatantradisional(alternatif). 4. PengobattradisionalasingadalahpengobattradisionalWargaNegaraAsingyangmemilikivisa tinggalterbatasatauizintinggalterbatasatauizintinggaltetapuntukmaksudbekerjadiWilayah RepublikIndonesia. 5. Surat Terdaftar Pengobat Tradisional yang selanjutnya disebut STPT adalah bukti tertulis yang diberikankepadapengobattradisionalyangtelahmelaksanakanpendaftaran. 6. Surat Izin Pengobat Tradisional (SIPT) adalah bukti tertulis yang diberikan kepada pengobat tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti, dan diuji terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan. 7. TokoObatTradisionaladalahtempatmenyimpan,melayani,danmenjualobattradisional.

Menetapkan :

TENTANG

PENYELENGGARAAN

BABII TUJUAN Pasal2 Pengaturanpenyelenggaraanpengobatantradisionalbertujuanuntuk: 1. membinaupayapengobatantradisional; 2. memberikanperlindungankepadamasyarakat; 3. menginventarisasijumlahpengobattradisional,jenisdancarapengobatannya. BABIII PENDAFTARAN Pasal3 (1) Pengobattradisionaldiklasifikasikandalamjenisketerampilan,ramuan,pendekatanagamadan supranatural. (2) Klasifikasidanjenissebagaimanadimaksudpadaayat(1)meliputi: a. Pengobattradisionalketerampilanterdiridaripengobattradisionalpijaturut,patahtulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupunkturis, chiropractor, dan pengobat tradisionallainnyayangmetodenyasejenis. b. Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia (Jamu), gurah,tabib,shinshe,homoeopathy,aromatherapist,danpengobattradisionallainnyayang metodenyasejenis. c. Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri dari pengobat tradisional dengan pendekatanagamaIslam,Kristen,Katolik,Hindu,atauBudha. d. Pengobat tradisional supranatural terdiri dari pengobat tradisional tenaga dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun kebatinan dan pengobat tradisional lainnya yang metodenyasejenis. (3) Definisi operasional klasifikasi pengobat tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sebagaimanaterlampirpadaLampiran. Pasal4 (1) Semua pengobat tradisional yang menjalankan pekerjaan pengobatan tradisional wajib mendaftarkan diri kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat untuk memperolehSuratTerdaftarPengobatTradisional(STPT). (2) Pengobat tradisional dengan cara supranatural harus mendapat rekomendasi terlebih dahulu dariKejaksaanKabupaten/Kotasetempat. (3) Pengobat tradisional dengan cara pendekatan agama harus mendapat rekomendasi terlebih dahuludariKantorDepartemenAgamaKabupaten/Kotasetempat. Pasal5 Tata cara memperoleh STPT sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) ditetapkan sebagai berikut: 3

a. Pengobat tradisional mengajukan permohonan dengan disertai kelengkapan pendaftaran kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dimana pengobat tradisional berada sebagaimanacontohFormulirA. b. Kelengkapanpendaftaransebagaimanadimaksudhurufameliputi: 1) BiodatapengobattradisionalsebagaimanacontohFormulirB. 2) FotokopiKTP. 3) Surat keterangan Kepala Desa/Lurah tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional. 4) Rekomendasi dari asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional yang bersangkutan. 5) Fotokopisertifikat/ijazahpengobatantradisionalyangdimiliki. 6) SuratpengantarPuskesmassetempat. 7) Pasfotoukuran4x6cmsebanyak2(dua)lembar. 8) Rekomendasi Kejaksaan Kabupaten/Kota bagi pengobat tradisional klasifikasi supranatural dan Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota bagi pengobat tradisional klasifikasi pendekatanagama. Pasal6 (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan pendaftar berdasarkan permohonan sebagaimanadimaksuddalampasal5untukmenerbitkanSuratTerdaftarPengobatTradisional (STPT). (2) SuratTerdaftarPengobatTradisional(STPT)diterbitkanolehKepalaDinasKesehatanKabupaten/ Kota, dalam waktu selambatlambatnya 1 (satu) bulan sejak permohonan dan kelengkapannya diterima. (3) BentukSTPTsebagaimanadimaksudpadaayat(1)tercantumpadaFormulirC. Pasal7 (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus membuat pembukuan pendaftaran mengenai STPTyangtelahditerbitkan. (2) KepalaDinasKesehatanKabupaten/KotamenyampaikanlaporansecaraberkalakepadaBupati/ WalikotasetempatdengantembusankepadaKepalaDinasKesehatanProvinsi. Pasal8 (1) STPT berlaku selama pengobat tradisional melakukan pekerjaan di Kabupaten/Kota tempat pendaftaran. (2) STPTsebagaimanadimaksudpadaayat(1)hanyaberlakuuntuk1(satu)Kabupaten/Kota. (3) PembaharuanSTPTdilaksanakansesuaidenganketentuansebagaimanadimaksudpadapasal5. BABIV PERIZINAN Pasal9 4

(1) Pengobat tradisional yang metodenya telah memenuhi persyaratan penapisan, pengkajian, penelitian,dan pengujian serta terbuktiaman dan bermanfaatbagikesehatan dapatdiberikan SuratIzinPengobatTradisional(SIPT)olehKepalaDinasKesehatanKabupaten/Kotasetempat. (2) Akupunkturis yang telah lulus uji kompetensi dari asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatantradisionalyangbersangkutandapatdiberikanSuratIzinPengobatTradisional(SIPT) berdasarkanKeputusanini. (3) Akupunkturis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat melakukan praktik perorangan dan/ atauberkelompok. (4) AkupunkturisyangtelahmemilikiSIPTdapatdiikutsertakandisaranapelayanankesehatan. (5) Penetapan pengobat tradisional lainnya yang akan diberi izin selain dari pada ketentuan sebagaimanapadaayat(2)akanditetapkantersendiridenganKeputusanMenteri. Pasal10 Dalam rangka penapisan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) dapat dibuat skorsing penapisanyangmeliputiindikator: a. Faktorpemanfaatanpengobatantradisional; b. Faktorsistem/cara/ilmupengobatantradisional; c. Faktorpengembangan. Pasal11 (1) TatacaramemperolehSIPTsebagaimanadimaksuddalampasal9ditetapkansebagaiberikut: a. Pengobat tradisional mengajukan permohonan SIPT kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di mana pengobat tradisional melakukan pekerjaannya sebagaimana contohFormulirD. b. Kelengkapanpermohonansebagaimanadimaksudhurufameliputi: 1) BiodatapengobattradisionalsebagaimanacontohFormulirB. 2) FotokopiKTP. 3) Surat keterangan Kepala Desa/Lurah tempat melakukan pekerjaan sebagai pengobat tradisional. 4) Petalokasiusahadandenahruangan. 5) Rekomendasi dari asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional yang bersangkutan. 6) Fotokopisertifikat/ijazahpengobatantradisional. 7) SuratpengantarPuskesmassetempat. 8) Pasfotoukuran4x6cmsebanyak2(dua)lembar. (2) BentukSIPTsebagaimanadimaksudpadaayat(1)sebagaimanaterlampirpadaFormulirE. BABV PENYELENGGARAAN Pasal12

(1) Pengobatantradisionalmerupakansalahsatuupayapengobatandan/atauperawatancaralain diluarilmukedokterandan/atauilmukeperawatan. (2) Pengobatan tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sebagai upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, dan/atau pemulihan kesehatan. Pasal13 Pengobatantradisionalhanyadapatdilakukanapabila: a. tidakmembahayakanjiwaataumelanggarsusiladankaidahagamasertakepercayaanterhadap TuhanYangMahaEsayangdiakuidiIndonesia; b. amandanbermanfaatbagikesehatan; c. tidakbertentangandenganupayapeningkatanderajatkesehatanmasyarakat; d. tidakbertentangandengannormadannilaiyanghidupdalammasyarakat. Pasal14 (1) Pengobat tradisional yang melakukan pekerjaan/praktik sebagai pengobat tradisional harus memilikiSTPTatauSIPT. (2) Pengobattradisionalsebagaimanadimaksudpadaayat(1)berkewajibanmenyediakan: a. Ruangkerjadenganukuranminimal2x2,50m2. b. Ruangtunggu. c. Papannamapengobattradisionaldenganmencantumkansuratterdaftar/suratijinpengobat tradisional,sertaluasmaksimalpapan1x1,5m2. d. Kamarkecilyangterpisahdariruangpengobatan. e. Peneranganyangbaiksehinggadapatmembedakanwarnadenganjelas. f. Saranadanprasaranayangmemenuhipersyaratanhygienedansanitasi. g. Ramuan/obattradisionalyangmemenuhipersyaratan. h. Pencatatansesuaikebutuhan. Pasal15 (1) Pengobat tradisional harus memberikan informasi yang jelas dan tepat kepada pasien tentang tindakanpengobatanyangdilakukannya. (2) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan secara lisan yang mencakup keuntungandankerugiandaritindakanpengobatanyangdilakukan. (3) Semua tindakan pengobatan tradisional yang akan dilakukan terhadap pasien harus mendapat persetujuanpasiendan/ataukeluarganya. (4) Persetujuandapatdiberikansecaratertulismaupunlisan. (5) Setiaptindakanpengobatantradisionalyangmengandungrisikotinggibagipasienharusdengan persetujuantertulisyangditandatanganiolehyangberhakmemberikanpersetujuan. Pasal16 6

(1) Pengobattradisionalhanyadapatmenggunakanperalatanyangamanbagikesehatandansesuai denganmetode/keilmuannya. (2) Pengobat tradisional dilarang menggunakan peralatan kedokteran dan penunjang diagnostik kedokteran. Pasal17 Penggunaan obat tradisional harus memenuhi standar dan/atau persyaratan sesuai dengan ketentuanperaturanperundangundanganyangberlaku Pasal18 (1) Pengobattradisionaldapatmemberikan: a. obat tradisional yang diproduksi oleh industri obat tradisional (pabrikan) yang sudah terdaftarsertamemilikinomorpendaftaran. b. obattradisionalracikan. (2) Pengobat tradisional dapat memberi surat permintaan tertulis obat tradisional sebagaimana dimaksudpadaayat(1)padapasien. Pasal19 Pengobattradisionaldalammemberikanpelayananwajibmembuatcatatanstatuspasien. Pasal20 (1) Pengobat tradisional dilarang memberikan dan/atau menggunakan obat modern, obat keras, narkotikadanpsikotropikasertabahanberbahaya. (2) Pengobattradisionaldilarangmenggunakanoabattradisionalyangdiproduksiolehindustriobat tradisional(pabrikan)yangtidakterdaftardanobattradisionalracikanyangbahanbakunyatidak memenuhipersyaratankesehatan. Pasal21 (1) Pengobat tradisional wajib melaporkan kegiatannya tiap 4 (empat) bulan sekali kepada Kepala DinasKesehatanKabupaten/Kota. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jumlah dan jenis kelamin pasien, jenis penyakit,metode,dancarapengobatannya. Pasal22 Pengobat tradisional yang tidak mampu mengobati pasiennya atau pasien dalam keadaan gawat darurat,harusmerujukpasiennyakesaranapelayanankesehatanterdekat. Pasal23 (1) Pengobattradisionaldilarangmempromosikandirisecaraberlebihandanmemberikaninformasi yangmenyesatkan. 7

(2) Informasimenyesatkansebagaimanadimaksudpadaayat(1)antaralainmeliputi: a. penggunaan gelargelar tanpa melalui jenjang pendidikan dari sarana pendidikan yang terakreditasi; b. menginformasikanbahwapengobatantersebutdapatmenyembuhkansemuapenyakit; c. menginformasikan telah memiliki surat terdaftar/surat izin sebagai pengobat tradisional yangpadakenyataannyatidakdimilikinya. (3) Pengobat tradisional hanya dapat menginformasikan kepada masyarakat berkaitan dengan tempat usaha, jam praktik, keahlian dan gelar yang sesuai dengan STPT atau SIPT yang dimilikinya. Pasal24 (1) Untuk mendukung penyelenggaraan pengobatan tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan, Pemerintah dan/atau masyarakat melakukan pengkajian, penelitian dan pengembangan serta pengujian pengobatan tradisional sesuai ketentuan peraturan perundangundanganyangberlaku. (2) Dalammelaksanakankegiatansebagaimanadimaksudpadaayat(1)Menteridapatmembentuk SentraPengembangandanPenerapanPengobatanTradisional(SentraP3T). (3) TugasdantatakerjaSentraPengembangandanPenerapanPengobatanTradisional(SentraP3T) sebagaimanadimaksudpadaayat(2)dilaksanakansesuaiperaturanperundangundanganyang berlaku. Pasal25 (1) Toko Obat Tradisional dilarang menyimpan, melayani, dan menjual obat tradisional yang diproduksi oleh industri obat tradisional (pabrikan) yang tidak memiliki nomor pendaftaran sesuaiketentuanperaturanyangberlaku. (2) Bahan obat tradisional yang tidak terkena wajib daftar hanya boleh digunakan dengan memperhatikankeamanan,kemanfaatan,mutudanketentuanlainyangditetapkan. (3) TokoObatTradisionalhanyabolahmenyerahkanramuanberdasarkanpermintaantertulisdari pengobattradisonalyangtelahterdaftar. (4) TokoObatTradisionalsebagaimanadimaksudpadaayat(3)wajibmembuatcatatan. Pasal26 Toko Obat Tradisional bertanggung jawab terhadap keamanan, mutu, dan keabsahan obat tradisionalyangdikelola. BABVI PENGOBATTRADISIONALLUARINDONESIA BagianPertama PengobatTradisionalAsing Pasal27 8

(1) Pengobat tradisional asing yang akan melakukan pekerjaan di Indonesia, harus diajukan oleh saranapengobatantradisionalatausaranapelayanankesehatan. (2) Saranasebagaimanadimaksudpadaayat(1)harusmemenuhipersyaratansebagaiberikut: a. Telah memperkerjakan minimal 2 (dua) orang pengobat tradisional Indonesia yang telah mempunyaiSTPTatauSIPT. b. Memilikiizinsarana. c. Memilikiprasaranayangmemenuhisyaratyangtelahditetapkan. Pasal28 (1) Sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 harus mengajukan permohonan tertulis kepada Menteri dan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dengan dilampiri dokumen lengkaptentangtenagapengobattradisionalyangakandidatangkandiIndonesia. (2) Kelengkapanpermohonansebagaimanadimaksudpadaayat(1)meliputi: a. BiodatapengobattradisionalsebagaimanacontohFormulirB. b. FotokopiKartuTandaPenduduk(Identitas)dinegaranya. c. Pasfotoukuran4x6cmsebanyak2(dua)lembar. d. Fotokopisertifikat/ijazahpengobattradisionalyangtelahdilegalisir. e. Dokumententangpengalamandibidangpengobatantradisional. f. MemilikiSuratIzinPengobatTradisionaldinegaranya. g. RekomendasidariDepartemenKesehatandinegaranya. h. Dokumen/buktipersyaratansebagaimanadimaksudpadapasal27ayat(2). (3) Menteri memberikan persetujuan tertulis kepada pengobat tradisional asing yang memenuhi persyaratan. (4) Pengobat tradisional asing yang mendapat persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat(3)hanyadapatbekerjasebagaikonsultanpengobattradisionalsesuaidengantempatyang diajukansaranapengobatantradisionalatausaranapelayanankesehatan. (5) Persetujuantertulissebagaimanadimaksudpadaayat(4)diberikankepadapengobattradisional asing untuk bekerja sebagai konsultan selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang kembali sepanjangmemenuhipersyaratan. (6) Pengobat tradisionalsebagaimana dimaksud ayat(4)harusmelaporkan diri padaKepala Dinas Kesehatan propinsi dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta asosiasi/organisasi profesidibidangpengobatantradisionalyangsetempat. (7) Pengobattradisionalasingsebagaimanadimaksudpadaayat(4)harusmemberikan: a. Laporankegiatankonsultantiap3(tiga)bulansekali; b. Laporan kegiatan selama 1 (satu) tahun pada akhir masa tugasnya kepada Kepala Dinas KesehatanPropinsidengantembusankepadaMenteric.qDirekturJenderalBinaKesehatan Masyarakat. BagianKedua PengobatTradisionalWargaNegaraIndonesiayangBelajardiLuarNegeri Pasal29 9

(1) PengobattradisionalWargaNegaraIndonesiayangbelajardiLuarNegeriyangakanmelakukan pekerjaan/praktik sebagai pengobat tradisional di Indonesia, harus mengajukan permohonan kepadaKepalaDinasKesehatanProvinsisetempatuntukmendapatkanpersetujuantertulis. (2) Kelengkapanpermohonansebagaimanadimaksudpadaayat(1)meliputi: a. BiodatapengobattradisionalsebagaimanacontohFormulirB b. FotokopiKTP. c. Pasfoto4x6cmsebanyak2(dua)lembar. d. Fotokopisertifikat/ijazahpengobattradisionalyangtelahdilegalisir. (3) Berdasarkan persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengobat tradisional dapatmengajukanSTPTatauSIPTsesuaidenganketentuanpasal5danpasal11. BABVII PENGEMBANGANSUMBERDAYAMANUSIA(SDM)PENGOBATANTRADISIONALMELALUI PENDIDIKANDANPELATIHAN Pasal30 (1) Setiap pengobat tradisional harus mengikuti pendidikan, pelatihan atau kursus untuk peningkatanpengetahuandanketerampilankeilmuan. (2) Pelatihan atau kursus pengobat tradisional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas, Organisasi Profesi di bidang kesehatan, asosiasi/organisasiprofesidibidangpengobatantradisionaldan/atauinstansiyangberwenang. (3) Sentra P3T dan/atau instansi/institusi yang berwenang berperan mengembangkan model/bentuk intervensi, pendidikan dan pelatihan sebelum diterapkan secara luas di masyarakat. BABVIII PEMBINAANDANPENGAWASAN Pasal31 (1) Pembinaan dan pengawasan pengobat tradisional diarahkan untuk meningkatkan mutu, manfaatdankeamananpengobatantradisional. (2) Pembinaandanpengawasansebagaimanadimaksudpadaayat(1)dilakukanolehKepalaDinas KesehatanKabupaten/Kota,KepalaPuskesmasatauunitpelaksanateknisyangditugasi. Pasal32 (1) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan sebagaimana dimaksud dalamPasal31ayat(1)berdasarkanpolapembinaansebagaiberikut: a. Pola Toleransi yaitu pembinaan terhadap semua jenis pengobatan tradisional yang diakui keberadaannyadimasyarakat,pembinaandiarahkanpadalimitasiefeksamping. b. Pola Integrasi yaitu pembinaan terhadap pengobatan tradisional yang secara rasional terbukti aman bermanfaat dan mempunyai kesesuaian dengan hakekat ilmu kedokteran, dapatmerupakanbagianintegraldaripelayanankesehatan. 10

c. Pola Tersendiri yaitu pembinaan terhadap pengobatan tradisional yang secara rasional terbuktiamanbermanfaatdandapatdipertanggungjawabkan,memilikikaidahsendiri,dan dapatberkembangsecaratersendiri. (2) Untuk dapat mengarahkan pengobatantradisional kedalam pola sebagaimana dimaksud pada ayat(1)dilakukantahapanpembinaansebagaiberikut: a. Tahap Informatif yaitu tahapan untuk menjaring semua jenis pengobatan tradisional yang keberadaannya diakui oleh masyarakat, termasuk yang belum secara rasional terbukti bermanfaat. b. Tahap Formatif yaitu jenis pengobatan tradisional dapat dibuktikan secara rasional mekanismepengobatannya,dimanapadatahapinidapatdilakukanujicobadalamjaringan pelayanankesehatan. c. TahapNormatifyaitujenispengobatantradisionaltelahsecararasionalterbuktibermanfaat, amandandapatdipertanggungjawabkan. (3) Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan dan pengawasan dilaksanakan secara bersama dengan lintas sektor terkait dan mengikutsertakan organisasi profesi di bidang kesehatan, asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional dan LembagaSwadayaMasyarakat. Pasal33 (1) Dalamrangkapengawasan,KepalaDinasKesehatanKabupaten/Kotadapatmelakukantindakan administratif terhadap pengobat tradisional yang melaksanakan kegiatan yang tidak sesuai denganketentuandalamKeputusanini. (2) Tindakanadministratifsebagaimanadimaksudpadaayat(1),berupa: a. teguranlisan; b. tegurantertulis; c. pencabutanSTPTatauSIPT; d. penghentiansementarakegiatan; e. laranganmelakukanpekerjaansebagaipengobattradisional. Pasal34 Dalammelaksanakanpembinaandanpengawasansebagaimanadimaksuddalampasal31ayat(1), KepalaDinasKesehatanKabupaten/Kotamempunyaitugasdantanggungjawabmeliputi: a. menginventarisasipengobattradisionaldiwilayahkerjanya; b. membina pengobatan tradisional di wilayah kerja melalui antara lain forum sarasehan, KIE Kultural,pelatihan,pertemuan. c. membinadanmengembangkanselfcare(pengobatanmandiri)dengancaratradisional. d. pemantauanpekerjaanpengobattradisional. e. pencatatandanpelaporan. BABIX SANKSI Pasal35 11

Dengan tidak mengurangi ketentuan pidana sebagaimana ditetapkan dalam Kitab Undangundang Hukum Pidana (KUHP), Undangundang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pelanggaran terhadap ketentuan dalam keputusan ini dapat dikenakan ketentuan pidana sesuai denganketentuandalamUndangundangNomor23Tahun1992tentangKesehatan. BABX KETENTUANPERALIHAN Pasal36 Pengobat tradisional dan sarana pengobatan tradisional yang telah menjalankan pekerjaan harus menyesuaikandiridenganKeputusaninipalinglambat1(satu)tahunsejakKeputusaniniditetapkan. BABXI KETENTUANPENUTUP Pasal37 Ketentuan lebih lanjut dari Keputusan Menteri ini dapat ditindaklanjuti dengan Peraturan Daerah Kabupaten/Kotamasingmasing. Pasal38 DenganditetapkannyaKeputusaninimaka: 1. PeraturanMenteriKesehatanNomor037/Birhup/1973tentangWajibDaftarShinshedanTabib. 2. PeraturanMenteriKesehatanNomor038/Birhup/1973tentangWajibDaftarAkupunkturis dinyatakantidakberlakulagi. Pasal39 KeputusanMenteriinimulaiberlakusejaktanggalditetapkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatannyadalamBeritaNegaraRepublikIndonesia. DitetapkandiJakarta Padatanggal24Juli2003 MENTERIKESEHATAN,

Dr.ACHMADSUJUDI

12

Lampiran KeputusanMenteriKesehatanRI Nomor:1076/Menkes/SK/VII/2003 Tanggal:24Juli2003 KLASIFIKASIDANJENISPENGOBATTRADISIONAL (BATTRA) A. Battra Ketrampilan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional berdasarkan keterampilan fisik dengan menggunakan anggota gerak dan/atau alat bantulain: 1) Battra Pijat Urut adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan cara mengurut/memijat bagian atau seluruh tubuh. Tujuannya untuk penyegaranrelaksasiotothilangkancapai,jugauntukmengatasigangguankesehatanatau menyembuhkan suatu keluhan atau penyakit. Pemijatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan jari tangan, telapan tangan, siku, lutut, tumit, atau dibantu alat tertentu antaralainpijatyangdilakukanolehdukun/tukangpijat,pijattunanetra,dsb. 2) Battra Patah Tulang adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan patah tulang dengan cara tradisional. Disebut Dukun Potong (Madura), Sangkal Putung(Jawa),SandroPauru(SulawesiSelatan). 3) Battra Sunat adalah seseorang yang memberikan pelayanan sunat (sirkumsisi) secara tradisional.Battrasunatmenggunakanistilahberbedaseperti:BongSupit(Yogya),Bengkong (JawaBarat).Asalketerampilanumumnyadiperolehsecaraturuntemurun. 4) BattraDukunBayiadalahseseorangyangmemberikanpertolonganpersalinanibusekaligus memberikanperawatankepadabayidanibusesudahmelahirkanselama40hari.JawaBarat disebut Paraji, dukun Rembi (Madura), Balian Manak (Bali), Sandro Pammana (Sulawesi Selatan),SandroBersalin(SulawesiTengah),SuhuBatuidiAceh. 5) BattraPijatRefleksiadalahseseorangyangmelakukanpelayananpengobatandengancara pijat dengan jari tangan atau alat bantu lainnya pada zonazona refleksi terutama pada telapakkakidan/atautangan. 6) Akupresuris adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan pemijatan pada titiktitik akupunktur dengan menggunakan ujung jari dan/atau alat bantu lainnya kecualijarum. 7) Akupunkturis adalah seseorang yang melakukan pelayanan pengobatan dengan perangsangan pada titiktitik akupunktur dengan cara menusukkan jarum dan sarana lain sepertielektroakupunktur. 8) Chiropractor adalah seseorang yang melakukan pengobatan kiropraksi (Chiropractie) dengancarateknikkhususuntukgangguanototdanpersendian. 9) Battralainnyayangmetodenyasejenis.

13

B. BattraRamuanadalahseseorangyangmelakukanpengobatandan/atauperawatantradisional denganmenggunakanobat/ramuantradisionalyangberasaldaritanaman(flora),fauna,bahan mineral,air,danbahanalamlain,antaralain: 1) Battra Ramuan Indonesia (Jamu) adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obat dari tumbuh tumbuhan,hewan,mineral,dll,baikdiramusendiri,maupunobatjaditradisionalIndonesia. 2) Battra Gurah adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan cara memberikan ramuan tetesan hidung, yang berasal dari larutan kulit pohon sengguguh dengantujuanmengobatigangguansaluranpernafasanatassepertipilek,sinusitis,dll. 3) Shinshe adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dan/atau perawatan dengan menggunakan ramuan obatobatan tradisional Cina. Falsafah yang mendasari cara pengobatan ini adalah ajaran Tao (Taoisme) di mana dasar pemikirannya adalah adanya keseimbanganantaraunsurYindanunsurYang. 4) Tabib adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan ramuan obat tradisionalyangberasaldaribahanalamiahyangbiasanyadilakukanolehorangorangIndia atauPakistan. 5) Homoeopath adalah seseorang yang memiliki cara pengobatan dengan menggunakan obat/ramuandengandosisminimal(kecil)tetapimempunyaipotensipenyembuhantinggi, dengan menggunakan pendekatan holistik berdasarkan keseimbangan antara fisik, mental, jiwa,danemosipenderita. 6) Aromatherapist adalah seseorang yang memberikan perawatan dengan menggunakan rangsanganaromayangdihasilkanolehsariminyakmurni(essentialoils)yangdidapatdari sari tumbuhtumbuhan (ekstraksi dari bungan, buah, daun, biji, kulit, batang/ranting akar, getah)untukmenyeimbangkanfisik,pikirandanperasaan. 7) Battralainnyayangmetodenyasejenis. C. BattraPendekatanAgamaadalahseseorangyangmelakukanpengobatandan/atauperawatan tradisional dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan pendekatan agama Islam, Kristen,Katolik,Hindu,atauBudha. D. Battra Supranatural adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan tenaga dalam, meditasi, olah pernapasan, indera keenam, (pewaskita),kebatinan,antaralain: 1) Tenaga Dalam (Prana) adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menggunakankekuatantenagadalam(bioenergi,innerpower)antaralainSatriaNusantara, MerpatiPutih,Sinlamba,PadmaBakti,Kalimasada,AnugrahAgung,Yoga,SinarPutih,Sinar Pedrak,BaktiNusantara,WahyuSejati,dansebagainya. 2) Battra Paranormal adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menggunakankemampuabinderakeenam(pewaskita).

14

3) Reiky Master (Tibet, Jepang) adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menyalurkan, memberikan energi (tenaga dalam) baik langsung maupun tidak langsung(jarakjauh)kepadapenderitadengankonsepdariJepang. 4) Qigong (Cina) adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan cara menyalurkanenergitenagadalamyangberdasarkankonseppengobatantradisionalCina. 5) Battra Kebatinan adalah seseorang yang memberikan pelayanan pengobatan dengan menggunakankebatinanuntukmenyembuhkanpenyakit. 6) Battralainnyayangmetodenyasejenis. MENTERIKESEHATAN,

Dr.ACHMADSUJUDI 15

FormulirA Perihal :PermohonanSuratTerdaftarPengobat Tradisional(STPT) KepadaYth, KepalaDinasKesehatan Kabupaten/Kota di. Denganhormat, Yangbertandatangandibawahini, NamaLengkap :.. :.. :.. :..

Alamat(tempattinggal) Pengobatantradisional Tempat/tanggallahir

Klarifikasipengobattradisional :.. Jenispengobattradisional :..

Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Terdaftar Pengobat Tradisional (STPT). Sebagaibahanpertimbanganterlampir: Biodatapengobattradisional. FotokopiKTP/pasporuntukTKA. SuratketeranganKepalaDesa/Lurahtempatmelakukanpekerjaansebagaipengobattradisional. Rekomendasi dari asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional yang bersangkutan. e. Fotokopisertifikat/ijazahpengobattradisional(bilaada). f. Suratpengantarpuskesmassetempat. g. Pasfotoukuran4x6cmsebanyak2(dua)lembar; h. Rekomendasi(Kejaksaan/KantorDepartemenAgamaKabupaten/Kota). DemikianatasperhatianBapak/Ibukamiucapkanterimakasih. ,.. yangmemohon, 16 a. b. c. d.

FormulirB BIODATAPENGOBATTRADISIONAL Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tentangPenyelenggaraan PengobatanTradisional,dengan inisayayangbertandatangandibawah inimenyampaikanketeranganketerangansebagaiberikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Nama : Jeniskelamin :Lakilaki/Perempuan Tanggallahir : : Tempatlahir Agama : Kewarganegaraan : Pekerjaan : Pendidikan/pelatihan : Alamat : Tempat/alamatpekerjaan : Klarifikasipengobattradisional : Jenispengobattradisional : Pengalamanpekerjaan :tahun Dalammelakukanpengobatan,saya: a. Menggunakanobattradisional/ramuan : (sebutkan) b. Menggunakanalatalatsebagaiberikut : (sebutkan) c. Menggunakanmetode/cara : (sebutkan) 15. Sayasudahmendapatsuratketerangan/ijindari: NamaInstansi/NomordanTanggal(sebutkan) a. PemerintahDaerah : b. TenagaKerja : c. Imigrasi : d. Pariwisata : e. Kejaksaan : f. Lainlain :

Demikianbiodatainisayabuatdengansebenarbenarnya. ,.. Tandatangan, 17

Keterangan: 1. 2. 3. 4. Nomor8dan14supayadiuraikansecaraterperincidansejelasjelasnyapadakertastersendiri. Coretyangtidakperlu. Jikamenggunakanramuanuraikandenganjelas. Jika menggunakan alatalat, supaya disebut satu per satu nama alatnya dan dijelaskan cara pemakaiannya(bilaperlupadakertastersendiri). 5. Tuliskannomordantanggalsurat/keteranganlainlainlampirkanfotocopynya.

18

FormulirC KOP DINASKESEHATANKABUPATEN/KOTA SURATTERDAFTARPENGOBATTRADISIONAL(STPT) Nomor:. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tantangPenyelenggaraanPengobatanTradisional,bahwakepada: Nama : : : : : : : : : :

Jeniskelamin Tempat/Tgl.Lahir Agama

Kewarganegaraan Pekerjaan

Klasifikasi/jenis PengobatTradisional Alamat

Tempatusaha

Dinyatakan telah terdaftar sebagai pengobat tradisional pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Pasfoto () Tembusan: 1. KepalaDinasKesehatanProvinsi. 2. KepalaPuskesmassetempat. 3. Asosiasi/organisasiprofesidibidangpengobatantradisionalyangbersangkutan. ,200 KepalaDinasKesehatanKabupaten/Kota,

19

FormulirD Perihal :PermohonanSuratIzinPengobat Tradisional(SIPT) KepadaYth, KepalaDinasKesehatan Kabupaten/Kota di. Denganhormat, Yangbertandatangandibawahini, NamaLengkap : : :

Alamat(tempattinggal) Tempat/tanggallahir

Klarifikasipengobattradisional : Jenispengobattradisional :

DenganinimengajukanpermohonanuntukmendapatkanSuratIzinPengobatTradisional(SIPT). Sebagaibahanpertimbanganterlampir: a. b. c. d. e. Biodatapengobattradisional. FotokopiKTP/pasporuntukTKA. SuratketeranganKepalaDesa/Lurahtempatmelakukanpekerjaansebagaipengobattradisional. Petalokasiusahadandenahruangan. Rekomendasi dari asosiasi/organisasi profesi di bidang pengobatan tradisional yang bersangkutan. f. Fotokopisertifikat/ijazahpengobatantradisional. g. Suratpengantarpuskesmassetempat. h. Pasfotoukuran4x6cmsebanyak2(dua)lembar;

DemikianatasperhatianBapak/Ibukamiucapkanterimakasih. ,.. yangmemohon, 20

FormulirE KOP DINASKESEHATANKABUPATEN/KOTA SURATIZINPENGOBATTRADISIONAL(SIPT) Nomor:. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/Menkes/SK/VII/2003 tantangPenyelenggaraanPengobatanTradisional,bahwakepada: Nama : : : : : : : : : :

Jeniskelamin Tempat/Tgl.Lahir Agama

Kewarganegaraan Pekerjaan

Klasifikasi/jenis PengobatTradisional Alamat

Tempatpraktik

Dinyatakan diberi izin sebagai pengobat tradisional pada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota SIPTberlakusampaidengantanggal. Pasfoto () Tembusan: 1. KepalaDinasKesehatanProvinsi. 2. KepalaPuskesmassetempat. 3. Asosiasi/organisasiprofesidibidangpengobatantradisionalyangbersangkutan. ,200 KepalaDinasKesehatanKabupaten/Kota,

21

Anda mungkin juga menyukai