Anda di halaman 1dari 3

Minyak Atsiri

Minyak Atsiri, atau dikenal juga sebagai Minyak Eteris (Aetheric Oil), Minyak Esensial, Minyak Terbang, serta Minyak Aromatik, adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak Atsiri merupakan bahan dasar dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, sulingan Minyak Atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi. Para ahli biologi menganggap, Minyak Atsiri merupakan metabolit sekunder yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain (lihat alelopati) dalam mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai Minyak Atsiri.

Ciri-ciri
Minyak Atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama di hidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat). Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar Minyak Atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.

Beberapa Minyak Atsiri Penting


Minyak Atsiri biasanya dinamakan menurut sumber utamanya. Minyak adas (fennel/foeniculi oil) Minyak cendana sandalwood oil) Minyak bunga cengkeh (eugenol oil) dan minyak daun cengkeh (leaf clove oil) Minyak kayu putih (cajuput oil) Minyak bunga kenanga (ylang-ylang oil) Minyak lawang Minyak mawar Minyak nilam Minyak serai Selain itu, dikenal pula beberapa "minyak" (atau dalam bentuk salep) yang sebenarnya merupakan kombinasi antara beberapa minyak atsiri. Contohnya adalah

Minyak telon Minyak tawon Minyak angin Beberapa minyak gosok dan salep gosok.

http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri

Minyak Atsiri, Zat Utama Aromaterapi


Minyak atsiri, atau yang dikenal juga sebagai volatile oil, atau essential oil, adalah cairan pekat yang tidak larut air, mengandung senyawa-senyawa beraroma yang berasal dari berbagai tanaman. Minyak atsiri ini umumnya diperoleh dengan cara destilasi, juga dapat diperoleh melalui proses ekspresi, dan ekstraksi pelarut. Minyak atsiri digunakan secara luas pada parfum, kosmetik, perasa makanan dan minuman, dan juga pada produk pembersih rumah tangga. Beberapa minyak atsiri telah lama digunakan secara medis untuk berbagai klaim, dari perawatan kulit hingga pengobatan kanker. Namun penggunaan minyak atsiri yang paling utama saat ini adalah guna keperluan aromaterapi, yakni salah satu jenis pengobatan alternatif yang menyatakan bahwa aroma tertentu yang berasal dari tanaman memiliki efek penyembuhan. Pada aromaterapi, minyak atsiri dilarutkan dengan minyak pembawa (minyak zaitun, hazelnut, atau almond) dan digunakan untuk pemijatan, disebar ke udara menggunakan nebulizer atau lilin aromaterapi. Destilasi minyak atsiri dilakukan dengan cara menampung bahan baku yang berasal dari tanaman, seperti daun, kulit kayu, biji, dan akar, ke alat destilasi di atas air. Ketika air dipanaskan, uap air akan melewati bahan baku tersebut dan ikut menguapkan minyak atsiri. Uap minyak atsiri akan mengalami kondensasi kembali menjadi cairan dan ditampung di alat penampung. Cairan ini dinamakan hidrosol atau hidrolat. Contoh hidrosol yang terkenal adalah rose water dan lavender water. Metode ekstraksi pelarut (solvent extraction) digunakan untuk memperoleh minyak atsiri yang terlalu sedikit untuk diperas atau terlalu rentan terhadap panas untuk didestilasi. Pada metode ini digunakan pelarut seperti heksan atau karbon dioksida superkritis untuk mengekstraksi minyak atsiri. Ekstrak yang diperoleh dari pelarut heksan atau pelarut hidrofobik lainnya dinamakan concretes, yang mengandung campuran minyak atsiri, lilin (wax), resin, dan senyawa larut minyak lainnya dari tanaman. Pelarut lain, yakni etil alkohol, digunakan untuk memisahkan komponen minyak atsiri dari concretes. Alkohol dihilangkan melalui proses destilasi tahap kedua, meninggalkan komponen minyak atsiri yang dinamakan absolute.

Pelarut karbon dioksida superkritis digunakan sebagai pelarut pada proses ekstraksi cairan superkritis, dimana karbon dioksida superkritis akan mengekstraksi baik lilin (wax) dan juga minyak atsiri pada concrete. Lilin akan dipisahkan dari minyak atsiri dengan cara menurunkan termperatur ekstraksi, kemudian setelah ekstraksi selesai, tekanan diturunkan sehingga karbon dioksida berubah menjadi gas. Oleh karena sifatnya yang pekat dan menyebabkan iritasi serta alergi kulit, maka minyak atsiri jangan digunakan langsung pada kulit tanpa dilarutkan terlebih dahulu. Selain itu, penggunaannya juga harus dilakukan dengan hati-hati. Efek samping yang mungkin dapat terjadi meliputi ginekomastia (khususnya pada tea tree oil dan minyak lavender), risiko aborsi (bila digunakan secara internal dengan dosis 0,5-10 mL), selain itu asap yang ditimbulkan dari pembakaran minyak atsiri dapat bersifat karsinogen (menimbulkan kanker) oleh karena mengandung senyawa PAHs (polycyclic aromatic hydrocarbons). http://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/minyak_atsiri.htm

Anda mungkin juga menyukai