Anda di halaman 1dari 26

HEALTH SURVEY METHODOLOGY

drg. Felix Aryadi Joelimar MDSc. Faculty of Dentistry University of Indonesia

Definisi :
Survey

adalah salah satu metode penelitian ex post facto yang menggali informasi melalui sampel dari suatu populasi.
Penelitian ex post facto adalah penelitian empiris yang sistematik dimana ilmuwan tidak memiliki kendali langsung terhadap variabel bebas karena manifestasinya sudah terjadi atau karena secara alamiah tidak dapat dimanipulasi. Penafsiran akan hubungan antar variabel dibuat tanpa intervensi langsung berdasarkan pola variasi dari variabel bebas dan variabel terikat.

Tujuan Survey di bidang kesehatan :


1. Mendapatkan data epidemiologi. 2. Mendapatkan data dasar bagi perencanaan suatu program kesehatan. 3. Mendapatkan data untuk mengevaluasi keberhasilan suatu program kesehatan.

Macam Survey :
1. Status Survey Mendapatkan data (status quo) mengenai status kesehatan, tanpa maksud menghubungkannya (hubungan sebab-akibat, dll.) dengan faktor lain. 2. Survey Research Mendapatkan informasi mengenai hubungan berbagai variabel yang diteliti, dengan maksud memperoleh kejelasan (dan upaya pemecahan masalah).

Kriteria pemilihan masalah :


1. 2. 3. 4. 5. 6. Interest Belum pernah diteliti Social benefit Public concern Technical feasibility Resources availability

Tahap-tahap Survey :
1. Merumuskan Masalah penelitian dan menentukan tujuan survey. 2. Menggali literatur untuk mendapatkan Kerangka Teori. 3. Menentukan Kerangka Konsep dan membangun Hipotesa, serta merumuskan Definisi Operasional. 4. Merancang metode sampling. 5. Pembuatan Tolok Ukur (questionnaires / form). 6. Mengurus izin, memilih melatih mengkalibrasi petugas pengumpul data. 7. Mengumpulkan data. 8. Mengolah data : mengedit & mengkode. 9. Menganalisa data & menyusun laporan.

Kerangka Teori :
Hubungan

berbagai variabel bebas X terhadap suatu phenomena Y yang diketahui dari literatur.
X1 X3

X2
X4 Plaque Asam Refine-(CHO)n Waktu X5

Caries dentis

Kerangka Konsep :
Hubungan

berbagai variabel bebas X, yang dipilih sesuai dengan ruang lingkup penelitian, terhadap phenomena Y yang akan diteliti. :

Contoh

Plaque
Caries dentis Umur

Definisi Operasional :
: adalah dideteksi dengan cara memakai index .. Umur : adalah diketahui dengan cara .. Caries dentis : adalah . dideteksi dengan cara ... memakai index ..
Plaque

Kerangka Konsep : Variabel apa yang terlibat Bagaimana hubungannya satu sama lain
Definisi Operasional : Bagaimana variabel itu akan diukur Memakai tolok ukur / index apa Memakai instrumen apa Record sheet : Questionnaires Form

Pengumpulan data
Metode 1. Wawancara 2. Angket 3. Observasi Tolok Ukur - Index - Satuan metrix Data Wadah 1. Kuesioner 3. Formulir

Instrumen - Sonde - Video, dll.

Skala Pengukuran :

Nominal : - memperlihatkan perbedaan yang setara - contoh : Jakarta - Bogor - Tangerang - Bekasi Sakit Sembuh ; Anak - Dewasa. Ordinal : - memperlihatkan perbedaan yang berjenjang - contoh : SD kl.1 - kl.2 - kl.3 - kl.4 - kl.5 - kl.6 Skor IQ : 50 - 70 - 90 - 110 - dst. Interval : - memperlihatkan perbedaan yang berjenjang - interval tiap jenjang sama besar - contoh : Suhu 0 C , 0 F , 0 R ; Usia. Ratio : - memperlihatkan perbedaan yang berjenjang - interval tiap jenjang sama besar - mempunyai titik nol mutlak shg. ada kelipatan - contoh : Suhu 0 K ; Bobot ; Volume ; Jarak.

Pembuatan Tolok Ukur


Syarat suatu Tolok Ukur yang baik :
1. Valid = sah , absah Mengukur apa yang akan diukur Mis.: - Untuk mengetahui kapasitas daya tampung suatu bak beton, kita harus menghitung dari ukuran dalamnya, bukan ukuran luarnya. - Untuk menilai tingkat kecerdasan seorang anak harus dipakai IQ test, bukan beberapa pertanyaan dibidang matematika saja.

2. Reliable = dapat dipercaya Hasil pengukuran mempunyai nilai yang tetap / tidak berbeda, meskipun pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda, atau pengukuran dilakukan berulang-ulang oleh orang yang sama. Mis.: Ukuran panjang harus dibaca dengan alat ukur yang tidak mulur seperti karet / plastik

Langkah-langkah pembuatan Tolok Ukur


1. Menentukan dimensi variabel

Suatu variabel seringkali mempunyai lebih dari satu dimensi , semakin lengkap dimensi suatu variabel dapat diukur, akan
semakin baik ukuran yang dihasilkan. Mis.: * Variabel Pengetahuan Masyarakat tentang Kesehatan Gigi dikonsepkan sebagai terdiri dari 4 dimensi, yaitu : - Persepsi tentang gigi sehat / sakit - Penyebab penyakit gigi - Cara perawatan gigi - Alternatif pengobatan gigi * Variabel Volume terdiri dari 3 dimensi, yaitu Panjang, Lebar, dan Tinggi.

2. Menentukan ukuran / pertanyaan-pertanyaan untuk masing-masing dimensi : Mis.: - Dimensi Persepsi tentang gigi sehat / sakit dikonsepkan diukur dengan 5 pertanyaan :

1. Menurut Sdr. bagaimana ciri-ciri gigi yang sehat ? Jawaban (check list): Nilai : Skor: Putih / bersih 1 Tidak sakit 2 Tidak berlubang 3

2. Bila Sdr. mempunyai sebuah gigi berlubang tapi tidak


terasa sakit, apakah menurut Sdr. gigi tsb. sehat atau tidak sehat ? Jawaban ( alternatif) : Nilai : Sehat 1 Tidak sehat 2 3. Gigi putih, tapi gingsul ? Sehat 1 Tidak sehat 2 4. Gigi ngilu kalau minum dingin / asam ? Sehat 1 Tidak sehat 2 Skor :

5. Gigi tidak berlubang, tapi berdarah kalau disikat ? Jawaban (alternatif) : Nilai : Skor : Sehat 1 Tidak sehat 2 Skor untuk dimensi Persepsi tentang Gigi sehat / sakit adalah jumlah skor ke-5 pertanyaan diatas.

Dimensi Panjang, Lebar, dan Tinggi untuk variabel Volume diukur dengan ukuran milimeter kubik.

3. Menentukan tingkat / skala ukuran yang digunakan, apakah Nominal, Ordinal, Interval, atau Ratio.

Mis : - Ukuran dari variabel Pengetahuan Masyarakat tentang Kes. Gigi adalah jumlah skor semua pertanyaan dari tiap dimensi jadi merupakan skala ordinal. - Ukuran dari variabel Volume adalah perkalian ukuran ke 3 dimensinya skala ratio. 4. Menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari alat ukur, apabila yang dipakai adalah alat ukur yang baru.

Questionnaires
Isi pertanyaan dapat berupa : 1. Pertanyaan tentang fakta Mis. : umur, pendidikan, status dalam keluarga. 2. Pertanyaan tentang informasi, yaitu apa yang diketahui responden ttg.sesuatu dan sejauh mana ia mengetahuinya 3. Pertanyaan tentang pengetahuan , pendapat / persepsi, dan sikap / perasaan responden ttg.sesuatu 4. Pertanyaan mengenai persepsi diri, yaitu bagaimana responden menilai status kesehatan giginya sendiri, apakah saat itu ia merasa puas, bila tidak puas apakah ada perawatan yang diingininya.

Jenis Pertanyaan
1. Pertanyaan tertutup.
Kemungkinan jawabannya sudah diantisipasi terlebih dulu, responden tidak mempunyai kesempatan memberi jawaban lain. Mis.: Bila gigi Sdr. sakit, apa yang Sdr. lakukan ?

Dibiarkan saja Diobati sendiri Berobat ke dukun Berobat ke dokter gigi

2. Pertanyan terbuka
Alternatif jawabannya tidak ditentukan terlebih dulu. Responden bebas memberikan jawabannya. Mis. : Bila berobat sendiri, apa yang Sdr. pakai sebagai obat, dan bagaimana caranya ? Jawaban : .

3. Pertanyaan semi terbuka


Alternatif jawaban sudah ditentukan, tapi masih ada kemungkinan jawaban yang lain. Mis. : Dalam kunjungan terakhir ke doktergigi, perawatan apa yang Sdr. peroleh ? Diobati Dicabut Ditambal Lainnya, yi. ...

Petunjuk membuat pertanyaan


1. Gunakan kata-kata yang sederhana dan diketahui responden, hindari istilah-istilah yang kurang dimengerti. Mis. : Bagaimana status perkawinan Sdr. ? Apakah Sdr. sudah berkeluarga ? 2. Usahakan supaya pertanyaan jelas dan khusus. Mis.: Apakah Sdr. pernah ke doktergigi ? Dalam 12 bulan terakhir ini apakah Sdr. pernah berobat ke doktergigi ?

3. Hindari pertanyaan yang mempunyai pengertian negatif ganda. Mis.: Apakah Sdr. tidak pernah tidak menyikat gigi sebelum tidur ? Apakah Sdr. selalu menyikat gigi sebelum tidur ? 4. Hindari pertanyaan yang memberi sugesti. Mis.: Apakah Sdr. selalu menyikat gigi sebelum tidur ? Kapan saja biasanya Sdr. menyikat gigi ?

Keberhasilan pengumpulan data melalui wawancara tergantung dari :


1. 2. 3. 4.

Terciptanya hubungan baik (rapport) antara interviewer dan interviewee. Semua pertanyaan disampaikan dengan baik dan tepat. Semua jawaban lisan dicatat dengan teliti, lengkap, dan jelas maknanya. Menggali tambahan informasi (probing) terhadap jawaban yang tidak jelas.

Tehnik Probing :
1.

2.

3.

Mengajukan pertanyaan tambahan Mis.: Tanya : Apa gunanya Sdr. menyikat gigi ? Jawab : Supaya gigi bersih Probing : Apa yang Sdr. harapkan kalau gigi Sdr. bersih ? Mengucapkan kembali jawaban respondent dengan nada bertanya : Supaya gigi bersih ? Silent probing Menunggu beberapa saat agar respondent mempunyai kesempatan menerangkan lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai