Anda di halaman 1dari 13

Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, serta

hidayahNya sehingga Tugas Terstruktur Kimia Unsur dengan judul Konsep Unsur Golongan II A (Alkali Tanah) ini dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Allah SWT, atas kemudahan yang telah diberikan 2. Ibu Sri Wardhani, atas bimbingan beliau selaku dosen pengajar matakuliah Kimia Unsur 3. Teman-teman yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini Besar harapan kami tugas terstruktur ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Namun kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami memohon kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini.

Malang, Maret 2011

Tim Penyusun

Daftar Isi

Kata Pengantar Daftar Isi

.. 1 .. 3 .. 3 .. 4

.. 2

1. Definisi Alkali Tanah 2.1 Jari-Jari Atom 2.2 Jari-Jari Ion

2. Sifat sifat Periodik Unsur .............................................................................. 3

2.3 Energi Ionisasi (EI). 4 2.4 Afinitas Elektron .. 4 2.5 Keelektronegatifan.. 4 2.6 Sifat Logam dan Non Logam ..... 5 2.7 Kereaktifan 5 3. Keberadaan di Alam Daftar Pustaka .. 7 .. 8 4 Permasalahan- permasalahan

..

1. DEFINISI ALKALI TANAH Logam alkali tanah terdiri dari 6 unsur yang terdapat di golongan IIA. Yang termasuk ke dalam golongan II A yaitu : Berilium (Be), Magnesium (Mg), Calcium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Di sebut logam karena memiliki sifat sifat seperti logam. Disebut alkali karena mempunyai sifat alkalin atau basa jika direaksikan dengan air. Dan istilah tanah karena oksidasinya sukar larut dalam air, dan banyak ditemukan dalam bebatuan di kerk bumi. Oleh sebab itu, istilah alkali tanah biasa digunakan untuk menggambarkan kelompok unsur golongan II A (Master Kimia Indonesia, 2009).

Gambar1. Gambar unsur-unsur Golongan II A Tiap logam memiliki kofigurasi elektron sama seperti gas mulia atau golongan VIII A, setelah di tambah 2 elektron pada lapisan kulit S paling luar. Contohnya konfigurasi elektron pada Magnesium (Mg) yaitu : 1s22s22p63s2 atau (Ne) 3s2. Ikatan yang dimiliki kebanyakan senyawa logam alkali tanah adalah ikatan ionik. Karena, elektron paling luarnya telah siap untuk di lepaskan, agar mencapai kestabilan. Unsur alkali tanah memiliki reaktifitas tinggi, sehingga tidak ditemukan dalam bentuk monoatomik , unsur ini mudah bereaksi dengan oksigen, dan logam murni yang ada di udara, membentuk lapisan luar pada oksigen (Master Kimia Indonesia, 2009). 2. SIFAT-SIFAT PERIODIK UNSUR 2.1 Jari-Jari Atom Jari jari atom adalah jarak dari inti atom sampai ke elektron di kulit terluar. Besarnya jari-jari atom dipengaruhi oleh besarnya nomor atom unsur tersebut. Semakin besar nomor atom unsur-unsur segolongan, semakin banyak pula jumlah kulit elektronnya, sehingga semakin besar pula jari-jari atomnya. Jadi, dalam satu golongan (dari atas ke bawah), jari-jari atomnya semakin besar. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), nomor atomnya bertambah yang berarti semakin bertambahnya

muatan inti, sedangkan jumlah kulit elektronnya tetap. Akibatnya tarikan inti terhadap elektron terluar makin besar, sehingga menyebabkan semakin kecilnya jari-jari atom. 2.2 Jari-Jari Ion Ion mempunyai jari-jari yang berbeda secara nyata jika dibandingkan dengan jari-jari atom normalnya. Ion bermuatan positif (kation) mempunyai jari-jari yang lebih kecil, sedangkan ion bermuatan negatif (anion) mempunyai jari-jari yang lebih besar jika dibandingkan dengan jari-jari atom normalnya. 2.3 Energi Ionisasi (EI) Energi Ionisasi adalah energi yang diperlukan atom dalam untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1. Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih besar, begitu juga pada pelepasan elektron yang ke-3 dan seterusnya. Maka EI 1< EI 2 < EI 3. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan. 2.4 Afinitas Elektron Afinitas Elektron adalah energi yang dilepaskan oleh atom apabila menerima sebuah elektron untuk membentuk ion negatif. Semakin negatif harga afinitas elektron, semakin mudah atom tersebut menerima elektron dan unsurnya akan semakin reaktif. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga afinitas elektronnya semakin kecil. Dan dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga afinitas elektronnya semakin besar. Unsur golongan utama memiliki afinitas elektron bertanda negatif, kecuali golongan IIA dan VIIIA. Afinitas elektron terbesar dimiliki oleh golongan VIIA. 2.5 Keelektronegatifan Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa. Harga keelektronegatifan ini diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif. Sedangkan unsur yang mempunyai harga 4

keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil. Dan dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar. 2.6 Sifat Logam dan Non Logam Sifat logam berhubungan dengan keelektropositifan, yaitu kecenderungan atom untuk melepaskan elektron membentuk kation. Sifat logam bergantung pada besarnya energi ionisasi (EI). Makin besar harga EI, makin sulit bagi atom untuk melepaskan elektron dan makin berkurang sifat logamnya. Sifat non logam berhubungan dengan keelektronegatifan, yaitu kecenderungan atom untuk menarik elektron. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), sifat logam berkurang sedangkan sifat non logam bertambah. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), sifat logam bertambah sedangkan sifat non logam berkurang. Unsur logam terletak pada bagian kiri-bawah dalam sistem periodik unsur, sedangkan unsur non logam terletak pada bagian kanan-atas. Unsur-unsur yang terletak pada daerah peralihan antara unsur logam dengan non logam disebut unsur metaloid. Metalloid adalah unsur yang mempunyai sifat logam dan non logam. 2.7 Kereaktifan Kereaktifan bergantung pada kecenderungan unsur untuk melepas atau menarik elektron. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), mula-mula kereaktifan menurun, tapi akan semakin bertambah hingga golongan alkali tanah (VIIA). Unsur golongan ini bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali, namun tingkat kebasaannya lebih lemah. Senyawa Be(OH)2 bersifat amfoter. Artinya bisa bersifat asam atau pun basa. Sedangkan unsur Ra bersifat Radioaktif. Semua logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif, meskipun kurang reaktif dibandingkan dengan unsur alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat relatif lunak dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan baik, kecuali Berilium. Logam ini juga memiliki kilapan logam. Logam alkali tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang kecil. Dari Berilium ke Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin besar. Selain itu semua logam alkali tanah juga mempunyai kecenderungan teratur mengenai keelektronegatifan yang semakin kecil dan daya reduksi yang semakin kuat dari Berilium ke Barium.

Tabel 1. Beberapa sifat umum logam alkali tanah Berdasarkan Tabel diatas dapat diamati juga hal-hal sebagai berikut, 1. Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam alkali tanah mempunyai elektron valensi ns2. Selain jari-jari atomnya yang lebih kecil dibandingkan logam alkali, kedua elektron valensinya yang telah berpasangan mengakibatkan energi ionisasi logam alkali tanah lebih tinggi daripada alkali. 2. Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi dari ion M2+ dari alkali tanah lebih besar daripada energi hidrasi ion M+ dari alkali, mengakibatkan logam alkali tetap mudah melepaskan kedua electron valensinya, sehingga lebih stabil sebagai ion M2+. 3. Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang lebih besar mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal dengan susunan yang lebih rapat, sehingga mempunyai sifat yang lebih keras daripada logam alkali dan massa jenisnya lebih tinggi. 4. Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan keelektronegatifan yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan berilium dalam berikatan cenderung membentuk ikatan kovalen. 5. Potensial elektrode (reduki) standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai daya reduksi yang lebih kuat daripada natrium.

6. Titik didih dan titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu ruangan. Oleh karena itu, unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat pada suhu ruangan. Kemiripan sifat logam alkali tanah disebabkan oleh kecenderungan melepaskan dua elektron valensi. Oleh karena itu senyawanya mempunyai bilangan oksidasi +2, sehingga logam alkali tanah diletakkan pada golongan II A. Alkali tanah termasuk logam yang reaktif, namun Berilium adalah satu-satunya unsur alkali tanah yang kurang reaktif, bahkan tidak bereaksi dengan air. Logam alkali tanah bersifat pereduksi kuat. Semakin ke bawah, sifat pereduksi ini semakin kuat. Hal ini ditunjukkan oleh kemampuan bereaksi dengan air yang semakin meningkat dari Berilium ke Barium. Selain dengan air unsur logam alkali tanah juga bisa bereaksi dengan Oksigen, Nitrogen, dan Halogen. 3. KEBERADAAN DI ALAM Logam alkali tanah memilii sifat yang reaktif sehingga di alam hanya ditemukan dalam bentuk senyawanya. Berikut keberadaan senyawa yang mengandung logam alkali : 3.1 Berilium Berilium tidak begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada. Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO 6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4]. 3.2 Magnesium Magnesium berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9% keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium Klorida [MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit [MgSO4.7H2O] 3.3 Kalsium Kalsium adalah logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium menjadi nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3], Senyawa Fospat [CaPO4], Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF] 3.4 Stronsium Stronsium berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit Barium. Barium berada di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa : Mineral Baritin [BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3]

4. PERMASALAHAN PERMASALAHAN Selanjutnya membahas ke permasalahan-permasalahan yang muncul. Permasalahan pertama mengenai apa saja reaksi yang terjadi pada logam alkali tanah. Reaksi- reaksi logam alkali tanah dapat dilihat pada table dibawah ini (Master Kimia Indonesia, 2009): Reaksi secara umum 2M(s) + O2(g) 2MO(s) M(s) + O2(g) MO2 (s) M(s) + X2(g) MX2 (s) M(s) + S(s) MS (s) M(s) + 2H2O (l) M(OH)2 (aq) + H2 (g) 3M(s) + N2 (g) M3N2 (s) M(s) + 2H+(aq) M2+(aq) + H2 (g) M(s) + H2 (g) MH2 (s) Be tidak dapat, Mg perlu pemanasan Reaksi berlangsung pada suhu tinggi, Be tidak dapat berlangsung Reaksi cepat berlangsung Keterangan Reaksi selain Be dan Mg tak perlu Pemanasan Ba mudah, Sr dengan tekanan tinggi, Be, Mg, dan Ca, tidak terjadi X: F, Cl, Br, dan I

Perlu pemanasan, Be dan Mg tidak dapat berlangsung Tabel 2. Reaksi-reaksi logam alkali tanah

a. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium bereaksi sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air panas. Logam Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air dingin. Contoh reaksi logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut : Ca(s) + 2H2O(l) > Ca(OH)2(aq) + H2(g) b. Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi dengan oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan logam.Barium dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2): 2Mg(s) + O2 (g) > 2MgO(s) Ba(s) + O2(g) (berlebihan) > BaO2(s) Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada suhu tinggi akan dapat menghasilkan Magnesium Nitrida (Mg3N2): 4Mg(s) + O2(g) + N2 (g) > MgO(s) + Mg3N2(s) Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas NH3: Mg3N2(s) + 6H2O(l) > 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

c. Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Nitrogen Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk senyawa oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh, 3Mg(s) + N2(g) > Mg3N2(s) d. Reaksi Logam Alkali Tanah Dengan Halogen Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron Halogen kecuali F-, maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain berikatan ion. Contoh, Ca(s) + Cl2(g) > CaCl2(s) Pada permasalahan kedua mengenai bagaimana proses pembentukan senyawa oksida atau hidroksida dari unsur golongan alkali tanah. Oksigen dengan konfigurasi elektron [He] 2s2 2p4 adalah unsur yang sangat elektronegatif (skala paulling = 3,5), nomor dua terbesar seelah fluor (skala paulling = 4,1). Oleh karena itu, semua unsur bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa oksida, kecuali gas mulia. Selain itu, juga membentuk senyawa peroksida dan superoksida (Rahmawati, 2010). Produk reaksi antara oksida dan air biasanya memiliki gugus hidroksi. Banyak oksida bersifat asam bahkan bila oksida-oksida ini tidak memiliki hidrogen. Dalam hal produk reaksi antara oksida asam dan air, hidrogen dari gugus hidroksi cenderung terdisosiasi menjadi proton. Jadi, asam yang mengandung hidrogen asam terikat pada oksigen disebut asam okso. Di pihak lain, produk reaksi antara oksida basa dan air dinamai dengan hidroksida yang mengandung gugus hidroksi yang cenderung terdisosiasi sebagai ion hidroksida OH. Oksida logam alkali atau alkali tanah kurang lebih akan larut dalam air dan menunjukkan sifat basa. Natrium oksida Na2O adalah contoh khas oksida basa. Jadi, Na2O(s) + H2O 2Na+(aq) + 2OH-(aq) (aq) menunjukkan bahwa spesi ini ada dalam larutan dalam air. Bahkan bila oksida ini sedikit larut dalam air, oksida ini tetap basa bila bereaksi dengan air (Anonymous, 2011). Unsur golongan IIA yang memiliki keelektronegatifan rendah akan mudah bereaksi dengan oksigen yang memiliki keelektronegatifan tinggi. Reaksi antara oksigen dengan unsur golongan IIA menyebabkan terbentuknya senyawa yang disebut oksida logam. Ikatan yang terjadi antara unsur golongan IIA dengan oksigen merupakan ikatan ionik. Ini menyebabkan senyawa oksida logam sulit diuraikan. Salah satu contoh pembentukan oksida logam golongan

IIA adalah reaksi antara magnesium dengan oksigen. Effendy (2008 : 9) menyatakan reaksi yang terjadi adalah: Mg (g) + O(g) Mg2+(g) + O2-(g) (transfer 2 elektron dari atom Mg ke atom O)

2 + Mg + O Mg + O

2-

Gambar 2. Pembentukan MgO dalam fase gas Pada reaksi di atas, atom Mg melepaskan elektronnya dan menyumbangkannya pada atom oksigen sehingga atom Mg bermuatan positif dan O bermuatan negatif. Selanjutnya terjadi pembentukan MgO dengan persamaan reaksi sebagai berikut: Mg2+(g) + O2-(g) Mg2+O2-(g) (pasangan ion) atau Mg2+(g) + O2-(g) MgO(g) (pasangan ion) Pembentukan MgO berlangsung dalam tiga tahap sebagai berikut:

Kation Anion

: Mg(g) Mg2+ (g) + 2e : O(g) + 2e O2- (g)

HIE HEA U H

= 2188,4 kJ/mol =603,1 kJ/mol = -3168,4 kJ/mol = -376,9 kJ/mol

Pembentukan kristal : Mg2+(g) + O2-(g) MgO(g) Mg(g) + O(g) MgO(g)

___________________________________________

Permasalahan ketiga, mengenai bagaimana tingkat kebasaan golongan alkali tanah Kemudian untuk permasalahan keempat, mengapa unsur alkali tanah cenderung membentuk ion positif. Energi ionisasi atau potensial ionisasi merupakan energi yang diperlukan atom untuk melepaskan satu elektron sehingga membentuk ion bermuatan +1. Jika atom tersebut melepaskan elektronnya yang ke-2 maka akan diperlukan energi yang lebih 10

besar, begitu juga pada pelepasan elektron yang ke-3 dan seterusnya. Maka EI 1< EI 2 < EI 3. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), EI semakin kecil karena jari-jari atom bertambah sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Akibatnya elektron terluar semakin mudah untuk dilepaskan. Dalam satu periode (dari kiri ke kanan), EI semakin besar karena jari-jari atom semakin kecil sehingga gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin besar. Akibatnya elektron terluar semakin sulit untuk dilepaskan (Cahyono, 2010). Keelektronegatifan merupakan kemampuan suatu unsur untuk menarik elektron dalam molekul suatu senyawa. Harga keelektronegatifan ini diukur dengan menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 sampai 4. Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar, cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif. Sedangkan unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif. Dalam satu golongan (dari atas ke bawah), harga keelektronegatifan semakin kecil. Dan dalam satu periode (dari kiri ke kanan), harga keelektronegatifan semakin besar (Cahyono, 2010). Berikut adalah tabel sifat fisik dari golongan IIA (Miesller, ):

Tabel 3. Sifat fisik dari golongan IIA Dari tabel di atas terlihat bahwa golongan IIA memiliki harga energi ionisasi yang kecil. Harga energi ionisasi yang kecil menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan untuk melepaskan 1 elektron dari unsur golongan IIA tidak terlalu besar. Ini berarti bahwa unsur golongan IIA mudah melepaskan elektronya sehingga cenderung membentuk ion positif. Pernyataan ini didukung dengan nilai keelektronegatifan unsur golongan IIA yang memiliki nilai kecil. Seperti telah dijelaskan di atas, semakin kecil keelektronegatifan suatu unsur maka unsur tersebut cenderung melepaskan elektron dan membentuk ion positif. Dari nilai energi

11

ionisasi dan keelektronegatifan, dapat disimpulkan bahwa unsur golongan IIA cenderung membentuk ion positif. Selanjutnya untuk permasalahan terakhir, mengapa logam alkali tanah memiliki afinitas electron lebih kecil dibandingkan logam alkali..

12

DAFTAR PUSTAKA Anonymous1, 2011, UNSUR ALKALI TANAH, http://www.scribd.com, diakses tanggal: 1 Maret 2011 Anonimous2, 2011, SISTEM PERIODIK, http://old.inorg-phys.chem.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2007/04/bab-5-6.pdf, diakses tangggal: 27 Februari 2011 Master Kimia Indonesia, 2009, ALKALI TANAH, http:// www.masterkimiaindonesia.com , diakses tanggal: 28 Februari 2011

13

Anda mungkin juga menyukai