Via Venneto G5 merupakan salah satu butik berkelas yang merupakan cabang dari butik Via Venetto. Butik tersebut memiliki cabang di berbagai belahan dunia. Salah satunya Via Venetto G5 ini yang berada di Glorietta 5, Makati, Filipina. Butik tersebut menjual sepatu-sepatu hasil rancangan para desainer sepatu terkenal. Nama Via Venetto ini diambil dari nama jalan Via Venetto yang berada di Roma, Italia di mana jalan tersebut merupakan jalan mahal dan berkelas yang di sekitarnya terdapat kafe-kafe dan butik-butik berkelas. Dari sinilah si perancang membuat konsep desain yang merepresentasikan suatu gaya berkelas tinggi di dalamnya. Asal usul konsep ini mirip dengan pendahulunya, cabang TriNoMa, dimana kata italia 'via' (jalan raya, jalan, atau jalan) yang identik dengan gerakan, secara fisik mewakili menjadi serangkaian lengkungan bergelombang. Di cabang ini, konsep itu diambil langkah lebih lanjut. lengkungan telah tergabung dengan balok, membentuk struktur jaring-jaring dengan lipatan dan faset. Permukaan interior menyerupai berlian, sesuai dengan initial statement desainnya "a diamond in the rough" sebuah permata yang dimaksudkan untuk bersinar di tengah-tengah ratusan merek sepatu lainnya. Hal tersebut terserminkan pada foto di bawah ini.
Menurut saya pribadi, desain interior butik ini cukup merepresentasikan suatu karya seni berkelas dengan cara menekankan sifat high class tersebut pada bentuk-bentuk (form, tekanan dan irama) seperti apa yang di kemukakan Clive Bell (1811-1964) bahwa karya seni adalah bentuk bermakna (significant form). Dan dilihat dari desain tersebut si perancang beraliran formalisme dalam merancang desain-desainnya di mana formalisme tersebut merupakan aliran yang menekankan organisasi dari bentuk, warna, tekanan dan irama karena form merupakan organisai kompleks dari elemen ekspresif dan inderawi. Dalam desain tersebut tercipta kualitas unik yang dihasilkan oleh kombinasi garis dan warna dan elemen-elemen spasial. Kualiatas unik tersebut menyerupai gerakan/ aluran ekspresi emosi yang tak beraturan yang menggambarkan emosi pembeli yang tak beraturan ketika melihat sepatu-sepatu indah dengan desain yang berkelas sehingga pengunjung akan terbawa dalam aliran emosi tersebut sehingga dapat mempengaruhi pengujung untuk membeli dalam jumlah yang tidak sedikit. Emosi tersebut di representasikan oleh stuktur yang berlipat tajam dan melekuk-lekuk secara tak beraturan. Berdasarkan teori yang di kemukakan Susanne K langer mengenai bentuk, menurut saya bentuk dalam interior butik ini merupakan penampakan di mana keseluruhan ekspresi emosi yang ingin di sampaikan berdasrkan pengalaman inderawi dipersatukan oleh si perancang. Bentuk tersebut merupakan hasil akhir dari ekspresi emosi sehingga terkesan hidup atau lebih sering disebut dengan istilah living form. Walaupun si perancang mendesain sedemikian rupa bagusnya, belum tentu pengunjung dapat menangkap apa yang ingin di sampaikan oleh si perancang karena belum tentu si pengunjung pernah merasakan sesuatu emosi yang menggelora saat melihat barang-barang mahal dan berkelas ataupun mengalami pengalaman estetis lainnya. Namun dengan begitu jutrsu interior ini dapat dianggap sebagai karya seni yang kaya karena dapet menimbukan berbagai persepsi bagi pengunjungnya seperti teori yang di kemukakan oleh Baumgarten Kebingungan adalah syarat
mutlak bagi pencapaian kebenaran, karena tidak ada lompatan dari pemikiran tak jelas ke pemikiran jelas...
Gb. 3 Struktur yang melipat tajam pada plafon dan dinding Sumber : http://www.contemporist.com/2010/02/24/viavenetto-store-interior-bybuensalidoarchitects/#more-8915
Dengan material interior yang serba glossy dan disorot dengan spot light di beberapa titik membuat interior butik ini semakin berkilau dan terkesan mahal. Warna yang dipilih dalam desain tersebut juga mendukung, seperti warna putih pada struktur-struktur tersebut yang membuat pencahayaan semakin terang sehingga terasa berkilau, warna hitam untuk background membuat sepatu-sepatu yang dipajang menjadi clear dan lebih terpancar warnanya begitu pula dengan warna lantai yang gelap dan mengkilap membuat warana-warna sepatu semakin terpancar dan terlihat bersinar & eksklusif. Warna merah pada tempat duduk yang merupakan point of view sebenarnya merupakan poin penting dalam menciptakan kesan high class dalam interior butik ini karena waranya yang kuat dan mengkilat membuat kesan mewah sekaligus membuat pengunjung bersemangat secara psikologi. Jika tempat duduk ini diganti dengan warna lain yang seperti warna abu-abu di mana warna abu-abu itu bukan warna yang kuat dan pekat suasana yang tercipta akan berbeda dan tidak mencitrakan sesuatu yang berkelas. Tempat pemajangan sepatu juga bermaterialkan kaca transparan dimana kaca tersebut dapat membuat seolah-olah septu-sepatu yang dipajangnya terlihat melayang dan warna asli dari sepatu tidak terdistorsi dengan warna lain. Keindahan menurut Aristoteles merupakan kombinasi antara keseimbangan, keteraturan, ketepatan, ukuran material. Mungkin ketika Aristoteles mengemukakan teori tersebut bentukbentuk yang tidak teratur/simetris masih sangat tabu. Beberapa pemikir yang hidup pada jamnnya juga mengemukakan teori-teori dimana segala sesuatu yang simetris (seimbang, selaras, sama kedua belah bagiannya) dan teratur itu indah, bahkan mereka mengatakan bahwa jika sebuah bangunan/ rancangan tidak simetris dan teratur, bangunan/ rancangan tersebut akan di cap sebagai sebuah
kegagalan. Sebagai contohnya Vitruvius dalam bukunya The Ten Books On Architecture menjelaskan bahwa simetri merupakan bagian dari prinsip dasar arsitektur (begitu juga juga dengan interior) karena simetri merupakan penyesuaian yang tepat bagi elemen-elemen pada sebuah bangunan. Bangsa Yunani kuno sangat menggemari bangunan simetris karena kemegahan yang ditimbulkannya yang hingga kini tetap dikagumi bahkan dijadikan contoh untuk bangunanbangunan pemerintahan di dunia. Mulai dari kuil Parthenon di Yunani hingga bangunan-bangunan pencakar langit pada abad ke 20, bangunan rancangan manusia masih (meskipun tidak semua dan sudah banyak yang kontemporer) memperlihatkan bentuk-bentuk simetris pada elemen-elemen bahkan hingga bentuk keseluruhan. Namun di abad 21 ini, banyak sekali bangunan yang memiliki bentuk-bentuk yang tidak simetrisdan kurang teratur begitu juga dengan interiornya. Dan karean saya hidup di abad ini, saya memiliki banyak pengalaman ruang yang serba tidak simetris dan tidak teratur sedangkan pengalaman ruang yang simetris dan serba teratur sangat jarang saya alami sehingga menurut saya yang tidak simtrislah yang lebih menarik dan penuh dengan tantangan. Sedangkan dalam desain interior butik via venetto ini dari sebi bentuk/ form serba tidak teratur walaupun desain ini tetap seimbang. Dalam kasus ini saya bertentangan dengan teori Aristoteles karena perkembangan budaya dan teknologi yang membuat saya mengalami pengalaman estetis yang serba kontempoter dan tidak teratur dan menurut saya hal yang tidak teratur namun seimbanglah yang saya anggap indah sehingga saya berpendapat bahwa desain interior butik via venetto ini merupakan suatu karya seni yang indah dan elegan.
Daftar Pustaka fadli, ade. http://geometryarchitecture.wordpress.com/2011/03/23/manusia-dan-simetri/.(diakses tanggal 4 April 2012 pukul 22:10 WIB) http://www.buensalidoarchitects.com/projects/via-venetto-g5/, (diakses tanggal 4 April 2012 pukul 21:30 WIB) http://www.contemporist.com/2010/02/24/via-venetto-store-interior-by-buensalidoarchitects/#more8915, (diakses tanggal 4 April 2012 pukul 21:45)