Anda di halaman 1dari 2

A/N: -seperti biasanya, Agnes minta tolong untuk bagian ini. Rin juga, kan?

#toeltoel#Warning to: -betaers biasanya yang paling tahu soal beginian. Kan?ooOO00OOoo Klak! Gadis berambut coklat pucat ini mengerang pelan, mendapati darah yang kembali dimuntahkan dari mulutnya menuju lantai yang sudah kotor sejak pekerjaannya untuk melayani nafsu birahi beberapa pemuda yang baru saja meninggalkannya sendirian diruangan pengap ini. Matanya menggerling perlahan, menatap lima orang pemuda tertawa sadis, menertawakan keadaannya yang kotor dan hina. Mereka, yang baru saja menjarah habis seluruh tubuhnya, lebih dari seorang pelacur. Ia yang semakin tertekan, merasakan airmatanya yang membuncah ingin keluar dari salah satu bola matanya yang tidak hancur. Sebelahnya lagi sekarang hanya bisa mengeluarkan darah tatkala menangis. Menyadari bahwa wajahnya sudah tidak berbentuk lagi, gadis ini menahan airmatanya, menyesal. Airmatanya sudah terlanjur turun dan menyisakan perih, perih hingga ujung sumsum tulangnya. Belum lagi reaksi dari cairan merkuri yang disiramkan pada wajahnya hingga ia bisa merasakan sakit yang seharusnya tidak kuat tubuhnya jalani. Namun, ia ingat bahwa ia ingin terus hidup dan tidak menyerah. Menatap kuku-kukunya yang terlepas dari tempat asalnya, ia hanya bisa pasrah. Inilah pekerjaannya yang harus ia tekuni, inilah dirinya yang kotor. Tak bisa mendapatkan apa-apa selain rasa sakit dan pedih. Bahkan sampai orang yang paling ia cintai seumur hidupnya, tak menginginkannya. Sakit sampai ingin berteriak mau mati dan beranjak gila. Darahnya yang terkadang menjadi saksi bisu, sejauh apa ia harus terus bertahan, bertahan dan bertahan sampai pada akhirnya hanya ada dia. Mempertaruhkan nyawanya seorang diri tanpa cinta. Ia sendiri lagi dan sampai selamanya hanya ada sendiri. Menoleh perlahan kearah pintu yang tertutup rapat, dimana diruangan itu hanya ada dirinya sendirian dengan bau amis darah baik dari tubuhnya juga dari bangkai bangkai binatang pengerat didekatnya. Ya, manusia manusia itu bukan hanya sudah melanggar hak asasi manusia karena sudah menganiaya dirinya sedemikian rupa. Bahkan untuk makanan dan minumannya, ia harus rela karena dipaksa menelan daging pengerat terus menerus. Minumannya, darah binatang itu tentunya. sudah berapa lama aku menginginkan roti? Sampai sekarang Rasanya itu hanya akan jadi impian mungkin tubuhnya kuat, tapi hatinya tidak akan bisa bertahan tanpa ada seseorang dalam hidupnya yang terus menyemangatinya. Dua belas tahun bukanlah umur yang pas untuk menganggung beban seberat ini. Bahkan, gadis Jepang berusia berkisar SMU tidak tahan karena sudah 44 hari ditahan dengan keadaan yang sama dengannya. Ia berusaha terus bertahan, sejak umurnya lima tahun. Hingga sekarang. Ia ingin berteriak, tapi tidak tahu kepada siapa. Ia ingin menangis, tapi tidak tahu kenapa ia menangis, dia ingin mati. Tapi tidak punya alasan yang cukup kuat untuk dirinya. Dia sudah hancur dan menunggu kapan waktu akan berbelas kasihan padanya, menarik nyawanya dalam maut.

Ia terus bertahan, tapi tidak tahu apakah orang itu mengerti betapa ia sangat mencintainya, betapa ia sangat menginginkannya. Betapa ia ingin kabur dari kehidupan ini, berganti jasmani dengan gadis yang digandengnya sekarang. Hanya namanya yang bisa menguatkannya. Hanya namanya yang membuatnya terus bertahan. Terus ia mengucapkannya, ssambil menatap bulan yang bertengger diatas langit sana. Sehingga terlihat ia terus merapalkan mantra. George Perih hati ini, ah ia ingat kalau ia sudah tidak punya hati sekarang. Seharusnya ia tidak boleh menangis lagi. Pandangannya menggelap, diiringi oleh pukulan keras dari belakang kepalanya menggunakan kayu berat. Ah, dia harus bekerja kembali. ooOO00OOoo Hetalia: Axis Power Hidekazu Himaruya Almudena Santillian presents .. -Phase 01: , Phase 02: , Phase 03:

Anda mungkin juga menyukai