Anda di halaman 1dari 31

P8

Dalam tahap perencanaan yang harus dilakukan adalah: (1) pemilihan topik, (2) penentuan judul, dan (3) pembuatan kerangka karangan.

P8

Topik adalah pokok pembicaraan. Dalam hubungannya dengan topic yang akan diangkat ke dalam karangan ilmiah, Keraf mengatakan, penyusunan karya ilmiah lebih baik menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui daripada menulis pokok-pokok yang tidak menarik atau tidak diketahui sama sekali.
P8

Sehubungan dengan isi pernyataan itu, ada halhal yang harus dipertimbangkan dengan seksama oleh penyusun karya ilmiah:
1.

2. 3. P8

Topik yang dipilih harus ada di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi

Sehubungan dengan isi pernyataan itu, ada hal-hal yang harus dipertimbangkan dengan seksama oleh penyusun karya ilmiah:
1. 2. 3.

P8

Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsipprinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit Topik yang dipilih harus mempunyai sumber acuan, memiliki bahasa kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan ditulis

Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi apakah topik betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih terlalu umum dan mengambang.
P8

Penentuan judul dapat dilakukan sebelum penulisan karangan ilmiah atau dapat juga setelah penulisan karangan ilmiah itu selesai. Jika sudah ada topik yang terbatas, karangan ilmiah sudah mulai dapat digarap walaupun judul belum ada. Pokoknya, yang harus disiapkan lebih dahulu oleh penulis karangan ilmiah adalah topik yang jelas dan terbatas, dan bukan judul karangan ilmiah. Dalam hal ini, tentu judul yang ditentukan sama persis dengan masalah topik yang sudah dibatasi atau jangan berbeda.
P8

Penentuan judul karangan ilmiah dapat ditempuh dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan masalah apa, mengapa, bagaimana, di mana, dan kapan. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus digunakan pada penentuan judul. Mungkin, pertanyaan itu perlu dikurangi atau ditambah dengan pertanyaan lain.

P8

Contoh penentuan judul dengan cara bertanya Pertama-tama kita bertanya dengan masalah apa. Misalkan jawabannya adalah: a. Resepsionis hotel b. Desain interior Setelah masalahnya ditentukan, kita dapat bertanya dengan mengapa. Misalkan jawabannya adalah: a. melayani b. bermanfaat
P8

Judul karangan ilmiah haruslah berbentuk frasa, bukan berbentuk kalimat Oleh karena itu, kata-kata di atas dapat kita jadikan kata benda agar dapat dijadikan judul karangan a. Melayani menjadi pelayanan b. bermanfaat menjadi manfaat Dengan dua pertanyaan di atas, kita memiliki judul sebagai berikut; a. Pelayanan Resepsionis Hotel b. Manfaat Desain Interior
P8

Agar karangan ilmiah dapat berpijak pada suatu masalah yang terbatas di ruang lingkup yang tidak terlalu mengambang, judul karangan ilmiah itu harus dibatasi lagi, misalnya dengan menyebut suatu tempat. Misalkan jawabannya adalah: a.Di Hotel Santika, Jakarta b. Dalam Mendukung Kegunaan Perkantoran di Jakarta
P8

Kalau dengan pertanyaan di mana , judul yang didapat masih terlalu luas, pertanyaan kapan dapat mempersempit judul. Pertanyaan kapan misalkan jawabannya adalah: a. Semester I/2007 b. Dewasa ini
P8

Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan di atas, kita sudah mempunyai judul karangan ilmiah: a. Pelayanan Resepsionis di Hotel Santika, Jakarta, Semester I/2007 b. Manfaat Desain Interior dalam Mendukung Kegunaan Perkantoran di Jakarta

P8

Kerangka karangan disebut juga ragangan (outline).


Penyusunan ragangan, pada prinsipnya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, yang kadang-kadang berbeda jenis dan sifatnya, menjadi kesatuan yang berpautan. Penyusun karya ilmiah dapat membuat ragangan buram, yakni ragangan yang hanya memuat pokokpokok gagasan sebagai pecahan dari topik yang sudah dibatasi, atau dapat juga membuat ragangan kerja, yakni ragangan yang sudah merupakan perluasan atau penjabaran dari ragangan buram.Tentu saja, jenis yang kedua yang akan

P8

Penulis karangan ilmiah harus menentukan dahulu judul-judul bab dan judul anak bab sebelum menentukan rangka karangan. Judul bab dan judul anak bab itu merupakan pecahan masalah dari judul karangan ilmiah yang ditentukan. Jika sudah merasa yakin bahwa masalah itu sudah dipecah menjadi bab, anak bab, dan anak bab menjadi subanak bab seperti itu, kini penyusun karangan ilmiah dapat menuliskan kerangka karangan/ragangan karangan ilmiahnya. Ragangan inilah yang akan membimbing penyusun. Ragangan inilah yang akan dijadikan patokan bekerja sehingga tidak akan terjadi tumpang tindih dalam penganalisisannya.
P8

Buatlah perencanaan penulisan karangan ilmiah yang meliputi : memilih topik, membuat judul, dan menyusun kerangka tulisannya berdasarkan disiplin ilmu yang kalian tempuh!

P8

P9

Membuat Kutipan Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang pengarang atau ucapan seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun majalah.

P9

Berdasarkan cara penulis mengutip, kutipan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: (1) kutipan langsung, dan (2) kutipan tidak langsung.

P9

Adalah kutipan yang mempertahankan keaslian kalimat sebagaimana tercantum dalam sumber. Pernyataan dalam kutipan langsung adalah lengkap dan asli, seperti naskah aslinya, baik soal ejaan, urutan kata, tanda bacanya.
P9

1.

Kutipan Langsung Yang Tidak Lebih dari Empat baris


a.

b. c. d.

Kutipan langsung diintegrasikan ke dalam teks Jarak antara baris dengan baris dua spasi Kutipan diapit dengan tanda kutip Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas

P9

2. Kutipan Langsung Yang Lebih dari Empat baris


a. b. c. d. e.

Kutipan dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi Jarak antara baris dengan baris kutipan satu spasi Kutipan itu boleh diapit atau tidak diapit dengan tanda kutip Sesudah kutipan selesai diberi nomor urut penunjukkan setengah spasi ke atas Seluruh kutipan dimasukkan ke dalam 5 7 ketukan dan apabila kutipan ditulis dengan alinea baru baris pertama dari kutipan ditulis masuk lagi 5 7 ketukan

P9

Merupakan kutipan pendapat orang yang hanya mengambil saripati ide. Kalimatkalimat dalam kutipan tidak langsung merupakan rumusan penulis . Cara mengutip:
a. b. c. d.

P9

Kutipan tidak langsung diintegrasikan ke dalam teks Kutipan tidak diberi tanda kutip Tidak ada pembedaan jarak spasi dengan teks lain Sesudah kutipan diberi nomor penunjukkan

Adalah semua keterangan yang berkaitan dengan uraian (teks) yang ditulis di bagian bawah halaman yang sama. Catatan kaki bukan semata-mata dimaksudkan untuk menunjuk sumber kutipan, melainkan juga dipergunakan untuk memberikan keterangan tambahan terhadap uraian (teks). Oleh karena itulah, antara catatan kaki dengan teks sangat erat kaitannya.

P9

Menyatakan Terima kasih Sebuah catatan kaki wajib dibuat setiap kali kita mengutip pendapat, temuan, dalil, atau rumus pengarang lain. Pencantuman dalam catatan kaki tersebut merupakan perwujudan terima kasih kepada pengarang asli yang telah member kemungkinan kepada kita untuk melakukan penelitian lanjut, memperkuat pembuktian, atau menemukan teori baru yang menyangkal teori lama.
P9

Menyusun atau Memperkuat pembuktian Dalam karangan yang berisi argumentasi diperlukan sejumlah bukti yang memperkuat karangan itu. Salah satu unsur bukti dan alas an yang kuat dalam karangan argumentasi itu adalah catatan kaki. Dengan pengajuan sejumlah catatan kaki berarti penulis telah membaca sejumlah buku yang terkait.
P9

Memperjelas Uraian Catatan kaki disamping berguna untuk menunjukkan sumber kutipan juga dapat dimanfaatkan untuk member keterangan tambahan atas bagian teks tertentu yang dirasa perlu. Keterangan tambahan pada catatan kaki ini biasanya untuk menjaga agar pemahaman pembaca tidak keliru dengan apa yang dimaksud penulis.
P9

Merujuk Bagian lain dari Teks Catatan kaki dapat digunakan untuk menyediakan referensi kepada bagianbagian lain dari karangan. Penulis dapat member catatan-catatan untuk melihat atau memeriksa uraian pada halaman atau bab lain. Demikian pula, untuk menunjuk apendiks dan lampiran harus melalui catatan kaki.
P9

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat catatan kaki yang menyangkut penomoran, penggunaan singkatan-singkatan, dan penempatannya.

P9

1.

Penomoran Catatan kaki diberi nomor sesuai dengan nomor pada kutipan. Nomor ini berurutan untuk setiap bab atau untuk keseluruhan karangan. Bila penomoran hanya dilakukan untuk satu bab, berarti setiap awal bab dimulai dengan catatan nomor baru. Seperti pada kutipan, nomor pada catatan kaki diangkat setengah spasi di atas baris.

P9

Penggunaan Singkatan Untuk menghindari pengulangan sebutan, baik nama pengarang maupun judul buku, maka perlu digunakan singkatansingkatan yang lazim dipakai.

P9

Anda mungkin juga menyukai