Anda di halaman 1dari 21

Foundations of Psychosocial Development

Emotion
Reaksi subjektif terhadap pengalaman tertentu yang
diasosiasikan dengan perubahan fisiologis dan tingkah
laku (e.g. Sedih, gembira, dan takut)
Budaya mempengaruhi begaiman seseorang merasakan
sesuatu dan cara menunjukkan emosi yang dirasakan
Karakteristik pola perkembangan emosional mulai
berkembang sejak bayi dan merupakan dasar kepribadian
Bayi yang baru lahir mengekspresikan emosi masih dengan
cara yang sangat sederhana (e.g. Menangis, menendang
kaki, tangan)
Foundations of Psychosocial Development
Crying
Menangis pada bayi dibedakan menjadi 4 yaitu: (a)
hunger cry, (b) angry cry, (c) pain cry, (d) frustration cry.
Smiling and Laughing
Senyum pada bayi muncul pertama kali pada saat lahir
sebagi bentuk dari kerja sistem saraf subkortikal.
Senyum tanpa arti terkadang juga muncul pada saat bayi
sedang tidur.
Senyum yang disadari pertamakali muncul pada saat
diberikan sensasi yang lembut (auditori, taktil)
Tawa pertama kali muncul pada bulan ke-4 .
Tawa membantu bayi mengendurkan ketegangan (seperti
takut terhadap objek tertentu)
When do Emotion Appear?
Mengidentifikasi emosi yang dirasakan bayi merupakan
tantangan karena bayi belum dapat berbicara
Selain ekspresi wajah, aktivitas motorik , bahasa tubuh, dan
perubahan psikologis dapat merupakan cues untuk
mengidentifikasi emosi bayi
Self-conscious emtion seperti rasa malu, empati, iri, muncul
setelah anak mengembangkan self awareness (usia 15-24
bulan)
Pada usia 3 tahun anak mampu untuk memahami hal yang
diharapkan dari lingkungan dengan melakukan self
evaluation emotions
Brain Growth and Emotional Development
Perkembangan otak setelah kelahiran sangat
berhubungan dengan perubahan perkembangan
emosi anak
Hubungan yang tejadi bersifart bidirectional (dua
arah) yaitu tidak hanya berhubungan dengan
perkembangan otak tetapi juga bisa memberikan
efek yang lama pada struktur di otak
Temperament
Temperamen didefinisikan sebagai karakteristik seseorang individu
Temperamen pada bayi dibagi kedalam tuga kategori yaotu
(a) easy children memiliki temperamen yang gembira, irama biologis
yang tetap dan siap menerima pengalaman baru
(b) difficult children memiliki temperamen yang cepat marah,
mempunyai irama biologis yang tidak tetap dan mempunyai respon
emosional yang kuat
(c) slow to-warm-up children anak memiliki temperamen yang
lembut tetapi ragu-ragu untuk menerima pengalaman baru
Developmental Issues in Infancy
Developing Trust
Dalam tahapan perkembangan psikososial Ericson, tahap
perkembangan psikososial anak yang pertama kali adalah
basic trust vs basic mistrust (infancy-18 bulan)
Developing Attachment
Attachment adalah hubungan timbal balik berupa ikatan
emosional antara ibu dan anaknya
Ainsworth mengekategorikan adanya 4 jenis attachment yang
ditunjukkan bayi pada situasi asing ( strange situation) yaitu :
(a) secure attachment, (b) avoidant attachment, (c)
ambivalent (resistant) attachment, dan (d) disorganized-
disoriented attachment
Developing Attachment
Secure attachment bayi akan menangis akan menangis ketika
ibu/pengasuh pergi dan akan menyambut dengan gembira
kedatangan ibu/pengasuh (ibu sebagai secure base)
Avoidant attachment bayi tidak menangis ketika ibu/pengasuh
pergi, dan mengacuhkan sang ibu/pengasuh saat kembali
Ambivalent attachment bayi merasa cemas pada saat
ibu/pengasuh belum meninggalkannya dan merasa sedih ketika
ibu/pengasuh pergi tetapi menolak kontak ketika ibu/pengasuhnya
datang dengan cara menendang atau meronta-ronta
Disorganized-Disoriented Attachment bayi menunjukkan pola
perilaku yang tidak konsisten dan berlawanan
Stranger Anxiety dan Separation Anxiety
Stranger anxiety merupakan bentuk kecemasan yang
ditunjukkan bayi terhadap keberadaan orang asing
Separation anxiety merupakan bentuk kecemasan yang
ditunjukkan bayi ketika ibu/pengasuh yang dekat dengannya
meninggalkannyabayi mengalami
Sebelum usia 6 bulan, bayi jarang menunjukkan reaksi yang
negatif terhadap orang asing
Untuk menghindari Stranger anxiety maupun Separation
anxiety , maka kestabilan dalam pola pengasuhan
merupakan hal yang sangat penting
Developmental Issues in Toddlerhood
The emerging sense of self
Self concept citra diri (self-image) tentang diri sendiri (gambaran
menyeluruh mengenai kemampuan dan sifat individu)
Konsep diri pada bayi dapat mulai berkembang sejak saat lahir
(katakanlah sejak saat mulai menyusui bagaimana hubungan
antara bayi dengan ibu dapat mempengaruhi pembentukan awal
konsep diri anak)
Pada usia 4 dan 10 bulan, bayi mengembangkan apa yang disebut self
efficacy (perasaan mampu untuk melakukan dan mencapai tujuan).
Pada saat ini pula bayi mengembangkan self-coherence (melalui
interaksi dengan pengasuh bermain peekaboo)
Pada usia 15 dan 18 bulan, bayi mampu mengembangkan konsep
self-awareness menyadari keberadaan dirinya (mengenali diri
sendiri)
Developmental Issues in Toddlerhood
The emerging sense of self
Pada usia 19 dan 30 bulan kesadaran akan diri sendiri
semakin jelas terlihat dengan penggunaan kata besar
kecil rambut keriting rambut lurus (deskriptif) dan
dapat melakukan evaluasi diri sediri dengan kata good,
cantik, atau kuat
Perkembangan bahasa yang terjadi memungkinkan anak
untuk berpikir dan berbicara mengenai dirinya sendiri dan
memasukkan deskripsi orang tua mereka ke dalam citra
dirinya.
Evaluasi diri dan evaluasi orang lain merupakan langkah
menuju perkembangan self-awareness
Development of Autonomy
Pada saat berusia 18 bulan 3 tahun (toddler) anak
memasuki tahapan kedua dari perkembangan psikososial
Erikson yaitu autonomy versus shame and doubt
Pada tahapan ini anak mengembangkan internal kontrol ,
dan belajar untuk memberikan penilaian sendiri.
Virtue pada tahap ini adalah will (keinginan).
Autonomi dan kontrol diri anak dikembangkan melalui toilet
training (berkembang dengan pesat setelah usia 27 bulan)
Perkembangan bahasa pada anak juga melatih autonomi
dan kontrol diri anak (anak dapat mengemukakan
keinginan dan harapannya)
Moral Development: Socialization and Internalization
Socialization proses dimana seorang anak
mengembangkan habit, skill, values, dan motives yang
menjadikan anak belajar bertanggung jawab dan produktif
sebagai anggota masyarakat
Sosialisasi yang dilakukan anak tergantung pada
internalisasi anak akan nilai/standard di lingkungan
Self regulation merupakan kemampuan anak untuk
mengatur/mengontrol keinginannya atau perilakunya. Self
regulation merupakan sesuatu yang penting dimiliki anak
dalam bersosialisasi
Contact with Other Children
Siblings
Hubungan anak dengan saudara kandung dapat
membantu anak dalam memahami interaksi sosial
Konflik antar sudara kandung dapat mulai muncul pada
saat anak yang lebih muda mencapai usia 18 bulan
Sociability with Non Siblings
Anak usia toddler tertarik untuk menjalin interaksi dengan
orang lain di luar lingkungan rumah khususnya yang
memiliki ukuran tubuh sama dengannya
Pada usia 1.5-3 tahun anak tertarik dengan apa yang
dilakukan oleh anak lainnya
Children of Working Parents
Survei menemukan pada kebanyakan anak berusia 1 tahun orang
tua mereka adalah para pekerja
Dampak yang ditimbulkan pada pertumbuhan dan perkembangan
anak dari orang tua yang bekerja sampai saat ini masih menjadi
pro dan kontra
Kebanyakan anak dengan orang tua berkerja menyerahkan
pengasuhan anak pada tempat penitipan anak (daycare)
Elemen paling crusial dari tempat penitipan anak dalam
pengasuhan anak adalah kualitas dari pengasuh
Kualitas pengasuh sangat menentukan pertumbuhan dan
perkembangan kognitif , bahasa serta psikososial anak
Maltreatment: Abuse and Neglect
Maltreatment dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang
dilakukan untuk mengabaikan anak, membahayakan anak
dalam bentuk abuse atau neglect
Abuse pada anak dapat berupa physical abuse yang dapat
menimbulkan luka pada tubuh akibat ditonjok, ditendang,
dipukul, dibakar, dll. Abuse perlu dibedakan dengan
pemberian hukuman (punishment pada anak)
Neglect dapat berupa pengabaian akan kebutuuhan anak
seperti tidak diberikan makanan, pakaian, fasilitas
kesehatan, perlindungan, dan pendampingan
Sexual abuse merupakan tindakan /aktivitas seksual yang
dilakukan oleh orang dewasa pada anak
Maltreatment: Abuse and Neglect
Emotional maltreatment termasuk di dalam emotional
maltreatment adalah penolakan, teror, diasingkan, atau tidak
memberikan kasih sayang, perhatian, dan dukungan yang
dibutuhkan anak.
Lebih dari 60% anak diketahui mengalami neglect, dan 20% sisanya
mengalami physical abuse, 10 % mengalami sexual abuse, dan 7%
sisanya mengalami emotional maltreatment (USDHHS, 2004)
Anak dapat mengalami abuse disegala usia, namun 76% kematian
akibat abuse terjadi pada anak usia 3 tahun ke bawah
Characteristic of abusive and neglectful
parents and families
8 dari 10 kasus physical abuse atau neglect pada anak
yang dilaporkan diketahui pelaku yang sering melakukan
abuse di dalam keluarga adalah ibu.
Maltreatment pada anak yang dilakukan oleh orang tua
disebabkan oleh hal yang kompleks misalnya masalah
dalam keluarga itu sendiri misalnya kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah, pengkonsumsian alkohol, dsb
masalah lainnya.
Long-Term Effects of Maltreatment
Diketahui 1 dari 3 orang tua yang waktu kecil juga
mengalami abuse ataupun neglect di masa kecilnya
cenderung akan melakukan hal yang sama pada anaknya
Konsekuensi dari maltreatment yang dilakukan pada anak
adalah dapat berbentuk fisik (luka, brain damage,
dsbnya), emotional (gangguan emosi), kognitif (kesulitan
akademik di sekolah), dan social ( mengalami masalah
dalam menjalin hubungan/kedekatan dengan orang lain )
Tugas
Carilah satu artikel yang membahas mengenai
kasus abuse atau neglect pada anak, dan bahaslah
kira-kira dampak yang ditimbulkan dari hal tersebut
bagi anak
Thank U For Your Attention Thank U For Your Attention
deblove2000@yahoo.com deblove2000@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai