Anda di halaman 1dari 8

SAMBUNGAN LAS

Mengelas adalah menyambung dua bagian logam dengan cara memanaskan sampai suhu lebur dengan memakai bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi. Sistem sambungan las ini termasuk jenis sambungan tetap dimana pada konstruksi dan alat permesinan, sambungan las ini sangat banyak digunakan. Untuk menghitung kekuatan sambungan las ini, disesuaikan dengan cara pengelasannya serta jenis pembebanan yang bekerja pada penampang yang dilas tersebut APLIKASI LAS

Sambungan las digunakan secara luas untuk berbagai macam konstruksi sambungan dengan kekuatan yang cukup baik Kelemahan sambungan las adalah terjadinya penurunan kekuatan bahan akibat pemanasan sehingga diperlukan perlakuan setelah pengelasan

TIPE SAMBUNGAN LAS Butt joint:


13

Square butt joint, Single V-butt joint, Single U-butt joint, Double V-butt joint Double U-butt joint

Lap joint atau fillet joint. Terdapat tiga macam fillet joint: Single transverse fillet, Double transverse fillet, dan Paralel fillet joint

Tipe lain dari sambungan las adalah sambungan ujung, sambungan tepi dan sambungan T, seperti tampak pada gambar

14

PERHITUNGAN KEKUATAN SAMBUNGAN LAS.

Sambungan Tumpu ( Butt Joint ).

15

Bila sambungan las ini menerima gaya luar ( gambar diatas ), maka sambungan tersebut akan putus tertarik, sehingga tegangan yang terjadi pada bahan las : t = F/A Luas penampang yang akan putus : A = L.t Dimana : L = lebar yang dilas. T = tebal plat yang dilas.

Untuk sambungan las sudut ini, kemungkinan akan putus akibat gaya luar adalah tertarik maka : Untuk menentukan las penampang yang akan putus pada sambungan sudut ini pada luas penampang yang paling kecil, untuk ni dicari jarak yang terpendek dari segitiga ABC ( lihat gambar ). Perhatikan gambar :
16

AC = AB = leher las = t Dari gambar terlihat jarak yang terpendek adalah : AD < AC dan AB AD = AC sin 45 AD = 0,707 AC AD = 0,707 t = 1 2 t

Maka luas penampang yang mungkin putus : A = L X Ad = L 1 2t

F Lt 2P t = L 1 = =F= t 2 Lt 2

Ada beberapa macam sistim pengelasan sudut yaitu : a. Las sudut melintang tunggal. Untuk sistim sambungan sudut ini, gaya yang mampu ditahan : F= Lt 2 t

b. Las sudut melintang ganda. Untuk sistim sambungan ini, dikarenakan ada dua penampang las ( diatas dan dibawah ) yang akan putus maka gaya yang mampu ditahan : Lt 2

F=2 c. Las sudut sisi paralel

untuk sistim penyambungan dengan las sisi paralel ini, apabila sambungan lasnya tidak mampu menahan gaya luar yang diberikan, maka akan putus tergeser. Besar tegangan geser yang terjadi pada sambungan las tersebut.

g =

F A

17

g =
2

F Lt 2

Dimana : F = gaya luar yang bekerja. A = luas penampang las yang akan putus A= 2 Lt

2 Maka besar gaya yang mampu ditahan : F= 2 Lt 2

d. Las sudut melintang dan las sudut sisi paralel.

Sambungan jenis ini, sambungan lasnya mendapat pembebanan tarik untuk las melintang dan mendapat pembebanan geser untuk las sisi paralel, maka besar tegangan yang terjadi terdiri dari tegangan tarik dan geser. Untuk menentukan besar gaya yang mampu ditahan, yaitu dengan menggabungkan ( menjumlahkan ) gaya dari keduanya : Untuk las sudut melintang. L1t t Bila yang dilas hanya bagian atasnya F = 2 saja. F = 2 L1t 2

t Untuk bagian atas dan bawah dilas

melintang.

18

Untuk las sisi paralel : F = 2 L2 t 2

g Untuk kedua sisi yang dilas.

Maka besar gaya yang mampu ditahan pada sistim sambungan sudut dan sisi paralel : F = F 1 + F2 Las sudut untuk propil

Bila sudut konstruksi akan disambung suatu propil seperti gambar, maka panjang sisi yang dilas paralel untuk bagian atas dan bawah tidak sama. Ini disebabkan titik kerja gaya yang bkerja melalui pusat berat dari propil tersebut. Untuk mendapatkan distribusi gaya yang ditahan oleh kedua sisi tersebut sama, maka caranya sebagai berikut : Mulamula dicari dulu letak titik berat dari propil yang akan dilas tersebut yaitu : Xs =

Ax A

dan ys =

Ay A

Setelah titik berat diperoleh, tentukan jarak dari total gaya yang bekerja kesisi yang akan dilas ( e dan e ).

19

Menentukan panjang La dan Lb yang akan dilakukan pengelasan : Panjang total (L) yang akan dilas dapat dicari berdasarkan gaya total yang harus ditahan oleh seluruh las tersebut.

F=

Lt 2

g L =

2f tg

Dimana panjang total pengelasan sama dengan jumlah panjang yang akan dilas sisi bagian atas ditambah sisi bagian bawah. L = La + lb Lb = L La Agar terjadi kesetimbangan, maka besar momen yang diakibatkan gaya yang mampu ditahan oleh hasil pengelasan sepanjang La terhadap letak titik pusat gaya harus sama dengan besar momen yang terjadi yang diakibatkan oleh hasil pengelasan sepanjang Lb terhadap titik pusat gaya. Besar momen yang terjadi untuk hasil pengelasan sepanjang Las : L t 2

M1 = F1 1 dimana F1 = L t 2

M1 =

g 1

Untuk momen hasil pengelasan sepanjang Lb : M2 = F2 e2 dimana F2 = Lbt 2 Lbt 2

M2 =

g e2

Agar supaya terjadi keseimbangan maka : M1 = M2 La e1 = Lb e2 dimana Lb = L La La e1 = ( L La ) e2 La e1 = L e2 La e2 La e2 + La e2 = Le2 La = Le 2 e`1 + e 2


20

Anda mungkin juga menyukai