Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN METABOLISME LEMAK

A. Jantung Koroner
1. Pengertian

Jantung koroner merupakan jenis penyakit yang banyak menyerang penduduk Indonesia. Kondisi ini terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan di dinding nadi koroner karena adanya endapan lemak dan kolesterol sehingga mengakibatkan suplaian darah ke jantung menjadi terganggu. Perubahan pola hidup, pola makan, dan stres juga dapat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung koroner. Faktor utama penyebab terjadinya jantung koroner adalah karena penumpukan zat lemak secara berlebihan di lapisan dinding nadi pembuluh koroner, dan hal ini lama kelamaan diikuti oleh berbagai proses seperti penimbunan jaringan ikat, perkapuran, pembekuan darah dan lain-lain yang kesemuanya akan mempersempit atau menyumbat pembuluh darah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan otot jantung di daerah tersebut mengalami kekurangan aliran darah dan dapat menimbulkan berbagai akibat yang cukup serius, dari Angina Pectoris (nyeri dada) sampai Infark Jantung, yang dalam masyarakat di kenal dengan serangan jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak hal ini pula dipengaruhi oleh pola makan yang kurang sehat. 2. Etiologi (Penyebab) a) Kadar Kolesterol Total dan LDL tinggi b) Kadar Kolesterol HDL renda c) Tekanan Darah Tinggi ( Hipertensi ) d) Merokok e) Diabetes Melitus ( DM ) f) Kegemukan g) Kurang olah raga

h) Stres Diatas merupakan beberapa faktor resiko terjadinya penyebab jantung koroner Bila ada salah satu atau beberapa faktor resiko tersebut diatas, maka dianjurkan secara berkala memeriksakan kesehatan jantung kepada seorang ahli. Adanya dua atau lebih faktor resiko akan berlipat kali menaikkan resiko total terhadap Penyakit Jantung Koroner.

3. Cara Pencegahan a. Pola Makan Sehat Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau yang mengandung kolesterol tinggi, seperti seafood. Kurangi menyantap makanan yang digoreng yang banyak mengandung lemak, sebaliknya makanan dapat diolah dengan cara direbus, dikukus atau dipanggang. Sebisa mungkin, produk makanan yang kita makan rendah lemak atau tanpa lemak. Pilih susu, keju, mentega atau makanan lain yang rendah lemak. Selain menghindari makanan berlemak, hindari juga makanan dengan kandungan gula tinggi seperti soft drink. Jangan pula tertalu banyak mengkonsumsi karbohirat, karena dalam tubuh, karbohidrat akan dipecah menjadi lemak. Sebaliknya, konsumsi oat atau gandum yang dapat membantu menjaga jantung tetap sehat. b. Olahraga Teratur Rutin melakukan olahraga ringan agar lemak dalam tubuh dapat terbakar sebagai kalori. Jogging, jalan cepat atau senam aerobik. 4. Cara Pengobatan Ada beberapa cara pengobatan bagi penderita jantung koroner :
a. Terapi Penyakit atau Terapi Pengobatan Penyakit dengan Periksa

tekanan darah secara teratur


b. Terapi Pengobatan atau Pengobatan Penyakit dengan Tidak merokok c. Periksa apakah Anda mengidap Diabetes, dan kendalikan kadar glukosa

darah bila Anda mengidap Diabetes atau ikutilah Terapi Pengobatan atau Pengobatan Penyakit

d. Terapi Penyakit Kesehatan dan Penyakit Kesehatan dengan Pertahankan

berat badan yang normal


e. Terapi Penyakit Kesehatan dan Penyakit Kesehatan dengan Diet rendah

kolesterol dan lemak jenuh f. Olahraga secara teratur


g. Kurangi dampak stres dengan cara relaksasi atau Terapi Kesehatan

dengan Terapi Biofir


h. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur bisa juga dengan atau

Terapi Kesehatan dengan Terapi Biofir

B. Dislipidemia
1. Pengertian
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid (lemak) yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan fraksi lemak dalam darah. Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL (kolesterol jahat), kenaikan kadar trigliserida serta penurunan kadar HDL(kolesterol baik). Idealnya kadar HDL dalam tubuh harus tinggi dan kadar LDL, TG dan kolesterol total tidak boleh berlebih. Dislipidemia merupakan salah satu faktor risiko utama aterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Dislipidemia adalah salah satu komponen dalam trias sindrom metabolik selain diabetes dan hipertensi.

2. Etiologi (Penyebab)
Etiologi dislipidemia diklasifikasikan menjadi dislipidemia primer dan dyslipidemia sekunder. Dislipidemia primer merupakan dislipidemia yang disebabkan oleh faktor keturunan. Sedangkan dislipidemia sekunder merupakan dislipidemia yang disebabkan oleh usia, jenis kelamin, riwayat keluarga, hormon, obesitas, menu makanan terlalu banyak lipid, kurang aktivitas tubuh, konsumsi alkohol, kebiasaan merokok, diabetes, dan lain-lain (Anonim 2010).

3. Cara Pengobatan
Penatalaksanaan dislipidemia mencakup non-medikamentosa (tanpa obat) dan medikamentosa (dengan obat-obatan). Penatalaksanaan yang paling penting adalah tanpa obat. Pasien melakukan perubahan gaya hidup dengan cara diet yang baik dengan komposisi

makanan seimbang, latihan jasmani (aerobik), penurunan berat badan bagi yang gemuk (obesitas), menghentikan kebiasaan merokok dan minuman alkohol. Apabila dengan tatalaksana diatas gagal maka dapat diberikan tatalakasana dengan obat yang dapat menurunkan lipid seperti obat-obatan golongan statin, resin (kolestiramin), asam nikotinat, asam fibrat dan penghambat absorbsi kolesterol. Sebagai contoh bila setelah memeriksakan kadar lipid mendapat hiperkolesterolemia dapat diberikan statin atau resin maupun dikombinasi. Bila terdapat banyak peningkatan pada profil lipid dapat diberikan statin atau kombinasi statin dengan asam nikotinat. Apabila hanya triglisrida yang meningkat dapat diberikan golongan asam fibrat (Doengoes dan Marilynn 2000).

C. Hiperlipidemia
1. Pengertian Hiperlipidemia adalah gejala dimana jika kelebihan kolesterol di dalam darah melebihi 5,72 mmol/L, lipoprotein berkapasitas rendah (LDL) melebihi 3,64 mmol/L, kelebihan trgliserida melebihi 1,7 mmol/L. Dalam penelitian biasanya plasma dianalisa setelah puasa selama 10-14 jam (dan leboh disukai dengan diet normal selama dua minggu) san tanpa alkohol 24 jam. Pemeriksaan yang perlu adalah inspeksi visual serta analisa kolesterol dan trigliserida. Jika dari ini ada yang abnormal maka pola elektroforetik dapat bernilai. Plasma harus dilihat setelah didiamkan pada 4o C selama 18 jam.

Jika kalori dalam makanan yang dikonsumsi melebihi dari batas yang diperlukan oleh tubuh, kalori yang berlebihan akan tersimpan di dalam otak dalam bentuk trigliserida dan menjadi lemak, lalu hal tersebut menyebabkan kandungan lemak dalam darah meningkat. Untuk mereka yang kurang melakukan olahraga, kolesterol dan trigliserida darah dalam tubuhnya lebih tinggi dibanding dengan orang yang rajin melakukan olahraga. Bagi orang yang berada dalam keadaan tertekan, merokok, berpikir terlalu banyak juga akan meningkatkan kandungan lemak dalam darah.

Terkadang kandungan lemak yang tinggi berhubungan dengan keturunan, ciricirinya adalah kelebihan lemak karena secara abnormal di dalam darah dan di umur masih tergolong muda terserang penyakit jantung koroner. Ada juga penyakit lain menyebabkan kelebihan lemak dalam darah. Lipoprotein yang tinggi (HDL) dapat menghilangkan kolesterol yang berlebihan dalam darah dan otak, lipoprotein juga dapat menyerap kolesterol pada plak yang menempel di dinding arteri. Sintesis dan metabolisme 1. Kilomikron Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan membawa trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga terdapat pada kilomikron. Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah. Trigliserida dikeluarkan dari kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu jalur yang berhubungan dengan VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan progresif pada diameter partikel terjadi ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid permukaan , yakni apo-A-1, apo-A-II, dan apoC, ditransfer ke dalam hepatosit. b. Lipoportein berdensitas sangat rendah (VLDL) Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk mengekspor trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam lemak bebas untuk disimpan didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot rangka. Hasil dari deplesi trigliserida menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein berdensitas menengah (IDL). Partikel LDL mengalami endositosis secara langsung oleh hati, sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan trigliserida yang diperantaraioleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan fenomena klinis pergeseran beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma dapat disebabkan karena peningkatan sekresi precursor VLDL dan juga penurunan katabolisme LDL. c. Lipoprotein berdensitas rendah (LDL)

Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian besar sel bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor berafinitas tinggi. Ester kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis, yang menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis membrane sel. Ses-sel juga mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui suatu jalur yang melibatkan pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase. Hati memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel lainnya, hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi kolesterol dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu yang juga disekresikan dalam empedu. d. Lipoprotein Berdensitas Tinggi (HDL) Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari permukaan satu lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dari suatu jalur yang melindungi homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester kolestril langsung ke hati melalui suatu reseptor pengait/ docking (reseptor scavenger, SR-BI) yang tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein (Bertram, Katzung).
2. Etiologi (Penyebab) Banyak faktor penyebab untuk terjadinya peningkatan lipid darah. Berat badan yang berlebih atau obese , tidak cukup exercise, diet kaya lemak jenuh dan cholesterol, serta kurang buah, sayur dan serat berperan dalam menyebabkan terjadinya hiperlipidemia. Disamping itu banyak faktor lain yang berperan diantaranya peran faktor genetik dalam menimbulkan hiperlipidemia dalam keluarga, penyakit hormonal seperti diabetes mellitus (kencing manis), hipotiroidism, syndrome Cushing, atau penggunaan obat seperti kontrasepsi dan pelancar air seni (diuretik) tertentu.

Tabel 3. Penyebab Hiperlipidemia Sekunder (ATP III, 2002) Penyebab penyakit Hipotiroidisme, penyakit obstruktif, nefrotik, hati sindrom anorexia glukokortikoid, -

Hiperkolesterolemia

Obat-obatan Progestin, tiazid,

diuretik

nervosa,

intermiten bloker, isotretionin, inhibitor protease,siklosforin, mirtazapin, sirolimus

porphyria akut

Hipertrigliseridemia

Obesitas, melitus,

diabetes

Alkohol, estrogen, isotretionin, -bloker,

lipodystrophy, sepsis, glukokortikoid, kehamilan, akut, erythematosis sistemik. Monoklonal gammathophy: multiple lymphoma myeloma, antijamur Azol, mirtazopin, anabolik, bexaroten steroid sirolimus, golongan hepatitis lupus empedu, tiazid, asparaginase, interperon, asam resin

HDL rendah

Obesitas, malnutrisi

Non-ISA steroid anabolik,

-bloker,

probukol,

isotretionin, progestin

3. Cara Pengobatan

1.

Terapi non farmakologi :

Diet rendah kolesterol dan lemak jenuh akan mengurangi kadar LDL. Olahraga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah kadar kolesterol HDL. Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol dan trigliserida tinggi adalah: 1) 2) 3) 4) 5) Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan Berhenti merokok Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam tubuhnya Menambah porsi olahraga Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan)

Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap tindakan diatas, maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan pemeriksaan darah khusus sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009). 1. Terapi farmakologi Tabel 5. Terapi Farmakologi (Balai Informasi Tekhnologi Lipi, 2009) Jenis Obat Penyerap empedu Kolestipol Penghambat sintesa protein Penghambat HMG Koenzim-A reduktase Adrenalin, Flufastatin Lovastatin Niasin Contoh Kolestiramin Cara Kerja Mengikat asam empedu di usus, dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah Mengurangi kecepatan VLDL (VLDL merupakan prekursos dari LDL) Menghambat pembentukan

asam

kolesterol, dan meningkatkan pembuangan LDL dari aliran darah

Vlavastatin Sinvastatin Klofibrat Fenofibrat Gemfibrosil

Derivat asam fibrat

Meningkatkan pemecahan lemak

D. Obesitas
1. Pengertian

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas. Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal dianggap mengalami obesitas. Obesitas digolongkan menjadi 3 kelompok:

Obesitas ringan : kelebihan berat badan 20-40% Obesitas sedang : kelebihan berat badan 41-100% Obesitas berat : kelebihan berat badan >100% (Obesitas berat ditemukan

sebanyak 5% dari antara orang-orang yang gemuk).

Perhatian tidak hanya ditujukan kepada jumlah lemak yang ditimbun, tetapi juga kepada lokasi penimbunan lemak tubuh. Pola penyebaran lemak tubuh pada pria dan

wanita cenderung berbeda. Wanita cenderung menimbun lemaknya di pinggul dan bokong, sehingga memberikan gambaran seperti buah pir. Sedangkan pada pria biasanya lemak menimbun di sekitar perut, sehingga memberikan gambaran seperti buah apel. Tetapi hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang mutlak, kadang pada beberapa pria tampak seperti buah pir dan beberapa wanita tampak seperti buah apel, terutama setelah masa menopause. Seseorang yang lemaknya banyak tertimbun di perut mungkin akan lebih mudah mengalami berbagai masalah kesehatan yang berhubungan dengan obesitas. Mereka memiliki risiko yang lebih tinggi. Gambaran buah pir lebih baik dibandingkan dengan gambaran buah apel.

Untuk membedakan kedua gambaran tersebut, telah ditemukan suatu cara untuk menentukan apakah seseorang berbentuk seperti buah apel atau seperti buah pir, yaitu dengan menghitung rasio pinggang dengan pinggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit, sedangkan pinggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi dengan ukuran pinggul. Seorang wanita dengan ukuran pinggang 87,5 cm dan ukuran pinggul 115 cm, memiliki rasio pinggang-pinggul sebesar 0,76. Wanita dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 0,8 atau pria dengan rasio pinggang:pinggul lebih dari 1, dikatakan berbentuk apel . Obesitas dibagi mejadi 2 kategori dengan tipe sebagai berikut : 1. Obesitas Tipe Sentral, lebih sering dialami pada pria. Obesitan ini beresiko timbul penyakit jantung koroner, stroke dan diabetes. Hal ini disebabkan karena kebiasaan buruk seperti rokok, sering minum kopi, makanan junk, kurangnya olahraga. 2. Obesitas Tipe Ginoid. Obesitas dengan tipe ni lebih sering ditemui pada wanita, dikarenakan adanya penumpukaan lemak jenuh pada daerah pinggul dan bokong. Wanita dengan kisaran usia diatas 40 tahun dan dalam masa menopause lebih banyak mengalami obesitas. Untuk mengetahui apakah anda obesitas atau tidak, dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan IMT atau Indeks Masa Tubuh, namun rumus IMT ini hanya berlaku pada usia 18 tahun keatas, tidak untuk seorang bayi, anak, ibu hamil, atlet, dan atau keadaan khusus seperti odema dan ascites.

IMT= Indeks Masa Tubuh Rumus IMT = Berat badan (kg ) : Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m) Contoh : Berat badan 50 kg dengan tinggi badan 160 cm. Dihitung dengan menggunakan rumus IMT, didapat hasil IMT = Berat badan (kg ) : Tinggi badan (m) x Tinggi badan (m) IMT = 50 kg : 1,6 m x 1,6 m IMT = 19,5 Artinya status gizi normal. Untuk orang Indonesia IMT normal antara 18-25, bila diatas itu berati sudah tergolong kelebihan berat badan. Dengan IMT normal berarti anda memiliki berat badan yang normal atau ideal. Dengan menggunakan IMT dapat menjadi acuan anda untuk mengukur masa tubuh anda, selain anda dapat menjaga penampilan juga dapat mencegah dampak negatif dari obesitas seperti diabetes mellitus, jantung koroner, asam urat, sesak napas, ginjal, nyeri sendi ( rematik ) dan lain sebagainya. 2. Etiologi (Penyebab) Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh. Penyebab terjadinya ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori ini masih belum jelas. Terjadinya obesitas melibatkan beberapa faktor:

Faktor genetik. Obesitas cenderung diturunkan, sehingga diduga memiliki penyebab genetik. Tetapi anggota keluarga tidak hanya berbagi gen, tetapi juga makanan dan kebiasaan gaya hidup, yang bisa mendorong terjadinya obesitas. Seringkali sulit untuk memisahkan faktor gaya hidup dengan faktor genetik. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa rata-rata faktor genetik memberikan pengaruh sebesar 33% terhadap berat badan seseorang.

Faktor lingkungan. Gen merupakan faktor yang penting dalam berbagai kasus obesitas, tetapi lingkungan seseorang juga memegang peranan yang cukup berarti. Lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan dan berapa kali seseorang makan serta

bagaimana aktivitasnya). Seseorang tentu saja tidak dapat mengubah pola genetiknya, tetapi dia dapat mengubah pola makan dan aktivitasnya.

Faktor psikis. Apa yang ada di dalam pikiran seseorang bisa memengaruhi kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap emosinya dengan makan.

Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif. Gangguan ini merupakan masalah yang serius pada banyak wanita muda yang menderita obesitas, dan bisa menimbulkan kesadaran yang berlebihan tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman dalam pergaulan sosial. Ada dua pola makan abnormal yang bisa menjadi penyebab obesitas yaitu makan dalam jumlah sangat banyak (binge) dan makan di malam hari (sindroma makan pada malam hari). Kedua pola makan ini biasanya dipicu oleh stres dan kekecewaan. Binge mirip dengan bulimia nervosa, dimana seseorang makan dalam jumlah sangat banyak, bedanya pada binge hal ini tidak diikuti dengan memuntahkan kembali apa yang telah dimakan. Sebagai akibatnya kalori yang dikonsumsi sangat banyak. Pada sindroma makan pada malam hari, adalah berkurangnya nafsu makan di pagi hari dan diikuti dengan makan yang berlebihan, agitasi dan insomnia pada malam hari.

Faktor kesehatan. Beberapa penyakit bisa menyebabkan obesitas, diantaranya:


o o o o

Hipotiroidisme Sindroma Cushing Sindroma Prader-Willi Beberapa kelainan saraf yang bisa menyebabkan seseorang banyak makan.

Obat-obatan.

Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan penambahan berat badan.

Faktor perkembangan. Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak (atau keduanya) menyebabkan bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki sel lemak sampai 5 kali lebih banyak dibandingkan dengan orang yang berat badannya normal. Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi, karena itu penurunan berat badan hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak di dalam setiap sel.

Aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat yang makmur. Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami obesitas.

3. Pengobatan

Pembatasan asupan kalori dan peningkatan aktivitas fisik merupakan komponen yang paling penting dalam pengaturan berat badan. Kedua komponen ini juga penting dalam mempertahankan berat badan setelah terjadi penurunan berat badan. Harus dilakukan perubahan dalam pola aktivitas fisik dan mulai menjalani kebiasaan makan yang sehat. Langkah awal dalam mengobati obesitas adalah menaksir lemak tubuh penderita dan risiko kesehatannya dengan cara menghitung BMI. Resiko kesehatan yang berhubungan dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka BMI :

Resiko rendah : BMI < 27 Resiko menengah : BMI 27-30 Resiko tinggi : BMI 30-35 Resiko sangat tinggi : BMI 35-40 Resiko sangat sangat tinggi : BMI 40 atau lebih. Jenis dan beratnya latihan, serta jumlah pembatasan kalori pada setiap penderita berbeda-beda dan obat yang diberikan disesuaikan dengan keadaan penderita.

Penderita dengan risiko kesehatan rendah, menjalani diet sedang (1200-1500 kalori/hari untuk wanita, 1400-2000 kalori/hari untuk pria) disertai dengan olah raga Penderita dengan risiko kesehatan menengah, menjalani diet rendah kalori (800-1200 kalori/hari untuk wanita, 1000-1400 kalori/hari untuk pria) disertai olah raga Penderita dengan risiko kesehatan tinggi atau sangat tinggi, mendapatkan obat antiobesitas disertai diet rendah kalori dan olah raga. Memilih program penurunan berat badan yang aman dan berhasil. Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam memilih suatu program penurunan berat badan :

Diet harus aman dan memenuhi semua kebutuhan harian yang dianjurkan (vitamin, mineral dan protein). Diet untuk menurunkan berat badan harus rendah kalori. Program penurunan berat badan harus diarahkan kepada penurunan berat badan secara perlahan dan stabil. Sebelum sebuah program penurunan berat badan dimulai, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Program yang diikuti harus meliputi pemeliharaan berat badan setelah penurunan berat badan tercapai. Pemeliharaan berat badan merupakan bagian tersulit dari pengendalian berat badan. Program yang dipilih harus meliputi perubahan kebiasaan makan dan aktivitas fisik yang permanen, untuk merubah gaya hidup yang pada masa lalu menyokong terjadinya penambahan berat badan. Program ini harus menyelenggarakan perubahan perilaku, termasuk pendidikan dalam kebiasaan makan yang sehat dan rencana jangka panjang untuk mengatasi masalah berat badan. Obesitas merupakan suatu keadaan menahun (kronis). Obesitas seringkali dianggap suatu keadaan sementara yang bisa diatasi selama beberapa bulan dengan menjalani diet yang ketat. Pengendalian berat badan merupakan suatu usaha jangka panjang. Agar aman dan efektif, setiap program penurunan berat badan harus ditujukan untuk pendekatan jangka panjang. Jika anda memeriksa kondisi kesehatan dan masa tubuh anda pada dokter atau ahli gizi, mungkin saran yang akan diajukan adalah : a. Cobalah minum air putih 1-2 gelas dan tunggu 10-20 menit, jika timbul reaksi perut anda masih terasa lapar, berarti anda benar-benar lapar, namun bila tidak menimbulkan reaksi berlebih pada perut anda, berarti anda hanya kekurangan cairan. Cobalah minum air putih sebelum makan dan perbanyak minum air putih guna membantu metabolisme dan kerja organ serta hormone untuk mempermudah mengurai dan menetralisir segala racun atau lemak berlebih pada tubuh. b. Kunyah makanan dengan baik dan jangan terburu-buru. Ini dapat membantu otak anda untuk menterjemahkan bahwa anda sudah kenyang atau belum dan mempermudah proses pencernaan mengurai makanan.

c. Pilih makanan yang rendah kalori namun kaya serat seperti sayuran, buah atau gandum. Serat tinggi dapat memberikan rasa kenyang yang lebih lama di dalam lambung. d. Hindari alkohol e. Olahraga secara teratur minimal 3 kali dalam seminggu. And dapat melakukan olahraga apapun sesuai dengan kemampuan dan kondisi kesehatan anda, semisal jogging, berjalan cepat tanpa alas kaki, renang lakukan secara rutin minimal 3 kali seminggu. Tidak perlu tergesa-gesa ingin menurunkan berat badan, karena penurunan berat badan membutuhkan waktu yang cukup lama dalam 1 bulan tubuh hanya mampu menurunkan lemak 3-4 kg itu merupakan penurunan berat badan yang paling sehat dan aman. Kita tahu bahwa setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh, yang gunanya untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 2530% pada wanita dan 18-23% pada pria. Seseorang disebut mengalami Obesitas bila: - Seorang wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% - Seorang pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% - Seseorang yang memiliki berat badan 20% lebih tinggi dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.Dislipidemia.http://www.jurnalmedika.com/tarif-iklan/258dislipidemia.Diunduh tanggal 13 September 2012 Anonim.Dislipidemia.http://www.pantirapih.or.id/index.php? option=com_content&view=article&id=146:dislipidemia&catid=51:umum&Itemid=97. Diunduh tanggal 13 September 2012

Astria Agustin. Hiperlipidemia.http://astria-gizi08.blogspot.com.Diunduh tanggal 13 September 2012 Anonim.Hiperlipidemia.http://www.gudangjamu.com/hiperlipidemia.html. Diunduh tanggal 13 September 2012 Anonim.Obesitas.http://xamslimer.org/obesitas/. Diunduh tanggal 16 September 2012 Wikipedia.Obesitas.www.wikipedia.com. Diunduh tanggal 16 September 2012

Anda mungkin juga menyukai