Anda di halaman 1dari 8

BAB III PANDUAN PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI A.

Pendahuluan Pembelajaran pada dasarnya adalah curriculum in action; sehingga pembelajaran berbasis kompetensi merupakan pelaksanaan dari kurikulum berbasis kompetensi.. Kurikulum Berbasis Kompetensi dikembangkan berdasarkan konsep belajar tuntas atau mastery learning, sehingga pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dalam bentuk pembelajaran berbasis kompetensi dituntut mampu mengantarkan setiap peserta didik dalam hal ini mahasiswa menguasai kompetensi lulusan yang telah dirumuskan oleh masing-masing perguruan tinggi dimana mahasiswa mengikuti program pembelajaran. Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan tertentu (S.K. Mendiknas No. 045/U/2002). Kompetensi lulusan perguruan tinggi yaitu kompetensi yang sesuai dengan social need, industrial/business need dan professional need sehingga mampu bersaing di pasaran kerja yang menuntut persyaratan: (1) penguasaan pengetahuan dan keterampilan analisis dan sintesis, teknologi informasi, manajerial, komunikasi dan bahasa kedua; (2) sikap yang meliputi kepemimpinan, bekerja dalam kelompok, dan dapat bekerja secara lintas budaya; dan (3) pengenalan sifat pekerjaan yang terkait dan terlatih dalam etika kerja, memahami makna globalisasi dan fleksibilitas dala. Berkenaan dengan hal tersebut maka Kurikulum Berbasis Kompetensi disusun dan mampu dengan mengacu pada scientific vision dan market signal. Terkait dengan tuntutan luaran perguruan tinggi tersebut maka kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi penguasaan kompetensi. Dosen di diharapkan dapat mengantarkan mahasiswa sebagai perguruan pendidik tinggi profesional dituntut dan ilmuwan mampu mengkonstruksi pengetahuan dan mengembangkan kreatifitas dalam rangka penyelenggara pembelajaran menyelengarakan

pembelajaran dalam design facilitating, enabling dan empowering. B. Acuan Pembelajaran Berbasis Kompetensi Acuan pembelajaran berbasais kompetensi adalah prinsip mastery learning tau belajar tuntas, yaitu pendekatan pembelajaran yang mendasarkan atas pengakuan adanya perbedaan individu dalam mencapai penguasaan tuntas tujuan pembelajaran, yaitu kompetensi.

12

Prinsip dasar mastey learning terkait dengan programmed instruction yang berlandaskan gagasan pokok bahwa: belajar menguasai tingkah laku bertumpu pada hasil belajar secara berurutan (sequence) bagian-bagian tingkah laku, dari yang kurang kompleks ke urutan yang lebih kompleks berikutnya.Programmed instruction dengan pendekatan mastery learning dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua mahasiswa mencapai penguasaan yang dikehendaki. Untuk mengukur ketuntasan belajar mahasiswa digunakan test of mastery learning dalam bentuk tes hasil belajar diagnostik untuk setiap satuan pembelajaran dengan pendekatan Penilaian Acuan Patokan. Ciri-ciri pokok mastery learning adalah: (1) Ketuntasan belajar didasarkan pada kompetensi dasar dengan indikatornya yang harus dicapai oleh setiap mahasiswa, (2) Pembelajaran terdiri atas satuan-satuan pembelajaran yang ditata berurutan secara sistematis dari satu satuan pembelajaran ke satuan pembelajaran berikutnya; masingmasing satuan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar, (3) Tujuan pembelajaran satu satuan pembelajaran harus dicapai mahasiswa secara tuntas sebelum berlanjut ke satuan pembelajaran berikutnya, (4) Selesai mempelajari satu satuan pembelajaran, mahasiswa mengerjakan tes kemajuan belajar (test of mastery learning) yang memberikan balikan kepada mahasiswa mengenai keberhasilan belajarnya mencapai ketuntasan penguasaan kompetensi dasar yang ditentukan, dan kesulitan belajar yang dialami, yaitu jenis dan letak kesulitan belajarnya, (5) Berdasarkan balikan tersebut, mahasiswa diberikan bahan tambahan dan/atau waktu yang cukup agar bisa menyelesaikan satuan pembelajaran yang belum dikuasai secara tuntas, dan (6) Mahasiswa diberikan kelonggaran waktu untuk menyelesaikan setiap satuan pembelajaran sesuai laju kecepatan masing-masing, dan akhirnya menyelesaikan dengan tuntas keseluruhan satuan pembelajaran. Sehubungan dengan ciri-ciri pokok mastery learning tersebut, dua hal penting yang menjadi kekhasan pembelajaran dengan pendekatan mastery learning adalah: (1) Pemberian balikan, dan (2) Strategi pembelajaran yang mampu mengantarkan belajar mahasiswa menguasai kompetensi sesuai karakteristiknya, mendorong partisipasi belajar dan memberikan reinforcement yang diperlukan oleh setiap mahasiswa.

Strategi Pembelajaran Strategi pembelajaran pada dasarnya mencakup empat hal utama, yakni: penetapan tujuan pembelajaran, pemilihan sistem pendekatan pembelajaran, metode dan teknik belajar-mengajar, dan penetapan kriteria keberhasilan proses belajar-mengajar dari evaluasi yang dilakukan. Pemilihan strategi pembelajaran sangat tergantung kemampuan dosen, karakteristik bahan, ataupun pertimbangan kondisi lainnya. Beberapa

13

starategi pembelajaran yang dapat dipilih antara lain: contextual teaching and learning (CTL), problem based learning (PBL), cooperative teaching, inquiry teaching, project/task, learning by doing, Guyub, unik, demokratis, elegan, dan global; Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan; Gembira dan berbobot (GUDEG PAIKEM GEMBROT), berbasis melayani, quantum teaching quantum learning, cara belajar aktif, kompetensi, keterampilan proses, lingkungan dan tematik. C. Kegiatan Pembelajaran Rangkaian kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi yang perlu dilakukan oleh dosen agar supaya kegiatan pembelajaran efektif meliputi kegiatan merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, melakukan evaluasi pembelajaran, membimbing dan melatih mahasiswa, dan menyusun laporan hasil pembelajaran. 1. Perencanaan Pembelajaran Dosen pengampu mata kuliah memulai pembelajaran dengan menyusun perencanaan pembelajaran dengan melakukan kegiatan berikut:

a. Kegiatan Analisis Kompetensi, yaitu suatu analisis tentang standar


kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa setelah menyelesaikan program pembelajaran suatu mata kuliah berikut rincian sub-kompetensi atau kompetensi dasar yang harus dikuasai dalam proses pembelajaran.

b. Kegiatan menyusun Silabus mata kuliah, yaitu garis besar program c. pembelajaran suatu mata kuliah dalam jangka waktu satu semester. Di
dalam silabus ini dosen dapat melakukan pengelompokan kompetensi dasar menjadi paling tidak 4 (empat) kelompok kompetensi dasar (KKD).

d. Kegiatan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau R.P.P.,


yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap kompetensi dasar

Belum

atau kelompok kompetensi dasar (KKD). Rangkaian kegiatan yang dapat dilakukan oleh dosen mendahului penyusunan R.P.P. setelah selesai menyusun silabus yaitu menyusun Kontrak Pembelajaran.

Ya e. Kegiatan menyusun Bahan Ajar berdasarkan R.P.P. yang telah disusun


dalam bentuk susunan bahan ajar lengkap atau dalam bentuk Hand Out. 2. Pelaksanaan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan memberikan pengalaman belajar mahasiswa untuk mencapai kompetensi dasar atau kelompok kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam RPP yang telah tersusun. Dasar I atau Kelompok Kompetensi Dasar I. Proses pembelajaran yang perlu dilakukan oleh dosen adalah: Pelaksanaan Pembelajaran dimulai dengan pembelajaran untuk mencapai penguasaan Kompetensi

14

a. Berbagi dan pengolahan infomasi dengan melakukan kuliah, kuliah


kelompok kecil, self instruction system, diskusi dan/atau seminar.

b. Internalisasi dengan memberikan latihan, responsi, dan/atau tugas/


pekerjaan rumah. c. Memberikan balikan dengan melaksanakan pembahasan hasil internalisasi, dan/atau memberi catatan pada lembar/hasil internalisasi. 3. Evaluasi Pembelajaran Setelah mahasiswa mendapat pengalaman belajar cukup untuk penguasaan kompetensi dasar 1 atau kelompok kompetensi dasar I, dilakukan evaluasi sebagai kegiaan uji kompetensi untuk menilai pencapaian penguasaan kompetensi dasar 1 atau kelompok kompetensi dasar I. Evaluasi pembelajaran berbasis kompetensi dilaksanakan dengan: (a) Evaluasi hasil belajar dengan melakukan assesment test (testing), assesment tanpa test (non-testing), dan self assesment; dan (b) Evaluasi proses belajar. Berdasarkan hasil evaluasi, bagai mahasiswa yang telah mencapai penguasaan kompetensi dasar 1 sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, melanjutkan mengikuti pembeljaran satuan pembelajaran berikutnya untuk Kompetensi Dasar atau Kelompok Kompetensi Dasar berikutnya. Bagi mahasiswa belum mencapai penguasaan kompetensi dasar yang ditetapkan, yaitu Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dikenai Pembelajaran Remedial. 4. Pembelajaran Remedial dilaksanakan untuk membimbing mahasiswa mencapai penguasaan kompetensi dasar 1 atau Kelompok Kompetensi Dasar I. Pembelajaran Remedial diakhiri dengan evaluasi/uji kompetensi lagi. Pembelajaran remedial merupakan bagian sistem pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran Remedial dilaksanakan oleh dosen sebagai bentuk pelaksanaan bimbingan kepada mahasiswa yang belum menguasai kompetensi dasar setelah dilaksanakan evaluasi (uji kompetensi) agar mahasiswa menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Tujuan dilaksanakannya pembelajaran remedial adalah untuk meningkatkan penguasaan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi dasar atau kelompok kompetensi dasar sekurang-kurangnya mencapai kriteria ketuntasan minimal penguasaan kompetensi dasar suatu mata kuliah. Strategi pembelajaran remedial sifatnya sangat individual dan lebih ditekankan kepada keragaman mahasiswa, yang antara lain keragaman dalam kemampuan

15

mahasiswa, penguasaan bahan pembelajaran, dan penguasaan kompetensi dasar sebelumnya, sehingga menuntut pelaksanaan pembelajaran secara bervariasi. Pembelajaran Remedial sebagai kegiatan dosen membimbing mahasiswa yang belum menguasai secara tuntas kompetensi dasar dapat dilaksanakan dengan beberapa alternatif cara pelaksanaan, yaitu: a). Memberikan pembelajaran ulang (mengulangi pembelajaran). b). Memberi tugas-tugas atau latihan dengan bimbingan/pendampingan, c). Pemebelajaran tutorial / tutor sebaya, d). Menugaskan mahasiswa untuk melaksanakan praktek ulang dengan bimbingan/pendampingan. e). Memberi bimbingan secara kusus---secara indiidual atau kelompok kecil.. Rangkaian kegiatan pelaksanaan pembelajaran remedial mencakup tiga tahap, yaitu tahap pertama, tahap kedua, dan tahap ketiga. Kegiatan tahap pertama: menganalisis kesulitan belajar mahasiswa Rangkaian kegiatan tahap pertama ini adalah: a. Identifikasi kasus, yaitu menandai mahasiswa yang mengalami atau diduga mengalami kesulitan belajar, yaitu mahasiswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal keberhasilan pencapaian kompetensi dasar yang diharapkan. b. Identifikasi masalah/kesulitan belajar mahasiswa, yaitu mengenali/menandai jenis dan letak kesulitan belajar mahasiswa, dengan memanfaatkan kisi-kisi instrumen penilaian dan membandingkannya dengan soalan/item tes yang gagal dikerjakan oleh mahasiswa. (1) Jenis kesulian belajar terkait dengan ranah kompetensi dasar---kognitif, afektif, psikomotor; sedang (2) Letak kesulian belajar terkait dengan pokok materi sajian yang harus dipelajari mahasiswa. c. Identifikasi faktor penyebab kesulitan belajar, yaitu menentukan faktor penyebab kesulita beajar mahasiswa. Faktor penyebab kesulitan belajar ahasiswa dapat berasal dari kondisi internal mahasiswa---fisis maupun psikis, dan/atau kondisi luar maha-siswa---diantaranya faktor pembelajaran, saranan dan lingkungan pembelajaran, dan sosialnya. d. Pengambilan kesimpulan dan keputusan serta memperkirakan kemungkinan perbaikan atau cara mengatasi kesulitan belajar yang perlu dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran remedial. e. Menetapkan perbaikan/bantuan cara mengatasi kesulitan belajar yang dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran remedial. Kegiatan tahap kedua : Kegiatan Pembelajaran Remedial

16

Rangkaian kegiatan pembelajaran remedial adalah: a. Menelaah kembali mahasiswa yang memerlukan pembelajaran remedial, untuk memperoleh gambaran yang lebih definitif tentang mahasiswa beserta kesulian belajar yang dihadapi, yaitu jenis kesulitan belajarnya (ranah kemampuan), letak kesulitan belajarnya (materi sajian), dan faktor penyebabnya. b. Merencanakan dan melaksanakan alternatif pembelajaran perbaikan yang perlu dilakukan sesuai dengan jenis dan letak kesulitan belajar mahasiswa nya dalam bentuk kegiatan antara lain: 1). Dosen mengulangi kegiatan pembelajaran yang pernah dilakukan bilamana terdapat lebih dari 60% mahasiswa gagal menguasai kompetensi dasar yang diharapkan, sedang mahasiswa yang 40% diberikan pengayaan. Kegiatan ini dilaksanakan oleh dosen setiap kali selesai melaksanakan test of mastery learning untuk satu satuan pembelajaran atau kesatuan satuan pembelajaran. Sehingga sebelum doen melanutkan pembelajaran berikutnya, setiap mahasiswa telah mencapai ketuntasan belajar atau kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan. 2). Dosen melaksanakan pmbelajaran dengan sistem tutorial, yaitu dosen dengan dibantu mahasiswa yang mampu dalam suatu mata kuliah memberikan tutorial atau pendampingan kepada mahasiswa yang belajar untuk menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. 3). Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk mengulangi mempelajari bagian bahan pembelajaran yang belum dikuasai. Saat mahasiswa menyelesaikan tugas, dosen memberikan bimbingan langsung. atau melalui bantuan tutor sebaya. Pada akhir penyelesaian tugas, mahasiswa menyusun laporan tugas atau diberikan tes untuk menilai tingkat penguasaan kompetensi 4). Dosen menugaskan kepada mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar yang lain, misalnya mengulangi praktikum, berlatih keterampilan, tutorisasi, belajar dari sumber belajar yang tersedia, atau tugas kegiatan yang lain. Saat mahasiswa menyelesaikan tugas, dosen memberikan bimbingan langsung atau melalui bantuan tutor sebaya. Pada akhir penyelesaian tugas, mahasiswa menyusun laporan tugas untuk menilai tingkat penguasaan kompetensi. 5). Dosen melaksanakan bmbingan kusus dalam bentuk kegiatan tutorial secara perorangan atau kelompok kecil sebagai implikasi dari tugas dosen sebagai pembimbng dan tutor bagi mahasiswanya. Kegiatan tahap ketiga, yaitu mengevaluasi hasil pembelajaran remedial

17

Pada akhir kegiatan pembelajaran remedial dilakukan evaluasi kembali untuk mengetahui capaian penguasaan kompetensi dasar setelah mengikuti kegiatan pembelajaran remedial, yaityu sekurag-kurangnya mencapai kriteria ketuntasan minimal yang diharapkan. Untuk mengevaluasi keberhasilan belajar mahasiswa dosen memberikan test of mastery learning dan/atau memberi tugas kepada mahasiswa yang disertai dengan kriteria penilaian laporan tugas dalam bentuk rubrik. Bilamana mahasiswa yang bersangkutan belum mencapai tingkat ketuntasan yang ditetapkan berdasarkan evaluasi akhir pembelajaran remedial, dosen melaksanakan pembelajaran remedial lagi dengan melakukan rangkaian kegiatan tahap pertama, tahap kedua, dan tahap ketiga. Pelaksanaan Pembelajaran Remedial dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali. Apabila mahasiswa setelah mengikuti Pembelajaran Remedial 2 (dua) kali belum mencapai penguasaan kompetensi dasar sekurang-kurangnya mencapai Kriteria Kompetensi Minimal dilakukan uji kompetensi di akhir semester, dan mahasiswa yang bersangkutan diizinkan mengikuti kegiaan pembelajaran untuk Kompetensi Dasar atau Kelompok Kompetensi Dasar berikutnya. Capaian Hasil Belajar mahasiswa sebagai hasil uji kompetensi dalam rangkaian kegiatan Pembelajaran Remedial adalah persentase tingkat penguasaan kompetensi dasar atau kelompok kompetensi dasar yang dicapai mahasiswa, yaitu 0% sampai dengan 100%. 5. Kegiatan lanjutan Bilamana semua kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh mahasiswa telah tercapai, perlu dicek apakah seluruh kompetensi ditetapkan. Apabila ada Kompetensi Dasar atau Kelompok Kompetensi Dasr yang belum dikuasai secara tuntas, maka dilaksanakan pembelajaran untuk satuan atau kesatuan pembelajaran yang terkait dengan kompetensi dasar atau kelompok kompetensi dasar tersebut . Program Pembelajaan suatu mata kuliah berakhir bilamana seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi dilaksanakan dan semua kompetensi dasar telah tercapai (sudah dikuasai secara tuntas oleh mahasiswa), yang berarti bahwa standar kompetensi mata kuliah tercapai; atau setelah melakukan uji kompetensi akhir semester dilaksanakan bagi mahasiswa yang belum menguasai suatu kompetensi dasar dasar sudah tercapai untuk mengetahui ketuntasan penguasaan standar kompetensi suatu mata kuliah yang

18

setelah mengiukti pembelajaran remedial sebanyak 2 (dua) kali. Pemberian nilai akhir semester mata kuiah di berikan kepada mahasiswa. D. Pelaporan Rangkaian kegiatan pelaporan pembelajaran berbasis kompetensi yang perlu dilakukan oleh dosen adalah sebagai berikut: 1. Membuat rekapitulasi hasil belajar mahasiswa yang berisi skor-skor setiap Kompetensi Dasar atau Kelompok Kompetensi Dasar, Skor Akhir Mata Kuliah, dan Nilai akhiar Mata Kuliah dengan mengunakan format yang ditentukan.

2. Melakukan evaluasi pelaksanaan pembelajaran mata kuliah yang teah berlangsung dengan mengunakan format yang ditentukan (evaluasi manajerial). 3. Membuat laporan kepada Program Studi/Jurusan/Fakultas dalam bentuk rekap nilai hasil belajar mahasiswa (evaluasi hasil) dan pelaksanaan pembelajaran (evaluasi manajerial) dengan format yang ditentukan. Nilai akhir mata kuliah sebagai nilai akhir penguasaan stantar kompetensi mata kuliah diberikan kepada mahasiswa didasarkan pada rata-rata tingkat ketuntasan penguasaan kompetensi dasar yang direncanakan mata kuliah yang bersangutan dengan pembobotan atau tidak dengan pembobotan, yaitu (1) nilai A/4 untuk penguasaan 80-10%, (2) nilai B/3 untuk penguasaan 70-79%, dan (3) nilai C/2 untuk penguasaan 60-69%, (4) nilai D/1, untuk penguasaan 40%-59%, dan (5) nilai E/0 untuk penguasaan 0%-39%.. Rangkaian kegiatan pembelajaran berbasis kompetensi merupakan suatu sistem pembelajaran terdiri atas beberpa sub sistem digambarkan dalam diagram alir berikut:

19

Anda mungkin juga menyukai