Anda di halaman 1dari 9

PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi di beberapa negara maju disertai pesatnya globalisasi memberikan pengaruh yang sangat

besar dibidang teknologi Indonesia. Salah satunya adalah masukkannya sistem operasi komputer buatan Amerika bernama Windows. Windows merupakan produk yang bersifat komersial sehingga apabila kita akan menggunakan sistem operasi tersebut dalam komputer kita maka diharuskan mempunyai lisensi berbayar. Di Indonesia, penggunaan Windows sudah tidak hanya terbatas dibidang pendidikan saja, melainkan sudah menyebar diberbagai bidang yang lain seperti pemerintahan, pertahanan, hiburan, pertanian dan banyak bidang lainnya. Dilain pihak, sebagai negara yang berkembang, Indonesia memiliki tingkat kesejahteraan yang belum merata. Belum meratanya kesejahteraan masyarakat Indonesia tersebut membuat daya beli masyarakat Indonesia masih rendah sehingga pembajakan Windows di Indonesia tetap tinggi . Salah satu jalan untuk menurunkan tingkat pembajakan Windows yang terjadi di Indonesia adalah dengan cara menggunakan sistem operasi nonkomersial (gratis), namun sefungsi dengan Windows. Sejalan dengan pemikiran tersebut, Pemerintah Indonesia menurunkan Peraturan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 1/2009 yang mewajibkan seluruh instansi pemerintah dari pusat hingga ke daerah bermigrasi menggunakan open source berupa sistem operasi bernama Linux. Pada prakteknya, penggunaan Linux sebagai sistem operasi nonkomersial menemukan beberapa kendala, diantaranya masih banyaknya pengguna Windows yang tidak mudah beralih ke Linux. Kebiasaan mereka menggunakan Windows sejak usia dini membangun opini mereka bahwa mereka sendiri lebih ahli menggunakan sistem operasi Windows dibanding dengan Linux. Sebagai upaya awal untuk membiasakan menggunakan Linux di kalangan masyarakat. Pengenalan Linux sebaiknya dilakukan sejak usia dini, yaitu pada tingkat pendidikan dasar. Pengenalan Linux di sekolah dasar dapat menggunakan salah satu distro Linux yaitu Qimo4kids yang memiliki tampilan menarik untuk anak-anak. Tampilan yang menarik tersebut seperti gambar aneka binatang dan tumbuhan yang dikemas dalam jenis kartun memungkinkan anak-anak lebih tertarik dan tidak cepat bosan dalam mempelajari Linux. Pengenalan tersebut dapat diterapkan pada kurikulum matapelajaran komputer ditingkat sekolah dasar. Dengan menggunakan sistem operasi Linux Qimo4kids didalam perangkat komputernya. Dengan demikian, diharapkan mereka kelak akan terbiasa dalam menggunakan sistem operasi yang nonkomersial dengan tujuan kedepannya dapat mengurangi angka pembajakan Windows di Indonesia.

Tujuan a. Mengenalkan Linux sejak dini kepada siswa SD. b. Meciptakan kesadaran siswa tentang maraknya pembajakan software di Indonesia, terutama sistem operasi Windows. c. Memberikan wadah siswa untuk mengapresiasikan ide dan kreatifitas mereka melalaui bidang Teknologi dan Informasi dengan penggunaan sistem opersi open source tersebut. Manfaat a. Siswa lebih paham dalam penggunaan Linux sejak dini. b. Permasalahan pembajakan software Windows di Indonesia berkurang karena para siswa sejak dini telah dibekali pengetahuan tentang Linux. c. Siswa memiliki wadah untuk mengapresiasikan ide dan kreatifitas mereka melalaui bidang Teknologi dan Informasi dalam penggunaan sistem operasi open source tersebut. GAGASAN Dalam kamus besar komputer, kata source berarti sumber program yang berisi perintah-perintah yang akan dikerjakan oleh komputer dan kata open berarti terbuka, gabungan keduanya yang berupa open source merupakan perintahperintah program atau bahasa pemrograman yang tersedia secara grafis untuk digunakan oleh kalangan luas, boleh dimodifikasi dan digunakan oleh siapa saja (Jack Febrian, 2002 : 308, 386). Menurut Open Source Initiative (OSI), definisi mengenai open source harus memenuhi kriteria sebagai berikut (Adi Indrayanto, dkk , 2007 : 1-3) : 1. Pendistribusian ulang secara bebas. 2. Source code dari perangkat lunak harus disertakan atau disimpan ditempat yang dapat diakses setiap orang, misalnya melalui jaringan internet dimana setiap orang dapat mengunduh program tanpa dikenakan biaya. 3. Hasil modifikasi source code atau turunan dari program yang menggunakan lisensi open source, dapat didistribusikan menggunakan lisensi yang sama seperti program asalnya. 4. Untuk menjaga integritas source code milik pembuat perangkat lunak, lisensi yang digunakan pada program dapat melarang pendistribusian source code yang telah dimodifikasi, kecuali lisensi itu mengijinkan pendistribusian patch files (potongan file program) yang bertujuan memodifikasi program tersebut dengan disertakan source code dari program asal. Lisensi itu secara eksplisit harus memperbolehkan pendistribusian perangkat lunak yang dibuat dari source code yang telah dimodifikasi. Hal yang mungkin adalah dengan memberikan nama atau versi yang berbeda dari perangkat lunak asalnya. 5. Lisensi pada open source tidak boleh menciptakan diskriminasi terhadap pihak lain baik secara individu atau kelompok. 6. Tidak boleh membatasi seseorang terhadap pemanfaatan open source dalam suatu bidang tertentu.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa open source merupakan suatu sistem pengembangan sumber teknologi yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dan para pelaku tersebut diperbolehkan mengembangkan sumber teknologi tersebut dengan memanfaatkan source-code (kode sumber) yang tersebar dan tersedia bebas namun tidak merubah source-code intinya. Terdapat dua pilihan untuk menggunakan suatu software dalam komputer. Pertama adalah membeli proprietary software (perangkat lunak berpemilik) yang sudah jadi dan siap dipakai. Pilihan kedua adalah menggunakan open source software (perangkat lunak dengan kode sumber terbuka). Pilihan pertama mewajibkan pengguna untuk membayar lisensi dari perangkat lunak yang digunakan. Sementara pada pilihan kedua, open source software bersifat free. Free disini berarti bebas, bukan berarti gratis walaupun pada praktiknya sering juga gratis. Solusi menggunakan open source software bagi negara berkembang seperti Indonesia, seolah menjadi solusi yang mujarab. Negara Indonesia tidak ingin selalu menjadi negara dengan tingkat pembajakan perangkat lunak yang tinggi. Predikat yang buruk ini dapat merugikan Indonesia di berbagai bidang dalam kancah dunia internasional. Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Negara Riset dan Teknologi telah mencanangkan program IGOS (Indonesia Goes Open Source) sebagai gerakan memasyarakatkan penggunaan open source software. Penggunaan open source software dapat menekan biaya lisensi dan dapat mengurangi kesenjangan digital (digital divide) dengan negara-negara maju. Dari sudut pandang hukum , penggunaan open source software terjamin legalitasnya karena lisensi publik menyatakan bahwa software ini bebas digunakan dan digandakan. Pengguna software ini tidak akan dipusingkan oleh masalah lisensi. proprietary software dapat digunakan selama lisensinya berlaku. Oleh karena itu, para pengguna proprietary software harus selalu memperhatikan keberlakuan lisensi program yang digunakannya. Menggunakan software yang tidak berlisensi (bajakan) adalah melanggar hukum dengan ancaman denda atau penjara. Undang-undang no 19 tahun 2002 tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) mengatur apa yang dinamakan pelanggaran terhadap pengguna akhir (end user piracy) dan pasal 72 ayat (2) UU itu menyebut bahwa barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum barang hasil pelanggaran hak cipta maka akan dipidana penjara maksimal lima tahun dan denda maksimal Rp 500 juta. (Dr. Husni Thamrin, 2006 : 2) Pada tahun 1991, Mahasiswa Helsinki bernama Linus Torvalds mengembangkan sistem opersi berbasis Unix dari sistem operasi Minix yang diberi nama Linux. Linux merupakan open source software pertama yang dikenalkan di dunia. Tahun 1992 (Tempo, 2003) Linux mulai diperkenalkan pada publik Indonesia oleh Paulus Suryono Adisoemarta dari Texas, USA, yang secara akrab dipanggil Bung Yono dan hingga sekarang Linux semakin dikenal di Indonesia, namun penggunaannya masih kurang. Survey yang dilakukan Amin Rois bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Jakarta pada bulan Mei dan Juni 2008 (Amin, 2008) dengan sampel 38 subdirektorat dari 56 subdirektorat yang ada di BPS Jakarta dimana 18 subdirektorat sisanya tidak berhasil didapatkan

datanya karena responden yang sulit ditemui, menghasilkan data bahwa tingkat pengetahuan responden tentang penggunaan GNU/Linux ternyata masih kurang. Sebagian besar pernah mendengar GNU/Linux tetapi belum pernah melihat atau menggunakan sistem operasi ini (60%). Namun, hanya sedikit (sekitar 2%) yang belum pernah mendengar sama sekali. Diagram Tingkat Pengetahuan responden tentang GNU/Linux
2% Belum Pernah Dengar Pernah Dengar dan Belum Memakai Pernah Dengar dan Memakai Masih Terus Memakai

26%

12%

60%

Gambar 1 Tingkat Pengetahuan responden tentang GNU/Linux Untuk persetujuan responden terhadap rencana migrasi ke GNU/Linux cukup tinggi. Sejumlah 42% dari seluruh responden menjawab setuju. Alasan yang dikemukakan antara lain: mengikuti gerakan IGOS, gratis, tahan terhadap serangan virus, agar mandiri, dan ada pula yang menjawab bahwa anggaran dapat dialihkan untuk pembelian perangkat keras dan peningkatan kualitas SDM. Sedangkan yang menjawab beri waktu untuk mempelajari memiliki alasan perlunya adaptasi dengan sistem baru. Sementara alasan belum familiar dan ingin membandingkan dengan Windows dikemukakan oleh mereka yang menjawab ingin mencoba dulu. Mereka yang menjawab belum tahu menyamapaikan alasan: semua tergatung kebijakan pimpinan BPS. Jawaban tidak setuju disampaikan dengan alasan belum disediakan oleh BPS, kompatibilitas yang masih dipertanyakan, dan format data mitra kerja yang masih berbasis Windows. Diagram Tingkat Persetujuan Responden terhadap Rencana Migrasi ke GNU/Linux
Setuju

11% 14% 14% 19% 42%

Beri Waktu Mempelajari Ingin Mencoba Dulu Belum Tahu Tidak Setuju

Gambar 2 Tingkat Persetujuan Responden terhadap Rencana Migrasi GNU/Linux

Upaya untuk mengawali migrasi Windows ke Linux dilakukan dengan memberikan berbagai pelatihan penggunaan Linux di kalangan-kalangan akademisi. Secara umum pelatihan tersebut dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut (Rahmadi, 2012) : 1. Pemberian materi oleh pemateri yang berpengalaman di bidang Linux 2. Pelatihan instalasi Linux 3. Pelatihan Libre Office 4. Proses Tanya jawab dari peserta. Pelatihan yang demikian dapat menghasilkan keluaran yang berbeda-beda tergantung pada pesertanya masing-masing. Ada peserta yang tetap konsisten dan terus mempelajari Linux sebagai manfaat dari pelatihan tersebut. Namun, ada juga beberapa peserta yang tidak melanjutkan ilmu yang didapatnya dengan alasan masing-masing sehingga manfaat pelatihan tersebut tidak dapat diambil secara jangka panjang. Agar manfaat pelatihan tersebut dapat diambil secara jangka panjang, keluaran dari pelatihan tersebut dapat dimanfaatkan lagi untuk mengenalkan Linux sebagai open source software dikalangan akademisi muda tingkat dasar dengan menggunakan distro yang sesuai, baik sebagai staf pengajar komputer atau sebagai pembimbing bagi staf pengajar komputer di sekolah dasar tersebut. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan motivasi peserta pelatihan untuk melanjutkan ilmu yang didapatnya. Qimo4kids merupakan salah satu distro Linux turunan Ubuntu yang ditargetkan untuk anak usia 3 -12 tahun. Sistem opersi ini menambahkan paketpaket software open source didalamnya, seperti games dan program belajar untuk anak-anak lainnya yang memang disediakan untuk anak mulai dari umur 3 (tiga) tahun ke atas. Sebenarnya sebelum Qimo4kids ini dibuat, sudah banyak beredar distro Linux pendidikan yang menawarkan paket software yang hampir sama pula dengan Qimo4kids seperti Edubuntu , Dou-dou Linux, dan lain sebagainya. Namun, disini penulis melihat Qimo4kids telah memberikan nuansa desktop hingga aplikasi memang hanya ditujukan untuk anak mulai umur 3 (tiga) tahun, anak akan melihat suatu yang berbeda ketika pertama kali melihat seorang anak eskimo atau qimo di layar komputer mereka, selain itu terdapat icon yang besar di layar komputer mereka juga. Sehingga sangat menarik perhatian anak-anak untuk mempelajarinya .

Gambar 3 Qimo sebagai icon dari Qimo4kids

Qimo4kids telah menyediakan software live cd sekaligus instalasi, jadi bagi orang tua yang takut isi notebook atau PCnya terhapus atau merusak data, gunakan instalasi Qimo4kids langsung sebagai live cd, tidak perlu menginstall terlebih dahulu di notebook atau PC mereka. Kebutuhan perangkat keras yang dibutuhkan Qimo4kids cukup ringan : memory RAM 256MB, harddisk minimal 6GB, processor minimal 400Mhz. Berikut ini program-program open source untuk anak yang sudah terinstall dan ditempatkan di menu utama pada desktop: 1.GCompris : Aplikasi anak yang berisikan sejumlah kegiatan anak mulai usia 3 tahun tentang belajar aritmatika sederhana, serta belajar menggunakan mouse dan keyboard 2.Childsplay : Aplikasi sangat menyenangkan dan aman untuk anak-anak dan bisa digunakan untuk mengajari mereka matematika, mengeja huruf dan kata. 3.Tux Paint : Aplikasi untuk menggambar anak-anak 4.Tux Math : Aplikasi pembelajaran matematika berbasis Video Game 5.Tux Type : Aplikasi belajar mengetik dengan latar belakang si Tux penguin 6.E-Toys : Aplikasi permainan sederhana seperti tetris, ular tangga, dll. 7.Aplikasi Multimedia 8.Browser dan YM Chat

Gambar 4 Aplikasi-aplikasi yang ada pada Qimo4kids

Dengan sistem operasi yang dibuat seperti demikian, maka Linux Qimo4kids akan lebih disukai oleh anak-anak dan membuat mereka mengenal open source sejak usia dini sehingga kelak ketika mereka dewasa, mereka akan terbiasa menggunakan open source. Pihak-pihak yang dapat membantu dalam menjalankan gagasan ini diantaranya adalah Kepala Sekolah sebagai mediator pengambil kebijakan dalam menggunakan gagasan ini dan guru komputer sebagai pengajar, sedangkan untuk sasaran dari gagasan ini, dapat diterapkan dahulu pada siswa/i sekolah dasar swasta dengan pertimbangan ketersediaan fasilitas yang mendukung pada sekolah dasar swasta. Namun, tidak menutup kemungkinan gagasan ini juga dapat digunakan di sekolah dasar negeri. Langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk menerapkan Qimo4kids sebagai media pembelajaran dapat dilakukan dengan cara berikut : Pertama sekolah dasar swasta menetapkan bahwa pembelajaran komputer yang akan dilaksankan menggunakan Linux Qimo4kids dan memberikan penjelasan sebelumnya sehingga dari para peserta didik paham dan tertarik dengan pembelajarannya. Kedua guru dapat menerapkan aplikasi-aplikasi pembelajaran, yang banyak terdapat di Qimo4kids. Ketiga guru memberikan pengarahan terhadap masalah yang tengah dihadapi siswa tersebut. Diharapkan masalah yang tengah dihadapi siswa tersebut dapat teratasi. Namun, demikian gagasan ini tidak dapat berjalan optimal jika pijhakpihak yang terkait tidak menguasai perkembangan teknologi. Maka Guru diharapkan selalu mendukung untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan meningkatkan kompetensi mereka sejak dini. Kelebihan Linux Qimo4Kids dibanding Windows sebagai media pembelajaran Teknologi dan Informasi di dunia pendidikan sejak dini Dalam penerapannya sebagai media pembelajaran bidang teknologi dan informasi, Linux Qimo4kids mempunyai beberapa kelebihan diantaranya: a. Terdapat tampilan yang lucu dan menarik untuk pembelajaran. b. Siswa termotivasi untuk belajar karena banyaknya aplikasi pembelajaran yang tampilannya tetap menarik. c. Fitur-fitur yang tersedia dalam Linux Qimo4kids cukup banyak dan cukup mudah dimanfaatkan dalam pembelajaran menulis dan mengenal tentang komputer. d. Sistem operasi yang relative murah bahkan gratis, jadi sangat terjangkau untuk semua kalangan. e. Banyaknya permainan yang tetap bersifat edukatif langsung terdapat di Linux Qimo4kids

Upaya untuk Mengatasi Kekurangan Linux Qimo4kids sebagai Media Pembelajaran Teknologi dan Informasi Berdasarkan kekurangan-kekurangan dalam pemanfaatan Linux Qimo4kids sebagai media pembelajaran teknologi dan informasi. Maka diperlukan upayaupaya untuk mengatasi kekurangan tersebut. Sehingga berikut adalah beberapa upaya yang dilakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut, diantaranya: 1. Membertikan pelatihan dan workshop khusus yang bersifat garansi hingga bisa kepada guru sekolah yang ingin menerapkan Linux Qimo4kids di sekolah mereka. 2. Menggunakan game Linux yang bahkan lebih edukatif, gratis dan menarik daripada di windows. 3. Mengunduh atau menggunakan CD / DVD repository-nya , yaitu CD yang sudah terinstal semua program penuh, tanpa kita harus terkoneksi ketika menginstal. 4. Meminta dukungan komunitas pengembang open source Linux yang sekarang banyak dijumpai, apabila ada masalah-masalah yang belum terselesaikan. Komunitas-komunitas biasanya akan senang membantu walaupun tidak dengan bayaran. KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dibahas pada bagian pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa, sebagai upaya awal untuk membiasakan menggunakan Linux di kalangan masyarakat. Pengenalan Linux sebaiknya dilakukan sejak usia dini, yaitu pada tingkat pendidikan dasar. Pengenalan Linux di sekolah dasar dapat menggunakan salah satu distro Linux yaitu Qimo4kids yang memiliki tampilan menarik untuk anak-anak. Penerapan dan implementasi Qimo4kids untuk pembelajaran sangat menarik. Karena Qimo4kids merupakan salah satu distro Linux turunan Ubuntu yang ditargetkan untuk anak usia 3 -12 tahun. Sistem opersi ini menambahkan paketpaket software open source didalamnya, seperti games dan program belajar untuk anak-anak lainnya yang memang disediakan untuk anak mulai dari umur 3 (tiga) tahun ke atas. Qimo4kids telah memberikan nuansa desktop hingga aplikasi memang hanya ditujukan untuk anak mulai umur 3 (tiga) tahun, anak akan melihat suatu yang berbeda ketika pertama kali melihat seorang anak eskimo atau qimo di layar komputer mereka, selain itu terdapat icon yang besar di layar komputer mereka juga. Sehingga sangat menarik perhatian anak-anak untuk mempelajarinya . Penggunaan open source software terjamin legalitasnya karena lisensi publik menyatakan bahwa software ini bebas digunakan dan digandakan. Selain itu tampilan yang menarik seperti gambar aneka binatang dan tumbuhan yang dikemas dalam jenis kartun memungkinkan anak-anak lebih tertarik dan tidak cepat bosan dalam mempelajari Linux. Pengenalan tersebut dapat diterapkan pada kurikulum matapelajaran komputer ditingkat sekolah dasar. Dengan menggunakan

sistem operasi Linux Qimo4kids didalam perangkat komputernya. Dengan demikian, diharapkan mereka kelak akan terbiasa dalam menggunakan sistem operasi yang nonkomersial dengan tujuan kedepannya dapat mengurangi angka pembajakan Windows di Indonesia. Namun demikian gagasan ini tidak akan berjalan dengan optimal jika pihakpihak yang terkait tidak menguasai perkembangan teknologi informasi. Maka diharapkan guru dan siswa selalu mengikuti perkembangan teknologi informasi khususnya mengetahui tentang Linux Qimo4kids dan penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA Febrian, Jack dan Andayani, Farida, 2002. Kamus Komputer Istilah Teknologi Informasi. Bandung : Informatika Bandung. Indrayanto, Adi, 2007. Panduan Penelitian Open Source Software Versi 1.00. Bandung : Creative Commons Attribution Attribution-NonCommercialNoDerivs V2.5. Rahmadi, 2012. Pelatihan Open Source bagi Siswa dan Guru SMAN Jumapolo,PKMM. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Rois Sinung Nugroho, Amin, 2008. Pengembangan (Pemaketan) Distribusi GNU/Linux untuk Pemenuhan Kebutuhan Migrasi Sistem Komputer Badan Pusat Statistika dari Berbasis Windows menjadi Berbasis GNU/Linux. Jakarta. Thamrin, Husni, 2006. POSS Buletin Open Source Open Your Mind. Semarang : POSS UMS. Vol. 1, P. 01.

Anda mungkin juga menyukai