Anda di halaman 1dari 5

Undang-Undang dan keselamatan Kerja Tambang I.Pendahuluan.

Kecelakaan dapat terjadi disegala kegiatan tidak terkecuali pada lingkup usaha pertambangan , pencegahan adalah lebih baik dari pada mengatasi kecelakaan , konsep yang bertitik tolak dari filsafat pencegahan kecelakaan ada 5 langkah yaitu : 1. Adanya organisasi keselamatan kerja yang mendapat dukungan dari pimpinan perusahaan , prosedur yang sistematis dan berbebtuk safety enginer . 2. Mencari fakta ( Fack Finding ) dengan jalan Inspeksi , Observasi , pencatatan statistik , penilaian dan penyelidikan . 3. Analisa dengan Frequensi rate ataupun saverity rate ke lokasi kejadian dan mengetahui sebab utamanya timbulnya kecelakaan. 4. Pendekatan pencegahan kecelakaan dapat dilaksanakan secara pendekatan pribadi , persuasi dan himbauan atau friksi dan interaksi serta diskusi dengan perbaikan teknis. 5. Pelaksanaan pencegahan kecelakaan dengan pengawasan penyelidikan maupun dalam bidang Enginering. II. Sejarah Keselamatan Kerja . Sudah ada sejak dahulu , sejak manusia bekerja seperti : 1. Raja Babilonia abad 17 SM , mengatur dalam UU di negaranya tentang hukuman bagi ahli bangunan yang hasilnya mendatangkan bencana. 2. Revolusi Industri di Inggris , timbul gerakan pencegahan kecelakaan ketika terjadi kecelakaan akibat kerja dalam industri sekitar 150 tahun yang lalu. 3. Tahun 1802 lahir UU yang melindungi kesehatan dan moral tenaga kerja , diubah tahun 1833 dan menciptakan Inspektorat Pengawasan dalam aparat pemerintah selanjutnya tahun 1844 UU ditambah kewajiban pengawasan mesin , penyediaan pengamanan dan wajib lapor kecelakaan. 4. Di Amerika , Negara Bagian Massuchussets adalah negara bagian pertama yang memiliki UU pencegahan kecelakaan yaitu pada tahun 1877. III. Sejarah Keselamatan Kerja di Indonesia. Masalah keselamatan mulai terasa untuk melindungi modal yang ditanam untuk industri , setelah Belanda datang ke Indonesia abad 17 18 , saat itu antara lain diberlakukan : 1. UU tentang ketel uapmuncul tahun 1853. 2. Tahun 1890 dikeluarkan ketentuan tentang pemasangan dan pemakaian jaringan listrik kemudian menyusul tahun 1907 keluar peraturan pengangkutan obat ,senjata, petasan , peluru dan bahan bahan yang mudah meledak. 3. Tahun 1905 dikeluarkan Veiligheids reglement dan peraturan kusus sebagai pelengkap peraturan pelaksanaanya direvisi tahun 1910. 4. Tahun 1916 dikeluarkan UU pengawasan tambang yang memuat kesehatan dan keselamatan tambang. Sejak zaman kemerdekaan, keselamatan kerja berkembang sesuai dengan dinamika bangsa Indonesia, beberapa tahun setelah proklamasi UU kerja dan UU kecelakaan (Kompensasi) di undangkan al. : 1. Pada Tahun 1957 didirikan lembaga kesehatan dan keselamatan kerja . 2. Tahun 1970 UU No. 1 ttg keselamatan kerja di Undangkan, UU ini sebagai pengganti Veillgheids reglement tahun 1910. 3. Tahun 1969 berdiri Ikatan Hiegene Perusahaan kesehatan dan keselamatamn kerja tahun 1969 di bangun laboratorium keselamatan kerja. 4. Pada Tahun 1975 diadakan seminar Nasional Hiegene perusahaan dan keselamatan kerja dengan tema penerapan keselamatan kerja demi pembangunan. IV. Teori Bertingkat Peraturan Perundangan Di Indonesia. UUD 1945 merupakan merupakan dasar hokum dan merupakan hokum yang tertinggi di Indonesia ,merupakan dasar landasan serta alat pengawasan bagi peraturan

hokum di Indonesia , dengan adanya teori bertingkat dalam peraturan perundangan di NKRI maka peraturan yang ada dibawah harus sesuai dengan peraturan yang diatasnya / tidak boleh bertentangan / menyimpang dari peraturan yang ada diatasnya dan harus bersumber dari UUD 1945. TabelTeori Bertingkat Peraturan Negara RI. 1. UUD 1945 MPR Landasan pokok landasan hukum yang tertinggi 2. UU Pemerintah/DPR Peraturan umum mengenai peraturan tertentu. 3. Per.Pem. Pemerintah Peraturan pelaksana dari UU 4. Keppres/Inpres Menteri Pelaksana dari Per. Pem. 5. Kepmen/Pert. men Menteri Pelaksana dari Pert. Pemmerintah. 5. Kep. Dirjen Dirjen Sifatnya sudah sangat ideal. Dalam bidang Pertambangan: Konsesi (Kuasa Pertambangan) (Modal asing, KP, Kontrak kerja) : UUIndische Menjwet.UU No. 37/60..UU No. 11/67 LN No.24/1899,No.588/1910 TTg Pertambangan Tentang kebutuhan Pokok pertambangan. LN No. 4/ 1919 Pert. Pem. Mijn Ordonantie .PP No. 32/69 LN No.38/30. No. 168/31,No. 557/35 PP No. 19/73 Per. Pelaksana..Mijn Politie Regliment ( Bersifat Teknis ) LN No. 341/31 ( Sudah harus Diganti. ) V. Dasar Hukum Keselamatan Kerja Pertambangan. Peraturan yang dipakai sebagai dasar hukum untuk pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan yaitu : 1. UU No. 1/70 tentang keselamatan kerja ( LN No. 1 /70 ) kebijakan secara Nasional mengenai keselamatan kerja di tangan departemen Tenaga Kerja dan menteri Pertambangan . 2. UU No. 11/67 tentang ketentuan ketentuan pokok pertambangan ( LN No 2/67 ) pasal 29 wewenang pengawasan keselamatan kerja di bidang Pertambangan ada pada Mentamben. 3. PP No. 19/73 tentang pendelegasian wewenang pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan dari Menaker kepada Mentamben karena dEp. Pertambangan telah mempunyai personel dan peralatan yang kusus untuk menyelenggarakan pengawasan keselamatan kerja di bidang Pertambangan. Jadi UU atau Peraturan Peraturan : Masalah Keselamatan kerja Di bid Pertambangan : 1. UU No. 11/67 tentang ketentuan ketentuan pokok Pertambangan. ( LN No. 22 / 67 Pasal 29 ). 2. PP No .32/69 tentang pelaksanaan UU No . 11/67 ( LN No. 60/69 pasal 64 dan 65 ). 3. UU No. 1/70 tentang keselamatan kerja ( LN No. 1 /70 sebagai pengganti dari Veilighnids reglement. ) 4. Mijn Politie Reglement ( LN No. 341 ). 5. PP No. 19/73 tentang pengaturan dan pengawasan keselamatan kerja di bidang Pertambangan ( LN No. 25 /73 ) 6. Petroleum Opslag Ordonantie ( LN No. 199 dan No. 200 / 27 ). 7. Peraturan Umum Instalasi Listrik ( PUIL). 8. Peraturan Mentamben No. 1/P/M?Pertamben/78 tentang pengawasan keselamatan kerja kapal keruk pertambangan.

Tujuan keselamatan kerja : 1.Mencegah terjadinya bencana kecelakaan. 2.Menghindari kemungkinan terhambatnya produksi. 3. Meningkatkan kesehteraan pekerja, keluarganya dan berkrg kecelakaan yang terjadi. Hakekat keselamatan kerja: Mengadakan pengawasan thd 4m, manusia, alat2, mesin2 dan metode kerja, shg menimbulkan lingkungan kerja yang aman, sehingga tidak terjadi kecelakaan manusia atau tidak terjadi kerusakan pd alat2 dan mesin. - Kep . Menteri Pert. dan Energi No. 555 k/26/NPl/1995tentang keselamatan kerja Pert. tambang : ( Pasal 33,39,40 ). A. Lingkungan Keselamatan kerja : Kondisi yang potensial untuk memberi dampak negatif thd keselamatan kerja bagi para pekerja tb dan lingkungan kerja tambang yg sangat baik.(bagan 1 ) Ancaman thd kesehatan A.l : - Terkena gas beracun dan debu, - terkena panas dan lembab yang tinggi, - kecelakaan akibat kurannya penerangan,- masalah suara dan getaran, - udara yang kekurangan O2. Konsep 4 M : Kontrol ( Man,material,machines,methode ) --------- (lingkungan kerja yang aman ) -------------( - tidak adanya kecelakaan manusia , - tdk adanya kerugian barang ). Kerugian ( 1. Biaya lansung ( biaya yg harus dibayar lansung oleh pihak asuransi ) 2. biaya tak lansung. ) Kecelakaan : Suatu kejadian yg tdk direncanakan ,tdk terkendali dan tdk dikehendaki yg disebabkan scr langsung oleh tindakan tdk aman atau kondisi tdk aman shg menyebabkan tjdnya suatu kegiatan baik thd manusia maupun alat2. Konsep 3U: (Accident ( unplained,undesirable, uncontroilled) --------( event ) ----(unsafeact,unsafe condition ). Klasifikasi Kecelakaan : 1.Indonesia ( mati , luka berat , luka ringan ) 2.Polandia (fatal,very serious accident, serious accident , slightinjury) 3.Jerbar (Fatal,serious Accident, Medium accident, Light accident ). 4.India ( Fatal, Serious , minor reportable, minor non reportable). Minimum Duration Of disability ( waktu terpendek yg tergolong kecelakaan , intinya hilangnya waktu minimal akibat kecelakaan yg harus dilaporkan (1. Ind,belgia ,USA : 1 hari ( dihitung 24 jam setelah terjadi kecelakaan ) 2. India,Belanda : 2 hari 3. Jepang ,polandia jerbar, Inggris :3 hari 4. Perancis : 4 hari Berdasarkan PP No.31/1969 ada 5 faktor : - Kecelakaan itu harus terjadi - kecelakaan itu menimpa pekerja tambang - kec. itu tjd akibat dr pekerja tbng - kec. itu terjadi pd jam kerja /gilir kerja - kec. itu tjd pd daerah tbng yaitu daerah kontrak karya atau KP. Ada konsensus diantara safety enginer utk menetapkan 4 hal pokok dlm anatomi kecelakaan yaitu ; - Penyebab penunjang ( tindakan pengawasan, kondisi mental pekerja, kon. fisik pekerja) - Penyebab langsung ( - Tindakan tdk aman , - Kon. tdk aman. ) - Kecelakaan Akibat kecelakaan (anatomi kecelakaan tsb) : a. tindakan pengawasan (mis: intruksi keselamatan tdk memadai, peraturan keselamatan tdk memadai

b. Kondisi mental pekerja : (Penglihatan kabur, Kondisi badan tdk cukup dgn pekerjaan . - Penyebab langsung : a. Tindakan tdk aman : (Tdk menggunakan safety belt, kacamata las, terlalu ceroboh dlm menanganui mesin, terlalu gegabah ditempat berbahaya. ) b. Kondisi tdk aman : (m Tdptnya oli yang berceceran dilantai , penyangga yang lapuk tdk diganti , sisa bahan peledak dibiarkan berserakan, peralatan yg sudah tidak baik. ) Bagan anatomi Kecelakaan ( Bagan 2 *. Teori Domino : Dlm tex book Industrial accident prevention ini scr orisinil diketengahkan teori urutan domino ( Domino seques ) dlm hal ini domino digunakan semata-mata utk menggambarkan reaksi berantai satu domino jatuh mengakibatkan domino sebelahnya jatuh pula dan seterusnya . *. Teori Heinzich : - Kecelakaan tjd sbg akibat dari hasil dr suatu kecelakaan , Kecelakaan disebabkan oleh bermacam macam tindakan manuisia atau kondisi peralatan dan lingkungan rtdk aman.,- Tindakan dan kondisi tdk aman disebabkan oleh manusia , tidak selalu orang mendapat kecelakaan atau terluka. ,- kesalahan / kecerobohan dan manusia merupakan pengaruh dari lingkungan.. *. Teori frank Bird : (Ahli Keselamatan kerja Amerika Utara ) telah menyempurnakan teori Domino Heinrich dengan menggambarkan hubungan langsung keterlibatan manajemen dengan penyebab kecelakaan yg dapat menurunkan produksi .Ketidak beresan kontrol dari manajemen pada tiap level mengarah sebagai dasar kecelakaan. Teori ini menekankan bagaimana pentingnya management kontrol dalam suksesnya program pencegahan kecelakaan.( GB.3 ) 1. Penyebab kecelakaan Heinrich dibagi dalam 3 bag, dgn prosentase : Tindakan karyawan yg tidak aman 2. Kondisi kerja yg tidak aman. 3. Diluar kemampuan manusia ( 1. 88% 2. 10 % 3. 2 % ). Perbuatan membahayakan ( tindakan /kondisi tidak aman ) 96 % meliputi : , ( Alat pewlindung diri 12 % , posisi seseorang 20 % , perkakas 20 % , alat alat berat 20 % , tata cara kerja 14 % , ketertiban 1 % , perbuatan seseorang 14 %, ) Sumber lainnya. - Pencegahan kecelakaan , 3 konsep dasar kecelakaan yg selalu diingat yaitu : Kecelakaan selalu ada sebabnya , - tindakan harus segera diambil untuk mencegahnya , - dgn tidak ada koreksi maka akan tjd kecelakaan yg sama. - Pencegahan kecelakaan dapat berupa : - Pencegahan secara teknis , - penc.scr psikologi , - Visual methode , - Poster,slogan slide, film ttg kecelakaan kerja,pertemuan pertemuan yg membicarakan kecelakaan kerja, - latihan keterampilan . - Pemeriksaan kecelakaan : Mengumpulkan fakrta fakta nilai dari pekerjaan ini dititiokkan dengan dpt tdk nya diterapkan pengobatan / cara pencegahannya agar kecelakaan yg sama tdk tjd lagi. 1.Dasar pemeriksaan : Menemukan penyebab dari kecelakaan kemudian segera mengambil tindakan tindakan koreksi utk itu perlu diterapkan tekn ik bertanya yaitu : ( siapa..... terluka , Dimana...terjadi, bila ...terjadi, apa.....penyebab penunjang /langsung , mengapa...tindakan tdk aman , bagaiman ...mencegah kecelakaan yg sama. ) 2. Tindakan koreksi : Tindakan ini berdasarkan atas kasus kasus kecelakaan masing masing : a. Enginering Revision : perbaikan /revisi thd mesin mesin. b. Persuation and appeal including : Persuasi, himbauan ,intruksi ttg cara kerja yg aman.c. Personal adjustment : Penempatan ,pemindahan /mutasi pegawai ketempat kerja yg sesuai. d. Disip.in : Tindakan koreksi yg paling penting berupa penerapan disiplin , tindakan administratif dsb. 3.Laporan kecelakaan tambang : pasal 41 dan 42 Kep . Men Mentamben No. 555 k/26/MPR/1995 adalah :a. Pekerja yg cidera akibat kecelakaan kerja tbng yg bagaiman

ringannya harus dilaporkan keruang PPPK utk diperiksa, diobati,sebelum meninggalkan pekewrjaannya. b. Lap. Kecelakaanya dan Pengobatannya sbg maksud dari ayat 1 harus dicatat pada buku yg telah disediakankhusus utk kecelakaan tbng.c. Apabila tjd kecelakaan berakibat cidera beart / mati kep . tbng harus memberitahukan kpd kep . pelaksana inspeksi tbng daerah ( kep. dinas Pertbng ). ( bagan alirnya 4 ). 4.Statistik kecelakaan : dpt ditentukan dgn frequency rate of accident : Fequency : Number of disabling injuries / Number of man hours worked / 1000000 atau ( Freq : Number of disabling injuries x 1000000/ Number of man hours worked. ). Contoh : Suatu peruisahaan tbng X mengerjakan rata 375 orang dlm thn 1960. bekerja 40 jam /minggu selama kira kira 50 minggu . setiap orang kira kira bekerja 2000jam/thn tjd 8 kasus kecelakaan yg menimbulkan korban ( kehilangan hari kerja ) : Freq : 8 . 1000000/ 750000 : 10,66 berarti angka 10,66 : dlm perusahaan tsb tjd korban kecelakaan jlhnya `10 dlam 1 juta jlh jam orang kerja. Untuk Freq Rate : Jml korban kecelakaan tbng x 1000 / jml rata2 pekerja , Severity rate adalah : jml kehilangan hari kerja dari korban kecelakaan dari 1 juta jml jam kerja orang. Kehilangan hari kerja yg dimaksud adalah : - jlh hari kerja menurut kalender , -hari tjdnya kecelakaan dan hari kembali kerja tdk dihitung, - jlh kehilangan hari kerja menurut tabel yang tabel yg diterbitkan / American standart Assosiation , - Jika beberapa bagian dari badan ada yg cidera ,harus dijumlahkan hari kerjanya menurut tabel tapi tdk boleh dari 6000. Contoh : Perusahaan tambang X dlm thn 1958 kehilangan hari kerja sbb : - Temporary total dissabilities ( - Six injuring with total time loss...35 days ) Permanent partial dissabilities : ( - One Thumb amputated at distal joint ....300 days , - Middle finger amputated at distal joint....150 days, - One thumb 30 % loss of use at proximal joint ....180 days, - one eye loss of silagt.....1800days ; total time change : 2465 days. jwb : severity : 2645 x 1000000/ 750000 : 3290 Rate diketahui untuk : - Mengukur usaha pencegahan kecelakaan , - membandingkan hasil usaha satu bag dgn bag yg lain, - landasan ukuran dlm perlombaan safety dlm kampanye safety, - suatu usaha utk menyakinkan persusahaan akan pentinya safety . Inspeksi Pengawasan kerja : Maksud dan tujuan : - menentukan tindakan ,kondisi ,praktek dan tata cara yg tdk aman.- menerapkan alat alat perlindungan keamanan yg diperlukan. meningkatkan kesadaran keselamatan kerja pd setiap pengawas dan individu karyawan. Ruang linkup nya : inspeksi kerja tdk terbatas pd mencari pd kondisi fisik tdk aman ttetapi perlu mengadakan pemeriksaan utk menemukan praktek kerja yg tdk aman. Macam macam inspeksi : 1. Inspeksi berkala : inspeksi yg dilakukan menurut jadwal pd interval tertentu , bulanan , 0,5 thn , setiap thn ,dll, contoh : excavator , ketel uap, bejana bertekanan. 2. Inspeksi berselang seling : inspeksi yg dilakukan pd interval yg tdk sesuai dgn kebutuhan perusahaan dan biasanya dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 3. Inspeksi terus menerus : perusahaan banyak menggunakan inspeksi ini supaya karyawan menggunakan semua waktunya utuk mengalami alat alat dan pekerjaannya tertentu spt : maintenance listrik ,dll . 4. Inspeksi Khusus : Diperlukan bila ada pemasangan alat alat atau prosers yg baru , kontruksi bangunan baru atau perombakan baru atau situasi baru yg mungkin membahayakan , misalnya : - penyelidikan kesehatan , perlun inspeksi khusus kalau ada kasus karyawan tercemar shg mengganggu kesehatan , - Penyelidikan kecelakaan perlu ins. khusus utk mengetahui sebab kecelakaan yg bersifat total / berat.

Anda mungkin juga menyukai