Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Pasar modal sebagai suatu kegiatan dalam penawaran umum dan

perdagangan efek dari perusahaan publik adalah salah satu lembaga pembiayaan atau wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan alternatif sarana investasi bagi masyarakat. Pasar Modal ini menjadi wadah pertemuan antara penjual dan pembeli saham, baik pada tahap pasar perdana (primary market) ataupun pada tahap pasar sekunder (secondary market). 1 Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal dan akumulasi dana yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengerahan dana guna menunjang pembiyaan pembangunan nasional. Dalam kegiatannya, pemerintah telah memberikan berbagai fasilitas kepada perusahaan yang menawarkan saham/obligasi kepada masyarakat, dengan memberikan kemudahan-kemudahan dan juga memberikan peraturan-peraturan agar kepentingan masyarakat terjamin, sehingga setiap perusahaan yang akan Go Public diteliti kelayakannya. Pasar Modal di Indonesia sudah dikenal sejak tahun 1912, tetapi karena suasana politik dan ekonomi terhenti dan baru aktif sejak 1976. 2 Permodalan perseroan terbatas terdiri dari modal yang ditempatkan sebagai saham yang dikuasai oleh para pemegang saham, dalam perseroan yang bersifat terbuka dimana saham perseroan tersebut telah di daftarkan di pasar

www.bismarnasution.worpress.com Beberapa Aspek Hukum Pasar Modal dalam Transaksi Saham terakhir kali diakses 21 Januari 2010

Universitas Sumatera Utara

modal sebagai konseskuensi dari proses go public

perseroan telah menjadi

perseroan publik dimana sahamnya boleh dimiliki oleh publik, dengan demikian secara hukum perseroan tersebut sudah bukan lagi perseroan privat akan tetapi sudah menjadi perseroan milik publik. 3 Ketentuan ini juga menyangkut mengenai status perseroan sebagai badan hukum yang kepemilikannya adalah milik publik dalam hal ini pemegang saham. Proses go public juga mengakibatkan perseroan menempatkan sahamnya untuk di perdagangkan dalam bursa efek, proses perdagangan di bursa ini menempatkan perseroan untuk melakukan penyerapan dana publik untuk diinvestasikan dalam perseroan dengan tujuan untuk melakukan ekspansi bisnis bagi perseroan 4. Bursa sebagai pasar tentunya tidak akan bisa lepas dari hukum penawaran dan permintaan, dimana bisa saja terjadi kenaikan harga maupun penurunan harga dalam bursa tersebut, demikian halnya dengan saham sebagai komoditi dalam bursa bisa mengalami penurunan harga dan juga kenaikan harga. Agar pasar modal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum yang kokoh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktik yang merugikan. 5 Naik dan turunnya harga saham dapat disebabkan berbagai hal, baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Faktor internal misalnya bisa berupa penemuan lahan baru pada perusahaan tambang, pergantian manajemen perusahaan, perolehan kontrak baru dan lain lain sedangkan yang

Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi dan Portofolio (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1998) halaman 21 3 Man S Sastrawidjaya, Perseoan Terbatas Menurut Tiga Undang-Undang ,( Bandung: Alumni, 2008), hal 81 4 Kamaruddin Ahmad Op.Cit hal 25 5 Konsiderans Undang-Undang No 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

Universitas Sumatera Utara

bersifat eksternal bisa berupa konflik politik, peperangan, bencana alam dan sebagainya. Saham tentunya tidak dapat diperlakukan sama dengan komoditas yang diperdagangkan dalam bursa komoditas. Sekalipun bisa mengalami kenaikan dan penurunan harga seperti halnya kopi, kopra, karet, minyak sawit dan lain lain. Saham memiliki keistimewaan karena saham tersebut adalah adalah modal dari sebuah perseroan. Dalam setiap lembar saham tersebut adalah representasi dari sebuah perseroan yang namanya tertera dalam saham tersebut, setiap lembar saham tersebut merupakan aset dari perseroan yang tertera dalam saham tersebut. Dengan demikian setiap lembar saham yang diperdagangkan di bursa itu mewakili perseroan yang harganya bisa naik turun sedangkan dalam kondisi riil penurunan harga saham tersebut bisa tidak sebanding dengan dengan nilai rill perseroan dan jika tidak dilakukan tindakan penyelamatan maka berpeluang perseroan tersebut untuk mengalami ketidakmampuan berproduksi yang

mengakibatkan perseroan tersebut bangkrut. Hal ini tentunya sangat dihindari oleh para pelaku dalam dunia bisnis, sebagai ilustrasi untuk mempermudah kita memahami uraian di atas dapat kita lihat sebagai berikut :PT XYZ Tbk adalah sebuah industri yang bergerak dalam peleburan besi dan baja dimana sebagian besar konsumen dari PT XYZ Tbk tersebut adalah industri otomotif, konstruksi berat, transmisi listrik, dan jaringan komunikasi pada pertengahan tahun 2008 nilai aset PT XYZ Tbk adalah RP. 3,2 trilliun dan sahamnya di bursa terus mengalami kenaikan karena asumsi pasar bahwa PT XYZ Tbk akan terus mengalami pertambahan permintaan dikarenakan perkembangan ekonomi global yang masih tinggi kebutuhannya akan ketersediaan besi dan baja, namun sebagai

Universitas Sumatera Utara

akibat dari krisis ekonomi global banyak konsumen dari PT XYZ Tbk yang mengurangi produksinya bahan terancam gukung tikar sehingga di bursa saham PT XYZ Tbk tersebut mengalami penurunan harga yang sangat tajam dan ketika dan masih sangat memungkinkan untuk terus mengalami penurunan hingga akhir tahun dan ketika dinilai maka nilai seluruh saham PT XYZ yang tersebar di bursa dapat mengancam jumlah modal perusahaan tersebut, dan jika tidak ada tindakan penyelamatan sangat memungkinkan nilai PT XYZ Tbk akan semakin menurun. Dalam hal inilah PT XYZ perlu melakukan tindakan penyelamatan berupa pembelian kembali saham-sahamnya yang dikuasai oleh publik. Saham yang telah dilepaskan ke bursa akan dibeli oleh perseroan, untuk selanjutnya dikuasai oleh perseroan. Secara bisnis hal ini merupakan suatu hal yang sangat logis sebagai langkah penyelamatan terhadap perseroan, namun dari segi hukum hal tersebut adalah pelanggaran terhadap ketentuan bahwa perseoan publik adalah perseroan milik publik yang sebagian atau keseluruhan sahamnya dikuasai oleh publik, dan tentunya penguasaan saham sebuah perseroan publik oleh perseroan itu sendiri dengan jalan membeli saham dari bursa adalah hal yang dilarang dalam hukum pasar modal, dimana perseroan dapat dikategorikan melakukan perbuatan insider trading. Namun hal ini hanya dapat dilakukan dalam kondisi normal saja, dalam kondisi tertentu dimana perseroan perlu melakukan tindakan penyelamatan terhadap kemungkinan perseroan mengalami kolaps akibat penurunan harga saham yang sangat cepat dan untuk mengantisipasi kemungkinan yang lebih buruk perseroan diberikan kesempatan untuk menguasai kembali saham-saham yang telah di lepaskan ke bursa untuk jangka waktu yang sementara, untuk kemudian dilepaskan.

Universitas Sumatera Utara

Naik dan turunnya harga saham adalah hal yang lazim. Hal tersebut Dapat Disebabkan oleh banyak hal. Penyebab yang tertama adalah faktor permintaan (demand) dan penawaran (supply). Jika dalam satu hari lebih banyak investor yang ingin membeli saham A dari pada yang ingin menjualnya, otomatis harga saham A itu akan naik. Dikarenakan persediaan yang tersedia sedikit sedangkan permintaan akan saham tersebut tinggi. Adapun permintaan dan penawaran saham sendiri dipengaruhi oleh banyak hal. Pertama adalah pergerakan suku bunga. Pada saat suku bunga cenderung naik, harga saham-saham akan cenderung turun.hal ini dikarenakan kecenderungan investor untuk menjual sahamnya untuk mengalihkan dananya ke deposito perbankan yang bunganya sedang naik hal ini juga didukung dengan besarnya resiko berinvestasi pada deposito lebih kecil daripada berinvestasi di pada saham. Akan sangat wajar jika para investor melepas saham-saham yang dikuasainya untuk selanjutnya mengalihkannya kedalam bentuk deposito 6. Sebaliknya, jika suku bunga turun harga saham-saham akan cenderung meningkat. Dikarenakan investor menarik dananya dari deposito yang bunganya layu dan mencari investasi lain yang lebih menguntungkan termasuk saham. Hal ini akan mengakibatkan permintaan akan saham-saham naik dan harganya akan mengalami peningkatan. 7 Masih berhubungan erat dengan suku bunga, inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa- juga bisa membuat harga saham-saham turun. Sebab apabila inflasi tinggi maka suku bunga akan tinggi, hal ini dimaksudkan untuk

` 2009

www.foruminvestor.com Analisa Harga Saham terakhir kali diakses 11 Desember ibid

Universitas Sumatera Utara

mengurangi jumlah uang yang beredar sebab telah dikonversika ke dalam bentuk investasi berupa tabungan atau deposito. Selain dua faktor makro ekonomi itu, ada faktor lain yang sangat mempengaruhi harga saham, yakni kinerja perusahaan penerbit saham tersebut. Semakin tinggi penjualan dan terutama laba bersih perusahaan itu, investor akan semakin memburunya dan harga sahamnya akan cenderung naik. Laba bersih adalah modal utama bagi sebuah perusahaan untuk bisa berkembang. Tidak mungkin sebuah perusahaan bisa maju jika ia tidak pernah membukukan untung. Adapun harga saham pada dasarnya ada cermin dari nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan, akan semakin tinggi pula harga sahamnya. Dan semakin tinggi keuntungan suatu perusahaan, akan semakin tinggi pula dividen atau pembagian keuntungan yang bisa dibagikan kepada investor. Harga saham kadangkala juga dipengaruhi oleh faktor politik, sosial, dan keamanan. Contohnya ketika terjadi ledakan bom di berbagai wilayah Indonesia beberapa waktu lalu, harga saham-saham cenderung turun. Ketidakpastian soal kebijakan pemerintah, kerusuhan, dan banjir juga bisa mempengaruhi harga saham-saham. 8 Harga saham bisa naik atau turun setiap menit, atau bahkan setiap detik. Karenanya, investor terutama investor yang ingin menangguk keuntungan dari naik-turunnya harga saham jangka pendek harus memantau harga saham-saham yang dimilikinya. Bahkan, kalau bisa investor harus memantaunya setiap saat.

www.google.co.id Faktor-Faktor Penyebab Naik Dan Turunnya Harga Saham terakhir kali diakses 23 Februari 2010

Universitas Sumatera Utara

Perdagangan saham dibursa tentunya dapat dipantau dengan instrumen Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG, IHSG adalah adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham saat ini apakah sedang naik, stabil atau turun. Misal, jika di awal bulan nilai indeks 300 dan saat ini di akhir bulan menjadi 360, maka kita dapat mengatakan bahwa secara rata-rata harga saham mengalami peningkatan sebesar 20%. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain: 1) Indeks Individual, menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat di BEI. 2) Indeks Harga Saham Sektoral, menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor yaitu:

Universitas Sumatera Utara

pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan jasa, dan manufaktur. 3) Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock Price Index), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. 4) Indeks LQ 45, yaitu indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2 variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam LQ 45 tersebut. 5) Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index). JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi syariat investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan syariah seperti:
a) Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan

yang dilarang.
b) Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan

asuransi konvensional.
c)

Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram

Universitas Sumatera Utara

d) Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau menyediakan barang-

barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat 6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan. Yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan Utama dan Papan Pengembangan. 7. Indeks KOMPAS 100. merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek Indonesia dengan harian KOMPAS. Indeks ini meliputi 100 saham dengan proses penentuan sebagai berikut : a. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan. b. Saham tersebut masuk dalam perhitungan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan). c. Berdasarkan pertimbangan faktor fundamental perusahaan dan pola perdagangan di bursa, BEI dapat menetapkan untuk mengeluarkan saham tersebut dalam proses perhitungan indeks harga 100 saham. d. Masuk dalam 150 saham dengan nilai transaksi dan frekwensi transaksi serta kapitalisasi pasar terbesar di Pasar Reguler, selama 12 bulan terakhir. e. Dari sebanyak 150 saham tersebut, kemudian diperkecil jumlahnya menjadi 60 saham dengan mempertimbangkan nilai transaksi terbesar. a. Dari sebanyak 90 saham yang tersisa, kemudian dipilih sebnyak 40 saham dengan mempertimbangkan kinerja: hari transaksi dan frekwensi transaksi serta nilai kapitalisasi pasar di pasar reguler, dengan proses sebagai berikut

Universitas Sumatera Utara

1. Dari 90 sisanya, akan dipilih 75 saham berdasarkan hari transaksi di pasar reguler. 2.Dari 75 saham tersebut akan dipilih 60 saham berdasarkan frekuensi transaksi di pasar reguler. 3. Dari 60 saham tersebut akan dipilih 40 saham berdasarkan Kapitalisasi Pasar. b. Daftar 100 saham diperoleh dengan menambahkan daftar saham dari hasil perhitungan butir (e) ditambah dengan daftar saham hasil perhitungan butir c. Daftar saham yang masuk dalam KOMPAS 100 akan diperbaharui sekali dalam 6 bulan, atau tepatnya pada bulan Februari dan pada bulan Agustus. 9 Indeks Obligasi Pemerintah pertama kali diluncurkan pada tanggal 01 Juli 2004, sebagai wujud pelayanan kepada masyarakat pasar modal dalam memperoleh data sehubungan dengan informasi perdagangan obligasi pemerintah. Indeks Obligasi memberikan nilai lebih, antara lain: 1.Sebagai barometer dalam melihat perubahan yang terjadi di pasar obligasi. 2.Sebagai alat analisa teknikal untuk pasar obligasi pemerintah 3.Benchmark dalam mengukur kinerja portofolio obligasi 4. Analisa pengembangan instrumen obligasi pemerintah.

www.wikipedia.org Indeks Harga Saham Gabungan Terakhir kali diakses 23 Februari

2010

Universitas Sumatera Utara

Formula yang digunakan dalam pengembangan informasi Indeks Obligasi Pemerintah: 1. Price (Performance) Index 2. Yield Index 3. Total Return Index diharapkan dengan adanya Indeks Obligasi Pemerintah ini akan memenuhi kebutuhan Pasar Modal di Indonesia, khususnya Pasar Obligasi dalam pembentukan transparansi harga di Pasar, sehingga terwujud harga wajar obligasi dan pasar yang efisien. Inilah komponen - komponennya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Ada 9 sektor yang mencantumi komponen-komponennya yaitu pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri, industri barang konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan dan perdagangan dan sektor khusus seperti KOMPAS 100, JII, LQ45, BISNIS 27, PEFINDO 25 dan SRI-KEHATI. Semua emiten yang tercatat di BEI juga tercatat tergantung dengan tipe usahanya dan likuidasinya sendiri. 10 Terkait dengan konsep IHSG itu sendiri, perlu diperhatikan bahwa IHSG merupakan indikator yang mencakup pergerakan harga saham biasa dan harga saham preferen di BEI. Naik turunnya IHSG sangat bergantung kepada pergerakan harga saham di bursa. Apabila pergerakan harga saham secara umum bagus dan naik, maka IHSG akan naik juga. Begitupun sebaliknya, bila pergerakan harga saham kurang bagus atau turun maka IHSG pun akan ikut turun. Fluktuasi IHSG disebabkan oleh fluktuasi harga saham. Dan fluktuasi harga

Universitas Sumatera Utara

saham ini disebabkan salah satunya adalah karena pengukuran nilai saham itu sendiri yang hampir tidak pernah menggunakan indikator fundamental kinerja dan keuangan perusahaan itu sendiri. Anjloknya pasar modal Indonesia pada November 2008 bahwa hampir seluruh saham-saham di bursa turun. Ada yang mengatakan bahwa anjloknya pasar modal kita tidak lepas dari krisis finansial global. Ada pula yang mengatakan bahwa ini disebabkan grup Bakrie yang gagal bayar dalam transaksi buyback saham-sahamnya. Memang benar apa yang dikatakan sebagian orang itu namun ada satu akar sebab atau permasalahan mengapa IHSG dan saham-saham bisa naik dan turun secara tajam, yaitu tidak menggunakannya fundamental perusahaan sebagai dasar penilaian harga saham di bursa. Tidak digunakannya indikator ini memiliki banyak akibat hukum di pasar modal. Sebut saja tindak pidana penipuan, manipulasi pasar, insider trading, ketidaktransparanan Emiten ketika melakukan aksi korporasi (masalah

keterbukaan), dan sebagainya. Kesemuanya itu sebenarnya dilarang di dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UUPM). Tentunya, kalau kita perhatikan sudah banyak kasus akibat masalah penilaian saham yang tidak wajar ini. Kasus manipulasi pasar PT Perusahaan Gas Negara (PGN), kasus saham Agis, kasus saham Indosat, dan sebagainya. Semua itu sekali lagi berakar kepada tidak digunakannya indikator penilaian saham berdasarkan fundamental kinerja dan keuangan perusahaan. 11 Secara teori, ada beberapa teknik perhitungan harga wajar saham yaitu pertama, Par Value yaitu harga saham didapat dari hasil pembagian total modal

10

ibid

Universitas Sumatera Utara

disetor dengan jumlah saham. Kedua, Price to Book Value (PBV) yaitu rasio perbandingan harga pasar saham dan nilai buku (keuangan perusahaan) per saham. Ketiga, Capital Asset Pricing Model (CAPM) yaitu menghitung nilai saham berdasarkan hubungan antara resiko dan expected return di kemudian hari. Keempat, adalah P/E Ratio yaitu menilai saham dengan membandingkan harga pasar saham (market price) dengan laba per saham. Kelima, adalah Discounted Dividend Model (DDM) yaitu penilaian harga saham berdasarkan asumsi dividen di masa mendatang dan pertumbuhan perusahaan. 12 Dalam prakteknya, penentuan nilai saham di perdagangan bursa pada umumnya tidak berdasarkan teknik perhitungan di atas akan tetapi berdasarkan permainan orang-orang pintar pasar modal itu sendiri, sehingga tidak heran

apabila terdapat pelanggaran-pelanggaran di pasar modal. Mereka bisa membuat harga saham naik dan turun sesuka hati dalam rentang waktu tertentu yang ujung ujungnya dalam rangka membuat citra emiten tersebut baik atau bagus melalui pergerakan saham secara likuid. Padahal, transaksi tersebut digerakkan oleh kalangan mereka sendiri. Tentu saja, perbuatan mereka bisa masuk kategori tindak pidana manipulasi pasar sebagaimana diatur di dalam pasal 91-92 UUPM. Selain itu, untuk mendukung aksi manipulasi pasarnya, biasanya mereka menyebarkan informasi yang menyesatkan yang bisa masuk kategori pelanggaran pasal 90 dan pasal 93 UUPM mengenai penipuan dan informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Informasi

11

www.okezone.com Buyback Saham Bakrie Bermasalah terakhir kali diakses 20 Januari

2009 www.idx.co.id Edukasi Pasar Modal, Penentuan Nilai Saham terakhir kali diakses 26 Januari 2010
12

Universitas Sumatera Utara

ini bisa saja mengatakan bahwa perusahaan sedang bagus-bagusnya atau perusahaan sedang turun-turunya. Disamping manipulasi pasar dan penipuan, akibat masalah harga saham ini, bagi Emiten yang mungkin memiliki kinerja dan fundamental yang baik, ketika mereka akan melakukan tindakan misalnya berhutang, buyack, atau

menggadaikan sahamnya sebagai jaminan, mereka akan berhati-hati karena khawatir aksi korporasinya akan membuat harga saham mereka turun dan anjlok. Efek samping kekhawatiran ini adalah terbuka kemungkinan Emiten yang bersangkutan tidak transparan kepada publik ketika dia melakukan aksi buyback. Ketika dia sudah tidak transparan, maka dia telah bisa dianggap melakukan pelanggaran atas prinsip keterbukaan di pasar modal (Pasal 86 jo. Pasal 93 UUPM). Apabila aksi korporasi tersebut mengandung benturan kepentingan dan memenuhi prinsip transaksi material, maka dia juga telah melakukan pelanggaran terhadap aturan-aturan tersebut. Tentunya patut kita sayangkan apabila terdapat Emiten yang baik dengan kinerja bagus ketika melakukan buyback, namun karena kekhawatiran masalah nilai saham membuat dia melakukan pelanggaran yang sebenarnya tidak perlu dilakukan 13.

A. Perumusan Masalah Sebuah karya ilmiah yang baik seharusnya merumuskuan masalah yang akan dibahasa dalam karya ilmial tersebut agar dalam pembahasannya karya ilmiah tersebut dapat memberikan sumbangsih yang jelas bagi ilimu pengetahuan dan masyarakat pada umumnya.

13

www.foruminvestor.com terakhir kali diakses 11 Feb 2009

Universitas Sumatera Utara

Adapun masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam skripsi ini adalah 1. Bagaimana Pengaturan Pembelian Kembali Saham (Buyback ) Dalam Hukum Perusahaan Di Indonesia 2. Bagaimana Mekanisme Pembelian Kembali Saham ( Buyback ) 3. Apa Akibat Hukum Pembelian Kembali Saham (Buyback B. Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Setiap perbuatan yang dilakukan manusia tentunya ada ikhtiar yang hendak dicapai, demikian juga dengan skripsi ini tentulah ditulis dan hendak mencapai sebuah tujuan dalam penulisannya. Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan skripsi ini dapat dijabarkan dalam kalimat-kalimat berikut ini a) Untuk Menjelaskan tentang pengaturan pembelian kembali saham ( buyback ) dalam hukum yang berlaku di Indonesia b) Untuk menjelaskan tentang bagaiamana mekanisme pelaksanaan Pembelian kembali saham (buyback ) dalam hukum yang berlaku di Indonesia c) Untuk menjelaskan akibat hukum pelaksanaan pembelian kembali saham (buy back ) 2. Manfaat a. Secara Teoritis Skripsi ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu hukum khususnya hukum perseroan sehingga dapat memberikan dampak positif dalam pengembangan ilmu hukum itu sendiri, yang pada kelanjutannya dapat menambah perbendaharaan ilmu hukum perseroan itu sendiri. b.Secara Praktis

Universitas Sumatera Utara

1. Sebagai Informasi bagi masyarakat baik yang berasal dari kalangan akademisi, mahasiswa maupun para pelaku dalam dunia usaha dan masyarakat awam 2. Sebagai masukan bagi para pelaku dalam dunia hukum perseroan baik pemegang saham, dewan direksi dan komisaris dan para investor

C. Keaslian Penulisan Skripsi berjudul Pembelian Kembali Saham (Buyback) Sebagai Sarana Perlindungan Modal Dan Kekayaan Perseroan belum pernah ditulis sebelumnya dalam lingkup Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Hal ini dapat disimpulkan setelah terlebih dahulu dilakukan penelusuran di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, tidak ditemukan judul yang sama bahkan judul yang mirip sekalipun. Mengingat skripsi dengan judul ini belum pernah ditulis sebelumnya,maka data-data yang digunakan di dalam proses penulisannya adalah informasi yang diperoleh dari berbagai media baik cetak dan elektronik. Dan data tersebut merupakan data aktual. D. Tinjauan Kepustakaan Agar tidak menjadi bias dalam penulisanya maka perlu dibuat batasan batasan menyangkut defenisi terhadap peristilahan yang terdapat dalam skripsi ini Buyback ( pembelian kembali saham) Menurut situs www.investorworld.com buyback didefenisikan sebagai berikut
definition 1 The purchase of a long position to offset a short position. Definition 2 A corporations repurchase of stock or bonds it has issued. In the case of stocks, this reduces the number of shares outstanding, giving each remaining shareholder a larger

Universitas Sumatera Utara

percentage ownership of the company. This is usually considered a sign that the companys management is optimistic about the future and believes that the current share price is undervalued. Reasons for buybacks include putting unused cash to use, raising earnings per share, increasing internal control of the company, and obtaining stock for employee stock option plans or pension plans. When a companys shareholders vote to authorize a buyback, they arent obliged to actually undertake the buyback. Also called corporate repurchase.

Defenisi 1 Pembelian posisi panjang untuk mengimbangi posisi pendek. Defenisi 2 Sebuah korporasi pembelian kembali saham atau obligasi yang telah dikeluarkan. Dalam kasus saham, ini mengurangi jumlah saham yang beredar, memberi setiap pemegang saham yang tersisa persentase kepemilikan yang lebih besar dari perusahaan. Hal ini biasanya dianggap sebagai tanda bahwa manajemen perusahaan optimis tentang masa depan dan percaya bahwa harga saham saat ini adalah undervalued. Alasan untuk buyback termasuk menempatkan uang tunai yang tidak terpakai untuk digunakan, meningkatkan pendapatan per saham, meningkatkan pengendalian internal perusahaan, dan mendapatkan saham untuk opsi saham karyawan rencana atau program pensiun. Ketika sebuah perusahaan pemegang saham suara untuk otorisasi pembelian kembali, mereka tidak diwajibkan untuk benar-benar melakukan pembelian kembali. Juga disebut perusahaan membeli kembali perseroan membeli kembali saham atau surat berharga yang telah diterbitkannya. Lebih lanjut lagi dalam situs www.investopedia.com buyback atau pembelian kembali saham didefenisikan sebagai berikut
A buyback allows companies to invest in themselves. By reducing the number of shares outstanding on the market, buybacks increase the proportion of shares a company owns. Buybacks can be carried out in two ways:

Universitas Sumatera Utara

1. Shareholders may be presented with a tender offer whereby they have the option to submit (or tender) a portion or all of their shares within a certain time frame and at a premium to the current market price. This premium compensates investors for tendering their shares rather than holding on to them. 2. Companies buy back shares on the open market over an extended period of tim

Pembelian

kembali saham memungkinkan perseroan untuk melakukan

penanaman modal kedalam perseroan itu sendiri. Dengan melakukan pengurangan jumlah saham yang beredar dalam pasar, pembelian saham kembali menaikkan proporsi saham yang dikuasai oleh perseroan. Buy back dapat dilakukan dengan dua cara: 1. Pemegang saham dapat ditawarkan dengan penawaran tender di mana mereka memiliki pilihan untuk mengirimkan (atau tender) sebagian atau seluruh saham mereka dalam jangka waktu tertentu dan pada premi untuk harga pasar saat ini. Premi ini sebagai kompensasi atas saham yang ditenderkan. 2. Perseroan melakukan pembelian kembali dalam pasar terbuka melalui waktu yang diperpanjang dalam jangka waktu tim sementara itu www.irmadevita.com mendefenisikan pembelian kembali saham sebagai: Yang dimaksud dengan buyback saham adalah: pembelian kembali sahamsaham yang telah diterbitkan oleh suatu Perseroan dan dimiliki oleh Perseroan untuk jangka waktu tertentu, maksimum selama 3 tahun. Pada dasarnya buyback saham merupakan bentuk tanggung jawab dari Perseroan yang dilakukan oleh Perseroan dengan tujuan untuk memberikan perlindungan atas modal dan kekayaan perseroan. Modal dasar (authorized capital atau equity) adalah jumlah saham maksimum yang dapat dikeluarkan oleh perseroan sehingga modal dasar terdiri

Universitas Sumatera Utara

atas seluruh nominal saham. Modal dasar inilah yang sering dipakai sebagai Kriteria agar suatu perseroan dapat digolongkan dalam kategori tertentu, yaitu apakah perseroan tersebut tergolong ke dalam perusahaan kecil,menengah atau besar. Modal yang ditempatkan (issued capital)dikeluarkan adalah saham yang telah diambil dan sebenarnya telah terjual,baik kepada para pendiri maupun kepada pemegang saham perseroan. Para pendiri telah menyanggupi untuk mengambil bagian sebesar aau sejumlah tertentu dari saham perseroan dan karena itu,dia mempunyai kewajiban untuk membayar dan melakukan penyetoran kepada perseroan. Modal yang disetor (paid up capital) adalah saham yang telah dibayar penuh kepada perseroan yang menjadi peryataan atau penytoran saham riil yang telah dilakukan.baik oleh pendiri maupun pemegang saham perseroan. Saham termasuk dalam bagian dari efek yang diperdagangkan di pasar modal (stock market) hal ini dapat kita lihat dalam ketentuan pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal yang berbunyi: Efek adalah surat berharga yaitu surat pengakuan hutang,surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif efek. Harta Dan Kekayaan Perseroan Terbatas Penjelasan pasal 37 huruf a UU Nomor 40 tahun 2007 ada dijelaskan tentang apa yang dimaksud dengan kekayaan bersih perseroan terbatas yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Kekayaan bersih adalah seluruh harta kekayaan Perseroan dikurangi seluruh kewajiban Perseroan sesuai dengan laporan keuangan terbaru yang disahkan oleh RUPS dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir. Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

E. Metode Penulisan Setiap Usaha Penulisan haruslah menggunakan metode penulisan yang sesuai dengan bidang yang dipelajari. Dan berangkat dari kesadaran tersebut penulis dapat menguraikan metode yang digunakan dalam proses penulisan adalah sebagai berikut a. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan penulis dalam penulisan skripsi ini disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat didalamnya. Dengan demikian, penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang menganalisa hukum positif yang tertulis. b. Sumber Data Dalam proses penyusunan skripsi ini data dan sumber data yang digunakan adalah hukum primer,sekunder dan tersier. Bahan hukum primer, yaitu bahan Hukum yang terdiri peraturan perundang-undangan di bidang hukum perdata yang mengikat, antara lain Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas,Undang-

Universitas Sumatera Utara

Undang No 8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal,Peraturan Bapepam LK XI.B3 dan IX.E1 Bahan hukum sekunder yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer, yakni hasil buah pikiran para ahli berupa bukubuku, doktrin para sarjana terkemuka yang tentunya berkaitan dengan pembahasan skripsi ini. Bahan hukum tersier atau bahan penunjang, yaitu bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum yang menberikan petunjuk atau penjelasan bermakna terhadap bahan hukum primer dan atau bahan hukum sekunder yakni kamus hukum dan Kamus Besar Bahasa Indonesia serta Kamus Bahasa Inggris. c. Teknik Pengumpulan Data Dalam melakukan penulisan ini, Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian kepustakaan (library research ) yang merupakan pengumpulan data-data yang dilakukan melalui melalui literatur atau sumber-sumber bacaan buku-buku, peraturan perundang-undangan dan bacaan yang lain yang terkait dengan penulisan skripsi ini untuk digunakan sebagai dasar ilmiah dalam pembahasan materi. d. Analisis Data Penelitian yang dilakukan penulis dalam skripsi ini termasuk kedalam penelitian hukum normatif. Pengelolaan data pada hakekatnya merupakan kegiatan untuk melakukan analisa terhadap permasalahan yang akan dibahas. Analisis data dilakukan dengan:

Universitas Sumatera Utara

1. Mengumpulkan

bahan-bahan

hukum

yang

relevan

dengan

permasalahan yang diteliti. 2. Memilih kaidah-kaidah yang sesuai dengan penelitian. 3. Menjelaskan hubungan-hubungan antara berbagai konsep pasal yang ada. 4. Menarik kesimpulan dengan pendekatan deduktif-kualitatif.

F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan bertujuan untuk memudahkan penulis maupun pihak lain yang berkepentingan akan karya tulis ini untuk memahaminya Sistematika penulisan skripsi ini adalah BAB I : PENDAHULUAAN Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, keaslian penulisan, tujuan dan manfaat penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II : PENGATURAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (BUYBACK) Dalam Bab Ini dijelaskan tentang ketentuan hukum yang berlaku di Indonesia yang mengatur mengenai pembelaina kemabali saham emiten, baik peraturan yang bersifat umum seperti Undang-Undang Perseroan Terbatas dan UndangUndang Pasar Modal maupun peraturan peraturan yang bersifat khusus seperti peraturan Badan Pengawas Pasar

Universitas Sumatera Utara

BAB III

MEKANISME PELAKSANAAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (BUYBACK) Dalam Bab Ini dijelaskan tentang tata cara pelaksanaan buyback, yaitu proses pengambilan keputusan dan proses eksekusi keputusan dalam bab ini juga dijelasakan tentang tata cara pemeblaian saham dan juga biaya yang harus dibayar atas tranksaksi pembelian kembali saham

BAB IV

: AKIBAT HUKUM PELAKSANAAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM (BUYBACK) Dalam Bab Ini Akibat Hukum Buyback terhadap semua pihak dan aspek yang terkait dengan buyback tersebut, yaitu terhadap harta dan kekayaan perseroan terbatas, terhadap modal, terhadap dewan direksi, terhadap saham yang dibeli kembali dan terhadap pemegang saham yang sahamnya dibeli kembali

BAB V

: KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan berisi penjelasan ringkas tentang poin-poin dalam isi skipsi Saran berupa rekomendasi hal-hal yang perlu dilakukan, tidak dilakukan, ditambah atau dikurangi.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai