Anda di halaman 1dari 19

TERMODINAMIKA

A. Pendahuluan Mesin kapal uap memiliki prinsif fisika yang sama dengan mesin uap yaitu mengubah energi panas dari bahan bakar menjadi energi gerak atau mesin kereta api juga mengubah energi panas yang berasal dari pembakaran batu bara yang diubah menjadi energi gerak Bagaimana proses perubahan energi panas menjadi enegi gerak ini terjadi? Untuk memahami denga baik proses tersebut kita memerlukan pemahaman termodinamika Jika kita mempelajari proses perubahan energi panas menjadi gerak pada suatu mesin misalnya mesin kereta api atau mesin mobil, maka kita akan selalu berhubungan dengan hukum-hukum yang berhubungan dengan suhu dan kalor. Jadi termodinamika adalah cabang ilmu fisika yang mempelajari hukum-hukum yang terlibat pada fenomena suhu dan kalor. Ada banyak sekali manfaat terapan termodinamika bagi kehidupan manusia. Contohnya ketika kita mendesain mesin yang membutuhkan energi seefesien mungkin maka kita menggunakan prinsip-prinsip fisika termodinamika. Begitu juga ketika kita merancang turbin uap pembangkit energi listrik, kita harus memanfaatkan prinsip fisika termodinamika. B. Usaha, kalor dan energi dalam Sistem adalah bagian jagad raya yang menjadi perhatian dari pengamatan. Sedangkan lingkungan adalah bagian lain jagad raya di luar sistem. Contoh sistem dalam kehidupan sehari-hari yang dapat kita lihat adalah tabung gas helium dan balon gas. tentang

Jika kita hanya mengamati tabung gas helium saja, maka tabung tersebut menjadi pembatas sistem dengan lingkungan di luarnya. Sebaliknya jika kita hanya mengamati sebuah balon saja, maka permukaan balon menjadi pembatas sistem dengan lingkungan di luarnya. Usaha, kalor, dan energi dalam adalah besaran- besaran yang sangat berguna dalam membahas fenomena termodinamika. Karena itu kita akan mengingat kembali pengertian masing-masing besaran tersebut.

Apakah yang dimaksud usaha? Usaha adalah banyaknya energi yang dipindahkan dari sistem ke lingkungannya atau sebaliknya Apakah yang dimaksud dengan kalor? Kalor adalah besarnya perpindahan energi antara sistem dan lingkungannya akibat adanya perbedaan suhu. Apakah yang dimaksud dengan energi dalam? Energi dalam adalah jumlah energi kinetik dan potensial dari semua atom-atom atau molekul-molekul suatu zat. Karena sifatnya mikroskopik, maka yang dapat di amati secara makroskopik adalah perubahan energi dalam U dari zat tersebut. Jika sistem berubah dari keadaan awal U1 ke keadaan akhir U2 maka perubahan energi dalam adalah U = U2-U1

Suatu silinder berisi gas ditutup dengan sebuah pengisap yang dapat bergerak bebas di atasnya . Tekanan pada sistem gas ini dijaga tetap oleh beban penghisap dan tekanan atmosfer. Apa yang akan terjadi bila bagian bawah silinder dipanaskan dengan sebuah pembakar bunsen? Penghisap akan berpindah ke atas dan berhenti pada posisi baru. Semakin

tinggi suhu pada gas, maka semakin tinggi kedudukan akhir penghisap tersebut. Proses pada sistem gas yang tekanannya dibuat tetap disebut dengan proses isobarik. Ketika suhu gas di dalam silinder naik, sistem melakukan usaha pada lingkungan sehingga terjadi perpindahan kedudukan penghisap. Bagaimana menghitung besarnya usaha pada proses isobarik? Bila bagian bawah silinder dipanaskan dengan sebuah pembakar bunsen, maka pengisap akan berpindah ke atas sejauh s. Bila gaya yang ditimbulkan oleh tekanan gas tersebut adalah PA, maka usaha yang dilakukan gas terhadap penghisap (lingkungan) adalah W = F.s = PAs

Gambar 1. Usaha Luar. Karena A . s adalah perubahan volum gas, maka besarnya usaha pada proses isobarik dapat dinyatakan sebagai W = P V

Bagaimana bila tekanan yang diberikan oleh sistem terhadap lingkungan juga berubah terhadap volum gas pada wadah tersebut? Usaha W yang dilakukan oleh sistem terhadap lingkungan bila tekanan gas P berubah ketika volumnya V berubah dari Vi ke Vf dapat dihitung dengan mencari luas daerah tersebut dapat digunakan teknik kalkulis integral beriku

W=

dW =

Vi

PdV

Dalam termodinamika ada juga proses yang berawal dari satu keadaan, kemudian menempuh beberapa lintasan hingga berakhir pada keadaan awalnya semula. Proses seperti ini disebut sebagai proses siklus. Bagaimana menghitung usaha seandainya usaha yang dilakukan merupakan proses siklus? Untuk menghitung usaha dari sistem tersebut, kita dapat

menghitung luas daerah dalam siklus tertutup pada grafik P-V. Telah diketahui bahwa energi dalam suatu gas adalah jumlah energi kinetik seluruh molekul gas yang terdapat dalam suatu wadah tertutup yang dapat dinyatakan sebagai U = N ( kT) = nRT Dengan N = jumlah seluruh molekul gas, = derajat kebebasan, dan n = jumlah mol gas. Perubahan energi dalam U = U2-U1 untuk sistem tersebut dapat diketahui dari perubahan suhu awal T1 ke suhu akhir T2 sebagai U = nRT = nR (T2 -T1) Jadi, perubahan energi dalam bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem dan tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh untuk mencapai keadaan akhir tersebut.

C. Proses Termodinamika gas

Ada empat macam proses termodinamika gas, yaitu isobarik, isokhorik, isothermal, dan adiabatik. Proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap disebut dengan proses isobarik. Grafik P-V yang dihasilkannya berupa garis lurus horizontal, sehingga usaha yang dilakukan gas adalah sebesar

P W = P V = P (V2- V1) V1 V2

Gambar 2. Grafik P-V pada proses Isobarik

Sedangkan proses isobarik untuk gas ideal dinyatakan dengan persamaan V = C T dengan C adalah konstan.

Proses perubahan keadaan gas pada volum tetap disebut dengan proses isokhorik. Grafik P-V yang dihasilkannya berupa garis lurus vertikal, sehingga usaha yang dilakukan gas adalah nol (W=0).

P P1 P2

Gambar 3. Grafik P-V pada proses isokhorik

Sedangkan proses isokhorik untuk gas ideal dinyatakan dengan persamaan: P = C T dengan C adalah konstan.

Proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap disebut dengan proses isotermal. Sejumlah gas ideal yang berada di dalam piston logam serta dikelilingi oleh air panas yang akan menjaga piston dan gas berada pada suhu mutlak T yang akan tetap dapat dijadikan salah satu contoh proses isothermal. Bila gaya luar yang bekerja pada pengisap piston dikurangi, gas ideal akan memuai secara statis dari volum V1 menjadi V2 bersamaan dengan perubahan pada tekanan P. Grafik P-V pada proses isothermal yang dihasilkan berupa hiper bola. Kenapa berbentuk hiperbola? P P2

P1

V V1 V2 Gambar 4. Grafik P-V pada proses Isithermik Sedangkan usaha yang dilakukan gas dapat dihitung dangan mencari luas kurva P (V) sebagai berikut W = PdV =
v1 v2

daerah di bawah

v2

v1

nRT 1 dV = nRT dV V v1 V

v2

v2

= nRT

v1

[1n V] = nRT [1n V2 1n V1]

V1 = nRT 1n V 2 Proses perubahan keadaan gas tanpa melibatkan perpindahan kalor masuk atau keluar sistem gas yaitu Q = 0 disebut proses adiabatik. Contoh proses adiabatik hampir mirip dengan proses isotermal, tetapi piston dilindungi oleh insulator (bahan penyekat) yang menahan aliran kalor keluardari sistem gas, sehingga diperoleh Q = 0. Grafik P - V yang dihasilkan oleh proses pemuaian adiabatik akan memotong lengkung isotermal suhu awal yang lebih tinggi dan suhu akhir yang lebih rendah. Perasamaan yang berlaku untuk menyatakan lengkung adiabatik pada grafik P-V adalah dengan persamaan P1 V1 = P1V1 Dengan > 1 merupakan hasil perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap Cp dan kalor

jenis gas pada volum tetap Cv atau =

Cr Cv

Jika digunakan gas ideal P =

nRT , maka persamaan di atas menjadi: V P1 V1 = P1V1 nRT 1 nRT 1 V1 = V2 V1 V1 T1V1 1 = T2V2 2

D. Hukum Pertama Termodinamika Perhatikan bahwa hukum kekekalan energi tetap berlaku di dalam setiap fenomena termodinamika. Hukum kekekalan energi ini dapat digunakan untuk menghubungkan besaran kalor, usaha dan energi dalam. Jika suatu sistem gas menerima kalor dari lingkungannya maka energi dalam sistem gas itu akan meningkat. Berdasarkan hukum kekekalan energi hal ini berarti perubahan energi dalam diterima +Q atau ditulis U = +Q Sebaliknya bila sistem gas itu melakukan usaha terhadap lingkungannya maka energi dalam sistem gas itu akan berkurang, Berdasarkan hukum kekekalan energi hal ini berarti perubahan energi dalam U sama dengan usaha yang diberikan W atau ditulis U = -W Dari analisa tentang kekekalan energi pada kalor Q, usaha W dan energi dalam U sebelumnya maka kita dapat menuliskan hukum pertama termodinamika sebagai : U = Q W Q bernilai positif jika sistem menerima kalor dan negatif jika melepaskan kalor. W bernilai positif jika usaha dilakukan oleh sistem dan negatif jika usaha dilakukan pada sistem. Hukum pertama termodinamika ini menyatakan prinsip kekekalan energi yang diterapkan pada kalor, usaha dan energi dalam. Usaha yang dilakukan dalam sistem tertutup, akan menyebabkan energi di dalamnya meningkat yang ditunjukkan dengan meningkatnya suhu termometer. Hukum pertama termodinamika dapat diterapkan pada berbagai proses U sama dengan kalor yang

termodinamika. Pada proses isothermal atau proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap (suhu awal T1 sama dengan suhu akhir T2), maka perubahan energi dalamnya bernilai nol sesuai persamaan: 8

U =

1 1 v n R T = v n R (T2 T2) 2 2 1 v n R (0) = 0 2

Dengan menggunakan hukum pertama termodinamika dan besar usaha yang telah dipelajari pada proses isothermal sebesar: W = nRT 1n Maka diperoleh : U = Q W Q = W = nRT 1n V 2 V1 V 2 V1

Pada proses isokhorik atau proses perubahan keadaan gas pada volum tetap (V = 0) telah dipelajari bahwa usaha yang dilakukan oleh sistem gas sama dengan nol (W = 0). Dengan menggunakan hukum pertama termodinamika maka dapat diperoleh: U = Q - W U = Q 0 U = Q Jadi seluruh kalor yang diberikan ke suatu sistem gas pada volum tetap digunakan untuk menaikkan energi dalam sistem gas itu. Pada proses isobarik atau perubahan keadaan gas pada tekanan tetap telah dipelajari bahwa usaha yang dilakukan oleh sistem gas dinyatakan dengan W= PV Proses isobarik juga melibatkan perubahan suhu sistem atau perubahan energi dalam ( U) sistem tersebut. Dengan menggunakan hukum pertama termodinamika maka dapat diperoleh U = Q-W Y = Q-PV

Pada proses adiabatik atau proses perubahan keadaan gas tanpa melibatkan kalor yang masuk atau keluar dari sistem (Q=0). Dengan menggunakan hukum pertama termodinamika maka dapat diperoleh: U = Q-W U = 0-W U = -W Telah dipelajari sebelumnya bahwa U = u nRT = u nR(T2-T1) Sehingga usaha yang dilakukan oleh sistem gas pada proses adiabatik adalah: W = -U = u nRT

E. Mesin Kalor dan Hukum Kedua Termodinamika Suatu peralatan yang dapat mengubah energi panas menjadi energi mekanik disebut dengan mesin kalor. Contoh-contoh mesin kalor adalah mesin mobil, mesin diesel, mesin pesawat terbang, turbin uap pembangkit energi listrik dan lain-lain. Pengubahan energi panas menjadi energi mekanik dalam mesin-mesin kalor tersebut selalu disertai dengan gas buang yang membawa energi panas juga, sehingga hanya sebagian energi panas yang dapat diubah ke energi mekanik. Mesin kalor bekerja dengan cara membawa sejumlah fluida melalui siklus yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Energi panas diserap dari reservoir panas sehingga meningkatkan energi dalam mesin tersebut 2. Sebagian energi dalam tersebut diubah ke energi mekanik. 3. Membuang energi panas sisa sebagai kalor ke sebuah reservoir dingin.

10

Berikut ini adalah gambar Diagram mesin Kalor Q1 T1

Q2

T2

Gambar 5. Diagram Mesin Kalor

Contoh kerja mesin kalor adalah turbin uap sederhana berikut ini: Reservoir panasnya adalah air yang mendidih. Kemudian uap yang dihasilkan mengandung energi dalam yang dapat memutar bola menjadi energi mekanik. Uap yang dilepaskan ke udara di sekitarnya membawa energi panas sisa. Jadi udara bertindak sebagai reservoir dinginnya. Mesin turbin uap yang pertama kali dibuat manusia sekitar tahun 150 SM adalah Aeolipile. Mesin kalor ini ditemukan oleh insinyur Yunani kuno, Hero dari Alexandria. Perhatikan sekali lagi prinsip kerja mesin kalor lainnya berikut ini. Sejumlah kalor Q1 diserap dari reservoir panas, usaha sebesar W dikerjakan oleh mesin kalor dan sebagian kalor Q2 dilepaskan ke reservoir dingin. Pada mesin kalor, fluida mengalir mengikuti suatu proses siklus yang keadaan awalnya sama dengan keadaan akhirnya atau U U = Q-W 0 = Q-W Q=W

11

Q = Q1 - Q2 jadi

W = Q1 - Q2

Sedangkan efisiensi mesin kalor adalah perbandingan antara usaha W yang dilakukan mesin dengan kalor yang diserap dari reservoir panas Q1 dalam satu siklus yaitu: n= Q2 W Q1 - Q2 = =1Q1 Q1 Q1

kelvin dan planck menyatakan bahwa tidaklah mungkin mengubah seluruh energi panas menjadi energi mekanik. Formasi dasar ini merupakan suatu pernyataan hukum kedua termodinamika. Hal ini berarti bahwa tidak mungkin membuat mesin kalor dengan efisiensi 100% yaitu mengubah seluruh energi panas Q1 menjadi usaha W seluruhnya tanpa ada kalor Q2 yang dibuang ke reservoir dingin. Clausius menyatakan bahwa tidaklah mungkin menyerap panas dari reservoir dingin ke reservoir panas tanpa melakukan usaha terhadap sistem itu. Formulasi ini juga merupakan suatu pernyataan hukum kedua termodinamika.

F.

Siklus Carnot

Mesin kalor yang paling efisien dalam pemanfaatan energi sesuai dengan hukum fisika adalah mesin Carnot. Ketika hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa tidak semua panas dapat diubah menjadi usaha pada mesin kalor, maka efisiensi mesin carnot merupakan batasan sejumlah panas yang mungkindapat digunakan menjadi usaha. Ini berarti mesin Carnot merupakan mesin ideal dan tidak ditemukan dalam kenyataan dunia fisika Bagamana cara kerja mesin carnot?

12

Mesin carnot terdiri darisebuah silinder dengan piston yang bergerak tanpa gesekan. Diatas piston diberi beban yang beratnya dapat diubah-ubah. Dasar silinder dapat digantiganti dengan isolator atau reservoir. Didalam silinder diisi dengan semacam gas ideal.

Langkah 1. Ekspansi isotermal. Gas pada keadaan P1, V1 ,dan T1. silinder dikontakan dengan reservoir panas bersuhu T1. beban pada penghisap dikurangi sehingga gas berekspansi ke P2, V2. karena kalor Q1 diserap dari reservoir, selama ekspansi suhu tetap pada T1. proses ini adalah isotermal.

Gambar 6. Espansi Isotermal (Sumber Pesona Fisika 2006) Langkah 2. Adiabatik. Sekarang dikontakan dengan isolator sehingga tidak ada masukan dan keluaran kaolr. Beban pada penghisap dikurangi sehingga gas berekspansi ke P3, V3. selama proses tterjadi penurunan suhu sampai T2. ekspansi ini adalah adiabatik.

13

Gambar 7. poses Isotermal - adiabatik (Sumber Pesona Fisika 2006) Langkah 3. Kompresi isotermal. Silinder dikontakan dengan reservoir dingin bersuhu T2. beban pada penghisap ditambah sehingga memampatkan gas ke P4, V4. selama proses kalor Q2dialirkan dari reservoir seshingga suhu gas tetap T2. Proses ini adalah isotermal.

Gambar 8. poses Isotermal adiabatik - Isotermal (Sumber Pesona Fisika 2006)

14

Langkah 4. Kompresi Adiabatik. Silinder kembali dikontakan ke isolator. Beban pada penghisap ditambah sehingga gas termampatkan ke P1, V1. karena tidak ada kalor yang masuk maupun keluar,suhu gas naik menjadi T1 .Kompresi tersebut adalah adiabatik.

Gambar 9. Poses Isotermal - Adiabatik - Isotermal Adiabatik (Sumber Pesona Fisika 2006) Telah kita ketahui sebelumnya bahwa effisiensi mesin kalor adalah perbandingan usaha yang dilakukannya W dengan kalor yang diterima dari reservoir panas Q1atau ditulis:

W Q1 Q 2 = Q2 = 1Q1 Q1 Q1

Rasio ini sangat penting dan menarik untuk diperhatikan karena bahan bakar yang kita bakar untuk memperoleh kalor Q1 digunakan untuk memperoleh keuntungan beerupa usaha W yang dilakukan mesin kalor.

15

Gambar 10. Efisiensi Mesin Kalor (Sumber Pesona Fisika 2006) Mesin carnot adalah mesin kalor juga tetapi dengan efisiensi yang paling tinggi yang ditentukan oleh temperatur panas T1 dan temperatur dingin T2 reservoir. Dapat ditunjukan bahwa pada mesin Carnot berlaku hubungan: Q2 T2 = Q1 T1 jadi efisiensi mesin Carnot dapat dinyatakan sebagai: = 1Q2 T2 = 1Q1 T1

Mesin Carnot adalah mesin ideal teoritis yang tidak benar-benar ada. Salah satu mesin yang dibuatnya menyerupai mesin carnot adalah mesin 4 langkah yang dipakai sepeda motor atau mobil. Bagaimana cara kerja mesin bensin 4 langkah? Langkah 1. Pengisapan Katup masukan terbuka, piston bergerak ke bawah dan campuran bensin-udara diisap ke dalam silinder. Volum memuai pada tekanan tetap (Isobarik).

16

Langkah 2. Kompresi Katup masukan tertutup, piston bergerak ke atas dan memampatkan campuran bensin-udara. Terjadi kompresi adiabatik.

Langkah 3. Pembakaran Ketika piston mencapai titik tertinggi, busi memercikkan api dan membakar gas sehingga mencapai temperatur dan tekanan tinggi. Terjadi pemuaian adiabatik dan piston terdorong ke bawah. Tenaga dorong inilah yang diteruskan ke roda-roda kendaraan. Langkah 4. Pembuangan Katup pembuangan terbuka, piston bergerak ke atas dan mendorong gas sisa pembakaran keluar dari silinder. Terjadi pengurangan tekanan dan diikuti oleh pengurangan volum secara isobarik. Siklus kembali diulang dari langkah pertama. Beberapa contoh mesin kalor yang mengikuti perumusan efesiensi mesin carnot dapat dijumpai dalm kehidupan kita sehari-hari. Contoh-contoh mesin kalor dengan efesiensinya masing-masing adalah Mesin-mesin kalor nyata apapun tidak akan memiliki efesiensi yang lebih besar daripada efesiensi mesin carnot. (Sumber Pesona Fisika 2006) Mesin mobil (bensin) memiliki efesiensi 20-25%. Mesin diesel memiliki efesiensi 26-38%. Turbin uap pembangkit batu bara memiliki efesiensi 40%. Turbin uap pembangkit nuklir memiliki efesiensi 35%.

17

Sebagian kalor yang hilang pada proses mesin carnot dapat dinyatakan dalam variabel baru termodinamika yang disebut sebagai entropi. Entropi adalah ukuran banyaknya kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. Konsep entropi diperkenalkan oleh seorang fisikawan teoritis brilian dari jerman pada tahun 1865 yakitu Rudolf Clausius (1822-1888). Kata entropi berasal dari kata Yunani yang berarti transformasi. Besaran entropi dilambangkan dengan S. Nilai perubahan entropi lebih penting daripada nilai mutlaknya sebagaimana halnya pada energi dalam. Perubahan entropi S suatu sistem akibat menyerap sejumlah kalor Q dalam proses dapat

balik (revesuble) pada suhu mutlak T dirumuskan sebagai:

S =

Q T

Satuan entropi dalam SI (satuan Internasional) adalah Joule per Kelvin (J/K)/ Entropi juga dapat dinyatakan sebagai ukuran ketidakteraturan suatu sistem.

Ketidakteraturan lebih mungkin terjadki daripada keteraturan. Perhatikan contoh peristiwa fisika berikut ini yang dapat terjadi pada suatu mesin Carnot. Sejumlah kalor Q mengalir spontan dari resevoir panas T1 ke resevoir dingin T2. Perubahan untuk kalor yang dilepaskan reservoir panas adalah: S1 = Q T1

Sebaliknya perubahan entropi kalor yang diserap reservoir dingin adalah: S2 = Q T2

Sehingga total entropi peristiwa ini adalah: S = S1 + S2 = Q Q + > T1 T2

18

= Q (

1 1 ) T2 T2

Karena T2 < T1 , maka S selalu positif atau entropi sistem pada peristiwa ini selalu meningkat. Hukum kedua Termodinamika dapat dinyatakan dengan jelas dalam konsep entropi sebagai berikut Total entropi alam semesta tidak berubah ketika proses reversible terjadi atau S = 0 dan bertambah ketika irreversible terjadi atau S > 0.

19

Anda mungkin juga menyukai