Anda di halaman 1dari 12

Perkembangan jaman masyarakat dunia mulai memperhatikan makanan yang alami.

Salah satunya di dunia barat yang mana memiliki trend back to nature hingga akhirnya berkembang di Asia. Hingga sekarang di Asia masih tetap menggunakan obat-obatan herbal. Hal tersebut dikarenakan masyarakat mulai tumbuh kepercayaannya terhadap obat-obatan alami dimana obat-obatan tersebut kurang memberikan efek samping jika dibandingkan dengan obat-obatan farmasetik. Obat-obatan alami dapat mempengaruhi mekanisme pertahanan alamiah tubuh. Dimana mekanisme pertahanan alamiah tubuh meliputi reaksi-reaksi spesifik maupun non spesifik yang berperan dalam proses penghilangan penyebab penyakit terutama mikroba (Hargono,1996). Bumbu dan rempah-rempah merupakan bahan tambahan alami yang signifikan untuk taste dan flavor makanan. Beberapa kebudayaan menggunakan bumbu dan rempah untuk pengobatan dan pengawet. Dimana beberapa rempah dapat menguntungkan bagi kesehatan khususnya metabolisme lemak, kontrol diabetes dan antioksidan (Ahuja et al, 2011).

Bahan pangan yang kini banyak diminati masyarakat bukan hanya memiliki komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasanya menarik, tetapi harus memiliki fungsi fisiologi antara lain dapat menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar gula darah serta meningkatkan penyerapan kalsium.. Walaupun mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan tetapi pangan fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet atau bubuk yang berasal dari senyawa alami bahkan komoditas pangan fungsional dikonsumsi sebagaimana makanan atau minuman yang memiliki karakteristik sensoris berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa. Pangan fungsional dibedakan dari suplemen makanan atau obat berdasarkan penampakan dan pengaruhnya terhadap kesehatan. Tanaman rempah dan obat sudah lama dikenal mengandung komponen fitokimia yang berperan penting untuk pencegahan dan pengobatan berbagai penyakit. Senyawa fitokimia sebagai senyawa kimia yang terkandung dalam tanaman memiliki peranan yang sangat penting bagi kesehatan termasuk fungsinya dalam pencegahan terhadap penyakit degeneratif. Beberapa senyawa fitokimia yang memiliki fungsi fisiologis yaitu karotenoid, fitosterol, saponin, glikosinolat, polifenol, inhibitor protease, monoterpen, fitoestrogen, sulfida dan asam fitrat. Beberapa penelitian menyatakan bahwa rempah-rempah dapat digunakan sebagai penyedap rasa dalam jumlah yang banyak dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh khususnya untuk melindungi tubuh dari penyakit kronis (Winarti & Nurdjanah, 2005). Pada dasarnya, sistem imunitas tubuh terdiri dari tiga bagian yaitu:

1. Pertahanan terluar yang disebut dengan barier epitel (kulit dan selaput lendir). 2. Pertahanan lapis kedua yang disebut mekanisme pertahanan meliputi sistem komplemen dan fagositosis.. 3. Pertahanan lapis ketiga merupakan reaksi-reaksi immunologik (Hargono,1996). tidak spesifik yang

Jahe merupakan jenis rempah-rempah yang paling banyak digunakan. Secara empiris jahe digunakan sebagai obat masuk angin, gangguan pencernaan, analgesik, antipiretik, antiinflamasi. Beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi ekstrak jahe dalam minuman fungsional dan obat tradisional dapat meningkatkan ketahanan tubuh dan mengobati diare. Dimana ekstrak jahe dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan yaitu memberikan respon kekebalan yang masuk ke dalam tubuh yang dikarenakan ekstrak jahe dapat memacu proliferasi limfosit dan menekan limfosit yang mati serta meningkatkan aktivitas fagositas makrofag. Fungsi jahe yang lainnya yaitu dapat meningkatkan aktivitas salah satu sel darah putih yaitu sel natural killer (NK)dalam melisis sel targetnya yaitu sel tumor dan sel yang terinfeksi virus. Dengan adanya peningkatan aktivitas NK membuat tubuh tahan terhadap serangan virus karena sel dapat menghancurkan sel yang terinfeksi oleh virus (Winarti & Nurdjanah, 2005). Salah satu manfaat jahe bagi kesehatan adalah sebagai ramuan obat tradisional, yang dapat menyembuhkan berbagai jenis penyakit. Selain itu, ekstrak jahe juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh yang direfleksikan dalam sistem kekebalan, yaitu memberikan respon kekebalan inang terhadap mikroba pathogen yang masuk ke dalam tubuh. Rasa jahe yang pedas disebabkan oleh komponen bioaktif kandungan minyak atsiri. Komponen bioaktif tersebut dapat berfungsi sebagai bahan pengawet yang tidak toksik, dan dapat menghambat pertumbuhan mikroba (Radiati et al, 2003)

Aktivitas antimikrobia jahe terhadap mikroba pathogen dan perusak menunjukkan memiliki kemampuan mengawetkan, sehingga tidak perlu lagi menambahkan bahan pengawet dan mencegah kerusakan makanan. Hal ini terlihat dari aktivitas antimikrobanya yang sangat peka menghambat pertumbuhan Salmonella thypii (bakteri gram negative penyebab penyakit tipus), Bacillus cereus, Lactobacillus acidophilus, dan Staphylococcus aureus. Jahe dapat

menghambat pertumbuhan Aspergillus(jamur penyebab aflatoksin). Selain itu, jahe juga dapat menghambat Saccharomyces cereviceae, dan Mycoderma spp (Mathur, 2003).

Menurut Budhwaar (2006), fungsi farmakologis jahe sebagai berikut Sistem peredaran darah

Jahe dapat mengurangi risiko pembekuan darah.Hal ini jahe lakukan dengan cara meningkatkan waktu pendarahan dengan menghambat penggumpalan trombosit. Selain itu, jahe berkhasiat untuk menurunkan kadar kolesterol darah. Jahe juga berfungsi menurunkan tekanan darah, dengan mencegah pengerasan pembuluh darah. Lalu jahe memiliki dampak stimulasi dan kardiotonik serta peningkat efisiensi kerja jantung. Sistem pencernaan

Jahe adalah suatu karminatif, yakni bahan yang mampu mengeluarkan gas dari dalam perut, hal ini akan meredakan perut kembung. Jahe juga merupakan stimulant aromatic yang kuat, di samping dapat mengendalikan muntah dengan meningkatkan gerakan peristaltic usus. Kelenjar

Jahe memiliki semua efek sekretoris. Jahe adalah suatu; diaforetik (perangsang keluarnya keringat) sialagog (perangsang keluarnya ludah/saliva) kolagog (perangsang keluarnya cairan empedu). Semua efek ini dapat meningkatkan daya cerna tubuh. Efek metabolism

Sari jahe segar memiliki khasiat hipoglikemik dan dapat mengendalikan kadar gula darah. Selain itu, jahe dapat meningkatkan metabolism lemak dan protein, yang membantu tubuh untuk menggunakannya secara lebih baik. Enzim Zingibaine di dalam jahe merupakan enzim penghidrolisasi protein yang kuat.

Fungsi Lokal

Jika diterapkan pada kulit, jahe dapat menjadi stimulant dan rubafasien yang dapat meningkatkan aliran darah sehingga warna kulit menjadi lebih merah. Jahe membantu kemampuan berbagai obat untuk menembus kulit sehingga dapat digunakan sebagai tambahan untuk obat salep dan obat kulit lainnya. Sistem Saraf

Minyak jahe dapat menembus sawar darah otak secara efektif dan menajamkan indra. Jahe memiliki semua efek penambah tenaga, merangsang dan memotivasi. Jahe juga merupakan euforian-membuat seseorang memiliki pandangan yang lebih positif terhadap diri sendiri dan mengembangkan rasa sejahtera dengan mengurangi keberanian dan kepercayaan diri. Di samping itu, jahe dapat meningkatkan kemampuan mengekspresikan diri, sekaligus membuat seseorang lesu dan acuh tak acuh terhadap penderitaan orang lain. Ginjal

Jahe memiliki efek diuretic yang meningkatkan kemampuan untuk dapat mengeluarkan lebih banyak air seni(urine). Sistem Pernapasan

Jahe adalah antitusif yang bekerja langsung pada pipa paru-paru (bronkus). Hal ini jahe lakukan dengan mengurangi produksi dahak Sendi dan Jaringan Ikat

Jahe memiliki aksi mirip aspirin pada sendi, yakni dengan mengurangi rasa sakit, radang, dan kekakuan pada sendi.

Kunyit (Curcuma longa, L) adalah tanaman dengan rimpang yang dapat dimakan, termasuk dalam family Zingiberaceae. Kunyit ini pada umumnya digunakan untuk bahan memasak ataupun bahan pengobatan. Tinggi tanaman kunyit ini berkisar 60-100 cm. kunyit mempunyai warna alami kuning. Pewarna alami itu mengandung kurkumin, bis (4-hidroxy-3methoxycinnamoyl) methane. Kunyit menghasilkan lebih kurang 5% minyak essensial yang mengandung turmerone, asam bebas, borneol, cineol, phellandrene, kurkumin, zingerone (Farrel, 1990). Ampas kunyit mengandung bahan-bahan anorganik yaitu N (0,884%), P(0,211%), Ca (0,12%), dan bahan organik seperti lemak (3,61%), serat kasar (4,28%), protein (5,524%), abu (8,03%) dan air (15,41%) (Erniasih & Tyas, 2006).

Kandungan utama dalam rimpang kunyit yaitu berasal dari minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin dan biodesmetksikurkumin, lemak, protein, kalsim, fosfor dan besi. Zat warna kuning (kurkumin) dimanfaatkan sebagai pewarna makanan. Kandungan kimia minyak atsiri terdiri dari ar-tumeron,a, dan a-tumeron, tumerol, a-atlanton, a-kariofilen, linaol, 1,8 sineol (Akhadiarto & Rofiq, 2008). Selain minyak atsiri ada senyawa kurkuminoid yang mana senyawa tersebut memiliki pengaruh terhadap efek analgetik yang belum terbukti secara klinis (Thomas,2008). Menurut Bharat et al (2006) yang menyatakan bahwa kandungan kurkuminoid terdiri dari kurkumin, desmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin. Dimana manfaat kunyit sebagai antioksidan, antimikroba, antikolesterol, antitumor, antiinvasi, antirheumatoid arthritis, antifungal, antiparasit, antispasme, chemopreventif dan analgetik.

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae)]. Tanaman ini berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede, sedangkan di Madura disebut temu labak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan berhabitat di hutan tropis. Rimpang temu lawak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada tanah yang gembur (Dalimartha,2000). Menurut Afifah dkk (2003), temulawak memiliki khasiat antara lain mengatasi berbagai

gangguan kesehatan, menambah nafsu makan, menyembuhkan sakit maag, batuk, asma, sariawan, panas, malaria, dan diare. Bagian dari temulawak yang paling penting dalam pangan fungsional adalah rimpang temulawak. Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein pati (48%-54%), dan minyak atsiri (3%-12%) yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool, geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti (Dalimartha, 2000).

Manfaat dari kedua rempah-rempah tersebut disebabkan adanya komponen aktif yaitu kurkuminoid. Kurkuminoid disni merupakan komponen yang memberikan warna kuning yang bersifat sebagai antioksidan dan berkhasiat antara lain sebagai hipokolesteromik, kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, antihepatotoksik dan antiinflamasi. Kurkumin adalah kurkuminoid kunyit yang utama pada kunyit dan temulawak. Kurkuminoid yang lain yang dikenal antara lain desmethoxycurcumin dan bisdesmethoxycurcumin. Kurkuminoid adalah fenol alami dan merupakan elemen penting terhadap terbentuknya warna kuning pada kunyit. Kurkumin terdapat pada bentuk tautomer, termasuk 1,3-diketo dan dua bentuk enol setara. Bentuk enol lebih stabil dari segi energy dalam afse padat dan di dalam larutan. Kurkumin dapat digunakan untuk kuantifikasi boron dalam metode kurkumin. Bereaksi pula dengan asam borat membentuk senyawa merah yang dikenal sebagai rosocyanine. Kurkumin berwarna kuning cerah dan dapat digunakan sebagai pewarna makanan (Winarti & Nurdjanah, 2005).

Kurkumin pada bentuk keto

Kurkumin pada bentuk enol

Sifat kimia kurkuminoid yaitu perubahan warna akibat perubahan pH. Dalam suasana basa kurkuminoid berwarna kuning atau kuning jingga sedangkan pada suasana basa berwarna merah. Pada suasana basa dapat mengalami proses disosiasi dan degradasi membentuk asam ferulat dan ferulloilmetan. Degradasi kurkumin terjadi pada pH 8,5-10 dalam waktu yang relatif lama. Salah satu hasil degradasi yaitu feruloilmetan yang memiliki warna kuning coklat. Sifat kurkumin yang lain yaitu aktivitasnya terhadap cahaya. Bila terkena cahaya maka akan mengalami dekomposisi struktur berupa siklisasi kurkumin atau degradasi struktur. Kadar zat antioksidan dalam rempah-rempah tersebut cukup tinggi dimana khasiat kurkuminoid bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temulawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temulawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan (Kiswanto, 2011).

Menurut Aggarwal dkk (2006), manfaat kurkumin dapat dilihat seperti gambar berikut:

Kurkumin dalam pengobatan juga berfungsi sebagai antihepatoksik dan antikolesterol serta obat tumor dan kanker. Komponen fenolik dalam kurkumin dapat menghambat pertumbuhan

kanker dan aktivitas antimutagenik sehingga dapat menekan pertumbuhan kanker usus, payudara, paru-paru dan kulit (Winarti & Nurdjanah, 2005). Kurkumin juga dapat berperan sebagai anti-inflammatory yang merupakan bagian dari sintesis prostaglandin. Sintesis prostaglandin berasal dari arachidonic acid yang dikatalis oleh 2 isoenzim yaitu COX-1 dan COX-2 yang keduanya ditemukan pada kolon. Kunyit menghambat COX-2 pada sel kanker kolon pada manusia. Kunyit dapat menghambat pertumbuhan Helicobacterpylori (Aggarwal dkk, 2006). Selain kurkuminoid, ada pula kandungan L-turmeron pada temulawak berkhasiat untuk mengobati penyakit. Temulawak banyak digunakan dalam berbagai minuman kesehatan karena khasiat sebagai penambah nafsu makan. Menurut penelitian Ananggia dan Murnah (2007), temulawak juga memiliki efek antibakteri terhadap Escherichia coli dan menjadi pertimbangan masyarakat dalam menggunakannya sebagai antibiotik.

Menurut Lorz et al (2005), kerja kunyit dan temulawak dalam melindungi ginjal dari efek toksik dapat melalui 2 cara yaitu: Penghambatan kerja sitokrom di ginjal terutama di sel epitel tubulus proksimal yang berakibat menurunnya proses hidroksilasi antara toksik dengan sitokrom tersebut sehingga terjadi penurunan jumlah metabolit toksik yang dihasilkan. Menginduksi aktivitas dan memperbanyak glutathione S-transferase di ginjal yang berperan penting dalam proses detoksifikasi suatu xenobiotik. Dengan meningkatnya jumlah dan aktivitas glutathione maka cadangan glutathione akan tetap terjaga. Menurut Akhadiarto & Rofiq (2008) yang menyatakan bahwa selenium yang terdapat pada rimpang kunyit dapat berfungsi sebagai salah satu bahan pebentuk enzim gluthatione peroxidase yang diduga mampu mencegah terjadinya kerusakan membran sel mikroba rumen dengan cara menghilangkan peroksida lemak. Berikut ini merupakan farmakologi Kurkumin yaitu: 1. Kerja antioksidan Kunyit dan temulawak memiliki kemampuan antioksidan karena adanya kurkuminoid sebagai komponen utamanya. Tetra-hidrokurkumin hasil hidrogenasi kurkumin dan turmerin bersifat

stabil terhadap panas karena memiliki rantai peptida siklik dengan residu 40 asam amino. Turmerin efektif dalam konsentrasi nanomolar sedangkan kurkuminoid efektif dalam konsentrasi mikromolar. Kerja kurkuminoid dapat mencangkup dari mekanisme berikut: Menetralkan radikal bebas Berinteraksi dengan enzim oksidatif dan membuat enzim tersebut tidak aktif Berikatan dengan oksigen membuatnya kurang berfungsi dalam reaksi oksidatif Mengikat ion-ion logam yang mengkatalisis reaksi oksidasi (Budhwaar,2006).

Hasil kerja antioksidan kurkuminoid adalah sebagai berikut : Serum lipid peroksida adalah enzim oksidatif yang dibutuhkan dalam proses pembentukan kolesterol-bahan lemak yang ditemukan dalam jaringan hewan yang penting bagi tubuh manusia. Kolesterol dibentuk di dalam hati dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kolesterol merupakan pemicu utama yang dibutuhkan dalam proses pembentukan berbagai vitamin penting seperti vitamin D dan hormon-hormon seperti hormon korteks adrenaldan hormon seks. Kolesterol yang berlebih dan menumpuk di dalam pembuluh darah akan menghalangi aliran darah. Penambahan kunyit dapat menurunkan pembentukan kolesterol yang disebabkan oleh penonaktifan enzim peroksida dan penurunan resiko hipertensi, arterosklerosis (penumpukan lemak pada dinding dalam arteri) dan gagal jantung. Kunyit memiliki khasiat antioksidan yang secara efektif menghambat radikal bebas perusak biomolekul baik secara in vitro maupun in vivo. Kerja kurkuminoid dan peptida turmerin yang larut air menjadikan kunyit bahan obat yang berharga. Kurkuminoid menghilangkan radikalradikal bebas yang terlibat dalam reaksi oksidasi. Kurkuminoid juga mampu mencegah gejalagejala penuaan (Budhwaar,2006). 2. Khasiat antikanker Kunyit dan temulawak dapat melawan kanker darah, kanker paru-paru, kanker tenggorokan dan kanker payudara. Kunyit dapat melawan unsur kimia penyebab kanker. Mekanisme kerja kurkumin yaitu memblokir aktivitas faktor nuklir kappa B. Dimana jika aktif akan mengaktifkan gen yang berkaitan dengan kanker. Khasiat antikanker juga disebabkan oleh perannya dalam menghambat pembentukan poliamina yang berkaitan dengan pertumbuhan dan

pembentukan sel yang terlalu pesat. Karena memiliki khasiat antioksidan maka kurkuminoid dapat menghilangkan radikal-radikal bebas. Dengan khasiat tersebut maka kunyit sering digunakan untuk mengurangi efek samping kemoterapi kanker (Budhwaar,2006). 3. Khasiat antiradang Kunyit dan temulawak memiliki mekanisme kerja yang serupa dengan aspirin. Kurkuminoid menghambat enzim yang berperan dalam pembentukan turunan asam arakadonat yang dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Selain itu, kurkuminoid dapat menghambat proses peroksidasi lipid dimana proses tersebut dapat menyebabkan pembentukan prostaglandin dari asam arakadonat. Dimana keduanya menyebabkan peradangan bagi tubuh(Budhwaar,2006). 4. Khasiat antimutagen Kurkuminoid mencegah masuknya mutasi materi genetis dengan bereaksi dengan mutagen dan membentuk adduct DNA. 5. Khasiat antimikroba Minyak essential kunyit dan temulawak dapat efektif melawan balteri gram positif dan bakteri gram negatif. Menurut penelitian kunyit dapat sebagai antivirus untuk melawan HIV dimana kunyit dapat mengnonaktifkan sistem perinyah dalam HIV yang disebut dengan Long Terminal Repeat. Akan tetapi penelitian kunyit dapat menghambat virus HIV masih berlanjut sampai sekarang. Selain itu, ekstrak kloroform kunyit dapat menghambat aktivitas jamur serta dapat menghambat produksi alfatoksin (Budhwaar,2006).

Beberapa jenis rempah telah terbukti memiliki aktivitas antimikrobia dan antioksidan sehingga banyak diaplikasikan pada pada produk pangan sebagai alternative sumber senyawa antimikrobia dan antioksidan alami (Brannen, 1983). Shelef (1980) dan Suwardi (1992), menyatakan bahwa kunyit merupakan salah satu jenis rempah-rempah yang memiliki sifat antimikrobia dan antioksidan yang lebih tinggi daripada bawang putih, cabe merah, lada hitam, dan kemiri. Komponen antimikrobia dan antioksidan alami itu dapat diaplikasikan ke dalam produk pangan dalam bentuk konsentrat untuk digunakan sebagai bahan pengawet alami (Brannen, 1983).

Menurut Pramono (2008), zat aktif pada tanaman obat umumnya terdapat dalam bentuk metabolit sekunder, sedangkan satu tanaman bias menghasilkan beberapa metabolit sekunder; sehingga memungkinkan tanaman tersebut memiliki lebih dari satu efek farmakologi. Efek tersebut ada kalanya saling mendukung, tetapi ada juga yang seakan-akan saling berlawanan atau kontradiksi. Dalam hal ini, rimpang temulawak yang telah disebutkan memiliki efek farmakologi antara lain sebagai hiperlipidemia (penurun lipida darah) dan stomakikum (memacu nafsu makan). Jika diperhatikan kedua efek tersebut sangat kontradiktif, yaitu antara anti hiperlipidemia dan stomakikum. Bagaimana mungkin bias terjadi pada satu tanaman terdapat zat aktif yang dapat menurunkan kadar lemak/kolesterol darah sekaligus dapat bersifat memacu nafsu makan. Hal ini juga dapat ditemukan pada tanaman kelembak (Rheum officinale).

Menurut Tang et al (2011), kelebihan konsumsi kunyit dapat menyebabkan batu ginjal. Hal tersebut dikarenakan kunyit mengandung oxalat yang tinggi yang mana oxalat berasal dari kombinasi exogenous dan endogenous yang disintesis oxalat yang merupakan penjenuhan kalsium oxalat primer. Walaupun, diketahui bahwa dietary oxalat tidak lebih dari 10-20% pada urine dibawah kondisi normal. Tingginya oxalat akan menyebabkan resiko hyperoxaluria dan resiko urolithiasis. Penyebab batu ginjal disini komponen utamanya yaitu kalsium oxalat dan hyperxaluria. Selain itu, kandungan oxalat yang tinggi dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan oxalat total dan eksresi kemih dan penting untuk formasi kalsium oxalat yang menyebabkan penyakit batu ginjal. Dimana kunyit merupakan akses plasma glukosa, kolesterol dan triasilgliserol.

KESIMPULAN Jahe merupakan jenis rempah-rampah yang paling banyak digunakan. Khasiat jahe antara lain obat masuk angin, gangguan pencernaan, analgesik, antipiretik, antiinflamasi. Dimana ekstrak jahe dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena dapat memacu proliferasi limfosit, menekan limfosit yang telah mati serta meningkatkan aktivitas fagositas makrofag.

Kunyit merpakan tanaman dengan rimpang yang dapat dimakan, termasuk dalam family Zingiberaceae.

Kandungan utama dalam rimpang kunyit yaitu berasal dari minyak atsiri, kurkumin, resin, oleoresin, desmetoksikurkumin dan biodesmetksikurkumin, lemak, protein, kalsim, fosfor dan besi.

Khasiat kunyit yaitu antihepatoksik dan antikolesterol serta obat tumor dan kanker, dan antiinflammatory.

Temulawak merupakan tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein pati (48%-54%), dan minyak atsiri (3%-12%) yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin.

Khasiat temulawak yaitu hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai