Sedangkan jika kedua side band tersebut dipakai tetapi masing-masing membawa sinyal yang berbeda disebut dengan independent side band ( ISB ). Untuk maksud-maksud tertentu dimana kedua side band tersebut sangat berdekatan dan sukar untuk menghilangkan salah satu side band tanpa membuat side band yang laiinya terganggu, maka salah satu side band hanya dihilangkan sebagian saja. Modulasi semacam ini yang disebut dengan vestigial side band ( VSB). Modulasi sudut Seperti diketahui bahwa amplitudo modulasi merubah amplitudonya atau bagian linearnya dari gelombang pembawa. Oleh karena itu kadang kadang juga disebut dengan modulasi linear. Berlainan dengan amplitudo modulasi, maka pada modulasi sudut , yang dirubah adalah bagian yang tidak linear. Oleh karena itu juga disebut dengan modulasi non linear. Misalkan gelombang pembawanya u = uci sin ( wc t + Qc ) Dan gelombang sinyal u = u ( t ). Maka untuk phase modulation ( PM ) , di mana yang dirubah adalah fasanya, gelombang yang termodulasinya adalah seperti berikut ini : uci sin [ wc t + Qc + kp u ( t ) ] di mana kp adalah konstanta deviasi fasanya. Sedangkan untuk Frequency berikut ini : uci sin [ wct + Qc + kf modulation ( PM ) , di mana yang dirubah adalah
u ( t ) dt ]
di mana kf adalah konstanta deviasi frekwensi. Pada frekwensi modulasi ini gelombang yang dipancarkan akan mempunyai spectrum frekwensi sebesar fC n fS di mana n = 1, 2, 3, .dst. Dengan demikian
bandwidtnya akan sangat lebar dibandingkan dengan amplituodo modulasi. Akan tetapi
untuk prekwensi di luar ( 1 ) fc mempunyai energi yang kecil sekali sehingga di abaikan. Adalah index modulasi yaitu :
sesuai dengan informasi yang dikirimkan. Contoh dari suatu pengiriman discreate adalah pada movie filn, di mana gambar yang diproyeksikan bukanlah merupakan gambar yang contiue melainkan suatu discreate yaitu gambar-gambar yang berdiri sendiri dan diputar dengan kecepatan 50 gambar tiap detik. , akan tetapi penonton melihat itu sebagai sesuatu yang continue. Proses pencuplikan ini adalah dengan membangkitkan pulsa-pulsa dengan frekwensi tertentu kemudian pulsa-pulsa ini dimasukan kedalam sampler bersama-sama dengan gelombang sinyal, yang kemudian hasilnya adalah pulsa-pulsa selebar pulsa yang dibangkitkan akan tetapi dengan amplitudo sama dengan gelombang sinyal. Di bawah ini adalah gambar darin proses pencuplikan dari suatu gelombang sinyal
sinyal analog
hasil pencuplikan
Seperti disebutkan di atas , frekwensi dari pulsa-pulsa ini harus demikian rupa, sehingga sinyal aslinya masih dapat dikenal kembali. Penentuan ini sesuai dengan teori dari Shannon yaitu bahwa waktu sampling harus lebih kecil dari 2 kali waktu sinyal atau
31
dengan kata lain frekwensi sampling harus lebih besar 2 kali frekwensi maksimum gelombang sinyal. Misalkan pada suara dimana frekwensi tertinggi adalah 3400 Hz, maka frekwensi samplingnya atau frekwensi dari pulsanya adalah minimum 2 x 3400 Hz = 6800 Hz. Misalkan diambil 8000 Hz . Jadi frekwensi pulsa yang dibangkitkan adalah 8000 Hz atau waktu samplingnya adalah = 1/ 8000 = 125 usec. Proses selanjutnya adalah kwantisasi. Pada proses kwantisasi ini pulsa pulsa level tertentu dengan demikian level dari pulsa-pulsa tersebut dapat ditentukan. Level-level sebagai standart untuk pembandingan itu telah dibuatkan kodenya. Dengan demikian pulsa-pulsa tersebut setelah diketahui berapa levelnya dapat dibuatkan juga kode-kodenya sesuai dengan kode-kode yang telah ditentukan pada level-level tersebut. Proses terakhir inilah yang disebut proses coding atau penyandian. Proses kwantisasi dan penyadian ini dapat digambarkan sebagai beriku. 001 kwantisasi 010 011 101 110 111 Banyaknya digit pada kode-kode ini tergantung pada banyaknya level yang ada. Banyaknya level ini akan menentukan halus tidaknya proses kwantisasinya. Dengan sendisrinya makin banyak levelnya makin halus kwantisasinya dengan demikian makin baik mutu digitalnya. Akan tetapi dengan sendirinya akan memerlukan banyak digit untuk kodenya, jadi memerlukan peralatan yang lebih baik artinya akan lebih mahal harganya. Kesimpulannya dalam perenvanaan PCM harus diperhitungkan dari segi ekonomisnya dibandingkan dengan segi teknisnya pada penerima peralatan yang dipakai sinyal analog
32
adalah kebalikan dari pengirimnya yaitu decoder untuk membangkitkan kembali pulsapulsa dari kode-kode yang diterima, kemudian pulsa pulsa tersebut akan dikembalikan lagi ke bentuk aslinya ialah sinyal analog.
Delta Modulation
Delata Modulation ini sama dengan PCM yaitu bukan merupakan modulasi akan tetapi merupakan suatu prosese pengubahan sinyal anlog menjadi sinyal digital. Berlainan dengan PCM, pada delta modulasi ini mula-mula dibangkitkan suatu sinyal yang berbentuk anak tangga. Kumudian dengan suatu alat yang disebut Comparator 33 , sinyal analog ini dibandingkan dengan sinyal anak tangga tersebut. Kemudian hasil perbandingan ini diberi kode. Jika anak tangganya menurun maka diberi kode 0 sedangkan jika anak tangganya naik diberi kode 1 . Demikian seterusnya. Proses dari delta modulasi ini dapat terlihat pada gambar di bawah ini.
Multiplexing
Multiplexing adalah suatu cara untuk menggabungkan beberapa kanal suara ke dalam satu saluran transmisi. Atau dengan kata lain adalah suatu cara untuk mengeffisienkan penggunaan saluran transmisi, sehingga dapat dipakai bersama sama dengan kanal suara
35 yang lainnya. Pada dasarnya melihat caranya maka multiplexing ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu : FDM ( Frequency Division Multiplexing )
Modulasi yang dipergunaan di sini adalah SSB. Seperti diketahui bahwa SBB adalah suppressed carrier modulation . Dipergunakannya suppresd carrier adalah untuk membuat seminimal mungkin power yang dibutuhkan oleh penguatnya. Selain itu di sini dipakai SSB dengaan maksud untuk membuat seminimal mungkin bandwith dari sinyal sehingga dapat membuat semaksimal mungkin kanal yang akan dikirimkan. Contoh dari FDM ini adalah : Misalkan akan dikirimkan 3 buah kanal suara sekaligus. Seperti diketahui maka kanal suara itu mempunyai lebar frekwensi antara 300 3400 Hz, akan tetapi untuk maksud tertentu lebar frekwensinya dibuat menjadi antar 0 4 KHz. Mula-mula masing-masing kanal suara tersebut domodulasikan dengan
gelombang pembawa yang mempunyai frekwensi dari gelombang pembawa tersebut adalah seperti terlihat pada gambar berikut ini.
KANAL 1 0 4 KHz
37
KANAL 2 DENGAN FC = 16 KHz
0 KHz
4 KHz
12 KHz
16 KHz
26
KANAL 3
DENGAN FC = 20 KHz
0 KHZ
4 KHz
16 KHz
20 KHz
24
Kemudian dengan menggunakan High Pass Filter , lower side bandnya dihilangkan. Dengan demikian yang dikirimkan hanyal upper side bandnya saja. Setelah itu ketiga upper side band tersebut digabungkan menjadi satu sehingga menghasilkan suatu kanal selebar 12 KHz, yaitu dari 12 24 KHz . Dan frekwensi band inilah yang disalurkan di dalam satu saluran ternamisi. 38
12 KHz KHz 16 KHz 20 KHz 24 KHz 12 KHz 24
Penggabungan 3 buah kanal suara seperti tersebut di atas dengan PRE GROUP. Untuk pengiriman yang melebihi 3 kanal suara, prinsipnya adalah sama dengan penggabungan di atas. Yang berbeda adalah hanya pada penataan dari frekwensi gelombang pembawanya saja.
Dalam hal di bawah yang akan dikirimkan adalah 4 buah kanal pre group.
Pre group 1
dgn fC = 84 KHz
12 KHz
24 KHz
60 KHz
72 KHz
84 KHz
96 KHz
108 KHz
Pre group 2
dgn fC = 96 KHz
12 KHz
72 KHz
84 KHz
96KHz
108 KHz
120 KHz
Pre group 3
12 KHz KHz
24 KHz
84 KHz
96 KHz
108 KHz
Pre group 4
12 KHz
24 KHz
96 KHz
108 KHz
120 KHz
Berlainan dengan pembentukan Pre Group , di sini dipergunakan Low Pass Filter , dengan demikian upper side band nya yang diredam , sehingga setelah penggabungkan akan merupakan suatu kanal selebar 48 KHz, yaitu mulai dari 60 108 KHz.
60 Khz
72 KHz
84 KHz
96 KHz
108 KHz
60 KHz
108 KHz