Anda di halaman 1dari 29

BAB 3 ANALISIS PERUSAHAAN

3.1 Sejarah perusahaan PT Indo Sari Abadi adalah perusahaan produsen wafer yang berpusat di Tangerang, Jawa Barat. Produk utama mereka yang bermerek Cigaro dapat dijumpai di supermarket, toko-toko, dan pasar tradisional di seluruh pulau Jawa. PT Indo Sari Abadi (disingkat PT ISA) didirikan pada tanggal 24 Februari 2001 oleh Bapak Anto dan Ibu Elly. Pada saat itu bentuk hukumnya baru merupakan home industry bernama Indo Sari, dan perusahaan tersebut dibangun menggunakan modal yang kecil. Dengan modal tersebut para pendiri membeli sebidang tanah, beberapa mesin produksi, dan truk sebagai alat transportasi. Semua proses pengelolaan dan pengambilan keputusan dilakukan sepenuhnya oleh pemilik, sementara produksi dipercayakan kepada karyawan yang berjumlah sepuluh orang. Indo Sari diubah status dan namanya dua kali, menjadi CV dan terakhir menjadiPT Indo Sari Abadi pada tanggal 1 Juli 2005 jam 10.00 WIB. Akte notaris nomor 01tersebut diresmikan di Tangerang oleh notaris Tubagus Kiemas, SH dan berates nama direktur Bapak Anto, serta dihadiri oleh saksi Yulia Fanni serta Desy Yunito.Di tahun yang sama PT Indo Sari Abadi juga mendapatkan Surat Ijin Usaha Perdagangan golongan Besar dengan nomor 03835/1.824.271. Pengukuhan sebagai PT setelah hanya empat tahun beroperasi juga dapat dilihat sebagai salah satu bukti kesuksesan perusahaan ini.

PT Indo Sari Abadi bergerak di bidang produksi makanan ringan. Bisnis mereka diawali hanya dengan memproduksi satu jenis produk saja, yakni snack kerupuk.Karena mengikuti perkembangan dan permintaan pasar terjadilah beberapa kali pergantian jenis produk. Indo Sari pernah memproduksi varian snack kacang, chiki,dan pada akhirnya Indo Sari memfokuskan diri untuk khusus memproduksi wafer hingga saat ini. PT Indo Sari Abadi memproduksi wafer mulai dari tahun 2003 dan setelah menunjukkan respon hasil penjualan yang baik dari pasar, pada saat itulah perusahaan mulai berfokus penuh kepada bisnis wafer. Pada saat itu omset penjualan wafer adalah 300 dus per hari. Pangsa pasar PT Indo Sari Abadi pun mulai meluas. Pada awalnya Indo Sari hanya melayani pengiriman lokal ke pasar-pasar tradisional dan toko kelontong di daerah Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya. Jumlah produk yang dikirimkan juga hanya sedikit. Perlahan tapi pasti, produk Indo Sari mulai dipasarkan di kota lainnya seperti Bandung, Bogor, Lampung, Solo, dan lain lain. Pada akhir 2007, cakupan wilayah distribusi PT Indo Sari Abadi sudah mencakup semua kota-kota besar di pulau Jawa (Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya). Produk PT Indo Sari Abadi juga dapat ditemui diluar pulau Jawa seperti di Madura, Bali, Makassar, Lampung, dan Medan. Kesuksesan penjualan produk PT Indo Sari Abadi diikuti pula oleh penambahan modal berupa ekspansi lahan pabrik, penambahan mesin, dan penambahan karyawan untuk meningkatkan kapasitas produksi. Indo Sari juga mulai melakukan riset dan mengeluarkan produk wafer dengan aneka bentuk dan rasa.

Moto PT Indo Sari Abadi adalah selalu berkembang, sehingga tidak tertutup kemungkinan bahwa di masa depan PT Indo Sari Abadi akan memproduksi jenis makanan ringan lainnya. 3.2 Visi dan Misi Visi dari PT Indo Sari Abadi adalah: Menjadi perusahaan makanan ringan terkemuka yang menjangkau dan dicintai seluruh nusantara. Misi dari PT Indo Sari Abadi adalah: - Memenuhi kebutuhan konsumen akan produk makanan yang berkualitas dan halal. - Menjalin jaringan kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh rekan bisnis. - Melayani distribusi secara mandiri ke seluruh wilayah Indonesia. - Menjadikan brand produk dan brand perusahaan dikenal luas oleh seluruh masyarakat Indonesia. Moto dari PT Indo Sari Abadi adalah Selalu berkembang. 3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan Puncak dari struktur organisasi diduduki oleh Pimpinan yang sekaligus merupakan pemilik / owner dari PT Indo Sari Abadi. Selanjutnya seluruh proses operasional PT Indo Sari Abadi dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi enam bagian, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.1. Disertakan pula struktur organisasi bagian produksi yang dapat dilihat pada

Gambar 3.2. Struktur ini akan memberikan gambaran lebih jelas tentang proses produksi yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi. Tugas dan wewenang pada setiap jabatan di PT Indo Sari Abadi adalah sebagai berikut: 1. Pimpinan Tugas dan tanggung jawab Pimpinan adalah: a. Bertugas untuk mengeluarkan keputusan yang bersifat strategis. b. Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan. c. Bertanggung jawab penuh atas segala resiko yang terjadi pada PT Indo Sari Abadi. d. Bertugas untuk mengawasi dan mengontrol pekerjaan General Manager.
pimpina n General mana

Manager pembelia n

Manager personali a

Manager accounting

Mnager keuangan

Manager penjualan

Manager produksi

Kabag personalia

Kabag gudang

Kabg marketing

Kbg. Administrasi penjualan

Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT Indo Sari Abadi

2. General Manager Tugas dan tanggung jawab General Manager adalah: a. Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi, dan mengambil keputusan atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masingmasing fungsi pada PT Indo Sari Abadi. b. Bertanggung jawab penuh atas seluruh proses operasional PT Indo Sari Abadi. c. Bertugas untuk memberikan laporan kinerja perusahaan kepada pimpinan. d. Bertugas untuk membantu pimpinan dalam merumuskan keputusan strategis. e. Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar perusahaan. 3. Manajer Pembelian Tugas dan tanggung jawab Manajer Pembelian adalah: a. Bertugas untuk mencari pemasok yang dapat menyediakan bahan baku secara tepat waktu dan tepat mutu dan dengan harga yang paling sesuai dengan perusahaan. b. Bertugas untuk mengontrol transaksi pembelian bahan baku dan bahan pembantu. c. Bertugas untuk melaporkan transaksi pembelian yang telah dilakukan kepada General Manager. 4. Manajer Personalia Tugas dan tanggung jawab Manajer Personalia adalah: a. Bertugas untuk melakukan penerimaan dan pemberhentian pegawai.

b. Bertugas untuk melakukan pelatihan terhadap pegawai baru. c. Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola seluruh permasalahan yang berkaitan dengan kinerja karyawan. 5. Manajer Accounting Tugas dan tanggung jawab Manajer Accounting adalah: a. Bertugas untuk mengolah data akuntansi yang konsisten dengan sistem pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan. b. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan. c. Bertanggung jawab atas kelayakan dan kelengkapan pemrosesan transaksi keuangan perusahaan. d. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan. e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi yang telah ditetapkan secara keseluruhan oleh bagian Keuangan. 6. Manajer Keuangan Tugas dan tanggung jawab bagian Keuangan adalah: a. Bertugas untuk melakukan pembayaran kepada supplier. b. Bertugas untuk menagih dan menerima pembayaran dari pelanggan. c. Bertugas untuk menghitung, mengatur, serta memberikan upah atau gaji kepada seluruh karyawan d. Bertugas untuk merumuskan program pembelanjaan perusahaan, kebijakan keuangan dan akuntansi serta mengusulkannya kepada General Manager.

e. Bertanggung jawab atas anggaran keuangan, realisasi dan pengawasannya. 7. Manajer Penjualan Tugas dan tanggung jawab bagian Penjualan adalah: a. Bertugas untuk menangani pesanan dari konsumen. b. Bertugas untuk mengurus pengiriman pesanan kepada pelanggan sesuai dengan faktur penjualan. c. Bertugas untuk mengatur dan mengawasi kegiatan staff penjualan. 8. Kepala Administrasi Penjualan Tugas dan tanggung jawab Kepala Administrasi Penjualan adalah: a. Bertugas untuk mencatat semua kegiatan penjualan mulai dari disetujuinya penawaran sampai dengan barang dikirim. b. Bertugas untuk membuat pelaporan dan dokumentasi atas transaksi penjualan yang dilakukan. 9. Kepala Bagian Gudang Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Gudang adalah: a. Bertugas untuk membuat daftar barang yang kurang atau yang telah habis. b. Bertugas untuk menerima, menghitung, dan memeriksa kembali barangbarang yang masuk dan keluar Gudang Bahan Baku (GBB) maupun Gudang Barang Jadi (GBJ). 10. Manajer Marketing Tugas dan tanggung jawab Manajer Marketing adalah: a. Bertugas mengusulkan rencana strategi dan kebijakan pemasaran dengan memperhatikan strategi dan kebijakan umum perusahaan.

b. Bertugas untuk mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan pemasaran yang telah ditetapkan secara keseluruhan. c. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran PT Indo Sari Abadi. d. Bertanggung jawab memberikan pelaporan kepada General Manager mengenai perkembangan pemasaran dan penjualan produk setiap periode. 11. Manajer Produksi Tugas dan tanggung jawab Manajer Produksi adalah: a. Bertanggung jawab penuh terhadap semua kelancaran kegiatan operasi pabrik produksi. b. Bertugas untuk membantu General Manager dalam menetapkan rencana, strategi, dan kebijakan produksi dengan memperhatikan kapasitas produksi. c. Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan bagian pabrik secara keseluruhan sesuai dengan perencanaan produksi yang telah ditetapkan. 3.4 Gambaran Umum Perusahaan Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum bisnis PT Indo Sari Abadi beserta elemen penggerak Supply Chain Management. Produk PT Indo Sari Abadi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni wafer dan wafer stick. Perbedaan hanyalah pada bentuk fisiknya, dimana wafer berbentuk persegi dan terdiri dari tumpukan beberapa lembar adonan yang tipis, sedangkan wafer stick berbentuk tabung berdiameter kecil dan berukuran panjang yang terbuat dari adonan yang digulung. Produk wafer dan wafer stick tersebut dibumbui dengan aneka rasa seperti

coklat, vanila, strawberry, keju, kopi, dan lain lain. Produk-produk PT Indo Sari Abadi dikemas dalam plastik pembungkus untuk menjaga rasa dan kualitas. Produk satuan ini kemudian akan dimasukkan ke dalam kotak berukuran kecil yang disebut Inner Box, dimana setiap inner terdiri dari 24 batang wafer stick. Sejumlah enam Inner Box kemudian akan dimasukkan ke dalam dus sebelum disimpan dalam gudang untuk diedarkan. Jangka waktu kadaluarsa untuk semua produk adalah satu tahun. Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk baru, ada beberapa prosedur yang harus dijalankan. Setelah melalui proses panel dengan keputusan akhir di tangan pemimpin perusahaan, sebelum suatu produk dapat diproduksi secara massal dan dipasarkan haruslah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI. Perwakilan PT Indo Sari Abadi akan mengirimkan contoh produk untuk dianalisis kelayakan bahan dan komposisinya oleh Departemen Kesehatan RI. Jawaban dari proses permintaan ijin ini biasanya akan keluar setelah satu atau dua minggu. Apabila ijin ditolak, maka produk tersebut tidak dapat beredar dan komposisinya harus diperbaiki. Apabila ijin diterima, maka produk tersebut dinyatakan layak dikonsumsi. Biasanya nomor ijin produk akan dicantumkan di label atau pak pembungkus. Harga produk bervariasi sesuai dengan jenis dan merek produknya, berkisar antara Rp.30.000,- per dus hingga Rp. 51.000,- per dus (per Desember 2007). Bagi langganan atau konsumen yang membeli dalam jumlah banyak biasanya dapat melakukan negosiasi harga dengan bagian Penjualan. Range harga produk terjangkau oleh masyarakat dari segala kalangan ekonomi, karena merupakan jenis

makanan ringan dan produk PT Indo Sari Abadi bukan merupakan makanan mewah. Untuk daftar harga selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1. Promosi produk sepenuhnya ditangani oleh Divisi Marketing. PT Indo Sari Abadi sangat terbuka mengenai ide-ide promosi baru, tidak jarang ide promosi yang kreatif berasal dari hasil pemikiran karyawan. Strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh PT Indo Sari Abadi adalah sebagai berikut: - Penjualan dalam bentuk paket. Pada waktu dan kondisi tertentu misalnya pada hari-hari raya dan hari besar keagamaan, produk-produk akan dibundel dan dijual dalam bentuk paket hari raya. Tampilan paket dibuat menarik dan sesuai dengan tema event tersebut. Terkadang di dalam paket disertakan bonus berupa aksesoris, pernak-pernik, voucher, kaos, dan lain lain. - Membuka stand di arena Pekan Raya Jakarta. PT Indo Sari Abadi turut menyewa sebuah stand pada acara Jakarta Fair agar khalayak ramai menjadi semakin aware terhadap merek Cigaro pada khususnya, dan image PT Indo Sari Abadi pada umumnya. - Pemberian sampel gratis. Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk baru maka bagian Marketing akan mengirimkan sampel ke pelanggan dan konsumen utama. Hal ini bertujuan untuk memasyarakatkan, menerima kritik/saran, serta melihat bagaimana respon masyarakat terhadap produk baru. 89 Pemberian sampel juga dilakukan kepada masyarakat di tempat umum misalnya seperti yang terakhir diadakan di Ancol, TMII, dan beberapa pusat perbelanjaan lainnya.

- Pemberian diskon kepada depo, pelanggan (grosir), dan distributor yang membeli produk dalam jumlah banyak dalam satu kali transaksi. - Pemberian harga perkenalan, yaitu pemotongan harga untuk produk baru yang dikeluarkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah penjualan dan sosialisasi produk baru. - Mengerahkan tenaga sales agen dan sales motoris untuk mempertahankan pelanggan (grosir dan toko) yang telah ada sekaligus mencari pelanggan baru. Penggerak Supply Chain Management Berikut dijelaskan faktor-faktor yang menentukan kinerja SCM dalam perusahaan, antara lain dalam hal persediaan, transportasi, fasilitas produksi dan penyimpanan (pergudangan), serta pengelolaan informasi. A. Persediaan Agar produksi dapat berjalan dengan baik, di dalam rantai nilai PT Indo Sari Abadi pastilah berhubungan dengan beberapa pemasok yang menyediakan bahan baku. Adapun jenis-jenis pemasok PT Indo Sari Abadi meliputi: - Pemasok bahan baku yakni bahan susu, coklat, terigu, gula, pewarna dan perasa. - Pemasok barang jadi meliputi dus, toples, label, pak pembungkus, produk promosi (pernak-pernik, topi, baju, aksesoris). - Pemasok peralatan produksi yakni mesin produksi dan alat-alat berat perusahaan beserta sparepart yang dibutuhkan. B. Transportasi PT Indo Sari Abadi mendistribusikan produk ke depo, distributor dan supermarket yang berada di kota-kota besar. Dari titik tersebut barulah produk

diecerkan hingga tiba ke tangan konsumen akhir. Hingga saat ini wilayah distribusi PT Indo Sari Abadi mencakup pulau Jawa, Madura, Bali, sebagian Sumatra (Lampung dan sekitarnya), Lombok (NTB) dan Sulawesi Selatan. Dalam waktu dekat ini PT Indo Sari Abadi akan berfokus pada pangsa pasar di Sumatera, khususnya wilayah Palembang dan Pekanbaru. Sementara itu untuk wilayah Timur, penjualan akan lebih difokuskan ke Makassar. Tujuan distribusi produk selain ke pasar tradisional, juga mencakup pasar modern/supermarket seperti Indogrosir dan Indomart. Dalam operasi sehari-hari PT Indo Sari Abadi menggunakan kendaraan armada inventaris perusahaan (berupa angkutan darat) untuk distribusi barang ke depo-depo dan konsumen yang tersebar luas. Inventaris armada pabrik perusahaan (per Desember 2007) meliputi: - 3 unit Nissan - 1 unit truk Tronton - 2 unit Colt Diesel - 6 unit Double - 3 unit Engkel - 1 unit Fuso Mayoritas armada perusahaan berstasiun di depo-depo yang telah ditentukan, walaupun ada pula beberapa unit armada yang berstasiun di pabrik. Distribusi / pengiriman barang dilakukan dengan proses yang terbalik, dimana armada di depo menjemput barang ke pabrik, baru kemudian kembali ke depo. PT Indo Sari Abadi juga mengadakan kerjasama dengan perusahaan ekspedisi /

pengiriman barang dan perusahaan pelayaran. Pada waktu-waktu tertentu perusahaan menggunakan jasa ekspedisi apabila kapasitas armada telah penuh dan ada pengiriman penting yang harus dilakukan. C. Fasilitas PT Indo Sari Abadi memiliki dua buah pabrik yang berlokasi di Tangerang dan Surabaya. Hasil produksi dari pabrik akan disebarluaskan ke depo-depo yang merupakan gudang tersebar sekaligus lini penjualan yang berhubungan secara kontinu dengan pabrik. Pengecekan dan pengiriman produk dari pabrik menuju depo-depo dilakukan secara harian untuk terus menjaga stok depo. Kapasitas produksi pabrik PT Indo Sari Abadi yang berlokasi di Tangerang tercatat mampu memproduksi sebanyak 450 ribu dus per bulan pada kinerja maksimum, sedangkan pabrik cabang Surabaya mampu memproduksi sebanyak 250 ribu dus per bulan. Terdapat tiga macam fasilitas penyimpanan milik PT Indo Sari Abadi, yakni: - Gudang Bahan Baku (GBB), tempat penyimpanan bahan baku dan bahan pendukung yang dibutuhkan untuk proses produksi. - Gudang Barang Jadi (GBJ), tempat penyimpanan barang jadi yang merupakan hasil dari proses produksi. - Depo, merupakan gudang sekaligus lini penjualan yang tersebar di berbagai kota. Lokasi depo yang tersebar dimaksudkan untuk memperluas cakupan distribusi pada suatu daerah tertentu. Stok depo disesuaikan dengan tingkat permintaan dari daerah lokasi depo tersebut. Lokasi depo tersebar di seluruh pulau Jawa seperti Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Bekasi, Semarang, Solo, Surabaya,

Malang, Jember, dan di beberapa kota kecil lainnya. Pada Agustus 2007 PT ISA melakukan peresmian kantor baru serta ekspansi pada pabrik yang berlokasi di Tangerang, bertujuan mengatasi banyaknya tingkat permintaan sekaligus memperluas jaringan penjualan hingga seluruh nusantara. D. Informasi Pengelolaan informasi pada bagian Accounting, Keuangan, dan Penjualan sudah terkomputerisasi namun sistem yang digunakan belum terintegrasi. Selain itu pengelolaan informasi pada bagian Produksi dan Gudang masih dilakukan secara manual (tulis tangan). 3.5 Kondisi lingkungan usaha dan persaingan industri menggunakan analisis lima kekuatan porter (Porters Five Forces) A. Ancaman pendatang baru Ketika perusahaan dapat dengan mudah masuk ke dalam industri, maka tingkat persaingan di dalam industri tersebut juga otomatis meningkat. Dari segi birokrasi, proses pembuatan perizinan untuk membuka suatu perusahaan baru di industri wafer tergolong mudah. Pemerintah mempermudah akses bagi para investor serta entrepreneur lokal dan asing dengan cara memberikan persyaratan yang mudah. Adapun hambatan-hambatan terhadap masuknya pesaing baru antara lain: 1. Minimnya pengalaman perusahaan tentang industri wafer dan bagaimana cara mengelola perusahaan produsen wafer yang baik. 2. Persyaratan modal yang besar (minimal harus mempunyai kepemilikan tanah, bangunan pabrik, mesin produksi, armada pengiriman). Dikarenakan harus

memproduksi secara massal, hal ini membutuhkan investasi modal yang besar dan berjangka panjang. 3. Membutuhkan pabrik sebagai pusat produksi, tentunya investasi modal dan jumlah karyawan yang dibutuhkan juga besar. (home industry tidak termasuk dalam kategori pesaing). 4. Membutuhkan jaringan distribusi yang memadai, baik dalam kota, antar kota, dan antar propinsi. 5. Membutuhkan teknologi dan pengetahuan khusus seperti mesin-mesin produksi khusus, laboratorium riset, pengetahuan dalam bidang resep wafer, dan lain lain. 6. Menentukan lokasi yang strategis. Hal ini menjadi pertimbangan karena berhubungan erat dengan kondisi pasar dan target market yang dituju. Namun terlepas dari banyaknya hambatan-hambatan yang ditemukan pada industri wafer, ternyata banyak pula faktor-faktor lain yang mendukung para usahawan dan investor untuk membangun perusahaan produsen wafer. Faktor utama adalah karena pangsa pasar wafer yang begitu besar di Indonesia (menurut SWA nilai pasarnya bisa mencapai lebih dari Rp 5 triliun), dimana pemain baru masih mempunyai peluang untuk mendapatkan pangsa pasar. Ditambah lagi kemudahan meniru produk dan tingkat diferensiasi produk yang rendah memberi banyak kesempatan kepada pemain baru untuk berkembang. Selain itu pemerintah juga memberi dukungan penuh bagi investor dan usahawan untuk membuka usaha yang menyerap banyak tenaga kerja, seperti pada industri wafer. Birokrasi dalam industri produksi wafer juga mudah diproses dan didapat, contohnya seperti pendaftaran ijin usaha, pendaftaran lisensi produk, pendaftaran hak paten, dan lain lain.

Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ancaman masuknya pendatang baru pada industri wafer terbilang sedang (moderate). B. Ancaman produk substitusi Produk substitusi dapat menjadi ancaman karena makin tingginya tingkat produk substitusi, maka makin tinggi pula kecenderungan konsumen untuk beralih ke produk lain apabila terjadi kenaikan harga. Produk lain yang dapat menjadi pengganti wafer sangatlah banyak jenisnya, mulai dari jenis: snack, chiki, kacang, popcorn, cokelat, keripik, dan lain lain. Konsumen tidak membutuhkan biaya peralihan (switching cost) yang tinggi untuk beralih dari produk wafer ke produk jenis lain, sehingga tingkat peralihan konsumen sangat tinggi dan dapat berubahubah setiap waktu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat ancaman produk substitusi terhadap industri wafer termasuk tinggi. C. Daya tawar pemasok Pemasok PT Indo Sari Abadi terdiri dari tiga jenis, yaitu pemasok bahan baku, pemasok barang jadi, dan pemasok peralatan produksi. Pemasok bahan baku adalah pihak-pihak yang telah mempunyai hubungan kerjasama yang erat dan telah berlangsung cukup lama, dimana mereka menyediakan bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi perusahaan, meliputi produk susu, coklat, tepung, bumbu, pewarna, zat kimiawi, minyak, zat perasa, dan lain lain. Pemasok barang jadi merupakan pihak yang memasok barang jadi yang digunakan perusahaan untuk proses packing dan proses pendukung lain. Produk-produk tersebut meliputi dus, plastik packing, toples, label, stiker, pak pembungkus, dan produk promosi seperti pernak pernik topi, baju, serta aksesoris lainnya. Pemasok peralatan produksi adalah

pihak yang menyediakan mesin-mesin, alat berat, dan bagian mesin (sparepart) yang dibutuhkan oleh PT Indo Sari Abadi dalam menjalankan proses produksinya. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pemasok cenderung lemah. Pemasok bahan jadi PT Indo Sari Abadi dapat digantikan dengan pemasok lainnya tanpa kesulitan dan biaya yang besar dalam penggantian, karena pemasok-pemasok yang sama jenisnya banyak sekali dan mempunyai kualitas dan biaya yang hampir sama. Karena hal tersebutlah pemasok-pemasok lebih bergantung terhadap perusahaan dan mengharapkan hubungan kerjasama yang berkelanjutan. Hal yang sama juga terjadi pada pemasok bahan baku PT Indo Sari Abadi, dimana terdapat substitusi bagi bahan baku PT Indo Sari Abadi apabila sewaktu-waktu pemasok langganan tidak mampu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan. D. Daya tawar pembeli Pihak yang merupakan pembeli dari PT Indo Sari Abadi kebanyakan adalah toko-toko, supermarket, agen, dan distributor yang akan menjual kembali produk wafer kepada konsumen akhir. Karena kebanyakan dari pembeli melakukan transaksi dengan jumlah banyak yang berarti sensitifitas harga tinggi, maka biasanya terjadi negosiasi antara PT Indo Sari Abadi dengan pihak pembeli yang membahas perihal pembelian ataupun kerjasama bisnis. Dalam tahap negosiasi biasanya dibahas tentang harga produk, layanan purnajual yang diberikan, kontrak kerja, dan lain lain. Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pembeli cenderung tinggi. Pembeli PT Indo Sari Abadi yang mayoritas adalah distributor atau reseller telah memiliki jaringan penjualan yang kuat sehingga setiap transaksi yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi sangat bernilai tinggi dan mempunyai

pengaruh yang cukup signifikan dalam grafik penjualan. Faktor lain yang memperkuat alasan ini adalah karena pembeli memiliki banyak pilihan untuk berganti ke perusahaan lain selain PT Indo Sari Abadi untuk membeli produk yang serupa baik dalam hal model maupun harga (switching cost rendah). E. Intensitas persaingan perusahaan dalam industri Pemain besar dalam industri wafer adalah perusahaan yang sudah lama berkecimpung dalam industri makanan ringan, terdiri dari perusahaan lokal dan perusahaan multinasional. Perusahaan yang termasuk di kategori ini mempunyai modal dan omset yang besar, didukung oleh jaringan distribusi yang luas hingga seluruh nusantara, serta brand image yang sudah terkenal di mata masyarakat. Berikut ini adalah daftar pemain besar dalam industri wafer (sumber: majalah SWA): - Nabisco (Oreo Wafer) - Orang Tua Group (Wafer Tango) - Mayora (Wafer Beng-Beng, Roma, Astor) - Khong Guan (Wafer Khong Guan) - Monde Nissin (Wafer Nissin) - Arnotts (Wafer Good Time, Tim-Tam, Twister) - GarudaFood (Gery Wafer, Gery Chocolatos) - General Food Industries (Selamat Biscuit & Wafer) PT Indo Sari Abadi tidak termasuk dalam jajaran pemain besar ini, karena perusahaan belum mempunyai brand image yang kuat dan distribusinya belum meliputi seluruh nusantara. Saat ini PT Indo Sari Abadi belum mampu bersaing dengan brand image para pemain besar.

Pemain menengah dalam industri wafer adalah perusahaan yang telah memiliki ijin usaha dengan modal yang tidak terlalu besar dan jaringan distribusi yang hanya menjangkau daerah regional, tidak seluas pemain besar. Perusahaan yang termasuk di kategori ini biasanya pendatang baru dan jangkauan distribusinya terbatas, misalnya hanya pada beberapa kota atau satu pulau. Berikut adalah daftar pemain menengah dalam industri wafer: - Apollo - Cigar Duo (SJU Jatim) - Wafer Kita - Danza Wafer Cream - Wafer Momogi PT Indo Sari Abadi termasuk dalam kategori pemain menengah, karena cocok dengan kriteria yang disebutkan diatas (distribusi terbatas, modal menengah). Karena jumlah pemain menengah masih termasuk sedikit, maka iklim persaingan masih sehat dimana persaingan yang terjadi tidak terlalu ketat. Pemain kecil dalam industri wafer meliputi home industry yang memiliki modal kecil, jumlah karyawan yang masih sedikit, dan hanya mendistribusikan produknya pada pasar lokal, dan produksinya masih menggunakan alat sederhana atau keterampilan tangan. Hasil Analisis Industri Porter Setelah menganalisis kelima elemen dari Porters Five Forces maka dapat disimpulkan bahwa iklim perindustrian wafer Indonesia berada dalam kondisi yang sehat dan mempunyai masa depan yang cerah. Industri wafer memiliki konsumen

yang berasal dari segala jenis umur dan dari semua tingkat pendapatan (rendah, menengah, tinggi). Tingkat penerimaan masyarakat terhadap wafer hampir 100% baik di perkotaan maupun pedesaan, sehingga dapat diperkirakan bahwa pangsa pasar total untuk industri wafer Indonesia sebesar 230 juta jiwa. Terdiri oleh banyak perusahaan besar, menengah, dan kecil serta jaringan suplai yang melimpah, industri wafer tidak mengalami kesulitan berarti untuk berkembang di Indonesia. Posisi PT Indo Sari Abadi berada dalam industri wafer kategori menengah, yakni kategori perusahaan yang memiliki modal menengah (500 juta hingga 2 milyar rupiah) dan distribusinya telah meluas ke beberapa daerah, walaupun belum meliputi keseluruhan Indonesia. 3.6 Analisis Value Chain Untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, diperlukan analisis nilai dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk melakukan analisis dari proses bisnis PT Indo Sari Abadi digunakan metode Value Chain Analysis, karena metode ini tepat digunakan di perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang distribusi produksinya meliputi wilayah yang sangat luas seperti PT Indo Sari Abadi. Gambar value chain PT Indo Sari Abadi dapat ditemukan pada Gambar 3.6.1 Inbound Logistics A. Prosedur pemesanan bahan baku Tujuan daripada prosedur ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku perusahaan. Pemesanan bahan baku penting dilakukan untuk menjaga aliran masuk stok bahan baku agar selalu tersedia. Hal ini penting dilakukan karena tanpa adanya bahan baku maka tak akan ada produk yang dihasilkan.

1. Bagian pembelian akan menghubungi supplier melalui telepon atau fax untuk mengajukan permintaan pemesanan. 2. Supplier kemudian akan merespon permintaan dari bagian pembelian tersebut dengan cara presentasi. Presentasi dapat dilakukan via telepon atau tatap muka. Biasanya pihak supplier akan mengadakan pertemuan dengan bagian Pembelian. 3. Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi dan dicapai kata sepakat, barulah bagian pembelian mengeluarkan surat pemesanan yang resmi. Dalam proses ini juga bisa terjadi penandatanganan kontrak kerja, sesuai dengan hasil negosiasi. Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini: - Menjaga stabilitas stok bahan baku perusahaan agar selalu tersedia untuk kebutuhan produksi. - Memastikan bahan baku yang dipesan memenuhi standar harga dan kualitas yang disyaratkan oleh perusahaan. B. Prosedur penerimaan bahan baku Prosedur ini merupakan kelanjutan dari prosedur A (pemesanan bahan baku). Prosedur penerimaan bahan baku merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam melengkapi transaksi dengan supplier sekaligus mengklaim bahan baku yang telah dipesan sebelumnya. 1. Armada dari pihak supplier akan tiba dan langsung menuju Gudang Bahan Baku (GBB) dimana akan dilakukan proses penyimpanan bahan baku ke GBB. Selain itu pihak pengirim akan memberikan faktur dan surat jalan yang akan

ditandatangani oleh kepala gudang. 2. Bersamaan dengan proses penerimaan bahan baku, pihak QA akan mencocokkan jumlah bahan baku dengan surat jalan, dan memeriksa bahan baku secara seksama. 104 3. Setelah pemeriksaan QA selesai akan dibuat laporan baik secara lisan maupun tertulis kepada kepala gudang. 4. Kepala gudang kemudian menandatangani surat jalan dan rangkap pertama disimpan sebagai bukti, dilanjutkan dengan menyerahkan surat jalan rangkap kedua ke pihak pengirim. Berdasarkan laporan QA, kepala gudang juga berhak untuk mengembalikan (retur) bahan baku yang rusak atau yang tidak sesuai dengan pesanan. Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini: - Menerima pengiriman bahan baku dari supplier. - Melakukan penyaringan untuk memastikan bahan baku yang diterima sesuai dengan pesanan perusahaan dan berada dalam kondisi yang baik. - Melakukan retur terhadap bahan baku yang tidak memenuhi syarat. 3.6.2 Operations A. Prosedur Peramalan Produksi (PPIC) Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan kesiapan semua elemen yang dibutuhkan untuk memulai prosedur produksi, dimulai dari kebutuhan dari bagian penjualan, kecukupan bahan baku yang ada, kesiapan mesin produksi beserta karyawannya, dan lain sebagainya.

1. Bagian produksi akan melaksanakan aktivitas sesuai dengan surat permintaan produksi yang dikeluarkan oleh bagian penjualan. Tidak jarang bagian penjualan juga mengikutsertakan daftar pesanan konsumen untuk mempermudah bagian produksi dalam melakukan peramalan produksi pada periode tersebut. 106 2. Bagian produksi juga membutuhkan informasi tentang jumlah bahan baku yang tersedia dengan cara meminta laporan atau mengecek ke bagian GBB (Gudang Bahan Baku). 3. Laporan stok bahan baku akan diberikan oleh bagian GBB beserta informasi lain yang terkait, misalnya jadwal pengiriman bahan baku berikutnya, kualitas bahan baku, dan lain lain. 4. Bagian produksi akan mengeluarkan surat permintaan penambahan bahan baku. Apabila stok bahan baku dirasa kurang atau tidak memenuhi kebutuhan produksi, maka bagian produksi akan memastikan bahwa GBB melakukan pemesanan ulang. 5. Bagian GBB menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi dan mencocokkannya dengan stok yang tersedia di GBB. Bila stok tidak mencukupi maka GBB akan membuat surat permintaan pembelian bahan baku yang ditujukan kepada bagian pembelian. 6. Bagian pembelian akan memesan bahan baku ke supplier . Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini: - Menjaga jumlah stok produk minimum yang tersedia di Gudang Barang Jadi (GBJ).

- Memenuhi permintaan produksi konsumen yang diminta oleh bagian penjualan. - Memastikan kelancaran arus bahan baku dan prosedur produksi. B. Prosedur persiapan perlengkapan mesin Prosedur ini merupakan pra atau persiapan dari prosedur produksi, dan hanya timbul apabila persediaan sparepart tidak mencukupi. Tujuan dari prosedur ini 107 adalah untuk menyiapkan komponen-komponen mesin yang dibutuhkan untuk prosedur produksi. Urutan dari prosedur persiapan perlengkapan mesin (ada stok) dapat dilihat pada 1. Operator mesin akan melepaskan komponen yang akan diganti dari mesin, kemudian komponen tersebut akan diserahkan ke gudang sparepart untuk disimpan. Operator turut menyerahkan surat permintaan komponen. Apabila stok sparepart tersedia, maka langsung dijalankan tahap 8. 2. Karena stok sparepart di gudang tidak mencukupi, maka pihak gudang sparepart akan mengeluarkan surat permintaan barang (SPB) kepada pengawas pembelian. 3. Bagian pengawas pembelian membuat purchase order dan diserahkan kepada kepala produksi untuk mendapatkan persetujuan. 4. Kepala produksi menandatangani purchase order dan diberikan kembali kepada pengawas pembelian. 5. Pengawas pembelian mengeluarkan purchase order yang ditujukan kepada toko atau supplier sparepart. Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya cukup menelpon untuk melakukan pemesanan sparepart. 6. Toko atau supplier akan mengirimkan sparepart beserta tanda terima dan surat

jalan bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian akan dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5). 7. Pengawas pembelian akan memberikan sparepart dan tanda terima kepada bagian gudang, kemudian tanda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart dan dikembalikan kepada pengawas pembelian (ditunjukkan pada tahap 2). 8. Operator mesin akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart, beserta satu rangkap SPB yang telah ditandatangani. Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini: - Menyiapkan mesin untuk beroperasi - Menjaga kualitas mesin dan komponen - Melakukan pembelian sparepart untuk kebutuhan produksi C. Prosedur produksi / pembuatan produk Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengolah bahan baku menjadi barang setengah jadi yang siap untuk dikonsumsi namun belum siap untuk dipasarkan. Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.9. 109 1. Kepala produksi mengeluarkan SPB (Surat Permintaan Bahan baku) rangkap dua yang ditujukan kepada GBB (Gudang Bahan Baku). 2. Bahan baku dikirimkan dari GBB ke bagian produksi, langsung ke ruangan Lab dimana bahan baku akan ditimbang dan ditakar sesuai dengan komposisi produk. 3. Bersamaan dengan pengiriman bahan baku dilakukan pula pengiriman SPB yang telah ditandatangani oleh kepala gudang. SPB ini akan diberikan kepada kepala produksi.

4. Bahan baku yang telah ditimbang dan ditakar di ruangan Lab akan diteruskan ke mesin-mesin produksi untuk diolah lebih lanjut. 5. Proses pengolahan dari mesin akan menghasilkan produk setengah jadi, yakni sudah dalam bentuk wafer atau wafer stick. Produk setengah jadi ini kemudian akan diteruskan ke bagian produksi lainnya yakni bagian Packing untuk dikemas menjadi produk jadi. Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini: - Mengubah bahan baku menjadi bahan setengah jadi. - Menjaga ketelitian serta kecermatan takaran atau komposisi produk. - Menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar produksi D. Prosedur pengecekan kualitas produk Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjaga kualitas produk sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan. 1. Operator dari setiap mesin produksi akan memberikan tester kepada kepala shift secara berkala untuk diperiksa kualitas produknya. 2. Kepala shift akan memberikan hasil test atau komentar terhadap setiap mesin. Apabila hasil test baik maka produksi dapat segera dilanjutkan, namun apabila hasil test kurang memuaskan maka akan diambil tindakan yang tepat tergantung kasus yang dihadapi. 3. Kepala shift akan membuat laporan pengecekan kualitas produk per shift secara harian dan diserahkan kepada kepala bagian. 4. Kepala bagian akan membuat laporan pengecekan kualitas produk secara harian dan diserahkan kepada kepala produksi untuk proses review ulang.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini: - Menjaga kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diterapkan perusahaan. - Sebagai acuan untuk mengetahui berapa besar tingkat efisiensi dan produktivitas bagian produksi, yang ditandai dengan banyaknya jumlah produk rusak / BS. E. Prosedur pengemasan produk Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengubah barang setengah jadi yang dihasilkan oleh prosedur D (prosedur produksi) menjadi produk jadi yang telah dibungkus dan siap dipasarkan. 1. Sebelum karyawan dapat mulai mengemas produk, pertama-tama kepala shift akan mengeluarkan Surat Permintaan Bahan baku (SPB) untuk meminta bahan baku pengemasan berupa plastik, karton, dan lain lain dari Gudang Bahan Baku (GBB). 2. Surat Permintaan Bahan Baku (SPB) yang disetujui akan dikembalikan kepada kepala shift bersamaan dengan pengiriman bahan baku. 3. Bahan baku yang dibutuhkan akan dikirimkan dari GBB dan diserahkan kepada karyawan packing. 4. Kemudian dimulailah proses packing atau pembungkusan produk setengah jadi yang berasal dari mesin produksi. 5. Hasil packing yang berupa produk jadi akan dipindahkan ke GBJ. Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini: - Mengubah produk setengah jadi menjadi produk jadi yang siap untuk didistribusikan.

F. Prosedur perawatan dan perbaikan mesin Tujuan dari proses ini adalah untuk merawat dan memperbaiki mesin yang akan digunakan dalam proses produksi. Urutan dapat dilihat di Gambar 3.12. 1. Teknisi akan memberikan komponen lama dan surat permintaan komponen kepada gudang sparepart. Apabila stok komponen di gudang tersedia, maka langsung dijalankan tahap 8. 2. Karena di gudang tidak ada stok komponen, maka pihak gudang akan membuat Surat Permintaan Barang kepada pengawas pembelian. 3. Bagian pengawas pembelian akan membuat sebuah PO yang harus ditandatangani oleh kepala produksi. 4. PO yang ditandatangani akan dikembalikan kepada pengawas pembelian. 5. Pengawas pembelian mengeluarkan PO yang ditujukan kepada toko atau supplier sparepart. Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya cukup menelpon untuk melakukan pemesanan sparepart. 6. Toko / Supplier akan mengirimkan sparepart beserta tanda terima dan surat jalan bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian akan dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5). 7. Pengawas pembelian akan memberikan sparepart dan tanda terima kepada bagian gudang, kemudian tanda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart dan dikembalikan kepada pengawas pembelian. 8. Teknisi akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart, beserta satu rangkap SPB. Value atau nilai yang dihasilkan:

- Memastikan mesin tetap beroperasi dengan baik - Memastikan prosedur produksi berjalan dengan baik - Memastikan bahwa sparepart yang dibutuhkan untuk proses perbaikan tersedia

Anda mungkin juga menyukai