Anda di halaman 1dari 6

ZONA INDONESIA GAJAH SUMATERA Gajah Sumatera termasuk jenis gajah Asia yang berbeda dengan gajag Afrika,

gajah Asia memiliki telinga lebih kecil dibandingkan gajah Afrika, mempunyai dahi yang rata, dan dua bonggol di kepalanya yang merupakan puncak tertinggi gajah, dibandingkan dengan gajah Afrika yang hanya memiliki satu bonggol di atas kepala. Selain itu ujung belalai gajah Asia hanya mempunyai satu bibir, sementara gajah Afrika mempunyai dua bibir di ujung belalainya. Kedua jenis kelamin gajah Afrika mempunyai gading sementara hanya gajah Asia jantan yang mempunyai gading yang kelihatan jelas. Selain itu gajah Afrika memiliki postur tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan gajah- gajah lainnya yang sering dijumpai. Tingginya bias mencapai 3,5 meter, beratnya mencapai 6 ton. Telinganya seperti kipas memiliki ukuran panjang 2 meter, dan lebarnya 1,5 meter. Gajah Sumatera merupakan sub spesies gajah Asia yang umumnya hidup di daerah dataran rendah, dan tinggi di kawasan hutan hujan tropika pulau Sumatera, tersebar di tujuh Provinsi yaitu NAD, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung. Gajah Sumatera merupakan spesies yang hidup dengan pola matriarchal yaitu hidup berkelompok dan dipimpin oleh betina dewasa dengan ikatan social yang kuat. Untuk mengetahui kondisi habitat yang ideal bagi gajah Sumatera diperlukan pengetahuan tentang perilaku social, pola pergerakan dan kebutuhan ekologinya. Pergerakan musiman gajah merupakan daerah jelajah yang rutin dan daerah jelajah suatu kelompok gajah dapat tumpang tindih dengan daerah jelajah kelompok lainnya. Gajah adalah hewan herbivore, menghabiskan 16 jam sehari untuk mengumpulkan makanan. Makanannya terdiri atas 50% rumput, dedaunan, ranting, akar, buah, benih, dan bunga. Karena gajah hanya mencerna 40% dari yang dimakannya, meraka harus mengkonsumsi makanan dalam jumlah besar. Gajah dewasa dapat mengkonsumsi 300 hingga 600 pon ( 140-270 kg) makanan per hari. Gajah memiliki du pasang gigi geraham dua di atas dan dua di bawah. Gigi gajah berganti lima kali sepanjang hidupnya. Gigi yang baru tumbuh mendorong gigi lama ke depan sampai tanggal, ini merupakan bentuk adaptasi gajah untuk memperpanjang umur dan tumbuh besar. Karena dengan dua buah gigi gerahamnya yang besar dan berstektur kompleks, gajah memiliki kesempatan mengunyah makanan dan memperoleh nutrisi lebih banyak. Sebab, jika gigi geraham terakhirnya tanggal, ia akan kelaparan dan berujung pada kematian.

Gajah siap bereproduksi pada usia antara 10-12 tahun. Masa kebuntingan berkisar antara 18-23 bulan dengan rata- rata sekitar 21 bulan dan jarak antar kebuntingan pertama dengan kebuntingan berikutnya sekitar 4 tahun. Gajah berkomunikasi dengan menggunakan suara infrasonic yang tak terdengar oleh telinga manusia. Suara infrasonic memungkinkan gajah berbicara menggunakan bahasa khusus dengan gajah lain yang terpisah sejauh 4 km. Kaki gajah merupakan bantalan tebal berupa jaringan kenyal, yang tumbuh sebagai lapisan pada bagian bawah setiap telapak kaki gajah, sehingga dapat menyerap guncangan berat badannya. Lapisan bantalan ini menyebarkan efek tekanan yang dikenakan gajah ke permukaan tanah. Itu memungkinkannya mengangkat kaki dengan mudah. Berkat bantalan ini, gajah mampu berjalan menempuh jarak yang jauh meskipun tubuhnya amat besar. Di Bali Safari & Marine Park, tedapat 20 gajah ditambah satu yang lahir di sana. Bali Safari & Marine Park menyediakan sebuah medium unik dalam kombinasi dari kehidupan satwa liar di habitat aslinya dengan ekosistem yang bersinggungan dengan kebudayaan masyarakat Bali. Disini wisatawan dapat menikmatiberbagai jenis satwa langka yang terdiri dari 80 spesies dan 400 ekor satwa yang berasal dari tiga zona yaitu Indonesia, India dan Afrika. Gajah Sumatera merupakan salah satu dari satwa langka yang menjadi kebanggaan zona Indonesia. Elephant Conservation & Education Show di kampong gajah merupakan area dimana terdapat museum gajah, kandang gajah, tunggang gajah, souvenir dan warung gajah. Elephant Bathing di Ganesha merupakan pintu masuk menuju Bali Theater. Di sini juga dapat dilihat replica relief yang berada di Gunung Kawi. Di sini juga dapat berinteraksi langsung dengan gajah yang sedang mandi. Selain menjadi tempat wisata yang menyenangakan , taman safari juga menjadi tempat perkembang biakan bagi hewan- hewan yang terancam punah dimana dikenal dengan istilah tempat konservasi ex-situ. (konservasi keragaman hayati di luar habitat aslinya). Berikut adalah gambar gajah yang ada di Bali Safari & Marine Park

LAPORAN PENGELOLAAN SATWA LIAR KUNJUNGAN KE BALI SAFARI & MARINE PARK ZONA INDONESIA GAJAH SUMATERA

Oleh :

Dyta Kharis Setiawan 0909005075 Kelas B

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL DARAH PADA GAJAH Teknik pengambilan darah pada hewan sangat bervariasi tergantung jenisnya. Faktor keselamatan dan kenyamanan hewan serta efektifitas pelaksanaan harus diperhatikan dalam

penanganan hewan sebelum proses pengambilan darah dilakukan. Secara garis besar penanganan hewansebelum proses pengambilan darah khususnya pada mamalia besar ada dua cara yaitu, cara mekanis dengan menggunakan kandang jepit, jarring atau tali yang dilakukan sedemikian rupa agar hewan dapat dikendalikan dan pengambilan darah dapat dilakukan dengan mudah. Sedangkan cara kedua adalah penanganan secara kimiawi, yaitu dengan pembiusan yang harus dilakukan oleh dokter hewan yang sudah berpengalaman. Setelah proses penanganan terhadap hewan teratasi dengan baik,

maka pengambilan darah dapat dilakukan. Pada gajah yang sudah jinak, dengan bantuan pawangnya, pengambilan darah dapat dilakukanmelalui pembuluh darah pada daun telinga. 1. Pembuluh darah dibendung 2. Setelah darah terbendung, daerah tersebut di usap dengan kapas yang dibasahi alcohol, tujuannya untuk desinfeksi, kulit gajah tipis dan dtumbuhi rambut yang jarang sehingga tidak perlu dilakukan pencukuran 3. Jarum suntik steril ditusukkan dengan sudut 30 ke arah atas pada pembuluh darah dengan lubang jarum menghadap atas 4. Setelah jarum masuk, dilakukan aspirasi untuk mengambil darah yang dibutuhkan. Jika darah tidak terhisap, artinya jarum belum masuk ke dalam pembuluh darah.

TEKNIK PENGAMBILAN DARAH PADA GAJAH

Oleh :

Dyta Kharis Setiawan 0909005075 Kelas B

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR

Anda mungkin juga menyukai