Nama NIM Mayor Kelompok

: Sutanto Hadi : C54110015 : ITK : 2

Pembenihan Nila (Oreochromis niloticus)

Ada tiga tahap dalam proses budidaya khususnya budidaya ikan, salah satunya adalah fase pembenihan. Pembenihan merupakan segmen atau tahap awal dari budidaya ikan. Pada segmen ini akan dihasilkan benih yang pada tahap lebih lanjut akan masuk pada segmen pembesaran dengan hasil akhir ikan konsumsi. Ikan Nila merupakan ikan introduksi dari negara lain. Nila pertama kali masuk Indonesia pada tahun 1969 didatangkan dari Taiwan. Nila yang masuk ke Indonesia berwarna kelabu gelap berasal dari galur murni dari negara asalnya. Budidaya Nila di Indonesia berkembang cukup pesat. Budidaya ini tadinya hanya berlatar belakanguntuk penyediaan benih dan konsumsi sebagai target memenuhi kebutuhan protein hewani. Namun karena Nila termasuk ikan yang mudah mengalami perubahan genetis, sehingga target itu menyebabkan mutu genetisnya menurun. Hal tersebut terus adanya perbaikan mutu genetika agar mendapat varietas yang baik. Melalui pembudidayaan Nila yang berkelanjutan maka diharapkan akan menghasilkan produksi Nila yang unggul bauik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Ada beberapa tahap untuk menghasilkan benih nila yang baik, salah satunya adalah teknik pembenihan. Pembenihan pada ikan didahului dengan adanya pemijahan antara induk jantan dan betina. Seperti jenis ikan lainnya, Nila melakukan pemijahan pada kondisi lingkungan yang cocok. Namun, nila lebih fleksibel dari jenis ikan lainnya. Nila termasuk mudah untuk melakukan pemijahan dan dapat memijah 1,5 2 bulan sekali. Dalam sekali memijah dapat menghasilkan telur 300 1.500 butir. Nila betina dengan berat 500 gram dapat menghasilkan telur 1.000 1.500 butir. Dalam pemijahan Nila tidak memelurkan persyaratan lingkungan yang khusus atau istimewa. Hal inilah yang menjadi salah satu faktor budidaya Nila relatif mudah. Daftar Pustaka: Suparinto, Cahyo & Susiana, Rini. 2011. Kita Sukses Budidaya Ikan Nila. Yogyakarta: Lily Publisher