Anda di halaman 1dari 30

PENATALAKSANAAN SYOK ANAFILAKTIK

Dr. Purwoko, SpAn SMF/Bag. Anestesiologi & Terapi Intensif RSUD Dr. Moewardi Surakarta / FK UNS

A. PENDAHULUAN
Syok anafilaktik - Reaksi anafilaksis - Keadaan gawat darurat - Reaksi antigen antibodi yang diperantai IgE

Ag yang terikat IgE pada mast sel atau basofil

Degranulasi

- Histamin
- PAF

-Vasodilatasi - Permeabilitas - Bronchokontriksi

- Prostaglandin - Leukotrien - Adenosin - Serotonin

Reaksi anafilaktoid - Reaksi Ag-Ab tanpa IgE - Hasil degranulasi = sama - Efek = sama - Klinis = sama

B. GAMBARAN KLINIS
Ditandai : Perubahan mendadak pada - Permeabilitas vaskuler - Hipereaktiv bronchus
Komplek gejala pada : - Sistem saluran napas - Sistem kardiovaskuler - Sistem saluran cerna - Mata - Kulit

Sendiri-sendiri / gabungan

Paling sering pada kulit dan sistem kardiovaskuler Pada reaksi yang fatal oedem laring dan hipotensi berat Gejala bervariasi : ringan berat Perjalanan klinis bervariasi : cepat lambat Gambaran klinis Berhubungan dengan tempat masuk Ag Jumlah Ag yang masuk Kecepatan absorbsi Derajad hipersensitivitas penderita

C. PENATALAKSANAAN
Ingat : * Waktu untuk diagnosis sangat pendek
* Tujuan utama : - Ventilasi adekuat - Sirkulasi adekuat

Dibagi 3 1. Tindakan segera


a. b. Hentikan prosedur

Penderita tidur terlentang, kaki naik 30 derajad - Penderita sadar / tidak sadar

Sadar
jaga ABC Berikan adrenalin 0,3-0,5 mg SC/IM/IV Anak = 0,01 mg/kgBB Boleh diulang 5-10 menit Aminofilin 5 mg/kgBB + 20 menit Lanjutkan 0,4 0,9 mg/kgBB/jam O2 100% Kristaloid / koloid sesuai kebutuhan Intubasi bila perlu

Tidak sadar
- Airway Tripple airway manuever - Breathing Bila henti napas a. Napas buatan 2 x

b. Raba nadi karotis


TERABA TAK TERABA
- Circulation
RJP 15 : 2 ( ACLS )

Tak bernapas : - Napas buatan 12 x/menit - Intubasi

Bernapas
- O2 100% - Observasi ketat

Adrenalin 1 mg
DC Shock

2. Terapi suportif a. b. c. d. e. f. g. Keseimbangan cairan dan elektrolit O2 100% Kortikosteroid Antihistamin Nebulizer Observasi minimal 4 jam Bila perlu MAST

3. Tindakan Lanjut

a. Penting untuk mengetahui penyebab dan mencegah kejadian ulang b. Bila perlu sensitisasi

Membebaskan jalan nafas

nafas buatan 2 kali


- Buka sedikit mulut pasien. Ambil napas panjang dan tempelkan rapatrapat bibir penolong melingkari mulut pasien. - Tiup selama 1,5-2 detik. Lihat apakah dada terangkat .
- Tetap pertahankan head tilt-chin lift, lepas mulut penolong dari mulut pasien. - Lihat apakah dada pasien turun waktu ekshalasi . - Ambil napas lagi dan ulangi meniup.

nafas buatan

waspada HIV / AIDS

RABA NADI CAROTIS

Periksa tanda-tanda sirkulasi meskipun napas buatan belum berhasil (10 detik)
Cari apakah ada gerakan pasien (gerakan menelan atau bernafas).

TENTUKAN TITIK TUMPU


Pijat Jantung JIKA TIDAK ADA TANDA -TANDA SIRKULASI :

mulai pijat jantung.


Tentukan lokasi pijatan dengan telunjuk dan jari tengah menyusur batas bawah iga, sampai titik temu dengan sternum.

Cara :

titik tumpu pijat jantung

Tempatkan tumit tangan satunya di atas sternum tepat di samping telunjuk tersebut.

PIJAT JANTUNG
Tumit tangan satunya diletakkan diatas tangan yang sudah berada tepat dititik pijat jantung. Jari-jari kedua tangan dirapatkan dan diangkat agar tidak ikut menekan .

Penolong mengambil posisi tegak lurus di atas dada pasien dengan siku lengan lurus
menekan sternum sedalam 4-5 cm.

Tabel 1. Zat zat yang biasanya terlibat pada reaksi anafilaktik dan anafilatoid
Penisilin dan analog penisilin. Sefalosporin, tetrasiklin, eritromisin, streptomisin Salisilat, aminopirine Morfin, kodein, meprobamat Obat lain Protamine, klorpropamid besi, diuretika tiazid Prokain, lidokain, kokain

Antibiotik Zat anti inflamasi nonsteroid Narkotik analgesik

iodides

parenteral

Analgesik lokal

Anestetik umum
Tambahan anestetik Produk darah dan antiserum

Tiopental
Suksinilkolin, tubokurarine Sel merah, sel putih, transfusi trombosit, gama globulin, rabies, tetanus, antitoksin difteria, anti bisa ular dan laba laba. Zat radiokontras Telur, susu, kacang, ikan, kerang Tawon, ular, laba laba, ubur ubur Insulin, ACTH, Ekstrak pituitaria Asetilsistein, tambahan enzim / pankreas Tepung sari, makanan, bisa

Zat diagnostik Makanan Bisa Hormon Enzim dan biologis Ekstrak alergen potensial yang dipakai pada desensitisasi

Tabel 2 : Kompleks Gejala Anafilaksis


SISTEM
Saluran napas Rinitis Sembab laring

REAKSI
Dispne

GEJALA
Bendungan nasal & gatal

TANDA
Edema mukosa Stridor laring Sembab pita suara

Bronkospasme

Batuk Mengi (Wheezing) Sensasi opresi

Batuk Mengi Ronkhi

Retrosternal

Gawat napas
Takipne

Sistem Kardiovaskular

Hipotensi

Sinkop

Hipotensi Takikardia

Aritmia

Perubahan EKG : ST nonspesifik Perubahan gelombang T, Ritme nodal, Fibrilasi atrial, tak ada nadi

Henti jantung (cardiac arrest)

Perubahan EKG : Asistol ventrikular Fibrilasi ventrikular

SISTEM
Kulit

REAKSI
Urtikaria Hives Angioedema Pembengkakan ekstremitas, perioral, periorbital

GEJALA
Pruritus

TANDA
Lesi Urtikaria tipis

Nonpruritik

Edema sering asimetris

Sistem gastro intestinal Mata

Nausea, muntah, nyeri perut, diare Konjungtivitish Gatal okular, lakrimasi Inflamasi konjungtival

Tabel 3 Terapi Reaksi Anafilaktik dan Anafilaktoid


Jamin jalan napas bebas Lokasikan tempat yang kena racun Pasang ikatan proksimal bila tempat tsb suatu ekstremitas Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 : 1000 lokal ke dalam tempat tsb Tambahkan oksigen Adrenalin 0,3 0,5 ml lar 1 : 1000 subkutan (ringan) atau intravena (berat) Aminofilin 5 6 mg / kg iv dosis pertama, kemudian : 0,4 0,9 mg/kg jam iv (untuk bronkospasme yang menetap) Pertahankan kadar serum pada 10-20 mcg/kg Cairan (gunakan derajat hemokonsentrasi sebagai penutntun) Pemantauan hemodinamik (tekanan arterial dan pengisian jantung, curah jantung) Cairan Pengobatan inotropik positif menurut variabel hemodinamik Zat vasoaktif Bantuan hidup dasar dan lanjut sesuai metoda dan pengobatan konvensional Henti Jantung Paru (standar ACLS )

RINGAN
SEDANG

BERAT

Tabel 4 Obat obat yang bermanfaat dalam terapi anafilaksis


Obat
Adrenalin alfaagonis

Kerja farmakolog pada anafilaksis


Vasokonstriksi di mukosa splankhnikus kulit, dan

Kerja selular
Meninggikan cAMP

Dosis (dewasa)
0,3 ml 1:1000 IM

Indikasi
Terapi segera dan awal pada semua bentuk anafilaksis

Betagonis

Dilatasi bronkus dan kontriksi arteriole otot Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik Meninggikan cAMP 1,0 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV + Dapat dipakai pada hipotensi normovolemi k (perlu pantauan jantung Hipotensi berat

Isoproterenol betaagonis HCL

Noradrenalin alfaagonis

Dilatasi bronkus & stimulasi jantung inotropik

Menurunkan cAMP

4,0 ml lar 0,2% dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air lewat tetesan IV

Metaraminol alfaagonis bitartrat

Meninggikan vaskular periferi

ta-hanan

100 mg da-lam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air le-wat tetesan IV + 25 mg per oral tiap 6 jam

Hipotensi

Efedrin alfaagonis sulfat

Sama dengan adrenalin

Reaksi yang berkepanjangan yang memerlukan pemakaian kontinyu betaagonis

Betaagonis

Aminofilin

Dilatasi bronkus

Meninggikan cAMP

250 mg IV selama 10 menit 50 mg tiap 6 jam IV atau per oral 100 mg tiap 6 jam IV

Bronkospasme yang tak dapat diatasi dengan adrenalin Semua bentuk anafilaksis kecuali bronkospasme yg menetap Bronkospasme menetap Hipotensi lama yang

Difenhidramin HCl

Inhibitor kompetitif histamin pada sel sasaran Tidak diketahui

Hidrokortison

Tabel 5 : Garis Besar Terapi Anafilaksis


Reaksi Terapi segera Ringan Konyungtivitis Rinitis Urtikaria Pruritus Eritema Sembab laring Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 SC, IM Difenhidramin HCl 50 mg per oral Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV Difenhidramin HCl tiap 6 jam Terapi supportif Berat

Difenhidramin HCl 50 mg tiap 6 jam Efedrin sulfat 25 mg tiap 6 jam Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Aminofilin 250 selama 10 menit

Oksigen Pantau gas darah Trakeostomi Difenhidramin HCl, 50 mg tiap 6 jam Efedrin Sulfat 25 mg tiap 6 jam Hidrokortison Oksigen Pantau gas darah Aminofilin 500 mg IV tiap 6 jam Cairan IV Hidrokortison Awasi terhadap gagal napas Oksigen Metaraminol bitartrat atau noradrenalin IV Pantau EKG Pantau volume darah Cairan IV Isoproterenol HCL dalam hipotensi normovolemik dengan curah jantung rendah Terapi manifestasi primer dengan vasopresor. Terapi aritmia dengan obat antiaritmik O2,

Bronkospase

mg

IV

Hipotensi

Adrenalin HCl 0,3 ml 1:1000 IM Difenhidramin HCl 50 mg IV

Metaraminol bitartrat 100 mg dalam 1000 ml 5% dekstrosa dalam air

Aritmia

Matur Nuwun ..

Anda mungkin juga menyukai