LATAR BELAKANG
Sugiyanto (2010), paradigma baru dalam ekonomi dengan melihat
Putnam (1993) membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang erat dengan modal sosial.
Fukuyama (1992), perkembangan ekonomi dunia didera oleh penyakit, karena sistem perekonomian dunia telah mengabaikan beberapa bagian dari pemikiran pelopor mazhab ekonomi klasik. Adam Smith (Theory of Moral Sentiments), kehidupan ekonomi tertanam secara mendalam pada kehidupan
PERUMUSAN MASALAH
1. Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup drastis di tahun 2009 dan kenaikannya pada tahun 2010 secara non ekonomi perlu ditelaah dan dianalisis lebih lanjut. 2. Nilai-nilai yang dimiliki Indonesia mungkin dapat digunakan sebagai buffer dalam krisis. 3. Self endowment yang dimiliki masyarakat Indonesia mungkin dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang baik.
4. Tercatat 3 kali Indonesia terkena dampak krisis yaitu tahun 1998, 2008, dan 2011,
namun indonesia tetap memiliki kinerja ekonomi yang cukup baik.
PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimanakah karakteristik modal sosial masyarakat di seluruh provinsi di Indonesia?
Apakah terdapat pengaruh hubungan antara variabelvariabel modal sosial dan Pertumbuhan Ekonomi pada masyarakat Indonesia di Seluruh Provinsi ?
Tujuan Penelitian
KEASLIAN PENELITIAN
Sumber
Putnam (1993)
Penelitian Sebelumnya
Modal sosial menjelaskan perbedaan pertumbuhan ekonomi wilayah Italia Utara dengan Italia Selatan, konvergensi lebih cepat dan keseimbangan pendapatan pada tingkat yang lebih tinggi di wilayah dengan modal sosial yang besar.
Menggunakan data World Values Survey dengan sampel 29 negara, yang menunjukkan bahwa trust dan norma sosial berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Menggunakan analisis regresi terhadap peran modal sosial dalam memperkokoh pertumbuhan ekonomi di Yunani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi kewargaan yang rendah menghambat reformasi dan pembangunan di Yunani.
Penelitian generalisasi Putnam (1993) meneliti 54 negara Eropa pada kurun waktu 1950-1998. Hasil dari analisis menunjukkan aktivitas organisasi (associational activity) berhubungan secara positif dengan perbedaan pertumbuhan ekonomi wilayah.
Penelitian terhadap akumulasi modal sosial, yang menyimpulkan bahwa kurangnya perhatian dan investasi dalam modal sosial dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat jatuh ke dalam perangkap kemiskinan.
Musai (2011)
Meneliti Iran dan 75 negara lain di dunia pada tahun 2008, yang memformulasikan kaitan pertumbuhan ekonomi dan modal sosial dengan menggunakan persamaan Cobb-Doglas. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa modal sosial memiliki hubungan positif yang signifikan.
Menemukan bahwa dengan menggunakan uji kausalitas granger pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh terhadap
METODOLOGI PENELITIAN
2. Analisis Tipologi Daerah Untuk melihat gambaran pencapaian pertumbuhan ekonomi dibandingkan dengan kondisi modal sosial antar provinsi. Tipologi daerah pada dasarnya dilakukan dengan membagi daerah berdasarkan dua indikator utama. Yang pertama adalah dengan menentukan Pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan modal sosial sebagai sumbu horisontal, daerah provinsi yang diamati dapat dibagi menjadi 4 (empat) klasifikasi: a) Kuadran I: Daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan modal sosial yang tinggi. b) Kuadran II: Daerah dengan modal sosial tinggi namun pertumbuhan ekonominya rendah. c) Kuadran III: Daerah dengan pertumbuhan ekonomi tinggi namun modal sosialnya rendah. d) Kuadran IV: Daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan modal sosial yang rendah.
3. Pemetaan Modal Sosial dan Pertumbuhan Ekonomi dengan Sistem Informasi Geografis (Sig)
4. Analisis Regresi dengan pendekatan geographically weighted regression (GWR). a) Menguji apakah laju pertumbuhan ekonomi di tiap provinsi di Indonesia pada tahun 2009 memiliki autokorelasi spasial (global autocorrelation) dengan menggunakan Uji Morans I. b) Propinsi mana saja yang memiliki korelasi spasial (local autocorrelation) dengan menggunakan uji Moranss I pada Local Indicator of Spatial Autocorrelation (LISA) c) lMenentukan apakah modal sosial dan konsumsi merupakan faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di tiap provinsi di Indonesia pada tahun 2009 dengan menggunakan pendekatan model geographically weighted regression (GWR). = 0 ( , ) + 1 , + 2 , + ) Konsumsi dimasukkan dalam model sebagai controll variable Mankiw (2007), keputusan konsumsi sangat penting untuk analisis jangkapanjang karena peranannya dalam pertumbuhan ekonomi.
5. Melakukan analisis metode Ordinary Least Squares (OLS) dengan melakukan estimasi fungsi produksi yakni dengan fungsi Cubb-doglas dengan mengasumsikan fungsi produksi terdiri atas komponen angkatan kerja, modal fisik dan modal sosial (Musai, 2011): =
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dan menggunakan data sekunder. Data yang dibutuhkan: 1. Hasil Susenas BPS 2009 dari daftar pertanyaan Modal Sosial yang mencakup tiga dimensi modal sosial antara lain:
REFERENSI UTAMA
Antoci, Angelo; Sacco, Pier Luigi and Vanin, Paolo (2008): Participation, growth and social poverty: social capital in a homogeneous society. Published in: Open Economics Journal No. 1 : pp. 1-13. Musai, Maysam, Marzieh Fatemi Abhari and Saeid Garshasbi Fakhr. 2011. Effects of Social Capital on Economic Growth (International Comparison). American Journal of Scientific Research. Issue 16. pp. 107-116. Nademi, Younes, Yaser Madani dan Maryam Nademi. 2012. Social Capital and Economic Growth: Evidence from Industrial Countries. Journal of Basic and Applied Scientific Research 2 (1). pp. 527-532. Hasbullah, Jousairi. 2006. Social Capital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. MR-United Press. Jakarta. Badan Pusat Statistik. 2010. Stok Modal Sosial 2009. Indonesia: Badan Pusat Statistik.