Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Page 1
Sistim pengapian type ini adalah sistim pengapian paling mendasar.Pemutusan arus yang mengalir ke primary coil dilakukan secara mekanis dengan menggunakan platina.
7. Kunci Kontak
Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal.Terminal utama pada kontak adalah terminal B atau AM dihubungkan ke baterai, Terminal IG dihubungkan ke (+) koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke selenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 2
radio, tape dan lain-lainnya.Kunci kontak memiliki 4 posisi yaitu: OFF, ACC, ON dan START
8. Koil Pengapian
Koil pengapian berfungsi sebagai step up trafo, yaitu menaikan tegangan dari tegangan baterai 12 Volt menjadi tegangan tinggi lebih dari 15.000 Volt. Koil pengapian terdiri dari: inti besi lunak, primer koil, sekunder koil, rumah koil dan terminal koil.
FUNGSI IGNITION COIL DENGAN RESISTOR Bila arus mulai megalir melalui coil maka arus yang mengalir ini cenderung terhalang oleh efek self induction.Oleh karena itu, pada saat aliran arus mulai mengalir pada kumparan primer ignition coil,arus primer naik secara bertahap. Aliran arus semakin lambat bila banyak gulungan dalam kumparan bertambah.
11. DISTRIBUTOR
Distributor berfungsi untuk mendistribusikan induksi tegangan tinggi sekunder koil ke busi sesuai dengan urutan pengapian motor atau FO (firing order). Distributor merupakan tempat sebagian besar sistem pengapian. Komponen yang ada pada distributor antara lain: platina (kontak breaker), kondensor, nok kontak pemutus arus, centrifugal advancer, vacum advancer, rotor distributor dan tutup distributor.
Page 5
Page 6
ADVANCER CHARACTERISTICS
Jika putaran mesin dinaikkan, waktu perambatan api, menjadi berubah sesuai dengan tekanan pada intake manifold ( beban dan campuran udara ). Untuk itu saat pengapian harus dikontrol sesuai dengan kondisi ini . Pada distributor dilengkapi dengan advancer yang terdiri dari : 1. Governor advancer, memajukan saat pengapian sesuai dengan kecepatan putaran mesin. 2. Vacuum advancer, memajukan saat pengapian sesuai dengan beban mesin.
Page 7
16.GOVERNOR ADVANCER
Perambatan api akan semakin panjang (1 < 2) bila kecepatan kecepatan mesin semakin tinggi, sehingga kurva yang menunjukan tekanan pembakaran maksimum akan berpindah kekanan seperti terlihat pada grafik di bawah. Oleh sebab itu, governor memajukan saat pengapian bila kecepatan mesin naik sehingga tekanan pembakaran maksimum akan tetap berada pada 10 setelah TMA.
Page 8
CARA KERJA Fly weight dipasang pada distributor shaft melalui support pin, sedangkan cam & cam plate diikat terhadap bagian atas distributor shaft dengan sekrup sehingga posisinya dapat berubah sesuai arah putarannya. Gaya centrifugal dari fly wieght yang diputar oleh distributor shaft, mempercepat saat pembukaan breaker point.
yang dipisahkan oleh diapragma. Bila vakum dalam intake manifold dihubungkan ke ruang vakum & ruang udara yang dipishkan oleh diapragma.
CARA KERJA
Selama mesin stasioner,( throttle valve tertutup ) mesin idling, advance port yang ditempatkan diatas throttle valve berada pada tekanan atsmosfir & tiadak terjadi pemajuan pengapian. Bila throttle valve terbuka sedikit akan terjadi kevakuman pada advance port, kevakuman ini bekerja pada diapragma, menarik advancer rod.Akibatnya, breaker plate berputar berlawanan putaran cam sehingga saat pengapian maju oleh sudut putaran breaker plate
CHARACTERISTICS
Karakteristik vacuum advancer, seperti karakteristik governor advancer ditentukan berdasarakan kemampuan mesin yang diharapkan. Pemajuaan diatur oleh kekuatan vacuum advancer diapragma spring.
Page 10
Bentul elektroda yang bulat akan semakin sulit melompatkan bunga api, sedangkan bentuk persegi & runcing akan mempermudah melonpatnya bunga api. HEAT RANGE Batas operasional terendah dari busi adalah self cleaning temperature, sedangkan batas tertinggi dari operasional busi adalah pre-ignition SELF - CLEANING TEMPERATURE Jika temperature pada electrode tengah dari pada busi kurang dari 450oC ( 842oF ), endapan carbon akan timbul pada electrode busi, yang diakibatkan oleh pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang tidak sempurna. SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 11
Akibatnya , tegangan tinggi yang diperlukan untuk pembakaran, akan mendapatkan ground sebelum melompat pada electrode tengah busi. Kondisi ini dapat menyebabkan misfiring. Temperatur 450oC ( 842oF ) atau lebih sangat diperlukan untuk membakar endapan karbon yang terdapat pada insulator dan electrode tengah busi. Temperatur inilah yang disebut dengan SELF-CLEANING TEMPERATURE PRE IGNITION TEMPERATURE Jika temperature pada electrode tengah dari pada busi melebihi 950oC ( 1742oF ), electrode tengah busi dapat berfungsi sebagai penyedia panas yang dapat membakar campuran bahan bakar dan udara tanpa lompatan bunga api listrik. Kejadian seperti ini disebut dengan PRE IGNITION Pre-ignition dapat menyebabkan : Mesin kehilangan tenaga karena timing pengapian menjadi tidak tepat. Electrode tengah busi meleleh. Piston menjadi berbintik bintik atau meleleh Jenis-jenis busi PLATINUM TIPPED SPARK PLUGS Pada busi platinum : Ujung electrode tengah dan electrode masa dilapisi dengan platinum untuk memperpanjang umur pemakaian busi Features busi platinum : 1. Untuk memperbaiki performa pengapian, diameter electrode tengah telah dikurangi dari 2,5 mm menjadi 1,1 mm 2. Electrode tengah dan masa dilapisi dengan platinum untuk memperpanjang umur pemakaian busi. 3. Diameter kepala baut untuk mengeraskan busi dirubah dari 20,6 mm menjadi 16 mm untuk mengurangim bobot dan memperbaiki pendinginan busi.
Page 12
4. Untuk mempermudah membedakan busi platinum dengan busi biasa, pada busi platinum dilengkapi dengan 5 buah lingkaran biru-tua pada insulatornya.
IRIDIUM - TIPPED SPARK PLUGS Busi iridium : Busi jenis ini menggunakan iridium alloy pada center electrode dan platinum pada electrode ground. Ini akan memberikan keuntungan dengan umur pemakaian yang lebih panjang dan membuat kemapuan busi yang lebih tinggi BUSI DENGAN RESISTOR Loncatan bunga api listrik, menghasilkan electromagnetis dan dapat menyebebkan gangguan pada peralatan electronic. Akibatnya peralatan electronic tersebut menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik. ( mis : seperti ignitor pada coil yang dilengkapi dengan ignitor ) Busi yang dilengkapi dengan resistor, mempunyai thanan dari keramik yang dapat mencegah tejadinya penyebab gangguan.
sampai 30.000 volt. Kabel tegangan tinggi terdiri dari tembaga yang diisolasi dengan karet silikon, karena arus yang mengalir tegangannya sangat tinggi maka isolatornya sangat tebal.
Aliran Arus Listrik Saat Konci Kontak ON, Platina Menutup Aliran arusnya adalah sebagai berikut: Baterai ----> Kunci kontak ----> Primer koil ----> Platina ----> Massa. Akibat aliran listrik pada primer koil, maka inti koil menjadi magnet.
Page 14
Saat platina membuka, arus listrik melalui primer koil terputus, terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder koil, sehingga arus akan mengalir seperti dibawah ini: Sekunder koil ----> Kabel tegangan tinggi ----> Tutup distributor ----> Rotor ----> Kabel tegangan tinggi (kabel busi) ----> Busi ----> Massa. Akibat aliran listrik tegangan tinggi dari sekunder koil, mampu meloncati tahanan udara antara elektroda tengah dengan elektroda massa pada busi dan menimbulkan percikan bunga api.
Page 15
Sistim pengapian Transistor dikembangkan untuk menghapuskan adanya pemeliharaan, yang akhirnya akan mengurangi adanya biaya pemeliharaan. Didalam sistim pengapian transistor, didalam distributor dilengkapi dengan signal generator, yang menggantikan fungsi platina dan cam.Signal generator membangkitkan tegangan untuk mengaktifkan transistor yang berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan arus yang masuk ke dalam primary coil
Page 16
PRINSIP PEMBANGKITAN EMF Magnetic Flux dari magnet permanent, mengalir dari signal rotor ke pick-up coil. Celah udara antara rotor dengan pick-up coil berubah ubah, dan mengakibatkan kepadatan garis gaya magnet pada pick-up coil juga berubah. Perubahan kepadatan garis gaya magnet ini akan membangkitkan EMF ( tegangan ) didalam pick-up coil.
PENGARUH POSISI ROTOR TERHADAP PICK-UP COIL Jika Signal rotor terus berputar, celah udara mengecil, & flux density menjadi besar. Pada posisi (B) perubahan flux yang terbesar, maka EMF yang dibangkitkan menjadi besar. EMF yang terbesar tidak dibangkitkan pada saat magnetic flux itu sendiri terkuat seperti pada (A) & (C) tetapi perubahan magnetic flux terbesar pada (B) & (D).
Page 17
23. IGNITER
Igniter terdiri dari sebuah dectector yang mendeteksi EMF yang dibangkitkan oleh signal generator, amplifer & power transistor, yang melakukan pemutusan arus primer ignition coil. Pengatur dwell untuk mengoreksi primari signal sesuai dengan bertambahnya putaran mesin disatukan didalam igniter. Beberapa tipe igniter dilengkapi dengan current limiting circuit untuk mengatur arus primer
Page 18
CHARACTERISTICS PENGATURAN SUDUT DWELL Pengaturan sudut dwell, diatur secara electronic sesuai dengan kebutuhan, berapa lama primary coil harus dialiri arus untuk pembentukan medan magnet. Sesuai dengan kecepatan putaran mesin. Pada saat putaran rendah sudut dwell diturunkan untuk mencegah kelebihan arus yang mengalir pada primary coil. Dan akan dinaikkan pada saat putaran mesin naik, untuk mencegah penurunan tegangan yang mengalir pada primary coil
PENGATURAN SUDUT DWELL Pengaturan sudut dwell dipengaruhi oleh circuit control atau bentuk gelombang out put. Ini tergantung pada tipe igniter. Pada tipe circuit control, sirkuit penambah dwell diberikan didalam igniter untuk menurunkan tegangan operasi power transistor dengan memanfaatkan kenaikan tegangan yang diinduksikan dalam pick-up coil yang terjadi pada saat kenaikan putaran mesin. SISTEM PENGAPIAN PADA KENDARAAN Page 19
Pada tipe pengontrolan bentuk gelombang output, maka bentuk gelombang output dari pick-up coil dirubah dengan menggunakan signal rotor yang bentuknya sedikit berbeda dengan signal rotor biasa.
CURRENT LIMITING CONTROL Current limiting control adalah suatu system untuk memperbaiki aliran arus yang mengalir pada kumparan primer, sehingga arus yang mengalir dipertahankan selalu konstan, dari kecepatan rendah sampai kecepatan tinggi, untuk menghasilkan tegangan sekunder yang konstan. Dengan diturunkannya nilai tahanan, untuk memperbaiki performance coil, ini membuat aliran arus yang mengalir pada primary coil menjadi naik. Hal ini akan menyebabkan coil atau power transistor terbakar, untuk mengatasi hal ini arus yang mengalir pada primary coil dipertahankan pada nilai yang tetap. Sistim ini dikontrol secara electronic oleh ignitor sehingga arus yang mengalir pada primary coil tidak berlebihan. Current limiting control akan membatasi arus yang mengalir pada primary coil, dan external resistor tidak diperlukan lagi
Dengan sistim ini, ketelitian kontrol sistim pengapian lebih baik dibandingkan dengan sistim konevnsional, yang hanya mengandalkan rpm dan kevacuuman yang linear pada intake manifold yang dideteksi dengan governor dan vacuum advancer.
Page 21
27. DLI & DIS (DISTRIBUTOR LESS IGNITION or DIRECT IGNITION SYSTEM)
Pada sistim pengapian electronic konvensional, tegangan tinggi yang dihasilkan oleh coil didistribusikan ke busi oleh distributor. Sekarang systim DLI ( Distributor Less Ignition ) sudah mulai banyak digunakan. Sistim ini mempunyai keuntungan sebagai berikut 1. Karena distributor dihilangkan, terjadinya kerugian pada sistim pengapian yang diakibatkan oleh distributor dapat dihilangkan. 2. Dengan tidak adanya rotor untuk membagi tegangan tinggi, derajat perubahan timing pengapian dapat dibuat lebih lebar CONSTRUCTION & OPERATION DLI / DIS adalah sistim pengapian yang terdiri dari sensor sensor, ECU, ignitor, dan coil.ECU akan menentukan timing pengapian yang optimal sesuai dengan RPM, beban dan temperatur mesin. Kemudian ecu akan mengirim signal pengapian ke ignitor sesuai dengan firing order yang sudah disimpan didalam ECU.
Page 22
Page 23