Anda di halaman 1dari 2

TUGAS HERMENEUTIK PERJANJIAN BARU II Autobiografis Biblis pemilihan I Korintus 14:26-40 sebagai Ayat Pergumulan

Dalam alkitab Terjemahan baru, bagian ini (I Korintus 14:26-40) diberi judul perikop peraturan dalam pertemuan jemaat. Jika dibaca secara umum, Rasul Paulus memberikan inti dari perikop ini dalam ayat yang ke 40 sebagai nasehat dan tanggapan. Perikop ini berbicara tentang cara menggunakan karunia rohani dalam penribadahan jemaat seperti, bahasa roh, nubuat bahkan ada juga aturan bagi wanita yang menekankan sisi patriarki dalam peribadahan jemaat. Perikop ini saya pilih menjadi perikop pergumulan karena saya bertanya-tanya apakah ajaran rasul Paulus perlu masih dipegang saat ini terutama dalam ibadah digereja-gereja kharismatik. Mengingat meskipun saya anggota jemaat gereja protestan, namun kehidupan pelayanan saya lebih banyak berkutat di gereja-gereja kharismatik yang lebih menekankan karunia-karunia rohani, terutama bahasa Roh. Di dalam gereja kharismatik yang saya layani, bahasa Roh menjadi sesuatu yang wajib, sehingga jemaat-jemaatnya menjadi fanatik pada penggunaan bahasa Roh. Dan ketika bahasa Roh dipergunakan, maka ada kecenderungananya adalah terciptanya suatu keadaan yang riuh, ramai dan tidak teratur. Padahal rasul Paulus mengatakan dalam peribadahan jemaat haruslah tercipta kedamaian, kesopanan dan keteraturan. Sehingga saya ingin meneliti, apakah nasehat rasul Paulus ini masih perlu dipegang? Apakah yang Rasul Paulus pahami tentang bahasa Roh yang kemudian ia ajarkan kejemaat mula-mula? Samakah problema yang dihadapi jemaat pada masa Korintus dengan masa abad 21 ini? Dalam perikop ini muncul juga sebutan nabi. Dan dari alinea yang membahasnya, ada kemiripan antara tugas nabi dalam perikop ini dengan pendeta pada masa kini. Sehingga muncul pertanyaan bagi saya, apakah nabi pada masa itu sama dengan pendeta dalam masa kini? Melihat tugasnya yang ter surat dalam perikop ini. Budaya patriarki dalam kehidupan yahudi terungkap juga dalam perikop ini, namun Korintus bukanlah daerah Yahudi. Sehingga muncul banyak pergumulan dari pembacaan perikop ini seperti, seberapa besarkah pengaruh keyahudian dalam ajarannya Paulus sehingga ia mengajarkan hal patriarkhi kepada jemaat? Apakah pariakhi juga sangat kental didalam jemaat

Dede Spekta Ardanandi / 712010006

korintus? Dan juga munculah permasalahan kepada siapa wanita-wanita yang tidak memiliki suami entah janda maupun virgin bertanya? Dari segala alasan dan latar belakang pemikiran yang saya kemukakan di atas, saya berharap mampu mengupas ayat-ayat dan perikop ini menggunakan alat-alat yang tersedia dalam perkuliahan Hermeneutik PB II. Sehingga dengan ini saya juga akan memberi judul pembahasan saya tentang perikop ini dengan judul : Bahasa Roh, Nabi dan Budaya Patriarkhi pada Peribadahan Jemaat Korintus.

Dede Spekta Ardanandi / 712010006

Anda mungkin juga menyukai