Anda di halaman 1dari 4

Pembahasan 1. Pada bakteri E. coli Zat antimikroba adalah senyawa yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme.

Zat antimikroba dapat bersifat membunuh mikroorganisme (microbicidal) atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme (microbiostatic). Antiseptik adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menekan pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan tubuh, misalnya kulit (Pradhika, 2010). Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati (peralatan). Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri (Anonim, 2006).
Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) gangguan pada senyawa penyusun dinding sel, (2) peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan (4) destruksi atau kerusakan fungsi material genetik. Pada praktikum uji daya antimikroba dari antiseptik, bakteri yang digunakan yaitu Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Menurut Kenneath tahun (2008

dalam Fajriana, 2008), Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. Bakteri E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Praktikum ini menggunakan empat perlakuan yaitu control, pemberian dettol,
betadine dan providon iodine. Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan menunjukkan bahwa masing-masing antiseptik berpengaruh terhadap bakteri E. coli. Pengaruh ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat disekitar kertas hisap yang berupa zona jernih yang tidak tumbuhi koloni bakteri. Berdasarkan data yang diperoleh pada hari pertama, zona hambat terbesar pada media yang ditumbuhi koloni bakteri E. coli dikarenakan antiseptik dettol dengan diameter 2,8 cm. Sedangkan pada hari kedua diameter zona hambat terbesar juga dikarenakan antiseptik dettol dengan diameter 3cm.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara umum bahwa dari ketiga jenis antiseptik yang digunakan, yang memiliki daya hambat mulai dari yang terbesar hingga terkecil adalah Dettol, PI dan betadine.

Dettol memiliki daya hambat yang terbesar dibandingkan dengan yang lain dikarenakan dettol mengandung zat yang termasuk dalam golongan fenol. Golongan fenol ini berdaya aksi dengan cara denaturasi dalam rentang waktu sekitar 10 30 detik. Umumnya digunakan dalam larutan air dengan konsentrasi 0,1 5%. Bahan ini efektif membunuh bakteri gram positif dan negatif dengan mendisrupsi membran sel dan menghambat pembentukan adenosine triphosphate. Dalam Volk dan Wheeler (1988), dijelaskan bahwa bagian sel yang paling rentan terhadap cara kerja antimikroba adalah membran sitoplasma, enzim tertentu dan protein struktural seperti yang terdapat didalam dinding sel. Membran sitoplasma tersusun terutama dari protein dan lemak, karena itu, membran khususnya rentan terhadap agen-agen yang menurunkan tegangan permukaaan agen aktif permukaan. Kerusakan pada membran sitoplasma mangakibatkan ion organik yang penting, nukleotida, koezim dan asam amino merembes keluar sel. Selain itu, kerusakan ini dapat mencegah masuknya bahan-bahan penting ke dalam karena membran sitoplasma juga mengendalikan pengangkutan aktif kedalam sel. Jadi tindakan substansi apa saja yang dapat menghalangi fungsi penting membrana akan berakibat kematian sel atau ketidak mampuannya untuk tumbuh. Providone iodine merupakan salah satu antiseptik dari golongan halogen. Providone iodine merupakan kompleks antara iodium dengan polivinilpirolidon. Bentuk kompleks ini merupakan bentuk iodofor, yaitu campuran iodium dengan surfaktan yang bekerja sebagai pembawa dan pelarut iodium (Pratiwi, 2008). Betadin juga termasuk pada golongan halogen, mengandung providon iodine. Menurut Dwijoseputro (2005), golongan ini berdaya aksi dengan cara oksidasi dengan rentang 10 30 detik dan umumnya digunakan dalam laritan air dengan konsentrasi 1 5%. Namun tidak efektif untuk membunuh beberapa jenis bakteri gram positif dan ragi. Sehingga antiseptik providon iodine daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri E. coli yang merupakan bakteri gram negative lebih rendah dari pada antiseptic dettol.

Kesimpulan:
Antiseptik yang memiliki daya hambat terbesar terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli adalah dettol Antiseptik yang memiliki daya hambat mulai dari yang terbesar hingga terkecil adalah dettol, PI dan betadine.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim, 2006. Antimikroba dari Tumbuhan (Bagian Kedua). (Online). (http://www.kamusilmiah.com/pangan/antimikroba-dari-tumbuhanbagian-kedua/, diakses pada 13 Oktober 2011) Dwidjoseputro. 1998. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Fajriana, Rizqi. 2008. Pewarnaan Gram. (Online). (http://qi206.wordpress. com/2008/10/17/mikroumpewarnaan-gram/, diakses tanggal 13 Oktober 2011). Nivike. 2009. Uji daya Mikro Organisme dan Anti Septik.(online)(http://bio nivike.blogspot.com/12/07/Uji-daya-Mikro-Organisme-dan-Anti-Septik. html, diakses pada 13 Oktober 2011 Pradhika, I. 2010. Bab 8 daya kerja antimikroba dan oligodinamik.(online) (http://ekmon-saurus.blogspot.com/2010/03/06/bab-8-daya-kerjaantimikroba-dan-oligodinamik.html, diakses pada 13 Oktober 2011) Pratiwi, Sylvia T.2008. Mikrobiologi Farmasi. Erlangga.Bandung Wheeler dan Volk. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai