Anda di halaman 1dari 25

HALAMAN JUDUL

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT KULIT DENGAN CERTAINTY FACTOR

PROPOSAL TUGAS AKHIR


Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Pada Jurusan Ilmu Komputer/Informatika

Disusun oleh:

Diah Putu Dwijayanti J2F008096

JURUSAN ILMU KOMPUTER/ INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012
i

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa Proposal Tugas Akhir yang berjudul :

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSIS PENYAKIT KULIT DENGAN CERTAINTY FACTOR

Dipersiapkan dan disusun oleh : Nama : Diah Putu Dwijayanti NIM : J2F008096

Telah disahkan sebagai Proposal Tugas Akhir yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II,

Sukmawati Nur Endah, S,Si, M.Kom NIP 19780502 200501 2 002

Priyo Sidik Sasongko, S.Si, M.Kom NIP 19700705 199702 1 001

Menyetujui,

Ketua Jurusan Ilmu Komputer/ Informatika

Drs. Eko Adi Sarwoko, M.Kom NIP 19651107 199203 1 003

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... ii DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................................................. v BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1 1.1 1.2 1.3 1.4 Latar Belakang ........................................................................................................ 1 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2 Tujuan dan Manfaat ................................................................................................ 3 Ruang Lingkup ....................................................................................................... 3

BAB II METODOLOGI........................................................................................................ 4 2.1. Studi Pustaka .............................................................................................................. 4 2.1.1. 2.1.2. 2.1.3. Pengertian Kecerdasan Buatan ........................................................................ 4 Pengertian Sistem Pakar .................................................................................. 5 Pengertian PHP ............................................................................................. 14

2.1.4. Pengertian Kulit dan beberapa penyakit kulit.................................................... 15 2.2 Garis Besar Penyelesaian Masalah ............................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 19

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Konsep dasar fungsi sistem pakar [1] .............................................................. 6 Gambar 2. 2. Arsitektur Sistem Pakar [1] ............................................................................. 8

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 ............................................................................................................................. 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat pesat berbanding lurus dengan kebutuhan

manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini memungkinkannya membantu manusia untuk melakukan aktivitas yang sulit dengan mudah seperti belanja, membaca berita, mencari jodoh bahkan pemanfaatan diberbagai bidang seperti di bidang

pendidikan, bisnis, kesehatan, politik dan sebagainya. Di bidang kesehatan sudah banyak teknologi yang dikembangkan, seperti pada pertengahan tahun 1970 di Stanford University. Sistem tersebut diberi nama MYCIN yang digunakan untuk melakukan diagnosis dan terapi terhadap penyakit maningitis dan infeksi bacremia. Pengembangan teknologi di bidang ini terus menerus dikembangkan hingga saat ini. Penyakit yang tidak kalah pentingnya adalah penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan suatu penyakit yang menyerang permukaan tubuh manusia yang dapat disebabkan oleh berbagai macam seperti jamur, bakteri, virus ataupun alergi. Penyakit kulit dapat menyerang diberbagai usia dan dampaknya akan mencemaskan apabila tidak segera dilakukan perawatan pengobatan. Kulit merupakan salah satu organ penting manusia, karena kulit dapat

merasakan rasa dan berbagai permukaan benda. Kulit juga dapat dikatakan sebagai citra dan kualitas diri seseorang. Apabila kulit sehat dan bersih, maka seseorang tersebut mempunyai kualitas kehidupan yang baik. Mengingat pentingnya kesehatan kulit, kulit layak mendapatkan perhatian khusus oleh para pakar kesehatan (dokter, petugas kesehatan) dan masyarakat umum agar menjaga agar penyakit ini tidak menyebar semakin luas. Namun yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari terjadi adanya ketidakseimbangan antara masyarakat umum (orang awam) dan dokter (pakar). Selain itu, sebagian masyarakat kurang mengenal soal medis secara mendalam, sehingga apabila terjadi gejala penyakit khususnya penyakit kulit, penderita belum tentu tahu bagaimana cara menanggulanginya. Sangat disayangkan, apabila gejala1

gejala yang sebenarnya dapat ditangani lebih awal menjadi penyakit yang lebih serius akibat kurangnya pengetahuan. Pengetahuan masayarakat tentang penyakit kulit masih kurang, bahkan sebagian masyarakat menganggap penyakit kulit merupakan hal yang tabu sehingga malu untuk diungkapkan. Keadaan tersebut dapat dihindari apabila masyarakat mempunyai sedikit pengetahuan yang dapat diperoleh dari buku atau situs internet. Namun, mempelajari hal tersebut membutuhkan waktu dan pemahaman yang relatif lama, sedangkan sumbersumber tersebut belum tentu dapat mendiagnosis jenis penyakit kulit seperti apa, yang dapat dilakukan oleh seorang dokter. Oleh karena itu, perlu suatu sistem yang lebih efektif dan efisien serta mempunyai kemampuan layaknya seorang dokter spesialis kulit yaitu mendiagnosis penyakit kulit. Sistem tersebut adalah sistem pakar karena sistem tersebut dapat berusaha mengadopsi pengetahuan pakar ke dalam komputer agar dapat menyelesaikan masalah-masalah seperti yang dilakukan oleh pakar, dalam hal ini dokter spesialis kulit. Sistem pakar adalah program berbasis pengetahuan yang menyediakan solusi-solusi dengan kualitas pakar untuk problema-problema dalam suatu domain yang spesifik. Implementasi sistem pakar cocok digunakan di bidang kesehatan karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam program komputer yang dapat memberikan keputusan dengan melakukan penalaran secara cerdas. Untuk membuat pakar lebih natural, menggunakan metode certainty factor di dalamnya untuk memberikan ruang pada pakar untuk memberikan nilai keyakinannya pada pengetahuan yang diungkapkan [2]. Penelitian ini akan membangun suatu sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosis penyakit kulit dengan certainty factor. Sistem pakar ini menawarkan solusi untuk melakukan konsultasi pemecahan penyakit kulit secara konsisten dengan menggunakan teknologi sehingga dapat digunakan oleh orang banyak.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan yang dihadapi,

yaitu bagaimana membangun sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosis penyakit kulit dengan menggunakan metode Certainty Factor.

1.3

Tujuan dan Manfaat Tujuan dari tugas akhir ini adalah menghasilkan sebuah sistem pakar yang dapat

mendiagnosis penyakit kulit dan mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi mengenai penyakit kulit Sedangkan manfaat dari sistem pakar ini adalah untuk memberikan informasi diagnosis awal bagi penderita penyakit kulit serta memberikan penanganan dini sebagai sarana informasi kesehatan mengenai kulit kepada masyarakat umum. 1.4 Ruang Lingkup Dalam Penyusunan tugas akhir ini, diberikan ruang lingkup yang jelas agar pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari tujuan penulisan. Ruang lingkup sistem pakar ini adalah : 1. Sistem pakar mendiagnosis penyakit kulit secara umum dan secara objektif sesuai yang dirasakan oleh pasien. 2. Gejala-gejala penyakit yang didiagnosis hanya berdasarkan pemeriksaan fisik dan tidak ada pemeriksaan laboratorium. 3. Penyakit terbatas hanya penyakit kulit secara umum 4. Pembangunan sistem pakar menggunakan representasi pengetahuan

berbentuk tree (pohon), dan metode Certainty Factor untuk mengukur keyakinan tentang fakta atau penyakit tertentu. 5. Pembangunan sistem pakar menggunakan bahasa pemograman PHP dan menggunakan DBMS MySQL.

BAB II METODOLOGI
Dalam bab ini dipaparkan mengenai studi pustaka, serta garis besar penyelesaian masalah, dan jadwal dalam Sistem Pakar untuk mendiagnosis penyakit kulit menggunakan metode certainty factor. 2.1. Studi Pustaka Metodologi yang digunakan dalam menyusun proposal tugas akhir ini adalah metodologi wawancara dan studi pustaka, yaitu penulis melakukan wawancara dan konsultasi dengan pakar kesehatan dr.Puguh Riyanto, SpKK dan dr.Erni Sulistyani, SpKK dan mengumpulkan serta mempelajari literatur, seperti buku, jurnal maupun artikel yang relevan dengan permasalahan tugas akhir ini.

2.1.1. Pengertian Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia [6]. Kecerdasan buatan juga dapat didefinisikan sebagai kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas. Supaya mesin bisa cerdas (bertindak seperti dan sebaik manusia) maka harus diberi bekal pengetahuan dan mempunyai kemampuan untuk menalar.
4

Bagian yang dibutuhkan untuk aplikasi kecerdasan buatan [8] : 1. Basis pengetahuan (knowledge base) : berisi semua fakta-fakta, teori, pemikiran dan hubungan antara satu dengan lainnya. 2. Motor inferensi (inference engine) : kemampuan menarik kesimpulan berdasarkan pengalaman.

2.1.2. Pengertian Sistem Pakar Seorang pakar adalah orang yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu, yaitu pakar yang mempunyai knowledge atau kemampuan khusus yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya [1]. Sistem pakar (expert system) merupakan cabang dari kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan juga merupakan bidang ilmu yang muncul seiring perkembangan ilmu komputer saat ini. Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut [6]. Menurut Durkin, sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan oleh seorang pakar. Sistem pakar juga merupakan program artificial inteligence (kecerdasan buatan) yang menggabungkan basis pengetahuan dengan mesin inferensi. Program ini berfungsi sebagai komputer yang cerdas pada wilayah pengetahuan tertentu, sehingga orang awam sekalipun dapat menggunakan sistem pakar untuk

memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose Problem-Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Allen Newell, John, dan Simon. Sampai saat ini sudah banyak sistem pakar yang ada seperti DENDRAL, MYCIN, XCON & XCEL, dan sebagainya [6].

Gambar 2. 1. Konsep dasar fungsi sistem pakar [1] 2.1.2.1. Konsep Dasar Sistem Pakar Menurut Efraim Turban, konsep dasar dari suatu sistem pakar mengandung beberapa unsur atau elemen, yaitu keahlian, ahli, pengalihan keahlian, inferensi, aturan, dan kemampuan menjelaskan. Keahlian merupakan suatu penguasaan pengetahuan di bidang tertentu yang didapatkan dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan yang merupakan keahlian adalah [8] :

1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu. 2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu. 3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan tertentu. 4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah. 5. Meta-knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan). Bentuk-bentuk tersebut memungkinkan para ahli untuk dapat mengambil keputusan lebih cepat dan lebih baik dari seorang yang bukan ahli. Pengalihan keahlian dari para ahli untuk kemudian dialihkan lagi ke orang lain yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dari sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas, yaitu tambahan pengetahuan (dari para ahli atau sumbersumber lainnya), representasi pengetahuan (ke komputer), inferensi pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna. Pengetahuan yang disimpan di komputer dinamakan dengan nama basis pengetahuan (knowledge-base). Jika keahlian-keahlian sudah tersimpan sebagai basis pengetahuan dan sudah tersedia program yang mampu mengakses basis data, maka komputer harus dapat diprogram untuk membuat inferensi. Proses ini dibuat dalam bentuk motor inferensi (inferensi engine) [1].
6

Dalam lingkungan sistem pakar terdapat 3 orang yang terlibat di dalamnya, yaitu [1] : 1. Pakar Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah. 2. Knowledge engineer (Perekayasa Sistem) Knowledge engineer adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawabanjawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual. 3. Pemakai Sistem pakar memiliki beberapa pemakai, yaitu: pemakai bukan pakar, pelajar, pembangun sistem pakar yang ingin meningkatkan dan menambah basis pengetahuan, dan pakar. 2.1.2.2. Struktur Sistem Pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu [1]: 1. Lingkungan pengembangan (development environment), digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, 2. Lingkungan konsultasi (consultasion environment), digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar.

LINGKUNGAN KONSULTASI

LINGKUNGAN PENGEMBANGAN

Pemakai

Fakta tentang Kejadian tertentu

Basis Pengetahuan: Fakta dan aturan

Antar Muka Fasilitas Penjelasan Knowledge Engineer AkuisisI Pengetahuan Mesin Inferensi Aksi dan direkomendasikan Pakar

Workplace

Perbaikan Pengetahuan

Gambar 2. 2. Arsitektur Sistem Pakar [1]

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti yang terdapat pada Gambar 2.2, yaitu User Interface (antarmuka pengguna), basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan [1]. 1. Antarmuka Pengguna (User Interface) Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. 2. Basis Pengetahuan Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi, dan penyelesaian masalah. Komponen pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang obyek dalam area permasalahan tertentu, sedangkan aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui. 3. Akuisisi Pengetahuan
8

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam komputer. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. 4. Mesin Inferensi Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk memformulasikan kesimpulan [1]. Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Terdapat dua pendekatan untuk mengontrol inferensi dalam sistem pakar berbasis aturan, yaitu pelacakan ke belakang (backward chaining) dan pelacakan ke depan (forward chaining). 1. Pelacakan ke belakang (Backward Chaining) Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori tujuan (goal-driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya. 2. Pelacakan ke depan (Forward Chaining) Pelacakan ke belakang adalah pendekatan yang dimotori data (data driven). Dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan, selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk kesimpulannya. Selanjutnya proses pelacakan menggunakan premis untuk aturan tersebut sebagai tujuan baru dan mencari aturan lain dengan tujuan baru sebagai kesimpulannya.

5. Workplace Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai. Ada 3 keputusan yang dapat direkam, yaitu :
9

1. Rencana: Bagaimana menghadapi masalah 2. Agenda : Aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi 3. Solusi : Calon aksi yang akan dibangkitkan

6. Fasilitas Penjelasan Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : 1. Mengapa pertanyaan tertentu dinyatakan oleh sistem pakar? 2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh? 3. Mengapa alternatif tertentu ditolak? 4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian? 7. Perbaikan Pengetahuan Kemampuan pakar dalam menganalisis dan meningkatkan kinerja pembelajaran dapat diterapkan dalam program sistem pakar sehingga sistem pakar tersebut dapat menganalisis penyebab dari kesuksesan dan kegagalan yang dialami.

2.1.2.3.

Keuntungan Sistem Pakar Secara garis besar banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya

sistem pakar, antara lain [1]: 1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat 2. Meningkatkan output dan produktivitas 3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar 4. Meningkatkan penyelesaian masalah menerusi paduan pakar, penerangan, sistem pakar khas 5. Meningkatkan reliabilitas 6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat 7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas) 8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian 9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas

10

2.1.2.4.

Kelemahan Sistem Pakar Sistem pakar memiliki kelemahan antara lain [1]:

1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda. 2. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya. 3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan. 4. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.

2.1.2.5.

Ciri-ciri Sistem Pakar yang baik Sistem pakar yang baik harus memiliki ciri - ciri sebagai berikut [6] :

1. Terbatas pada bidang yang spesifik 2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti 3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami 4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu 5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap 6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran 7. Output tergantung dari dialog dengan user 8. Knowledge base dan inference engine terpisah

2.1.2.6.

Teori Ketidakpastian Dalam kehidupan sehari-hari banyak masalah didunia yang tidak dapat

dimodelkan secara lengkap dan konsisten. Dengan kata lain, informasi sering tidak sesuai untuk menyelesaikan suatu permasalahan, akan tetapi seorang dapat mengatasi kerusakan dan biasanya dapat membuat suatu pertimbangan benar dan keputusan yang benar. Ketidakpastian ini bisa berupa probabilitas atau kebolehjadian yang
11

tergantung dari hasil suatu kejadian. Hasil yang tidak pasti disebabkan oleh dua faktor yaitu aturan yang tidak pasti dan jawaban pengguna yang tidak pasti atau suatu pertanyaan yang diajukan oleh sistem. Sistem pakar harus mampu bekerja dalam ketidakpastian. Sejumlah teori telah ditentukan untuk menyelesaikan ketidakpastian, termasuk diantaranya [6]; 1. Probabilitas klasik (classical probability), 2. Probabilitas Bayes (Bayesian probability), 3. Teori Hartley berdasarkan himpunan klasik (Hartley theory based on classical sets), 4. Teori Shannon berdasarkan pada probabilitas (Shannon theory based on probability), 5. Teori Dempster-Shafer (Dempster-Shafer theory), 6. Teori Fuzzy Zadeh (Zadehs fuzzy theory) dan 7. Faktor kepastian (certainty faktor). Ada 3 penyebab ketidakpastian aturan, yaitu [6] ; aturan tunggal, penyelesaian konflik, dan ketidakcocokan (incompatibility) antarkonsekuen dalam aturan. Aturan tunggal yang dapat menyebabkan ketidakpastian dipengaruhi oleh tiga hal yaitu; kesalahan, probabilitas, dan kombinasi gejala (evidence). Faktor kepastian (certainty factor) diperkenalkan oleh Shortliffe Buchanan dalam pembuatan MYCIN. Certainty factor menunjukkan ukuran kepastian terhadap suatu fakta atau aturan[sutikno]. Rumus dasar Certainty factor (CF) dituliskan sebagai berikut [8] : CF[h,e]=MB[h,e] MD[h,e] ....(2.1) Keterangan : CF[h,e]: faktor kepastian MB[h,e]: ukuran kepercayaan/tingkat keyakinan terhadap hipotesis h, jika diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1) MD(H,E): ukuran ketidakpercayaan/tingkat ketidakyakinan terhadap hipotesis h, jika diberikan/dipengaruhi evidence e (antara 0 dan 1) Dua hal yang mungkin terjadi pada Certainty Factor : 1. Beberapa evidence dikombinasikan untuk menentukan CF dari suatu hipotesis.
12

Jika e1 dan e2 adalah observasi, maka : [ [ ] ] { { [ [ ] ] [ [ ] ( ] ( [ [ ]) ])


[ ]

Contoh kasus: 1) Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h dengan MB[h,e1]=0,3 dan MD[h,e1] = 0 maka: CF[h,e1] = 0,3 0 = 0,3 Jika ada observasi baru dengan MB[h,e2]=0,2 dan MD[h,e2]=0, maka: MB[h,e1e2] = 0,3 + 0,2 * (1 0,3) = 0,44 MD[h,e1e2] = 0 CF[h,e1e2] = 0,44 0 = 0,44 2) Asih menderita bintik-bintik di wajahnya. Dokter memperkirakan Asih terkena cacar dengan kepercayaan MB[cacar,bintik] = 0,80 dan MD[cacar,bintik] = 0,01 maka : CF[cacar,bintik] = 0,80 0,01 = 0,79 Jika ada observasi baru bahwa Asih juga panas badan dengan kepercayaan MB[cacar,panas] = 0,7 dan MD[cacar,panas] = 0,08 maka : MB[cacar,bintikpanas] = 0,8 + 0,7 * (1-0,8) = 0,94 MD[cacar,bintikpanas] = 0,01 + 0,08 * (1-0,01) = 0,0892 CF[cacar,bintikpanas] = 0,94 0,0892 = 0,8508 2. CF dihitung dari kombinasi beberapa hipotesis. Jika h1 dan h2 adalah hipotesis maka : MB[h1h2,e] = min (MB[h1,e], MB[h2,e]) MB[h1h2,e] = max (MB[h1,e], MB[h2,e]) MD[h1h2,e] = min (MD[h1,e], MD[h2,e]) MD[h1h2,e] = max (MD[h1,e], MD[h2,e])

Contoh kasus : Misal suatu observasi memberikan kepercayaan terhadap h1 dengan MB[h1,e] = 0,5 dan MD[h1,e] = 0,2 maka :
13

CF[h1,e] = 0,5 0,2 = 0,3 Jika observasi tersebut juga memberikan kepercayaan terhadap h2 dengan MB[h2,e] = 0,8 dan MD[h2,e] = 0,1, maka : CF[h2,e] = 0,8 0,1 = 0,7 Untuk mencari CF[h1 h2,e] diperoleh dari MB[h1 h2,e] = min (0,5 : 0,8) = 0,5 MD[h1 h2,e] = min (0,2 : 0,1) = 0,2 CF[h1 h2,e] = 0,5 0,1 = 0,4 Untuk mencari CF[h1 h2,e] diperoleh dari MB[h1 h2,e] = max (0,5 : 0,8) = 0,8 MD[h1 h2,e] = max (0,2 : 0,1) = 0,2 CF[h1 h2,e] = 0,8 0,2 = 0,6 2.1.3. Pengertian PHP PHP merupakan bahasa scripting yang menjadi satu dengan HTML yang dijalankan pada serverside, artinya adalah semua perintah yang diberikan akan secara penuh dijalankan pada server sedangkan yang dikirmkan ke client (browser) hanya berupa hasilnya saja. Kebanyakan sintaks pada PHP mengadopsi sintaks bahasa pemrograman C, JAVA, PERL dengan pasangan fitur khusus untuk PHP yang bersifat unik. Adapun kelebihan-kelebihan dari PHP yaitu [13]: 1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi. 2. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dan dalam sistem operasi yang berbeda pula. PHP dapat berjalan di sistem operasi UNIX, Windows dan Macintosh. 3. PHP diterbitkan secara gratis. 4. PHP juga dapat berjalan pada web server Microsoft Personal Web Server, Apache, IIS, Xitami dan sebagainya. 5. PHP adalah termasuk bahasa yang embedded (bisa ditempel atau diletakkan dalam tag HTML). 6. PHP termasuk server-side programming.

14

2.1.4. Pengertian Kulit dan beberapa penyakit kulit Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Lus kulit orang dewasa 1.5 m2 dengan berat kira-kira 15 % berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh. [5]. Pembagian lapisan kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu : 1. Lapisan epidermis atau kutikel 2. Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin) 3. Lapisan subkutis (hipodermis) Tidak ada garis tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkuits ditandai dengan adanya jaringat ikat longgar dan adanya sel jaringan lemak. Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup, dan menjamin kelangsungan hidup. Kulitpun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia mempunyai peranan yang sangat penting. Fungsi utama kulit adalah sebagai berikut : 1. Fungsi proteksi, kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau mekanis, misalnya tekanan, gesekan, tarikan; gangguan kimiawi, misalnya zatzat kimia terutama yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam, dan alkali kuat lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan ultra violet; gangguan infeksi luar terutama kuman/bakteri maupun jamur. 2. Fungsi absorpsi, kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang mudah menguap mudah diserap, begitupun yang larut lemak. Permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme, dan jeb=nis vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang melalui muara kelenjar.

15

3. Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, asam urat, dan amonia. 4. Fungsi persepsi, kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis. Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis. Badam taktil Miessner terletak di papila dermis berperan terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan Paccini di epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik. 5. Fungsi pengaturan suhu tubuh, kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot kontraksi) pembuluh darah kulit. 6. Fungsi pembentukan pigmen, sel pembentuk pigmen terletak di lapisan basal. 7. Fungsi keratinisasi, proses ini berlangsung untuk memberi perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik. 8. Fungsi pembentukan vitamin D, dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Penyakit kulit yang terjadi pada manusia antara lain adalah sebagai berikut [11] : 1. Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur, antara lain : panu, tinea kapitis, tinea manus, dan sebagainya 2. Penyakit kulit yang disebabkan oleh bakteri, antara lain : lepra, kusta, patek, dan sebagainya 3. Penyakit kulit yang disebabkan oleh virus, antara lain : herpes, varisela, kondiloma, dan sebagainya 4. Penyakit kulit yang disebabkan karena alergi. 2.2 Garis Besar Penyelesaian Masalah Pembuatan sistem pakar ini menggunakan metode certainty factor dalam menentukan kepastian. Sistem ini dimulai dengan identifikasi yang sesuai sampai dengan pengujian. Dikarenakan tiap-tiap tahap saling berhubungan dan saling menunjang, maka tahap-tahap tadi harus dikerjakan secara berurutan satu sama lain. Sistem pakar yang akan dirancang ini merupakan bagian kecil dari sistem analisa secara keseluruhan. Sedangkan permasalahan spesifik yang akan diangkat adalah
16

mengenai penyakit kulit. Dalam mengembangkan sistem pakar ini menggunakan 5 (lima) tahapan yang harus dilakukan menurut Sri Kusumadewi [8], yaitu : 1. Tahapan Identifikasi : Tahapan identifikasi merupakan tahapan untuk menganalisa permasalahan yang ada. Menentukan batasan masalah yang akan dianalisa, sistem pakar yang terlibat, sumber daya yang diperlukan dan tujuan yang akan dicapai. 2. Tahapan Konseptualisasi : Tahapan konseptualisasi merupakan tahapan dimana pengetahuan dan pakar menentukan konsep yang kemudian dikembangkan menjadi suatu sistem pakar. Dari konsep tersebut unsur unsur yang terlibat akan dirinci dan dikaji hubungan antara unsur serta mekanisme pengendalian yang diperlukan untuk mencapai sebuah solusi yang terbaik. 3. Tahapan formalisasi : Tahapan formalisasi merupakan tahapan dimana hubungan antara unsur unsur digambarkan dalam bentuk format yang biasa digunakan dalam sistem pakar. Tahap ini juga menentukan alat pembangunan sistem, teknik inferensi dan struktur data yang digunakan pada sistem pakar. 4. Tahapan Implementasi : Tahapan implementasi merupakan tahap yang sangat penting karena disinilah sistem pakar yang dibuat akan diterapkan dalam bentuk program komputer. 5. Tahapan Pengujian : Tahapan pengujian merupakan tahap dimana sistem akan dipakai dan diuji keakuratannya serta kinerja sistemnya, sehingga didapat hasil yang efisien. 1.2. Jadwal Estimasi waktu mulai dari persiapan, pembuatan hingga nantinya sistem pakar ini selesai dapat dilihat pada lampiran jadwal kegiatan. Dengan adanya jadwal ini akan dapat memberikan gambaran mengenai tahapan yang akan dilakukan, sehingga dalam pengerjaan ada acuan waktu sebagai evaluasi pada tahapan sebelumnya, lihat Tabel 2.1.

17

Tabel 2. 1
Waktu September Aktifitas Minggu ke Persiapan Penyusunan Proposal TA 1 Seminar TA 1 Penyusunan TA 2 Sidang TA 2 Revisi Laporan TA 2 Persiapan wisuda Wisuda ke-128 2012 1 2012 2 3 4 1 Oktober 2012 2 3 4 1 November 2012 2 3 4 1 Desember 2012 2 3 4 1 Januari 2012 2 3 4

18

DAFTAR PUSTAKA

[1]

Arhami, Muhammad,2005, Konsep Dasar Sistem Pakar , Yogyakarta: Andi Offset.

[2]

Daniel dan Virginia, Gloria, 2010, Implementasi Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit dengan Gejala Demam Menggunakan Metode Certainty Factor, Jurnal Informatika, volume 6 nomor 1

[3]

Graham-Brown, Robin dan Burns, Tony, 2005, Lecture Notes Dermatologi, Jakarta: Erlangga

[4]

Hartati, Sri, dan Iswanti, Sari, 2008, Sistem Pakar Dan Pengembangannya , Yogyakarta : Graha Ilmu

[5]

Klokke, A.H, 1980, Pedoman untuk Pengobatan Luar Penyakit Kulit , Jakarta: Gramedia.

[6] [7]

Kusrini, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi , Yogyakarta : Andi Offset. Kusrini, Penggunaan Certainty Factor dalam Sistem Pakar untuk Melakukan Diagnosis dan Memberikan Terapi Penyakit Epilepsi dan Keluarganya , Yogyakarta: Jurnal Informatika.

[8] Kusumadewi, Sri, 2003, Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Yogyakarta: Graha Ilmu [9] Nugroho, Bunafit, 2004, PHP dan MySQL dengan Editor Dreamweaver MX , Yogyakarta : Andi Offset [10] Sidik, Beta, 2006, Pemrograman Web dengan PHP, Bandung: Informatika [11] Siregar, R.S, 2005, Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit, Jakarta: Kedokteran EGC
19

[12] Suparman, 1991, Mengenal Artificial Intelligence , Yogyakarta : Andi Offset. [13] Sutarman, 2003, Membangun Aplikasi Web dengan PHP dan MySQL , Yogyakarta : Graha Ilmu [14] Sutikno, Bahan ajar Sistem Pakar Ketidakpastian, Semarang : Universitas Diponegoro. [15] Turban, E. 1995. Decision Support and Expert System; Management Support System. Newyork: Prentice-Hall.

20

Anda mungkin juga menyukai