Anda di halaman 1dari 39

KESELAMATAN DAN KEAMANAN

PURNAMA ANGGI AKPER KESDAM IM BANDA ACEH

Definisi
Keselamatan suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya atau kecelakaan Keamanan keadaan aman atau tenteram

Faktor-faktor yg mempengaruhi kebutuhan keselamatan dan keamanan


Usia Tingkat kesadaran Emosi Status mobilisasi Gang sensori persepsi Informasi Penggunaan antibiotik yg tdk rasional Keadaan imunitas Ketidakmampuan tubuh dlm memproduksi sel darah putih Status nutrisi Tingkat pengetahuan

Macam-macam Bahaya / Kecelakaan Berdasarkan Kelompok Usia

Bayi dan Anak prasekolah

Kecelakaan dalam rumah tangga yang dapat mengancam jiwa (misal: tenggelam di kolam renang)

Usia sekolah Lingkungan sekolah, sarana transportasi, teman, aktivitas setelah sokolah dapat menjadi ancaman bagi keselamatan anak Cedera seperti jatuh, terimpa benda, menyeberang Orang asing merupakan resiko ancaman tertinggi bagi anak. Ajarkan untuk tidak menerima ajakan dari orang asing. Olahraga, misanya bersepeda (90% penyebab kecelakaan dan kematian) Tenggelam. Kejadian ini meningkat pada usia 15-24 tahun karena penggunaan alkohol dan ketergantungan obat.

Remaja
Kecelakaan lalu lintas: sebanyak 85% tidak menggunakan sabuk pengaman, mabuk, pengaruh obat. Praktik seksual. Remaja berisiko tinggi terkena PMS (penyakit menular seksual), karenanya mereka memerlukan konseling tentang praktik seksual yang ama dan KB.

Dewasa Gaya hidup. Mengkonsumsi alkohol berlebihan, kecelakaan sepeda motor, merokok. Stress Lansia Penyakit yang sering muncul antara lain sakit kepala, infeksi dan lain-lain. Jatuh menjadi penyebab kematian pada 70% lansia di atas usia 65 tahun. Perubahan fisik dan gangguan sensorik pada lansia menyebabkan insidensi kecelakaan mobil dan kebakaran.

Tindakan Pencegahan Terhadap Bahaya Cedera


Langkah-langkah untuk menjamin keselamatan individu di semua kelompok usia berfokus pada: Observasi dan perkiraan kemungkinan bahaya sehingga bahaya dapat di hindari Pendidikan klien guna meningkatkan kemampuan klien dalam melindungi keluarganya dari cedera

1. Bayi Upaya melindungi keselamatan bayi antara lain dengan menyediakan alat permainan yang besar, lunak, tidak beujung tajam; tidak meninggalkan botol bayi yang masih penuh saat bayi masih menyusu; menjauhkan benda-benda kecil, tajam, beracun dari jangkauan bayi; menutup stop kontak dan kabel dengan pembungkus khusus.

2. Anak-anak Upaya perlindungingan bagi anak antara lain: dengan menggunakan pengaman pada sisi tempat tidur , tidak meninggalkan anak sendiri saat duduk, berjalan, mandi dan lain-lain; memasang pengaman pintu yang kokoh dan aman; mengajari anak berenang sedini mungkin tetapi tetap dalam pengawasan.

3. Prasekolah Ajarkan anak untuk tidak berbicara atau menerima apapun dari orang asing. Ajarkan anak selalu berjalan di pinggir dan meminta bantuan bila hendak menyeberang. Tegaskan anak untuk tidak memakan makanan yang tergeletak di piggir jalan. Gunakan pengaman pada kompor.

4. Usia sekolah Ajarkan anak cara menggunakan alat bermain/beraktivitas. Ajarkan anak cara bersepeda yang aman dan ingatkan mereka untuk selalu menggunakan helm dan pelindung sendi kaki atau tangan. Jauhkan ala-alat elektrik dari jangkauan anak. Tekankan rasa bertanggung jawab pada anak selama bermain atau

5. Remaja Ajarkan remaja cara mengendarai mobil/ sepeda motor secara terstruktur serta cara mengatasi masalah mesin. Ingatkan remaja untuk mengendarai mobil dalam batas kecepatan, selalu menggunakan sabuk keselamatan, dan tidak mengendarai mobil dalam keadaan mabuk. Tekankan bahaya penggunaan obat-obatan dan alkohol. Kenali setiap perubahan pada perilaku dan kebiasaan dan dengarkan argumen mereka.

Macam bahaya atau kecelakaan


Di rumah Tersedak Jatuh Tertelan alat RT Tersiram air panas Jatuh dari jendela atau tangga Terpotong Luka tusuk atau gores Luka bakar Tenggelam Terkena pecahan kaca Terkunci dlm kamar Jth dari sepeda Keracunan

Di rumah sakit
Mikroorganisme Cahaya Kebisingan Temperatur Kelembapan Cedera atau jatuh Kesalahan prosedur Peralatan medis Radiasi Keracunan inhalasi, injeksi Syok elektrik Asfiksia dan kebakaran

Pencegahan kecelakaan di RS
Mengkaji kemampuan klien dlm melindungi diri Menjaga keselamatan pasien yg gelisah Menjaga keselamatan klien dari infeksi dgn mempertahankan teknik aseptik Menjaga keselamatan klien yg dibawa dgn kursi roda Menghindari kecelakaan mengunci kereta doorng saat berhenti, tempat tidur dlm keadaan rendah atu ada penghalang pd pasie yg gelisah, bel berada pg t4 yg terjangkau, meja mudah dijangkau, kereta doorng ada penghalangnya

Mencegah kecelakaan pd pasien yg menggunaan alat listrik Mencegah kecelakaan pd pasien yg menggunakan alat yg mudah meledak seperti tabung oksigen Memasang label pd obat, botol yg mudah terbakar Melindungi pasien dari infeksi nosokomial Mempertahankan kebersihan lantai ruangan dan kamar mandi Menyiapkan alat pemadam kebakaran dlm keadaan siap pakai dan mampu menggunakannya Mencegah kesalahan prosedur

Kebijakan Rumah Sakit Terkait Keselamatan Klienyang 1) Kecelakaan


disebabkan oleh klien (clientinherent accident) Contoh kecelakaan ini antara lain: cedera, terbakar, memakan atau menyuntikan zat asing, mencedarai diri sendiri dan lainlain. Peran perawat dalam kasus ini antara lain mencatat dan mendokumentasikan kecelakaan yang terjadi secara akurat dan komplet serta berkoordinasi

2) Kecelakaan terkait prosedur (procedure-related accident) Jenis kecelakaan ini biaasanya terjadi pada saat terapi sebagai akibat kesalahan prosedur. Contohnya adalah kesalahan dalam pemberian cairan, penggunaan peralatan eksternal, atau ketika melakukan tindakan perawatan (misal: penggantian balutan). Peran perawat dalam hal ini antara lain memberikan obat dengan prinsip lima benar, mencegah kesalahan dalam

3) Kecelakaan terkait peralatan (equipment-related accident) Kecelakaan ini biasanya di sebabkan oleh tidak berfungsinya atau rusaknya alat-alat elektronik (misal: tersengat arus listrik saat menggunakan peralatan elektronik, baterai tidak bekerja dan lain-lain). Peran perawat dalam hal ini adalah memeriksa peralatan sebelum dan

INFEKSI NASOKOMIAL Infeksi nasokomial adalah infeksi yang terjadi di RS atau dalam sistem pelayanan kesehatanyang berasal dari proses penyebaran di sumber pelayanan kes.,baik melalui pasien, petugas kes., pengunjung maupun sumber lain.

Sumber infeksi
1. Pasien pasien merupakan unsur pertama yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien lainnya, petugas kes., pengunjung, atau benda dan alat kes. 2. Petugas kesehatan Petugas kes. Dapat menyebabkan infeksi melalui kontak langsung, dapat menularkan berbagai kuman ketempat lain. 3. Pengunjung pengunjung dapat menyebabkan, infeksi yang didapat dari luar ke dalam lingkungan RS. 4. Sumber lain sumber lain yang dimaksud adalah lingkungan

Pencegahan IN beberapa tindakan pencegahan IN yang dapat di lakukan yaitu: 1. Mengurangi jumlah atau menghilangkan bakteri yang berada di ruang, alat, personil RS. 2. Isolasai sumber infeksi (pasien yang menderita) maupun yang mempunyai resiko tinggi yang sifatnya proteksi misalnya: pasien pasca operasi, penderita leukimia dll.

Tindakan pencegahan infeksi


a. aseptik = tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Usaha ini dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme kedalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi. b. Antiseptik = upaya pencegahan infeksi dengan cara pembunuhan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.

c. Dekontraminasi = tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersihan medis sebelum pencucian dilakukan. d. Pencucian = tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap benda asing seperti debu dan kotoran.

e. Desinfeksi = tindakan kepada benda mati denganmenghilangkan tindakan pada benda mati dengan menghilangkan sebagian besar (tidak semua) mikroorganisme penyebab penyakit. f. Sterilisasi = tindakan untuk menghilangkan semua mikroorganisme (mbakteri, jamur, parasit, dan virus) termasuk bakteri endospora.

Pedoman Pencegahan Infeksi


Pencucian tangan Penggunaan sarung tangan (kedua tangan), baik pada saat melakukan tindakan, maupun saat memegang bendabenda yang terkontaminasi (alat kesehatan/ kain tenunan bekas pakai). Penggunaan cairan antiseptik untuk membersihkan luka pada kulit. Pemrosesan alat bekas pakai (dekontminasi, cuci dan bilas, serta

Pengkajian
Perawat memberikan perawatan kepada klien dan keluarga di dalam komunitas mereka dan tempat pelayanan kesehatan. Untuk memastikan lingkungan yang aman, perawat perlu memahami hal-hal yang memberikan kontribusi keamanan rumah, komunitas, atau lingkungan pelayanan kesehatan, dan kemudian mengkaji berbagai ancaman terhadap keamanan klien dan lingkungan. Pengkajian yang dilakukan pada klien antara lain pengkajian terhadap riwayat dan

a. Data Subjective
Perawat perlu mengidentifikasi adanya faktor risiko untuk keamanan klien mencakup: kondisi dewasa, fisiologi, kognitif, pengobatan, lingkungan, dan kondisi anakanak.

1. Dewasa seperti, riwayat terjatuh, usia yang lebih tua pada wanita, penggunaan alat bantu (alat bantu jalan, tongkat), prosthesis anggota badan bagian bawah, umur lebih 65 tahun, dan hidup sendiri. 2. Fisiologi seperti: kehadiran penyakit akut, kondisi post operasi, kesulitan penglihatan, kesulitan pendengaran, arthritis, orthostatik hipotensi, tidak dapat tidur, pusing ketika memutar kepala atau menegakkan kepala, anemia, penyakit vaskuler, neoplasma,

3. Kognitive, seperti: penurunan status mental (kebingungan, delirium, dimensia, kerusakan orientasi orang, tempat dan waktu) 4. Pengobatan, seperti obat anti hipertensi, penghambat ACE, antidepresan trisiklik, obat anti cemas, hipnotik atau transquilizer, diuretik, penggunan alkohol, dan narkotika.

5. Lingkungan, seperti: adanya restrain, kondisi cuaca atau lingkungan, pencahayaan, kelembaban, ventilasi, penataan lingkungan. 6. Anak-anak, seperti: umur dibawah 2 tahun, penggunaan pengaman, penataan ruang, penggunaan mainan.

b. Data Objective
data objective dapat diperoleh perawat dengan melakukan pemeriksaan fisik terkait dengan sistem: neurologis, cardiovaskuler dan pernafasan, integritas kulit dan mobilitas. Pengkajian juga mencakup prosedur test diagnostik.

1. Sistem Neurologis * Status mental * Tingkat kesadaran * Fungsi sensori * Sistem reflek * Sistem koordinasi * Test pendengaran, penglihatan dan pembauan * Sensivitas

2. Sistem Cardiovaskuler dan Respirasi * Toleransi terhadap aktivitas * Nyeri dada * Kesulitan bernafas saat aktivitas * Frekuensi nafas, tekanan darah dan denyut nadi

3.

Integritas kulit * Inspeksi terhadap keutuhan kulit klien * Kaji adanya luka, scar, dan lesi * Kaji tingkat perawatan diri kulit klien 4. Mobilitas * Inspeksi dan palpasi terhadap otot, persendian, dan tulang klien * Kaji range of motion klien

Test diagnostik mencakup: pengukuran tekanan darah, ECG, pengukuran kadar gula darah dan kolesterol, pemeriksaan darah lengkap, dan sebagainya.

Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul terkait dengan pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan, berdasarkan NANDA 2004-2006 adalah sebagai berikut: 1. Risiko cedera atau risiko jatuh yang berhubungan dengan perubahan mobilisasi, dan penataan lingkungan fisik di rumah. 2. Risiko keracunan yang berhubungan dengan kontaminasi zat kimia pada makanan atau air, penyimpanan obatobatan yang mudah dijangkau oleh anak-

4. Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan kehilangan memori, kesulitan tidur, dan efek samping obat. 5. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah yang berhubungan dengan keuangan yang tidak memadahi, dan perubahan fungsi kognitif. 6. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan salah interprestasi informasi, dan tidak terbiasa dengan tindakan pencegahan untuk anak-anak. 7. Risiko perubahan suhu tubuh yang

Anda mungkin juga menyukai