Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM REMOTE LABORATORY

Nama/NPM FAK/PROG. Studi Group & Kawan Kerja : Putera Hendri Riyanto/1106068743 : Teknik/ Teknik Lingkungan : B6 1. Nurul Chasamah 2. Olivia Cesarah Tarigan 3. Purwhita Nuansa Budi 4. Putu Calista Gitta 5. Purwhita Nuansa Budi 6. Rosi Nursani 7. Wina Asterina 8. Parahat Takayev 9. Nurmahammet Beljayev No & Nama Percobaan Minggu Percobaan Tanggal Percobaan Nama Asisten : KR01 Disipasi Kalor Hot Wire : Pekan IV : 22 Maret 2012 : Yan Sulistyo Arbi

LABORATORIUM FISIKA DASAR UPP IPD UNIVERSITAS INDONESIA

Disipasi Kalor Hot Wire


I. Tujuan Menggunakan hot wire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

II. Peralatan

1. Kawat pijar (hotwire)

2. Fan

3. Voltmeter dan Ampmeter

4. Adjustable power supply

5. Camcorder

6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III. Prinsip Dasar

Anemometer hotwire telah digunakan untuk penelitian sejak lama sebagai peralatan dalam mekanika fluida. Pada percobaan ini anemometer hotwire merupakan elemen kecil yang dipanaskan sceara elektrik yang berada pada medium fluida (dalam hal ini angin atau udara terbuka). Pada umumnya yang diukur oleh alat ini adalah kecepatan, karena alat ini sangat sensitif terhadap transfer kalor yang terjadi antara elemen dengan lingkungan, temperatur serta komposisinya juga dapat diteliti. Ini adalh tipe hotwire yang sering digunakan untuk mengukur tingkat turbulen dari angin yang terdapat pada terowongan, pola aliran di sekitar alat dan kipas mengalir dengan kompresor radial.

Hot Wire Sensors Probe dengan tipe sensor hotwire harus memiliki dua karateristik agar dapat menjadi alat yang berguna: koefisien resistansi pada temperatur yang tinggi sebuah resistansi elektrik yang dapat dengan mudah dipanaskan oleh arus elektrik pada tegangan dan arus tertentu Material yang paling umum adalah tungsten, pencampuran platinum-iridium. Perkembangan teknologi yang cepat dalam peralatan penyensoran telah memungkinkan berbagai pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai sensor yang memberikan hasil-hasil pengukuran yang akurat. Untuk pengukuran berbagai aliran turbulen, salah satu jenis sensor yang banyak digunakan adalah hotwire anemometer. Hot wire anemometers menggunakan kawat yang sangat halus (beberapa mikrometer) dipanaskan hingga beberapa suhu di atas ambient. Udara yang mengalir melewati kawat memberikan efek pendinginan pada kawat. Karena hambatan listrik pada kebanyakan logam bergantung pada suhu logam tersebut, dapat diperoleh hubungan antara hambatan listrik dari kawat dan kecepatan arus. Single normal probe juga merupakan suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial

saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

P = v i t .........( 1 )
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan sebagai :

Overheat ratio = Rw/Ra


Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara). Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi menggunakan persamaan tersebut. Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial. Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan

melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s. Dalam percobaan ini juga dapat digunakan beberapa teori sebagai berikut:

A. Daya Listrik

Energi listrik yang diberikan oleh baterai V adalah W=Vit, sehingga daya listrik,P, yang diberikan oleh baterai V adalah: P=W/t =VIT/t = VI = I2R = V2/R Pada saat muatan listrik bergerak melalui resistor r, mak daya tersebut hilang dalam bentuk panas pada resistor R, disebut daya disipasi.

B. Hukum Ohm

Hukum Ohm pada mulanya terdiri dari dua bagian. Bagian pertamanya hanya merumuskan persamaan hambatan, V= IR. Kita seringkali merujuk pada persamaan ini sebagai Hukum Ohm. Akan tetapi, Ohm juga menyatakan bahwa R adalah sebuah konstanta yang independen terhadap V dan I. Bagian terakhir dari hukum ini tidak sepenuhnya benar. Hubungan V= IR dapat diterapkan pada resistor apapun dalam rangkaian tertutup, dimana V dalah beda potensial antara kedua jujung resistor tersebut, I adalah arus yang melewati resistor tersebut, dan R adalah hambatan resistor pada kondisikondisi tersebut.

IV. Prosedur Percobaan

1. Aktifkan Web cam ! (klik icon video pada halaman web r-Lab) ! 2. Berikan aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik pilihan drop down pada icon atur kecepatan aliran. 3. Hidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada icon menghidupkan power supply kipas.

4. Ukurlah Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik icon ukur.

5. Ulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s !

V. Pengolahan Data

Percobaan kali ini, yaitu mengenai Disipasi Kalor Hotwire, dimulai dengan mengalirkan kawat dengan arus listrik dan tegangan tertentu kemudian meletakkannya di tengah tabung yang dialiri angin dari kipas dengan kecepatan tertentu pula. Kecepatan angin yang dipakai adalah 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s. Kecepatan angin yang berubah ini akan menyebabkan perubahan pada arus dan tegangan listrik yang diukur dengan amperemeter dan voltmeter. Berdasarkan persamaan (1) di atas menyatakan bahwa besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.

W = V. I. T

Kemudian energi listrik tersebut sebanding juga dengan gaya dan jarak,

W = F.s

Sedangkan jarak nilainya bergantung pada kecepatan dan waktu, jadi energi listrik bergantung pada gaya, kecepatan dan waktu.

V.1 Grafik hubungan antara tegangan hotwire dengan waktu Untuk v = 0 m/s Tabel 1 Waktu (s) Kec Angin (m/s) 1 0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 0 10 0

V-HW 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112

Grafik 1. Hubungan tegangan terhadap waktu saat v = 0 m/s

Grafik Tegangan VS Waktu (V= 0 m/s)


Tegangan Hot Wire (V) 2.5 2 1.5 1 0.5 0 0 2 4 6 Waktu (s) 8 10 12 V-HW

Untuk v = 70 m/s
Tabel 2
Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8

Kec Angin (m/s) 70 70 70 70 70 70 70 70

V-HW 2,064 2,065 2,066 2,065 2,066 2,067 2,067 2,066

9 10

70 70

2,067 2,066

Grafik 2. Hubungan tegangan terhadap waktu saat v = 70 m/s

Grafik Tegangan VS Waktu (V=70 m/s)


2.0675 2.067 2.0665 2.066 2.0655 2.065 2.0645 2.064 2.0635 0 2 4 6 Waktu (s) 8 10 12 Tegangan Hot Wire (V)

V-HW

Untuk v = 110 m/s

Tabel 3
Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kec Angin (m/s) 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110

V-HW 2,047 2,046 2,046 2,045 2,046 2,045 2,047 2,046 2,047 2,046

Grafik 3. Hubungan tegangan terhadap waktu saat v = 110 m/s

Grafik Tegangan VS Waktu (V= 110 m/s)


2.0475 Tegangan Hot Wire (V) 2.047 2.0465 2.046 2.0455 2.045 2.0445 0 2 4 6 Waktu (s) 8 10 12 V-HW

Untuk v = 150 m/s

Tabel 4
Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kec Angin (m/s) 150 150 150 150 150 150 150 150 150 150

V-HW 2,039 2,040 2,039 2,039 2,039 2,039 2,039 2,038 2,038 2,038

Grafik 4. Hubungan tegangan terhadap waktu saat v = 150 m/s

Grafik Tegangan VS Waktu (V=150 m/s)


2.0405 Tegangan Hot Wire (V) 2.04 2.0395 2.039 2.0385 2.038 2.0375 0 2 4 6 Waktu (s) 8 10 12 V-HW

Untuk v = 190 m/s

Tabel 5 Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kec Angin (m/s) 190 190 190 190 190 190 190 190 190 190

V-HW 2,035 2,035 2,035 2,035 2,035 2,035 2,035 2,035 2,035 2,035

Grafik 5. Hubungan tegangan terhadap waktu saat v = 190 m/s

Grafik Tegangan VS Waktu (V= 190 m/s)


2.5 Tegangan Hot Wire (V) 2 1.5 1 0.5 0 0 2 4 6 Waktu (s) 8 10 12 V-HW

Untuk v = 230 m/s

Tabel 6 Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Kec Angin (m/s) 230 230 230 230 230 230 230 230 230 230

V-HW 2,033 2,033 2,033 2,033 2,033 2,032 2,033 2,032 2,033 2,033

Grafik 6. Hubungan tegangan terhadap waktu saat v = 230 m/s

Grafik Tegangan VS Waktu (V=230 m/s)


2.0332 Tegangan Hot Wire (V) 2.033 2.0328 2.0326 2.0324 2.0322 2.032 2.0318 0 2 4 6 Waktu (s) 8 10 12 V-HW

Bila keenam data tersebut digabung maka akan terlihat perbandingan, dimana semakin tinggi kecepatan udara yang dialirkan tegangan dari hotwire semakin kecil.

V.2 Grafik yang menggambarkan Tegangan hotwire dengan Kecepatan aliran angin dan persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan. Hubungan antara tegangan hotwire dengan kecepatan angin dapat ditentukan dengan cara menggunakan rataan tegangan tiap kecepatan aliran angin yang dihubungkan dengan kecepatan aliran angin. Persamaan dapat dibuat dengan hubungan y = f(x) dimana y adalah kecepatan angin yang merupakan fungsi f dari tegangan (x) Tabel 7. Rataan tegangan yang diukur pada kecepatan angin tertentu
No. Tegangan (Volt) Kec Angin (m/s) 1 2 3 4 5 6 2,112 2,0659 2,0461 2,0388 2,035 2,0328 0 70 110 150 190 230

Tabel 8. Nilai least square hubungan kecepatan aliran angin dengan tegangan
No. 1 2 3 4 5 6 TOTAL X 2,112 2,0659 2,0461 2,0388 2,035 2,0328 12,3306 Y 0 70 110 150 190 230 750 Xi2 4,460544 4,267943 4,186525 4,156705 4,141225 4,132276 25,34522 Yi2 0 4900 12100 22500 36100 52900 128500 Xi.Yi 0 144,613 225,071 305,82 386,65 467,544 1529,698

Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Angin dengan Tegangan


250

200

150

y= -2525,5x + 5315,04
Grafik Hubungan Kecepatan Aliran Angin dengan Tegangan

100

50

0 2.02 2.04 2.06 2.08 2.1 2.12

Grafik 8. Hubungan kecepatan aliran angin dengan tegangan

Dengan menggunakan least square, persamaan pada grafik tersebut dimana y = bx + a dapat dihitung dengan: b= xiyi xiyi/xi2(xi)2 = -2525,5

a = xi2yi xi(xiyi)/ xi2(xi)2

= 5315,04 Maka persamaan garisnya adalah y= -2525,5x + 5315,04

Berdasarkan percobaan dan data yang didapat, apakah kita dapat menggunakan kawat hotwire sebagai pengukur kecepatan angin? Pada percobaan ini, terdapat beberapa data yang yang diperoleh, yakni salah satunya adalah tegangan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa pada kawat hotwire, setiap ujung probe akan dihubungkan dengan tegangan. Energi listrik yang dialirkan akan didisipasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir. Pada grafik yang menyatakan hubungan kecepatan aliran angin dan tegangan, dapat dilihat bahwa penurunan nilai tegangan seiring dengan penambahan kecepatan aliran angin atau besarnya nilai tegangan berbanding terbalik dengan besarnya kecepatan aliran angin. Melalui persamaan kecepatan aliran angin sebagai fungsi dari tegangan yang diperoleh dari perhitungan sebelumnya, dengan memasukkan nilai tegangan yang dipakai, kita dapat mengukur kecepatan aliran angin (pada kawat hotwire).Persamaan tersebut tidak dapat dijadikan referensi untuk setiap tegangan yang diberikan karena resistensi kawat kemungkinan besar dapat berbeda. Kawat hotwire dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan angin dengan cara mengetahui tegangan yang dihasilkan.

VI. ANALISIS VI.1 Analisis Percobaan dan Hasil

Percobaan mengenai disipasi kalor hotwire merupakan percobaan dengan remote laboratory yang dilakukan secara online. Praktikan dapat memberikan aliran angin pada hotwire dengan menggunakan kecepatan yang telah ditentukan yaitu 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s (masing-masing 10 detik).. Besarnya tegangan dan arus listrik yang diperoleh dapat dilihat pada tabel pengamatan yang diletakkan pada bagian lampiran. Berdasarkan data-data (tegangan dan kecepatan angin) yang kita peroleh, dapat dituangkan dalam bentuk grafik. Grafik mengenai hubungan kecepatan angin dan tegangan dapat menjelaskan bahwa hubungan keduanya berbanding terbalik, dimana penurunan nilai tegangan berlangsung bersamaan dengan kenaikan

kecepatan angin yang akan memberikan resistensi energi listrik yang semakin besar sehingga daya listrik dan energy kalor yang dihasilkan juga semakin kecil. Hasil dari percobaan membuktikan penambahan kecepatan angin seiring dengan penurunan tegangan. Melalui data-data yang diperoleh yaitu nilai tegangan dan besarnya kecepatan angin, kita dapat mengetahui hubungan keduanya dengan menggunakan persamaan linier atau persamaan polinomial. Pada pengolahan data, praktikan menggunakan persamaan linier. Berdasarkan perhitungan, untuk menentukkan persamaan kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan dengan menggunakan rataan tegangan tiap kecepatan aliran angin yang dihubungkan dengan kecepatan aliran angin, maka praktikan memperoleh persamaan y= -2525,5x + 5315,04

VI.2 Analisis Grafik A. Grafik Hubungan Tegangan dan Waktu Grafik ini memberikan keterangan dan penjelasan tentang hubungan antara tegangan dan waktu. Variabel x dimisalkan sebagai fungsi dari waktu dan variabel y sebagai fungsi dari tegangan. Pada grafik ini terlihat hubungan antara kecepatan angin, tegangan, dan lama angin bertiup. Semakin lama angin bertiup maka semakin banyak energi listrik yang terdisipasi sehingga energi kalor semakin banyak namun energi listrik semakin sedikit. Semakin kecilnya energi listrik berpengaruh pada besarnya tegangan, dimana nilai tegangan akan semakin kecil. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa semakin lama angin bertiup terjadilah penurunan tegangan di saat yang bersamaan.

B. Grafik Hubungan Kecepatan Angin dan Tegangan Grafik ini menjelaskan hubungan antara kecepatan aliran angin dan tegangan. Dalam mencari persamaan kecepatan sebagai fungsi dari tegangan, kita dalam mengartikan dalam persamaan linier yaitu y = bx + a, dimana y adalah kecepatan aliran angin dan x adalah tegangan. Untuk menggambar grafik, praktikan menggunakan sebuah cara, yaitu mencari rataan tegangan pada tiap kecepatan aliran angin. Dengan cara ini diperoleh satu grafik. Melalui grafik ini praktikan dapat menyimpulkan adanya hubungan yang berbanding terbalik antara tegangan dan kecepatan aliran angin.

C. Analisis Kesalahan

Dalam praktikum hotwire ini, ketika alat diberikan angin dengan kecepatan konstan, idealnya nilai tegangan yang didapat seharusnya menampilkan nilai yang sama tetapi dalam percobaan ini

hasil yang didapat mengalami sedikit interval yang berkisar sekitar 0,001. Hal ini mungkin disebabkan karena beberapa hal yaitu kondisi ruangan dimana ruangan tidak tertutup rapat sehingga masih ada aliran udara yang tidak diinginkan dan hal itu tentu saja dapat mempengaruhi hasil pengukuran tegangan karena kecepatan angin memiliki kemungkinan untuk bertambah sedikit dan tidak tepat dengan kecepatan angin yang seharusnya digunakan. Selain itu nilai resistansi dari kawat yang digunakan juga memiliki daya hambat yang membuat alat tidak dapat mengukur besar tegangan yang mengalir.

VII. Kesimpulan 1. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir. 2. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. 3. Penurunan tegangan berlangsung seiring dengan bertambahnya kecepatan aliran udara. 4. Persamaan linier kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan adalah y= -2525,5x + 5315,04 5. Hotwire dapat digunakan sebagai pengukur kecepatan aliran udara. VIII. Referensi ists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ, 2000.

Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.

Anda mungkin juga menyukai