Anda di halaman 1dari 3

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang memiliki potensi sebagai pemimpin di muka bumi. Hal ini berdasarkan pada firman Allah swt, pada surat alBaqarah ayat 30:

: ) (30
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." Rasulullah saw. mewajibkan kaum muslimin agar mengangkat seorang pemimpin walaupun dalam kelompok kecil yang bersifat sementara misalnya dalam suatu perjalanan agar dapat sampai ke tujuan dengan selamat sesuai dengan yang diharapkan. Berkenaan dengan kepemimpinan tersebut maka Rasulullah saw. Bersabda;


Artinya: Jika ada tiga orang yang keluar dalam perjalanan, hendaknya mereka mengangkat salah satu sebagai pemimpin".(HR.Ahmad dan Abu Daud)

Hadits tersebut merupakan dalil bahwa dalam sebuah kelompok walaupun hanya terdiri dari tiga orang atau lebih haruslah mengangkat salah satu dari mereka sebagai pemimpin, apalagi kepemimpinan terhadap jumlah yang lebih banyak yang menetap seperti di suatu desa atau daerah. Kepemimpinan merupakan kewajiban agama terbesar. Bahkan urusan agama dan dunia tidak akan tegak tanpa kepemimpinan. Sebab tidak akan sempurna maslahat Bani Adam kecuali dengan bersatu, karena masing-masing saling membutuhkan; ketika bersatu maka harus ada pemimpinnya. Demikian juga dengan semua yang Allah wajibkan, mulai dari jihad, penegakan keadilan dan pelaksanaan haji, sholat Jumat, sholat Id dan menolong orang yang terzalimi serta pelaksanaan hudud, tidak akan terlaksana kecuali dengan kekuatan dan kepemimpinan. Namun kebanyakan urusan manusia justeru menjadi rusak dalam urusan yang satu ini lantaran kepemimpinan dijadikan alat untuk mencari kedudukan dan harta. Diriwayatkan dari Kab bin Malik dari Nabi Muhammad saw. bersabda:


Artinya: Tidaklah dua serigala lapar yang dilepaskan pada tempat gembalaan domba itu lebih merusak agama seseorang daripada (merusaknya) ambisi seseorang memperoleh harta dan kedudukan. (HR. Tirmizi) Nabi Muhammad saw. bersabda bahwa ketamakan seseorang terhadap harta dan kepemimpinan itu akan merusak agamanya seperti atau bahkan lebih

daripada kerusakan yang ditimbulkan dua ekor serigala lapar terhadap gembalaan domba. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa baik atau buruknya suatu kelompok atau organisasi sangat dipengaruhi oleh pemimpinnya. Demikian juga dengan eksistensinya di masa mendatang. Oleh karena itu maka judul makalah ini adalah Kepemimpinan Masa Depan Menurut Islam.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat pemimpin? 2. Bagaimana kepemimpinan masa depan menurut Islam?

C. Tujuan Penulisan Berdasarkan pada rumusan masalah maka dapat disusun tujuan penulisan sebagai berikut:
1. 2.

Untuk mengetahui hakikat pemimpin. Untuk mengetahui bagaimana kepemimpinan masa depan menurut

Islam.

Anda mungkin juga menyukai