Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DASAR

UNIT 2

PENGENALAN ALAT UKUR ELEKTRONIS

Nama No. Mhs Hari Tanggal

: Prawatya Herlambang : 11/312963/TK/37732 : senin : 12 Maret 2012

LABORATURIUM ELEKTRONIKA DASAR JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FT. UGM YOGYAKARTA 2012

PENDAHULUAN
Tujuan percobaan
Dapat merangkai suatu komponen elektronika dan juga dapat mengukur nilai-nilai yang ada pada rangkaian elektronika terrsebut. Selain itu kita dapat mengetahui kegunaan multimeter dan osciloscop yang mana berfungsi sebagai alat ukur suatu komponen elektronika.

Landasan teori
A. Resistor Resistor merupakan suatu komponen elektronika yang berfungsi sebagai hambatan/ tahanan suatu rangkaian. Resisitor yang umumnya digunakan ialaih resistor pita warna. Cara membaca resistor pita warna Untuk pita ke-1 dan 2 kita masukan masing-masing nilai dari warna tersebut. Untuk pita ke-3 kita menambahkan banyaknya 0 setelah 2 digit angka sebelumnya.

a. Rangkain seri

Nilai total dari rangkain seri adalah jumlah nilai hambatan dari masing-masing resistor yang ada dirangkaian tersebut, sehingga semakin banyak resistor yang dirangkai seri, maka semakin besar nilai hambatan total pada rangkaian tersebut. Perhitungan : Rt=R1+R2+R3+R4+R5

b. Rangkaian parallel

Pada contoh di atas R1 dan R2 paralel. Sehingga harus dibuat hambatan total dari rangkaian parallel tersebut . sehingga nilainya menjadi R1=(R1.R2)/(R1+R2). Rangkain parallel selalu membuat hambatan total menjadi lebih kecil dari salah satu hambatan resistor yang ada pada rangkain tersebut. Jadi semakin banyak resistor yang di parallel maka hambatan total pada rangkaian paralel tersebut menjadi semakin kecil. Pada gmbar rangkain di atas adalah gabungan dari rangkain resistor seri dan parallel. R1 paralel dengan R2 dan R4 paralel dengan R5. Setelah itu di seri dengan R3,R6,R7.

Perhitungan : Rt1=(R1.R2)/(R1+R2) Rt2=(R4.R5)/(R4+R5) Rt=Rt1+R3+Rt2+R6+R7+R8

B. Trafo Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan bolakbalik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang dihasilkan.

Bagian-Bagian Transformator

Lambang Transformator

Contoh Transformator

Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik (mutual inductance). Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan:

Vp = tegangan primer (volt) Vs = tegangan sekunder (volt) Np = jumlah lilitan primer Ns = jumlah lilitan sekunder Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan skunder transformator ada dua jenis yaitu: 1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np). 2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).

C. Transistor Transistor adalah suatu komponen elektronika yang dapat berguna sebagai penguat, pemutus dan penyambung (switching).

PNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus yang mengalir dari emitter menuju ke kolektor jika ada pin basis dihubungkan ke sumber tegangan. Arus yang mengalir ke basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin bassis dipasang sebuah resisitor.

NPN

Prinsip kerja transistor NPN adalah arus akan mengalir dari kolektor ke emitor jika basisnya dihubungkan ke ground (negative). Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor, oleh sebab itu maka ada baiknya jika pada pin dipasang sebuah resistor.

D. Multimeter Multimeter adalah alat ukur yang terdiri dari gabungan beberapa alat ukur yang dijadikan satu. Multimeter standar biasanya terdiri dari Amperemeter, Voltmeter dan Ohm meter sehingga multimeter sering juga disebut dengan AVO meter.

Multimeter Analog

Multimeter Digital

Berdasarkan pembacaan hasil ukurnya, multimeter ada dua jenis yaitu: 1. Multimeter Analog, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya menggunakan penunjuk jarum 2. Multimeter Digital, yaitu multimeter yang pembacaan hasil ukurnya berupa digit angka.

Fungsi Multimeter : 1. Mengukur tegangan DC 2. Mengukur tegangan AC 3. Mengukur kuat arus DC 4. Mengukur nilai hambatan sebuah resistor 5. Mengecek hubung-singkat / koneksi 6. Mengecek transistor 7. Mengecek kapasitor elektrolit 8. Mengecek dioda, led dan dioda zener 9. Mengecek induktor 10. Mengukur HFE transistor (type tertentu) 11. Mengukur suhu (type tertentu) E. Oscilloscope

Oscilloscope adalah alat ukur yang mana dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu.Sebuah graticule setiap 1cm grid membuat anda dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (sreen). Sebuah grafik, biasa disebut trace /jejak, tergambar oleh pancaran electron menumbuk lapisan phosphor dari layar menimbulkan pancaran cahaya, biasanya berwarna hijau atau biru. Ini sama dengan pengambaran pada layar televisi.

ALAT DAN BAHAN


Alat:
-Multimeter -Osciloscop -Adaptor (PS445) -Papan penampang untuk meletakan komponen

Bahan:
-Resistor -Trafo -Transformator -kawat penghubung (juctor)

GAMBAR RANGKAIAN DAN ANALISIS A. WATTMETER


1. pengujian tegangan dan arus pada rangkaian

a. rangkaian seri

Di susun 7 buah resistor dengan hambatan tertentu. Kemudian dirangkai secara seri. Pada rangkaian seri ini menyebabkan besar arus pada masing-masing komponen (resistor) akan bernilai sama. Karena arus hanya akan terbagi pada rangkaian parallel.. sehingga besar arus pada masing-masing komponen sama dengan besar arus total pada rangkaian tersebut. Namun tegangan pada rangkaian seeri akan terbagi pada masing-masing komponen. Unutk pengujian arus dan tegangan. Kita hanya perlu mengujinya secara bergantian pada masing-masing tempat pengujian yang telah tertera pada rangkaian tersebut. Rt=R1+R2+R3+R4+R5+R6+R7 b. rangkaian parallel

pada rangkaian ini kita menyusun resistor sesuai dengan bagan rangkain. Pada bagan rangkaian ini adalah gabungan dari rangkaian seri dan parallel. Sehingga rumusan R total (Rt) pada rangkaian ini adalah

Rt2=[(R1.R2)/(R1+R2)]+R3 Rt3=[(R4.R5)/(R4+R5)]+R6 Rt1=(Rt2.Rt3)/(Rt2+Rt3) Rt=Rt1+R7 Pada rangkaian paralalel besar arus yang ada pada masing-masing komponen akan terbagi sesuai dengan besar hambatan yang ada. Hal ini bersesuaian dengan hokum kirchof yang ke1 yaitu besar arus yang masuk sama dengan besar arus yang keluar. Namun besar tegangan pada masing-masing komponen yang di rangkai secara parallel akan bernilai sama.

2. pengujian tegangan AC pada transformator step down.


Pada pengujian ini kita menggunkan trafo step down yang mana berfungsi sebagai penurun tegangan AC. Ada 2 percobaan yaitu pengujian tegangan pada kumparan primer dan kumparan sekunder. Pengujian dilakukan dengan mengaitkan probe positif ke tegangan positif trafo dan negative ke tegangan 0 trafo.

3. pengujian tegangan AC dan DC pada panel PS 445


Pengujian ini kita membutuhkan multimeter dan panel PS 445. Panel PS 445 adalah papan yang mana terdapat berbagai komponen yang dapa di gunakan sebagai penguji tegangan. Baik tegangan AC,DC maupun tegangan variable yang besar tegangannya dapat diubah-ubah dengan memutar potensio. Pengujian kali ini adalah menguji tegangan pada panel PS 445 tersebut.

4. pengujian transistor dengan tegangan

Pada pengujian kali ini kita menggunakan transistor untuk menguji tegangan pada bagian yang di beri tanda VCE,VCC,VSS dan juga arus pada IB.VCE adalah tegangan yang ada pada kaki collector dan ground. VCC adalah kaki collector dekat sumber tegangan variabel dan ground. VSS adalah tegangan variable. IB adalah arus pada basis. IC adalah arus pada collector. Untuk merubah IC, hal yang kita lakukan ialah merubah tegangan pada tegangan variable. Sehingga akan menyebabkan perubahan pada IC. Selanjutnya perubahan pada IC akan merubah nilai dari komponen lain pada rangkaian itu.

B. OSCILOSCOP
1. pengujian tegangan AC dan DC pada panel PS 445
Pengujian kali ini hamper sama dengan pengujian sebelumnya dengan multimeter tetapi ketika menggunkan osciloscop kita bisa melihat grafik yang trjadi pada rangkaian tersebut.

2. pengujian gelombang isyarat


Pangujian ini ialah melihat betuk kurvs yang terlihat di osciloscop ketika kita memilih betuk gelombang sinusoida, segitiga, dan kotak.

3. pengujian frekuensi pada AFG


Pada pengujian ini kita memerlukan alat AFG dan counter untuk menguji nilai frekuensi yang tertera pada counter ketika kita telah menset nilai frekuensi pada AFG.

4. pengujian beda fase gelombang isyarat


Pada pengujian ini kita menggunkan osciloscop untuk melihat kurva ketika terjadi beda fase dan juga unutk melihat gambar ketika terjadi beda fase.

5. pengujian setengah gelombang


Pengujian ini ialah suatu rangkaian yang mana di dalamnya terdapat komponen diode. Diode merupakan komponen penyearah arus. Kurva yang terjadi ialah kurva gelombang penuh. Namun ketika di tambah kapasitor maka kita akan mengamati adakah perubahan yang terjadi pada Voutput dan gambar gelombang.

HASIL PENGUJIAN WATTMETER


1. Pengujian Tegangan dan Arus pada rangkaian
R1 21,83K ohm R2 21,83K ohm R3 R4 R5 2,165K ohm R6 2,153K ohm R7 2,162K ohm

21,83K ohm 21,71K ohm

a. Rangkaian Seri

Hasil pengujian besar tegangan pada rangkaian resistor seri V1 2,79 Volt V2 2,778 Volt V3 5,87 volt V4 0,55 Volt V5 276,3 Volt

Hasil pengujian besar arus pada rangkaian resistor seri I1 I2 I3 1.02mA 1,02 mA 1,02 mA

I4 1,01 mA

I5 1,02 mA

b. Rangakaian Paralel

Hasil pengujian besar tegangan pada rangakaian resistor parallel V1 V2 V3 V4 2,513 Volt 3,7 Volt 7,63 Volt 7,15 Volt Hasil pengujian besar arus pada rangakaian resistor parallel I1 I2 I3 0,19 mA 0,19 mA 0,63mA

V5 12 Volt

I4 1,05 mA

I5 1,05 mA

2. pengujian Tegangan AC pada Transformator Step Down


Tegangan Primer Pada 0 dan 110 volt Pada 0 dan 220 volt Tegangan Sekunder Pada 0 dan 15 volt Pada 0 dan 20 volt Pada 15 dan 15 volt Pada 20 dan 20 volt = 15,6 volt = 20,28 volt = 14,8 volt = 40,8 volt = 109 volt = 219,3 volt

3. pengujian Tegangan AC dan DC pada panel PS 445


Tegangan AC Tertulis 0 dengan 5 O dengan 10 0 dengan 15 0 dengan 20 0 dengan 25 Terukur 5,21 volt 10,67 volt 16,12 volt 21,5 volt 26,82 volt Tegangan Variabel Strik ke 1(0) 0,42 volt Strip ke 3 4,33 volt Strip ke 5 8,4 volt Strip ke 7 12,4 volt Strip ke 9 16,4 volt Pengujian Tegangan DC Tegangan Dua Kutub 0 dengan +15 14,7 volt 0 dengan -15 15 volt -15 dengan +15 29,8 volt Tegangan 1 kutub 0 dengan +5 5,04 volt -

4. pengujian Transistor dengan tegangan

No. 1 2 3 4 5 6

IC (mA) 0,5 1 3 5 7 9

VCE (volt) 0,007 0,01 0,022 0,032 0,039 0,047

VCC (volt) 0,5 1,06 2,972 5,07 6,99 9,64

VSS (volt) 0,5 1,06 2,972 5,07 6,99 9,64

IB (mA) 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44 0,44

OSCILOSCOP
1. Pengujian Tegangan AC dan DC pada panel PS 445
Tegangan AC Tertulis 0 dengan 5 O dengan 10 0 dengan 15 Terukur 5,21 volt 10,67 volt 16,12 volt Tegangan Variabel Strik ke 1(0) 0,42 volt Strip ke 3 4,33 volt Strip ke 5 8,4 volt Pengujian Tegangan DC Tegangan Dua Kutub 0 dengan +15 14,7 volt 0 dengan -15 15 volt -15 dengan +15 29,8 volt Tegangan 1 kutub 0 dengan +5 5,04 volt -

a. gambar gelombang AC (0 dan 5 volt)

b. gambar gelombang DC ( (0 dan +5 volt)

2. pengujian gelombang isyarat


a. gelombang sinusouida (f=1000Hz)

b. gelombang segitiga (f=1000Hz)

c. gelombang kotak (f=1000Hz)

4. pengujian frekuensi pada AFG


Frekuensi AFG Frekuensi Counter 700 Hz 700 Hz 1500 Hz 1500 Hz 2500 Hz 2500 Hz 5500 Hz 5500 Hz 7500 Hz 7500 Hz

5. pengujian beda fase gelombang isyarat


a. gambar gelombang posisi 30

Posisi 90

Posisi 160

b. beda fase posisi 30

posisi 90

posisi 160

6. penyearah setengah gelombang


NO. 1 V input 0 - 20 V output Sebelum C dipasang Sesudah C dipasang 3 Vpp 3 Vpp Gambar gelombang Gambar Gelombang Gambar Gelombang sebelum C dipasang Sesudah C dipasang

0 - 25

3,8 Vpp

3,8 Vpp

0 - 15

2 Vpp

2 Vpp

ANALISIS HASIL PENGUJIAN WATTMETER


1. Tegangan dan arus rangkaian
Pada pengujian resistor pita warna, hasil pengujian menggunakan multimeter berbeda dengan hasil pengujian dengan perhitungan manual. Hal ini disebabkan karena nilai yang terlihat adalah nilai toleransi. Sehingga untuk sebuah nilai hambatan kita bisa memilik lebih dari 1 resistor untuk menggantinya. a. Rangkaian Seri Pada pengujian nilai hambatan total resistor pada rangkaian seri. Nilai yang terlihat di multimeter adalah nilai total dari masing-masing resistor yang ada pada rangkaian tersebut. Hal ini bersesuaian dengan sifat nilai hambatan total pada rangkaian seri. Sehingga semakin banyak resistor yang dirangkai pada suatu rangkaian seri maka akan semakin besar nilai hambatan total pada rangkaian resistor seri tersebut. Perhitungan : Rt=R1+R2+R3+R4+R5+R6+R7 Untuk mengatahui nilai suatu arus pada rangkaian seri maka kita menggunakan hokum kirchof 1 yang mana berbbunyi : besar arus yang masuk rangkaian sama dengan jumlah arus yang keluar rangkaian. Pada rangkaian seri ini hanya ada satu kawat sehingga besar arus pada masing masing komponen resistor seri akan bernilai sama. Atau juga dapat dikatakan bahwa besar arus pada masing-maasing resistor sama dengan jumlah arus total pada komponen tersebut I1=I2=I3=I4=I5=Itotal Perhitungan : I=V/Rt I=12/(21,83K+21,83K+21,83K+21,71K+2,165K+2,153K+2,162K) I=12/(93,695) I=1,02 mA Untuk mengatahui nilai tegangan pada komponen, kiat harus menggunakan konsep bahwa tegangan ada terbagi pada rangaian sseri sehingga untuk mencarri tegangan pada suatu komponen pada rangkaian seri kita menggunakan rumus V=I.R. dimana I adalah I pada hambatan ( I total) dan R adalah hambatan komponen yang kita ukur. Perhitungan : V1=I.R1 V1=1,02.21,83K V1=2,79 v V3=I.(R3+R4+R5) V3=1,02.(45,705K) V3=5,87 v b. Rangkaian Paralel Untuk mengetahui besar arus pada Untuk rangkaian paralel maka kita menggunakan hokum kirchof 1 yang mana berbbunyi : besar arus yang masuk rangkaian sama dengan jumlah arus yang keluar rangkaian. Jadi besar arus pada rangkaian parallel akan terbagi dengan banyaknya komponen yang di parallel. Sehingga semakin banyak komponen yang di parallel maka semakain kecil arus pada masing-masing hambatan karena arus terbagi semakin banyak. Unutk itu kita harus mengatahui nilai arus total (It) pada rangkaian : It=Vt.Rt It=12.11,4.103 It=1.05 mA Untuk mengatahui besar tegangan pada msing-masing komponen. Maka kita menggunakan patokan, bahwa besar tegangan untuk rangkaian parallel adalah sama besar. Sehingga besar tegangan pada rangkaian parallel kan sama dengan besar tegangan total.namun besar tegangan kan terbagi bila dirangkain pada rangkaian seri.

2. Pengujian tegangan AC pada transformator step down


Hasil pengujian tidak lah benar-benar tepat seperti besar tegangan yang tertera pada trafo. Hal ini disebabkan karena besar tegangan yang ada pada trafo bukan merupakan nilai ideal, selain itu besar tegangan yang kita ujin menggunkan wattmeter tidak akan 100% akurat. Seperti pada percobaan. Pada trafo tertulis 110 v tetapi setelah di uji besarnya hanya 109 v

3. Pengujian tegangan AC dan DC pada panel PS 445


Percobaan ini dilakukan dengan menempelkan probe wattmeter ke PS 455. Nilai yang tertera pada watt meter tidak lah tepat sama dengan besar nilai yang ada pada PS 455. Hal ini karena nilainya bukann nilai ideal. Namun nilai ini di anggap valid karena jaraknya tidak terlalu jauh berbeda dengan yang ada pada PS 455.

4. Pengujian transistor dengan tegangan


Pada pebcobaan kali inikita menggunkan komponen transistor yang mana kaki basis di hubungkan dengan sumber tegangan DC sebesar 5 volt . dan kaki collector di hubungkandengan tegangan variable yang bernilai 0-20 vol. lalu kaki emitor di hubungkan dengan ground. Lalu pada percobaan ini kita mencari nilai VCE,VCC,VSS,IB. dengan mengubah-ubah nilai IC. Niali IC di ubah dengan memutar potensio yang ada pada PS 455. Ketika IC berubah maka VCE,VCC,VSS ikut berubah seiring dengan perubahan IC. Namun besar IB bernilai tetep / tidak berubah.

OSCILOSCOP
1. Pengujian tegangan AC dan DC pada panel 445
Pada pengujian tegangan AC dan DC menggunakan osciloscop juga tidak jauh berbeda dengan menggunakan wattmeter yang mana nilai yang tampak pada osciloscop tidaklah sama atau tepat seperti yang tampak pada PS 445. Hal itu karena bukan nilai yang ideal namun nilai di anggap tepat karena nilainya tidak jauh berbeda dengan nilai yang tertera pada PS 445. Perbedaan wattmeter dan osciloscop pada percobaan kali ini adalah pada osciloscop selain nilai yang tertera juga ada gambar gelombang dari tegangan tersebut. Gambar gelombang AC merupakan gelombang sinus. Namun pada gambar gelombang DC merupakan gambar garis yang lurus.

2. pengujian gelombang isyarat


a. pada gelombang sinusoida (frekuensi 1000Hz) gambar gelombang yang tertera pada osciloscop merupakan gelombang sinus b. pada gelombang segitiga (frekuensi 1000HZ) gambar gelombang yang tertera pada osciloscop tampak gelombang yang berbentuk segitiga. c. pada gelombang kotak (frekuensi 1000Hz) gambar gelombang yang tertera pada osciloscop tampak gelombang yang berbentuk semu kotak. Walau tidak berbentuk sepenuhnya kotak. Tapi gelombang ini di anggap valid karena berbentuk sudah semu kotak.

3. pengujian frekuensi pada AFG


Pada pengujian ini kita menggunkan AFG dan counter. Besar frekuensi yang tertera pada counter sama dengan besar frekuensi pada AFG.

4. pengujian beda fase gelombang isyarat


Pada percobaan ini ada 2 pecobaan yang dilakukan yaitu mengamati gambar gelombang ketika beda fase dan juga bentuk gambar beda fase. a. Pada gambar gelombang Posisi 30 maka tampak terdapapt 2 gelombang yang ada parbadaan jarak gelombang yang kurang lebih sejauh 30 derajat. Hal itu pun terjadi pada posisi 90 dan 160. Pada 90 terdapat perbedaan jarak gelombang sejauh 90 dan ketika 160 tampak perbedaan jarak sejauh 160 derajat. b. Beda fase Pada pbeda fase 30 derajat tampak bentuk elips dengan kemiringan / kelonjongan kearah kanan atas yang mana bula ditarik garis diagonal pada elips tersebtu makan akan berjarak 30 derajat dari sumbu x positif. Namun pada beda fase 90 derajat akan tampak lingakaran yang utuh . ketika beda fase 160 derajat tampak bentuk elips yang kelonjongannya kearah kiri atas yang mana bila di tarik diagonal terpanjang dari kelonjongannya maka akan berjarak 160 derajat dari sumbu x positif

5. pengujian penyearah setengah gelombang


Pada pengujian penyearah setengah gelombang, kita membutuhkan capasitor yang mana bila kita menambahkan kapasitor maka akan terjadi perubahan pad kurva gelombang. Pada saat sebelum kita tambahkan kapasitor maka gelombang yang tampak adalah bentuk gelombang penuh. Namun ketika kita memasang kapasitor pada rangkaian maka bentuk kurva akan berubah yang awalnya merupakan bentuk gelombang penuh, sekarang menjadi kurva yang berbentuk setengah gelombang. Kurva berbentuk setengah gelombang karena arusnya telah melewati diode yang menyebabkan arus berbentuk setengah gelombang.

KESIMPULAN
1. pada rangkaian seri nilai hambatan total adalah jumlah dari semua resistor yang di rangkai pada rangkaian tersebut. Dan pada rangkaian seri besar arus pada semua komponen adalah bernilai sama. Atau bisa di kata besar arus pada suatu komponen rangkaian seri adalah sama dengan hambatan total dari resistor pada rangkaian tersebut. Namun besar tegangan pada rangkaian seri akan terbagi sesuai dengan banyaknya dan besarnya nilai dari setiap komponen. 2. pada rangkaian parallel besar hambatan total akan selalu lebih kecil dari salah satu hambatan yang ada. Untuk besar arus pada rangkaian parallel akan terbagi sesuai dengan jumlah parallel. Hal ini bersesuaian dengan hukum kirchof 1 : jumlah arus masuk sama dengan jumlah arus keluar. Sedangkan besar tegangan akan bernilai sama untuk setiap rangkaian parallel. 3. multimeter dan osciloscop adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menguji suatu komponen elektronika. Perbedaannya, pada osciloscop terdapat layar yang dapat digunakan unutk menampilkan kurva gelombang. 4. pada pengujian suatu nilai komponen, hasilnya tidak akan tepat bernilai seperti yang tertera pada komponen. Karena nilainya tidak ideal. Sehingga pengujiannya tidak 100% akurat.

JAWABAN PERTANYAAN 1.

Arus 5 A pada hambatan 6 ohm Arus 3A pada hambatan 10 ohm Arus 0,5 A pada hambatan 60 ohm

2.

tegangan pada parallel atas V1=10/16.30=18,75 volt Tegangan pada parallel tengah V2=10/20.30=15 volt Tegangan pada parallel bawah V3=10/70.30=4,286 volt

3. Alat ukur listrik dan kegunaannya :


1. Amperemeter Amperemeter adalah alat yang digunakan Untuk mengukur arus listrik yang mengalir pada suatu rangkaian, atau pda pengukuran arus kecil; kita menggunakan milli amperemeter. Dalam pertangkaian alat ukur amperemeter harus dihubung seri dengan beban yang terletak dimuka atau dibelakang alat pemakai (bebean). Karena emperemeter harus dihubung seri terhadap rangkaian maka harus mempunyai tahanan dalam yang sangat kecil, jika tidak maka akan menambah jumlah tahanan di dalam rangkaian. 2. Voltmeter. Volt meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial atau tegangan pada suatu ranbgkain listrik. Misalnya untuk mengukur accumulator yang dianggap sebagai sumber tegangan maka volt meter tadi harus dipasang secara paralel terhadap sumber tegangan yang hendak diukur. 3. cosQ meter cosQi meter adalah sebuah alat yang bekerja secaara elektro dinamis, skala pembacaanya ditulis langsung dengan harga cosQ nya, yaitu antara 0-1. Sudut pergeseran fasa antara tangan dengan arus dimisalkan 600 maka lat ini menunjukkan 0.5 atau jika 100 maka cosQ sama dengan 0,9848. 4. watt meter watt meter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur secara langsung daya yang terpakai pada suatu rangkaian listrik. Watt meter pada umumnya berprinsif kerja elekrodinamis. Watt meter mempunyai dua buah kumparan medan magnet , satu medan magnet menguklur arus listrik dan yang lainnya mengukur tegangan listrik yang mengalir pada rangkaian listrik 5. frekuensi meter frekuensi meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui besarnya frekwensi jaringan arus bolak balik. Sistem dari alat ukur Frekuensi meter ada dua yaitu dengan prinsif lidah getar dan prinsif vibrasi. 6. Kwh meter Kwh meter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur daya listrik yang terpakai pada setiapo satuan waktu. Kwh meter berprinsif kerja kerja induksi, oleh sebab itu alat ini hanya dapat digunakan untuk mengukur arus bolak balik saja. 7. Megger Megger adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahan isolasi dari suatu instalasi atau untuk mengetahui apakah penghantar dari suatu instalasi terdapat hubung langsung, apakah antara fasa dengan fasa atau dengan nol(tanah). Dalam hal lain alat ukur ini juga dapat digunakan pada peralatan listrik seperti mesin listrik, alat rumah tangga dan sebagainya. Pengujian tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah peralatan tersebut memenuhi persyataratan PUIL (persyaratan umum instalasi listrik) yang telah ditentukan. 8. Eart tester Dalam ilmu instalasi listrik dikenal kata pentanahan. Pentanahan disini berfungsi untuk menyalurkan arus hubung singkat yuang terjadi pada suatu instalasi listrik. Pentanahan ini mempunyai nilai tahanan yang harus sesuai dengan PUIL(persyaratan umum instalasi listrik) yang berlaku yaitu sekitar 2-10 ohm. Unruk pengukuran tahan pentanahan maka digunakanlah alat yang dinamakan eart tester.

9. Osciloscop

Oscilloscope adalah alat ukur yang mana dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Itu seperti layaknya voltmeter dengan fungsi kemampuan lebih, penampilan tegangan berubah terhadap waktu.Sebuah graticule setiap 1cm grid membuat anda dapat melakukan pengukuran dari tegangan dan waktu pada layar (sreen). Sebuah grafik, biasa disebut trace /jejak, tergambar oleh pancaran electron menumbuk lapisan phosphor dari layar menimbulkan pancaran cahaya, biasanya berwarna hijau atau biru. Ini sama dengan pengambaran pada layar televisi.
4. satuan elektronika Besaran Listrik Arus Tegangan Tahanan Daya semu Daya aktif Daya reaktif Energy aktif Energy reaktif frekuensi Muatan listrik Medan listrik Satuan Ampere volt ohm VA Watt VAR Wh VARh Hz coulumb Newton/coulumb

5. nama alat yang digunakan untuk merubah tegangan AC ke DC adalah adaptor. Atau dalam bahasa elektroniknya ialah rectifier atau penyeaarah. Untuk membuat sbuah rectifier yang sederhana hanya memerlukan komponen eletronika yaitu transformator, diode, kapasitor, dan resistor Namun bila ingin membuat adaptor yang lebih baik kita bisa menambahkan komponen lain Input : steker, sekring, LED, saklar ON-OFF, saklar pemilih tegangan Penurun tegangan : transformator daya (step down) Penyearah arus : diode Penyaring arus : resistor, kondensator Output : penjepit buaya atau jack

Anda mungkin juga menyukai