Anda di halaman 1dari 1

URAIAN PROSES Limbah dari laboratorium akan masuk ke ground tank sebagai tanki penampung.

Selanjutnya, limbah tersebut dipompa ke flow control box. Ada dua unit pompa transfer yang bekerja secara bergantian dan otomatis berdasarkan level switch. Flow control box berfungsi untuk mengatur agar aliran air ke proses neutralizing selalu konstan, sehingga tidak terjadi fluktuais aliran. Dari control box, air akan mengalir ke mixing tank dengan aliran yang sudah di atur besarnya, sedangkan sisanya kembali ke ground tank. Dalam mixing tank terdapat pH control 1 yang akan memonitor kondisi pH dalam air. Apabila pH air tersebut kurang dari 6,5 maka pH control 1 akan member sinyal kepada dosing pump basa (dalam hal ini digunakan larutan NaOH) untuk menginjeksikan larutan NaOH agar pH naik mencapai 6,5. Apabila pH air lebih dari 7,5 maka pH control 1 akan member sinyal kepada dosing pump asam (dalam hal ini digunakan larutan HCl) untuk menginjeksikan larutan HCl agar pH turun mencapai 7,5. Selama dosing pump bekerja, secara otomatis mixer juga akan bekerja agar kondisi air homogen. Selanjutnya air akan melimpah ke tanki effluent. Di dalam tanki effluent ini terdapat final pH control yang akan memonitor pH. Jika pH sudah netral, air di buang ke saluran umum. Jika pH masih di luar batas, air dikembalikan ke ground tank. Apabila pH mencapai 6,5 7,5 maka final pH control akan member sinyal ke effluent motorized valve untuk membuka dan circulation motorized valve menutup, sehingga air terbuang ke saluran umum. Apabila pH di bawah 6,5 atau di atas 7,5 maka pH control akan member sinyal ke circulation motorized valve untuk membuka dan effluent valve menutup, sehingga air akan masuk ke ground tank untuk mengikuti proses netralisasi kembali. Demikian seterusnya sehingga air yang keluar benar benar sudah netral.

PERALATAN UMUM YANG TERPASANG

Anda mungkin juga menyukai