Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Walaupun jumlah perawat dari pendidikan tinggi telah meningkat, namun kita perlu

mencatat b a h w a s e b a g i a n b e s a r perawat berlatar belakang pendidikan menengah. Jumlah p e r a w a t d i Indonesia menurut data dari Depkes RI (Republika, 2004) adalah sekitar 180 ribu orang dengan latar belakang pendidikan: 76,65 persen lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), 22 persen perawat lulusan D3 Keperawatan, dan 2,35 persen lulusan S -1. Jumlah bidan adalah sekitar 70.600 orang dan 98 persen di antaranya adalah lulusan Program Pendidikan Bidan.P e r k e m b a n g a n p e n d i d i k a n k e p e r a w a t a n p a d a s a a t ini dipengaruhi berbagai faktor nasional maupun internasional. Dari kaca mata nasional, situasi politik di tanah air dan kesadaran m a s y a r a k a t t e r h a d a p h a k - h a k n y a t e l a h m e m i c u reformasi di berbagai bidang t e r m a s u k pendidikan. Maraknya ide desentralisasi/otonomi daerah juga telah memengaruhi bagaimana p e n g e l o l a a n p e n d i d i k a n k e p e r a w a t a n d a n p e n e m p a t a n k e r j a l u l u s a n h a r u s d i s e l e n g g a r a k a n . Sementara tantangan dari kaca mata internasional telah mendorong kesadaran kita dalam upaya m e n yi a p k a n t e n a g a k e p e r a w a t a n ya n g h a n d a l d e n g a n k o m p e t i s i global. Untuk ini undang-u n d a n g h a r u s d i s e s u a i k a n d i
antaranya undang-undang tentang registrasi dan p r a k t i k keperawatan dan penyesuaian pendidikan sesuai dengan sistem pendidikan nasional yang baru(Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003).

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. bagaimana perkembangan pendidikan keperawatan di indonesia? 2. bagaimana organisasi profesi membina serta mengembangkan kualifikasi akademik?

BAB II PEMBAHASAN Pada RUU keperawatan BAB V standar pendidikan profesi keperawatan pasal 25 (1) standar pendidikan profesi keperawatan disusun oleh kolegium keperawatan bersama asosiasi pendidikan keperawatan (2)standar pendidikan profesi keperawatn dimaksud ayat (1): a. untuk pendidikan profesi Ners disusun oleh kolegium Ners dengan bersama asosiasi institusi pendidikan keperawatan. b. untuk pendidikan profesi Ners Spesialis disusun oleh kolegium Ners Spesialis dengan bersama asosiasi institusi pendidikan keperawatan. BAB VI pengembangan keprofesian berkelanjutan pasal 26 pengembangan keprofesian berkelanjutan keperawatan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetensi perawat dan dilaksanakan sesuai dengan standar pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi perawat yang diatur oleh organisasi profesi. Pasal 27 1. Setiap perawat yang berpraktik harus meningkatkan kompetensinya melalui pengembangan keprofesian berkelanjutan keparawatan. 2. Pengembangan keprofesian keperawatan berkelanjutan bagi perawat mencakup: a. b. c. d. Kegiatan praktik professional Pendidikan dan pelatihan Pengembangan ilmu pengetahuan Pengabdian masyarakat

3. Pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 butir b dalam bentuk program sertifikasi yang

dilaksanakan sesuai dengan standar pendidikan berkelanjutan perawat yang ditetapkan oleh organisasi profesi. 4. Penyelenggara pendidikan dan pelatihan keperawatan berkelanjutan adalah organisasi profesi atau lembaga lain yang terakreditasi oleh organisasi profesi. 5. Pemerintah, pemerintah daerah dan atau sarana kesehatan yang memakai jasa perawat wajib mwmfasilitasi dan menyediakan anggaran untuk peningkatan kompetensi dan sertifikasi perawat. PENDIDIKAN KEPERAWATAN Selaras dengan perkembangan ilmu dan teknologi, pendidikan keperawatan tahap demi tahap mengalami peningkatan baik jenjang maupun mutu pendidikan. Pendidikan keperawatan yangdahulu hanya merupakan pendidikan dasar atau menengah, kini telah ditingkatkan pada jenjang p e n d i d i k a n tinggi.Variasi jenjang pendidikan k e p e r a w a t a n ya n g a d a s a a t i n i s e r i n g k a l i m e m b i n g u n g k a n masyarakat, perawat, maupun para pejabat. Jenjang u t a m a p e n d i d i k a n keperawatan di Indonesia saat ini adalah Sekolah Perawat Kesehatan, Akademi atau Pendidikan Ahli Madya Keperawatan/Politeknik Kesehatan dengan tiga tahun p r o g r a m d i p l o m a keperawatan, dan Program strata satu keperawatan dan program S2 yang terkait deng an keperawatan.Pendidikan tenaga keperawatan di Indonesia secara umum bertujuan untuk menyediakan tenaga kesehatan dalam jumlah dan jenis yang sesuai, yang memiliki ciri-ciri berbudi luhur, tangguh,s e r d a s , t e r a m p i l , mandiri, memiliki rasa kesetiakawanan, b ekerja keras, produktif, kreatif,inovatif, disiplin, serta berorientasi ke masa d e p a n s e s u a i d e n g a n a s a s p r o f e s i o n a l i s m e n ya masing-masing (Pusdiknakes, 2001). Bagian berikut akan membahas jenis pendidikan keperawatan yang ada di Indonesia, yaitu:Sekolah P erawat Kesehatan, Pendidikan Ahli Madya Keperawatan (Politeknik Kesehatan), Program Sarjana, dan PascaSarjana Keperawatan. 1.Sekolah Perawat Kesehatan Dari beberapa jenis jenjang pendidikan keperawatan, Sekolah Perawat Kesehatan (SPK)merupakan institusi yang telah menyumbang tenaga keperawatan dalam jumlah paling besar.Ini karena mayoritas pendidikan keperawatan di Indonesia pada saat didirikan adalah SPK.SPK sebelumnya bernama SPR (Sekolah Pengatur Rawat) yang mulai

dirintis pada tahun1960. Pada tahun yan g sama juga mulai didirikan pendidikan dengan jenjang lebih tinggi, yaitu akademi perawatan yang saat ini menawarkan program diploma tiga keperawatan.D a s a r p e n d i d i k a n keperawatan pada awal kemerdekaan adalah sekolah dasar d i t a m b a h keperawatan yang lamanya bervariasi. Kemudian pada tahun 1960 mulai dikembangkanSekolah Perawat Kesehatan (SPR) dengan latar belakang pendidikan SMP yang sekarang ini b e r n a m a S P K ( J a h m o n o , 1993). Tujuan pendidikan SPK adalah meluluskan p e r a w a t kesehatan yng mampu sebagai pelaksana maupun pengelola keperawatan. Lama pendidikand i r a n c a n g t i g a t a h u n . P a d a m a s a tersebut pendirian SPK merupakan jawaban tepat bagi pemerintah untuk mencukupi kebutuhan jumlah tenaga keperawatan. Karena kebutuhantenaga keperawatan masih sangat dibutuhkan, lulus an SPK rata-rata tidak m e n g a l a m i k e s u l i t a n u n t u k m e n d a p a t p e k e r j a a n . H a l i n i ya n g m e n ye b a b k a n s a l a h s a t u a n i m o u n t u k mendaftarkan diri ke SPK cukup besar pada masa itu.Permasalahan kesehatan lain kemudian muncul, tidak saja upaya untuk memenuhi tenagak e p e r a w a t a n , t e t a p i j u g a penyediaan tenaga bidan. Untuk mencukupi tenaga b i d a n , pemerintah menyelenggarakan program pendidikan bidan satu tahun yang pesertanya diambildari lulusan SPK. Penyelenggaraan ini diharapkan dapat menghasilkan tenaga bidan untuk ditempatkan di desa-desa (bidan desa).

Sistem Kesehatan Nasional (2004) menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan vokasi,sarjana, dan profesi tingkat pertama adalah institusi pendidikan tenaga kesehatan yang telahdiakreditasi oleh asosiasi institusi pendidikan kesehatan yang bersangkutan. Penyelenggaraan pendidikan profesi tingkat lanjutan adalah institusi pendidikan (university based ) dan institusi p e l a y a n a n kesehatan (hospital based ) y a n g d i a k r e d i t a s i o l e h k o l e g i u m p r o f e s i y a n g bersangkutan.Dalam Sistem Pendidikan Nasional (UndangUndang RI Nomor 20 Tahun 2003) dijelaskan a p a ya n g d i m a k s u d d e n g a n p e n d i d i k a n a k a d e m i k , p r o f e s i d a n v o k a s i ya n g s e m u a n ya diselenggarakan melalui pendidikan tinggi. Bila dilihat dari p e r n ya t a a n d a l a m S i s t e m Pendidikan Nasional, dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan SPK sudah tidak sesuai lagi.A d a n ya t u n t u t a n bahwa perawat harus dipersiapkan melalui pendi dikan tinggi s e p e r t i tercantum dalam SKN yang lama dan yang baru (diatas) telah

lama ditanggapi antara laind e n g a n m e n g o n v e r s i k a n S P K m e n j a d i jenjang pendidikan diploma tiga dan menunjuk AKPER yang melaksanakan program ini (Nugroho Imam Santosa, 1992) dan d e n g a n memberi kesempatan kepada perawat lulusan SPK untuk melanjutkan pendidikannya tanpah a r u s meninggalkan p e k e r j a a n n ya . N a m u n , s e p e r t i d i a k u i o l e h b e b e r a p a p e n g e l o l a d a r i Pusdiknakes bahwa daya serap upaya ini masih mengalami kendala. 2.Program Diploma Tiga Keperawatan Penyelenggaraan program diploma tiga keperawatan merupakan salah satu upaya antisipasiterhadap perkembangan pelayanan kesehatan. Program ini pertama-tama diselenggarakan pada tahun 1960-an, yaitu dengan berdirinya Akper Bandung. Persyaratan pe serta adalahlulusan SMU atau lulusan SPR/SPK yang sudah bekerja. Tahun demi tahun pendirian Akper semakin berkembang dan untuk saat ini institusi pendidikan ini dapat ditemukan di setiap provinsi.Seperti halnya SPK, secara administrative program diploma ti ga dibawah koordinasi PusatPendidikan Tenaga Kesehatan, Departemen Kesehatan. Pada beberapa tahun lalu, kurikulum program diploma tiga adalah kurikulum inti yang disusun oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, kurikulum yang disusun telah dikembangkan dengan Community Oriented Nursing Education atau pendidikan keperawatan yang berorientasi kepada masyarakat.T u j u a n d a r i p r o g r a m d i p l o m a t i g a k e p e r a w a t a n a d a l a h m e n g h a s i l k a n t e n a g a p e r a w a t professional pemula yang mendapat sebutan a h l i m a d ya k e p e r a w a t a n yang merupakan m a n a j e r m e n e n g a h dalam keperawatan yang diharapkan mampu sebagai p e l a k s a n a , pengelola, pendidik, dan partisipasi aktif dalam penelitian ilmiah. Peserta yang mengikuti program diploma terdiri dari peserta umum (lulusan SMU) dan peserta lulusan SPK. Untuk meningkatkan karier, para lulusan diploma setelah memenuhi persyaratan tertentu dapatmelanjutkan ke program sarjana keperawatan Adanya berbagai pendidikan kesehatan yang menawarkan berbagai program di lingkungan Depkes telah dinilai tidak efisien sehingga pada pertengahan tahun 1990-an. DepartemenKesehatan mulai mengembangkan system Multy-stream academy dengan berbagai institusi pendidikan dalam dalam lingkungan atau lokasi yang sama dipadukan menjadi pendidikansatu atap. Untuk mengadakan pengkajian/pendataan secara lebih mendalam, DepartemenKesehatan bekerja sama dengan P4D

Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 1999 -2000. Hasil dari pendataan ini dijadikan landasan untuk mengembangkan sistem pengelolaana k a d e m i - a k a d e m i kesehatan menjadi politeknik kesehatan. Pembentukan politeknik kesehatan dikukuhkan d e n g a n d i t e r b i t k a n n ya K e p u t u s a n d a r i M e n t e r i K e s e h a t a n d a n Kesejahteraan Sosial RI Nomor 298/Menkes-Kesos/SK/IV/2001 (Pusdiknakes, 2004).Dalam keputusan Menkes Dan Kesejahteraan Sosial RI di atas dijelaskan bahwa pelaksanaanteknis institusi pendidikan ini tetap di bawah Departemen Kesehatan dan KesejahteraanSosial dan pimpinan institusi adalah direktur yang secara administratif bertanggung jawabkepada Kepala Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial. Program yangdapat diselenggarakan adalah program diploma I, II, III dan IV. 3.Program S1 dan Pendidikan Keperawatan Lebih Tinggi Pendidikan pada tahap ini bersifat pendidikan a k a d e m i k p r o f e s i o n a l ( p e n d i d i k a n keprofesian), menekankan pada penguasaan landasan keilmuan, yaitu ilmu keperawatan danilmu-ilmu penunjang, penumbuhan serta pembinaan sikap dan keterampilan profesionaldalam keperawatan. Pada jenjang pendidikan ini, menghasilkanperawat generalis, terdapat dua tahap program, yaitu tahap program akademik yang pada akhir pendidikan mendapat gelar akademik Sarjana Keperawatan (S.Kp.) dan tahap program keprofesian yang pada akhir pendidikan mendapat sebutan profesi Ners (Ns).Penyelenggaraan program sarjana keperawatan pada awalnya merupakan perwujudan dariPeraturan Pemerintah No. 27/1991, SK Mendikbud No. 0211/V/1982 dan 0212/U/1982 sertaDirektorat Pendidikan Tinggi No. 048/DJ/Kep/1982, yang menyatakan tentang PendidikanTinggi. Penyelenggaraan ini juga sesuai dengan hasil salah satu lokakarya nasional, yaitu di bulan Januari 1983 yang menghasilkan consensus nasional tentang perawat sebagai profesi,sehingga tenaga keperawatan harus disiapkan melalui pendidikan tinggi.Program Strata 1 atau Sarjana Keperawatan mulai diselenggarakan pad a tahun 1985 olehProgram Studi Ilmu Keperawatan di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, yang sejak tahun 1995 menjadi Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK UI) berdasarkan SK Mendikbud RI N o . 0 3 3 2 / 0 / 1 9 9 5 ( F I K - U I , 2005). Karena kebutuhan tenaga keperawatan d ari l u l u s a n pendidikan tinggi yang mendesak, kemudian program S1 Keperawatan juga diselenggarakanoleh berbagai universitas yang lain, misalnya Universitas Gadjah Mada pada tahun 1998mendirikan Program Studi Ilmu keperawatan. Salah satu kelebihan dari PSIK UGM adalah

digunakannya Problem Based Learning sebagai metode pembelajaran. Tidak lama kemudiandiselenggarakan program serupa di Universitas Airlangga yang pendiriannya berdasarkan SK D i r j e n Dikti No. 122/Dikti/Kep/1999 tanggal 7 April 1999. Untuk saat ini beberapauniversitas dan juga Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan telah menawarkan program S 1 Keperawatan.Beberapa hal yang penting untuk kita perhatikan dari penyelenggaraan pendidikan tingkatsarjana keperawatan adalah bagaimana kita secara tepat mampu mengelola sumber dayatenaga tingkat sarjana ini setelah mereka menyelesaikan pendidikannya dan hal yang lainadalah bagaimana kita meningkatkan dan mempertahankan mutu pendidikan dan penelitian.Untuk mencetak perawat dengan kemampuan kepemimpinan, manajerial dan penelitian yangandal,, Universitas Indonesia melalui Program Studi Magister Ilmu keperawatan juga telahmenawarkan Program S2 dengan kekhususan kepemimpinan dan manajemen keperawatan.Lama program ini adalah dua tahun (empat semester). Di masa mendatang kita berharap bahwa universitas di tanah air juga mampu menyelenggarakan program S2 keperawatan inidengan berbagai peminatan termasuk peminatan klinis guna menyiapkan perawat dengankompetensi klinis tingkat tinggi (advanced nursing practice) dan perawat peneliti melalui program S3 keperawatan. 4.Pendidikan Spesialis Bidang Keperawatan Dalam memenuhi atau menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat dan pembangunankesehatan di masa depan, dan bertolak pada pandangan bahwa setiap s a a t d a n t a h a p pengembangan perlu diupayakan untuk meningkatkan relevasi dan mutu asuhan keperawatankepada masyarakat, maka dikembangkan pendidikan keperawatan pada jenjang spesialis.Pendidikan jenjang ini lebih merupakan pendidikan yang memperdalam pengetahuan danketerampilan keprofesian. Sifat memperdalam ilmu pengetahuan keperawatan, walaupunlebih mengutamakan ilmu keperawatan klinik, namun tidak dapat dipisahkan sepenuhnyadengan perkembangan kelompok-kelompok ilmu dasar dan penunjang, termasuk ilmu dasar keperawatan.Jenis pendidikan pada jenjang pendidikan ini didasarkan pada tuntutan kebutuhan pelayanankeperawatan, dan perkembangan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan klinis. Dalam pengembangan jenjang pendidikan ini dicegah terjadinya fragmentasi yang berlebihan yangd a p a t merugikan m a s ya r a k a t dan p e r k e m b a n g a n p r o f e s i k e p e r a w a t a n . P e n e t a p a n j e n i s spesialisasi seyogyanya dilakukan secara bersama-sama oleh pihak yang bertanggung

jawabt e r h a d a p p e n g e m b a n g a n p e n d i d i k a n t i n g g i k e p e r a w a t a n , p e l a ya n a n keperawatan d a n kesehatan, serta organisasi profesi keperawatan.P r o g r a m P e n d i d i k a n S p e s i a l i s b i d a n g k e p e r a w a t a n y a n g a d a s a a t i n i a d a l a h p r o g r a m pendidikan spesialis maternitas dan kedepan akan dikembangkan program spesialis lain sesuai dengan kebutuhan. 5.Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan Perawat diwajibkan mempertahankan k e m a m p u a n n y a d a l a m m e n j a l a n k a n a s u h a n keperawatan yang bermutu tinggi sesuai dengan perkembangan ilmu dan p e n g e t a h u a n t e r b a r u , m e n ye s u a i k a n d e n g a n p e r u b a h a n p e r a n d a n f u n g s i s e s u a i d e n g a n k e w e n a n g a n keperawatan, mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru dan memodifikasi perilaku dan pemahaman profesionalismenya. Untuk itu, setiap perawat yang masih aktif menjalankantugasnya harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan kemampuannya antara lain dengan mengikuti pendidikan keperawatan berkelanjutan Pendidikan keperawatan berkelanjutan pada prinsipnya tidak selalu harus ditempuh dengan pendidikan formal, tetapi dapat pula ditempuh dengan mengikuti kursus jangka pendek atau pelatihan yang diselenggarakan oleh institusi pendidikan tinggi atau belajar mandiri/informal dengan mengikuti berbagai kesempatan yang diberikan oleh organisasi profesi atau badanlain yang berwenang.Dalam SK Menkes No. 674/Menkes/SK/IV/2000 tanggal 14 April 2000 tentang registrasidan praktik keperawatan, dinyatakan dengan jelas bahwa setiap perawat diwajibkan selalum e n i n g k a t k a n kemampuan keilmuwan dan/keterampilan bidang keperawatan m e l a l u i pendidikan dan/atau pelatihan; baik diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisai profesi.Di masa mendatang kita berharap bah wa pendidikan keperawatan berkelanjutan/pelatihan bagi perawat akan dapat ditata secara lebih terkendali dan terencana dan tidak dijalankan hanya secara sporadik dan secara kebetulan. Tidak berlebihan bila untuk sekedar gambaran, penatalaksanaan pendidikan keperawatan berkelanjutan di Inggris sudah banyak ditawarkansebagian besar oleh universitas/college bagi yang ingin mengikuti jalur formal baik berupa study days ataupun mengikuti modul-modul tertentu. Mereka tidak dapat menghindar darikegiatan ini, karena seperti yang dipersyaratkan oleh NMC (the Nursing and MidwiferyC o u n c i l ) , p e r a w a t t i d a k d a p a t m e m p e r p a n j a n g s u r a t

i z i n p r a k t i k n ya b i l a t i d a k a d a b u k t i bahwa mereka telah cukup mengikuti pendidikan keperawatan berkelanjutan. Perawat juga dapat mengikuti pendidikan berkelanjutan dengan cara belajar mandiri dari paket-paket yangterakreditasi yang ditawarkan oleh RCN (The Royal College of Nurses). Banyak perawatyang mengambil modul ini dalam rangka untuk mendapatkan ijazah S1-nya melalui degree pathways tetapi banyak juga yang hanya mengambil modul tanpa ingin memperoleh ijazahS1. Tentu saja hal -hal seperti ini membutuhkan kebijakan dan perangkat yang memadai. Barangkali gagasan seperti ini dapat kita terapkan di Indonesia, sehingga perawat kita dapatm e n i n g k a t k a n i l m u n ya s e m e n t a r a m e r e k a m a s i h t e t a p d a p a t b e k e r j a , s e h i n g g a i n s t i t u s i pelayanan tidak dirugikan dan kesejahteraan keluarga bagi perawat juga dapat dipertahankankarena mereka tidak perlu meninggalkan keluarga mereka.Terlepas dari jenjang pendidikan yang ditawarkan, sepertinya ada beberapa hal umum yangdihadapi oleh semua pendidikan keperawatan baik menengah atau tinggi. Hal ini antara laindisebabkan oleh berbagai perubahan sosial dan politik yang sama di tanah air kita. Berbagai persoalan yang kiranya dapat kita pakai sebagai bahan kajian kita bersama adalah: a.Upaya dalam mempertahankan mutu pendidikan keperawatan. Dalam 15 t a h u n terakhir, jumlah institusi pendidikan keperawatan di Indonesia meningkat dengan c e p a t d a n sering kali hal ini menyulitkan kita untuk mengendalikan d a n mempertahankan mutu pendidikan. W a l a u p u n s u d a h a d a s i s t e m a k r e d i t a s i b a g i institusi pendidikan kesehatan, namun upaya ini dirasa masih jauh dari yang kita harapkan. b. Arah dan kurikulum pendidikan keperawatan. Dalam s i t u a s i g l o b a l s a a t i n i , k i t a berharap dapat mencetak tenaga keperawatan yang berkompetensi tinggi. Namun d a m p a k n ya , a r a h pendidikan sering kali menjadi kabur dan muatan k u r i k u l u m menjadi tidak jelas. Kurikulum seharusnya disusun dengan mendasarkan isi program pendidikan secara seimbang untuk memenuhi kebutuhan setempat (provinsi/daerah),nasional dan nternasional. c.Kesempatan untuk mengikuti pelatihan/pendidikan semakin meningkat secara umum,namun tidak semua perawat dapat mengakses kesempatan ini karena berbagai faktor antara lain persyaratan administratif, cara pengusulan, batasan usia dan pembatasan jumlah peserta yang dapat diterima serta keterbatasan dana dan komitmen dengan keluarga. d. K e t e r b a t a s a n t e n a g a p e n g a j a r d a n f a s i l i t a s k l i n i k . J u m l a h d o k t o r d a n m a s t e r keperawatan masih sangat

terbatas untuk kebutuhan pengajaran program s a r j a n a keperawatan. Di pengajaran jenjang diploma, penyediaan jumlah tenaga pengajar dengan kualifikasi master (S2) dan sarjana keperawatan belum memadai. Hal ini jugat e r j a d i d i j e n j a n g p e n d i d i k a n SPK. Selain keterbatasan tenaga pengajar, sumber f a s i l i t a s pendidikan belum juga memadai seperti lahan praktik, p e r a l a t a n laboratorium, dan buku-buku keperawatan dan akses mahasiswa dalam menggunakansarana elektronik (mis., jurnal-jurnal keperawatan) PERAWAT KE ARAH INDIVIDU 1.Praktik Keperawatan Mandiri Menurut konsorsium ilmu-ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan adalah tindakanm a n d i r i p e r a w a t p r o f e s i o n a l a t a u n e r s m e l a l u i k e r j a s a m a ya n g b e r s i f a t k o l a b o r a t i f b a i k dengan klien maupun tenaga kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatanya n g h o l i s t i c s e s u a i d e n g a n w e w e n a n g d a n t a n g g u n g j a w a b n ya p a d a b e r b a g a i t a t a n a n , termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok. Sementara pengetahuan teoritik yang mantap dan tindakan mandiri perawat profesional dengan menggunakan pengetahuant e o r i t i k ya n g m a n t a p d a n k o k o h m e n c a k u p i l m u dasar dan ilmu keperawatan sebagailandasan dan menggunakan p r o s e s k e p e r a w a t a n s e b a g a i p e n d e k a t a n d a l a m m e l a k u k a n asuhan keperawatan (pojok keperawatan CHS, 2002). 2.Tujuan Praktik Keperawatan Mandiri Tujuan praktik keperawatan sesuai yang dicanangkan WHO (1985) haru diupayakan pada pencegahan primer, peningkatan kesehatan pasien, keluarga dan masyarakat, perawatan diri,dan peningkatan kepercayaan diri.Praktik keperawatan meliputi lima area yang terkait dengan kesehatan (kozier & Erb, 1999),yaitu :a . P e n i n g k a t a n k e s e h a t a n ( H e a l t h P r o m o t i o n ) Peningkatan Kesehatan adalah kerangka aktivitas keperawatan. Kesadaran diri klien,k e s a d a r a n kesehatan, keterampilan kesehatan dan penggunaan semua s u m b e r ya n g dipertimbangkan sebagai perawatan yang di berikan oleh perawat. Peningkatan kesehatanm e m b a n t u masyarakat dalam mengembangkan sumber untuk memelihara a t a u meningkatkan kesehatan dan kesej ahteraan mereka. Tujuan k e s e h a t a n ya n g i n g i n d i w u j u d k a n a d a l a h m e n c a p a i d e r a j a t k e s e h a t a n ya n g o p t i m a l . F o k u s p e n i n g k a t a n kesehatan diarahkan untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan umum individu keluarga dan komunitas.

b . P e n c e g a h a n p e n y a k i t Aktivitas pencegahan penyakit secara objektif untuk mengurangi risiko penyakit,untuk meningkatkan kebiasaan kesehatan yang baik dan untuk mempertahankan fungsiindividu secara optimal.c . P e m e l i h a r a a n k e s e h a t a n ( H e a l t h Maintenance)K e g i a t a n k e p e r a w a t a n d a l a m p e m e l i h a r a a n k e s e h a t a n a d a l a h k e g i a t a n y a n g membantu klien memelihara status kesehatan mereka. Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masyarakat mempertahankan status kesehatannya.d . P e m u l i h a n k e s e h a t a n ( H e a l t h Restoration)Pemulihan kesehatan berarti perawat memba ntu p a s i e n m e n i n g k a t k a n k e s e h a t a n setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit.e . P e r a w a t a n p a s i e n m e n j e l a n g a j a l A r e a praktik keperawatan ini mencakup perawat memberikan rasa n ya m a n d a n merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan di rumah sakit,rumah, dan fasilitas kesehatan lainnya. 3.Unsur - Unsur Praktik Keperawatan Mandiri Walaupun praktik keperawatan itu kompleks, ia juga dinamis, selalu merespon terhadap p e r u b a h a n kebutuhan kesehatan, dan terhadap k e b u t u h a n - k e b u t u h a n p e r u b a h a n s i s t e m pelayanan kesehatan. Menurut WHO (1996), unsur-unsur inti keperawatan tergambarkandalam kegiatan-kegiatan berikut :1.Mengelola kesehatan fisik dan mental serta kesakitan, kegiatannya meliputi pengkajian,monitoring, koordinasi dan mengelola status kesehatan setiap saat bekerjasama denganindividu, keluarga maupun masyarakat. Perawatan mengkaji kesehatan klien, mendeteksi p e n ya k i t ya n g a k u t a t a u kronis, melakukan penelitian dan m e n g i n t e r p r e t a s i k a n n ya , memilih dan memonitor interprensi tarapeutik yang cocok, dan melakukan semua ini dalam hubungan yang suportif dan carring. Perawat harus bisa memutuskan kapan kliendikelola sendiri dan kapan harus dirujuk ke profesi lain.2 . M e m o n i t o r d a n m e n j a m i n kualitas praktik pelayanan kesehatan. Tanggung j a w a b terhadap kegiatan-kegiatan praktik professional, seperti memonitor kemampuan sendiri,memonitor efek-efek intervensi medis, mensupervisi pekerjaan-pekerjaan personil yang kurang terampil dan berkonsultasi dengan orang yang tepat. Karena ruang lingkup dan k o m p l e k s i t a s praktik keperawatan maka diperlukan keterampilan keterampilan dan pemecahan masalah, berfikir kritis serta b e r t i n f a k e t i s d a n l e g a l t e r h a d a p k u a l i t a s pelayanan yang diberikan dan tidak diskriminatif.3 . M e m b e r i k a n b a n t u a n d a n c a r i n g . C a r i n g a d a l a h b a g i a n ya n g t e r p e n t i n g d a l a m p r a k t i k k e p e r a w a t a n . Bantuan termasuk menciptakan suasana p e n ye m b u h a n ,

m e m b e r i k a n kenyamanan membangun hubungan dengan klien melalui asuhan keperawatan. Peranmembantu seharusnya menjamin partisipasi penuh dari klien dalam perencanaan asuhan, pencegahan, dan treatmen dan asuhan yang diberikan. Perawat memberikan informasi penting mengenai proses penyakit, gejala-gejalanya, dan efek samping pengobatan. 4.Penyuluhan-penyuluhan kepada individu, keluarga m a u p u n m a s y a r a k a t m e n g e n a i masalah-masalah kesehatan adalah fungsi penting dalam keperawatan. 5 . M e n g o r g a n i s i r d a n m e n g o l a s i s t e m p e l a ya n a n k e s e h a t a n . P e r a w a t b e r p a r t i s i p a s i d a l a m membentuk dan mengola sistem pelayanan kesehatan, ini termasuk menjamin kebutuhank l i e n t e r p e n u h i , m e n g a t a s i kekurangan staf, menghadapi birokrasi, membangun d a n memelihara tim terapeutik, dan mendapatkan asuhan spesialis untuk pasien. Perawat bekerja intersektoral dengan rumah sakit, puskesmas, institusi pelayanan kesehatan lain,dan sekolah. Profesi keperawatan harus mempengaruhi strategi kebijaksanaan kesehatan, b a i k t i n g k a t l o c a l , regional maupun internasional, aktif terlibat dalam p r o g r a m perencanaan, pengalokasian dana, mengumpulkan, m e n g a n a l i s i s d a n m e m b e r i k a n informasi kepada semua level. 4.Praktik Keperawatan di Rumah (Home Versing Practice / Home Care) Di beberapa negara maju, home care (perawatan di rumah), bukan merupakan konsepy a n g b a r u t a p i t e l a h d i k e m b a n g k a n o l e h W i l l i a m R a t h b o n s e j a k t a h u n 1 8 5 9 ya n g d i a namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit. Dari beberapa literatur pengertian home care adalah perawatan di rumah merupakan lanjutan asuhan keperawatandi rumah sakit yang sakit termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dandapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas dimana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah. Menurut Warola, 1980 dalam pengembangan Model Praktik Mandiri Keperawatan di rumah yangdisusun oleh PPNI dan Depkes, home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan p a s i e n individu dan keluarga, direncanakan, d i k o o r d i n a s i k a n , d i s e d i a k a n o l e h p e m b e r i pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan kerja (kotrak). Mekanisme Perawatan Kesehatan Di Rumah Pasien atau klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakanrujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun

puskesmas. Namun pasien atau klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau praktik keperawatan perorangan untuk memperoleh pelayanan.Mekanisme yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :1.Pasien atau klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu olehdokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.2.Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, makadi lakukan pengk ajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atauagensi perawatan kesehatan dirumah, kemudia bersama -sama klien dan keluarga, akanm e n e n t u k a n m a s a l a h n ya , dan membuat p e r e n c a n a a n , m e m b u a t k e p u t u s a n , m e m b u a t kesepakatan mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan jugamencakup jenis pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangkawaktu pelayanan.3.Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksanaan keperawatan dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh pengelola perawatan di rumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator kasus,setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui olehkoordinator kasus.4 . S e c a r a periodik koordinator kasus akan melakukan monitoring dan e v a l u a s i t e r h a d a p pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan. Persayaratan pasien atau klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :1.Mempunyai keluarga atau pihak lain yan g bertanggung jawab atau menjadi pendamping bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.2.Bersedia menandatangai persetujuan setelah diberikan informasi (Informed Consent).3 . B e r s e d i a m e l a k u k a n p e r j a n j i a n k e r j a d e n g a n p e n g e l o l a p e r a w a t a n k e s e h a t a n d i r u m a h untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan. 5.Lingkup Praktik Keperawatan Di Rumah. Lingkup praktik keperawatan mendiri meliputi asuhan keperawatan perinatal, asuhankeperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan keperawatan dewasa, dan asuhank e p e r a w a t a n m a t e r n i t a s , asuhan keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan l i n g k u p wewenang dan tanggung jawabnya. Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :1.Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual dengan pemeriksaan fisik secara langsung, melakukan observasi, dan wawancaralangsung, menentukan masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk memenuhi

kebutuhandasar manusia yang menyimpang, baik tindakan -tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang (terapi medis), memberikan penyuluhan dan konselingkesehatan dan melakukan evaluasi.2 . M e n d o k u m e n t a s i k a n setiap tindakan p e l a y a n a n y a n g d i b e r i k a n k e p a d a k l i e n , dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggungjawaban dan tanggung gugat u n t u k perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa pelayanan keperawatan yang diberikan.3.Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan secara berkelompok.4 . S e b a g a i p e m b e l a a t a u p e n d u k u n g ( a d v o k a t ) k l i e n d a l a m m e m e n u h i k e b u t u h a n a s u h a n keperawatan klien di rumah dan bila diperlukan untuk tindak lanjut kerumah sakit danmemastikan terapi yang klien dapatkan sesuai dengan standart dan pembiayaan terhadapklien sesuai dengan pelayanan atau asuhan yang diterima oleh klien.5 . M e n e n t u k a n frekwensi dan lamanya k e p e r a w a t a n k e s e h a t a n d i r u m a h d i l a k u k a n , mencakup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus di lakukan SEGI PELAYANAN Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagianintegral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsiko-soiso-spiritual yang komprehensif, di tujukan kepada individu, keluarga,dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.P e l a ya n a n k e p e r a w a t a n y a n g d i b e r i k a n b e r u p a b a n t u a n k a r e n a a d a ya k e l e m a h a n f i s i k danm e n t a l , k e t e r b a t a s a n p e n g e t a h u a n d a n k u r a n g n y a k e m a u a n m e n u j u k e p a d a k e m a m p u a n melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri. 1 . K u a l i t a s P e l a ya n a n K e p e r a w a t a n Kualitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh banyak institusi kesehatanh a m p i r s e l a l u d a p a t m e m u a s k a n p a s i e n , m a k a d a r i i t u s e r i n g d i s e b u t s e b a g a i p e l a ya n a n k e s e h a t a n ya n g b e r k u a l i t a s . S a l a h s a t u d e f i n i s i m e n ya t a k a n b a h w a k u a l i t a s p e l a ya n a n kesehatan biasanya mengacu pada kemampuan rumah sakit, memberi pelayanan yang sesuaidengan standar profesi kesehatan dan dapat diterima oleh pasiennya. Aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan Menurut Parasuraman (dalam Tjiptono, 1997) aspek-aspek mutu atau kualitas pelayananadalah :a . K e a n d a l a n ( r e l i a b i l i t y ) Yaitu kemampuan memberikan

pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan, jujur, aman, tepat waktu, ketersediaan. Keseluruhan ini berhubungan dengankepercayaan terhadap pelayanan dalam kaitannya dengan waktu. b . K e t a n g g a p a n ( r e s p o n s i v e n e s s ) Yaitu keinginan para pegawai atau karyawan membantu konsumen dan memberikan pelayanan itu dengan tanggap terhadap kebutuhan konsumen, cepat memperhatikan danmengatasi kebutuhan-kebutuhan. c.Jaminan ( a s s u r a n c e ) Mencangkup kemampuan, p e n g e t a h u a n , k e s o p a n a n d a n s i f a t d a p a t d i p e r c a ya y a n g dimiliki pada karyawan, bebas dari bahaya, resiko, keragu-raguan, memiliki kompetensi, percaya diri dan menimbulkan keyakinan kebenaran (obyektif).d . E m p a t i a t a u k e p e d u l i a n ( e m p h a t y) Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan memahamikebutuhan konsumen yang terwujud dalam penuh perhatian terhadap setiap konsumen,m e l a y a n i k o n s u m e n d e n g a n r a m a h d a n m e n a r i k , m e m a h a m i a s p i r a s i k o n s u m e n , berkomunikasi yang baik dan benar serta bersikap dengan penuh simpati.e . B u k t i l a n g s u n g a t a u b e r u j u d ( t a n g i b l e s ) Meliputi fasilitas fisik, peralatan pegawai, kebersihan (kesehatan), ruangan baik teratur rapi, berpakaian rapi dan harmonis, penampilan karyawan atau peralatannya dan alatkomunikasi.Sedangkan menurut Depkes RI (dalam Onny, 1985) telah menetapkan bahwa pelayanan perawatan dikatakan berkualitas baik apabila perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien sesuai dengan aspek-aspek dasar perawatan. Aspek dasar tersebut meliputi aspek penerimaan, perhatian, tanggung jawab, komuniksi dan kerjasama. Selanjutnya masing -masing aspek dijelaskan sebagai berikut: a . A s p e k p e n e r i m a a n Aspek ini meliputi sikap perawat yang selalu ramah, periang, selalu tersenyum, menyapasemua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpamembedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya, sehingga pribadi utuh. Agar dapat melakukan pelayanan sesuai aspek penerimaan perawat harusmemiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas. b . A s p e k p e r h a t i a n A s p e k i n i m e l i p u t i s i k a p p e r a w a t d a l a m m e m b e r i k a n p e l a ya n a n k e p e r a w a t a n p e r l u bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberi kan bantuan dan pertolongankepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki sensitivitas dan peka terhadap setiap perubahan pasien,

mau mengerti terhadap kecemasan dan ketakutan pasien.c . A s p e k k o m u n i k a s i A s p e k i n i m e l i p u t i s i k a p p e r a w a t ya n g h a r u s b i s a m e l a k u k a n k o m u n i k a s i ya n g b a i k dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.d . A s p e k k e r j a s a m a Aspek ini meliputi sikap perawat yang harus mampu melakukan kerjasama yang baik dengan pasien dan keluarga pasien.e . A s p e k t a n g g u n g j a w a b Aspek ini meliputi sikap perawat yang jujur, tekun dalam tugas, mampu mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat dalam bertindak. Joewono (2003) menyebutkan adanya delapan aspek yang perlu d i p e r h a t i k a n d a l a m pelayanan yaitu:a.Kepedulian, seberapa jauh perusahaan memperhatikan emosi atau perasaan konsumen. b.Lingkungan fisik, aspek ini menunjukkan tingkat kebersihan dari lingkungan yang akandinikmati konsumen, ketika mereka menggunakan produk.c . C e p a t tanggap, aspek yang menunjukkan kecepatan perusahaan dalam m e n a n g g a p i kebutuhan konsumen.d . K e m u d a h a n bertransaksi, seberapa mudah konsumen melakukan transaksi d e n g a n pemberi servis.e . K e m u d a h a n memperoleh informasi, seberapa besar perhatian perusahaan u n t u k menyajikan informasi siap saji.f . K e m u d a h a n m e n g a k s e s , seberapa mudah konsumen dapat mengakses p e n ye d i a s e r v i s pada saat konsumen memerlukannya.g . P r o s e d u r , s e b e r a p a b a i k prosedur ya n g harus dijalankan oleh konsumen saat b e r u r u s a n dengan perusahaan.h . H a r g a , a s p e k ya n g m e n e n t u k a n n i l a i p e n g a l a m a n s e r v i s y a n g d i r a s a k a n o l e h k o n s u m e n saat berinteraksi dengan perusahaan. Sedangkan Soegiarto( 1 9 9 9 ) m e n ye b u t k a n l i m a a s p e k ya n g h a r u s d i m i l i k i I n d u s t r i j a s a pelayanan, yaitu :a . C e p a t , w a k t u ya n g d i g u n a k a n d a l a m m e l a y a n i t a m u m i n i m a l s a m a d e n g a n b a t a s w a k t u standar. Merupakan batas waktu kunjung dirumah sakit yang sudah ditentukan waktunya. b . T e p a t , k e c e p a t a n t a n p a k e t e p a t a n d a l a m b e k e r j a t i d a k m e n j a m i n k e p u a s a n k o n s u m e n . Bagaimana perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien yaitu tepat memberikan bantuan dengan keluhan-keluhan dari pasien.c . A m a n , r a s a aman meliputi aman secara fisik dan psikis selama p e n g k o n s u m s i a n s u a t u poduk atau. Dalam memberikan pelayanan jasa yaitu memperhatikan keamanan pasiendan memberikan keyakinan

dan kepercayaan kepada pasien sehingga memberikan rasa aman kepada pasien. .Ramah tamah, menghargai dan menghormati konsumen, b a h k a n p a d a s a a t p e l a n g g a n menyampaikan keluhan. Perawat selalu ramah dalam menerima keluhan tanpa emosi yang tinggi sehingga pasien akan merasa senang dan menyukai pelayanan dari perawat.e . N ya m a n , r a s a n ya m a n t i m b u l j i k a s e s e o r a n g m e r a s a d i t e r i m a a p a a d a n ya . P a s i e n ya n g membutuhkan kenyaman baik dari ruang rawat inap maupun situasi dan kondisi yangnyaman sehingga pasien akan merasakan kenyamanan dalam proses penyembuhannya.Berdasarkan pandangan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kualitas pelayanan keperawatan adalah sebagai berikut :a . P e n e r i m a a n m e l i p u t i s i k a p p e r a w a t y a n g s e l a l u r a m a h , p e r i a n g , s e l a l u t e r s e n y u m , menyapa semua pasien. Perawat perlu memiliki minat terhadap orang lain, menerima pasien tanpa membedakan golongan, pangkat, latar belakang sosial ekonomi dan budaya,s e h i n g g a p r i b a d i u t u h . A g a r d a p a t m e l a k u k a n p e l a ya n a n s e s u a i a s p e k p e n e r i m a a n perawat harus memiliki minat terhadap orang lain dan memiliki wawasan luas. b . P e r h a t i a n , meliputi sikap perawat dalam memberikan p e l a ya n a n k e p e r a w a t a n perlu bersikap sabar, murah hati dalam arti bersedia memberikan bantuan d a n pertolongan kepada pasien dengan sukarela tanpa mengharapkan imbalan, memiliki s e n s i t i v i t a s dan peka terhadap setiap perubahan pasien, mau mengerti t e r h a d a p kecemasan dan ketakutan pasien. c.Komunikasi, meliputi sikap perawat yang harus bisa m e l a k u k a n k o m u n i k a s i y a n g baik dengan pasien, dan keluarga pasien. Adanya komunikasi yang saling berinteraksi antara pasien dengan perawat, dan adanya hubungan yang baik dengan keluarga pasien.d . K e r j a s a m a , m e l i p u t i s i k a p p e r a w a t y a n g h a r u s m a m p u m e l a k u k a n k e r j a s a m a y a n g baik dengan pasien dan keluarga pasien.e . T a n g g u n g jawab, meliputi sikap perawat y a n g j u j u r , t e k u n d a l a m t u g a s , m a m p u mencurahkan waktu dan perhatian, sportif dalam tugas, konsisten serta tepat d a l a m bertindak. 2.Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :a . K e p e r a w a t a n klien yang sakit di rumah

m e r u p a k a n j e n i s y a n g p a l i n g b a n y a k d i laksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan kenapa perlu dir a w a t d i r u m a h . I n d i v i d u y a n g s a k i t m e m e r l u k a n a s u h a n k e p e r a w a t a n u n t u k meningkatkan kesehatan dan mencegah tingkat keparahan sehingga tidak perlu dirawat dirumah sakit. b.Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada pomosi dan prevensi.P e l a ya n a n n y a m e n c a k u p m e m p e r s i a p k a n s e o r a n g i b u b a g a i m a n a b a yi n y a s e t e l a h melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasiterhadap proses menua, serta tentang diit mereka.c . P e l a ya n a n a t a u a s u h a n s p e s i a l i s t i k y a n g m e n c a k u p p e l a ya n a n p a d a p e n ya k i t - p e n ya k i t terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti diabet, stroke, hipertensi,masalah-masalah kejiwaan, dan asuhan pada anak. dapus Kusnanto,S.Kp, M.Kes. 2003.Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta :EGC Priharjo, Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai