Anda di halaman 1dari 6

MODUL 6 MANAJEMEN BANDWIDTH DENGAN CBQ DAN HTB

TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiswa diharapkan : 1. Mengerti dan memahami konsep manajemen bandwidth. 2. Mampu melakukan konfigurasi static routing. 3. Mampu melakukan instalasi dan konfigurasi network traffic shapping.

DASAR TEORI
Akhir-akhir ini semakin berkembang layanan internet berkecepatan tinggi yang disediakan oleh ISP, mulai dari 256 kbps hingga 2 Mbps. Pada umumnya layanan ini digunakan oleh penyedia layanan internet (warung internet, dsb) serta perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang internet. Bandwidth sebesar itu dapat dimanfaatkan bersama-sama secara adil. Pada praktikum ini akan dibahas mengenai pembuatan sistem manajemen bandwidth yang dapat diimplementasikan pada jaringan yang telah ada. CBQ Teknik klasifikasi paket data yang paling terkenal adalah CBQ. Keunggulan dalam penggunaan CBQ adalah mudah dikonfigurasi, memungkinkan sharing bandwidth antar kelas (class) dan memiliki fasilitas user interface. CBQ mengatur pemakaian bandwidth jaringan yang dialokasikan untuk tiap user, dan pemakaian bandwidth yang melebihi nilai set akan dipotong (shaping). CBQ juga dapat diatur untuk sharing dan meminjam bandwidth antar class jika diperlukan. Class Based Queueing (CBQ) adalah suatu mekanisme penjadwalan, bertujuan menyediakan link sharing antar kelas yang menggunakan jalur fisik yang sama, sebagai acuan untuk membedakan trafik yang memiliki prioritas-prioritas yang berlainan. Dengan CBQ, setiap kelas dapat mengalokasikan bandwidth miliknya untuk berbagai jenis trafik yang berbeda, sesuai dengan pembagiannyayang tepat untuk masing-masing trafik. Pada jenis antrian CBQ, mempunyai beberapa parameter yang digunakan yaitu : avpkt, jumlah paket rata rata saat pengiriman bandwidth, lebar bandwidth kartu ethernet biasanya 10 100Mbit rate, kecepatan rata rata paket data saat meninggalkan qdisc, ini parameter untuk men-set bandwidth. cell, peningkatan paket data yang dikeluarkan ke kartu ethernet berdasarkan jumlah byte, misalnya 800 ke 808 dengan nilai cell 8. isolated / sharing, parameter isolated mengatur agar bandwidth tidak bisa dipinjam oleh klas (class) lain yang sama tingkatannya / sibling. Parameter sharing menunjukkan bandwidth kelas (class) bisa dipinjam oleh kelas lain. bounded / borrow, parameter borrow berarti kelas (class) dapat meminjam bandwidth dari klas lain, sedangkan bounded berarti sebaliknya. b. HTB Hierarchical Tocken Bucket (HTB) merupakan jenis aplikasi yang dikembangkan oleh Martin Devera pada tahun 2001 yang digunakan untuk membatasi akses menuju ke port/IP tertentu tanpa mengganggu trafik bandwidth pengguna lain. Aplikasi ini berfungsi sebagai pengganti aplikasi yang masih sering digunakan, yaitu CBQ. HTB diklaim mampu melakukan pembagian trafik yang lebih akurat. Teknik antrian HTB mirip dengan teknik pada CBQ. Hanya perbedaannya terletak pada opsi, dimana pada HTB opsi yang digunakan jauh lebih sedikit dalam konfigurasinya, serta lebih presisi dalam penggunaannya. Teknik antrian HTB memberikan fasilitas pembatasan trafik pada a.

setiap level ataupun klasifikasinya, sehingga bandwidth yang tidak terpakai dapat digunakan oleh klasifikasi lain yang lebih rendah. Pada antrian HTB mempunyai parameter yang menyusunnya dalam antrian yaitu : 1. Rate Parameter rate menetukan bandwidth maksimum yang bisa digunakan oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai rate, maka paket data akan dipotong atau dijatuhkan (drop). 2. Ceil Parameter ceil di-set untuk menetukan peminjaman bandwidth antar class (kelas), peminjaman bandwidth dilakukan kelas paling bawah ke kelas di atasnya. Teknik ini disebut link sharing. 3. Random Early Detection (RED) Random Early Detection atau bisa disebut Random Early Drop biasanya digunakan untuk gateway/router backbone dengan tingkat trafik yang sangat tinggi. RED mengendalikan trafik jaringan sehingga terhindar dari kemacetan pada saat trafik tinggi berdasarkan pemantauan perubahan nilai antrian minimum dan maksimum. Jika isi antrian dibawah nilai minimum, maka mode drop tidak berlaku, saat antrian mulai terisi hingga melebihi nilai maksimum, maka RED akan membuang (drop) paket data secara acak sehingga kemacetan pada jaringan dapat dihindari. Pada antrian RED juga mempunyai parameter yang menyusunnya, yaitu : a. Min Yaitu nilai rata-rata minimum antrian (queue). b. Max Nilai rata-rata maksimum antrian, biasanya dua kali nilai minimum atau dengan rumus :
Max=bandwidth(bps)*latency(s)

c. Probability Jumlah maksimum probabilitas penandaan paket data. Nilainya berkisar antara 0.0 sampai dengan 1.0. d. Limit Batas paling atas antrian secara riil, jumlah paket data yang melewati limit pasti dibuang. Nilai limit harus lebih besar daripada max dan dinyatakan dengan persamaan :
limit=max+burst

e. Burst Digunakan untuk menentukan kecepatan perhitungan nilai antrian mempengaruhi antrian riil (limit). Bisa dihitung dengan persamaan :
Burst=(min+min+max)/3*avpkt

f. Avpkt Nilai rata rata paket data/grafik yang melintasi gateway RED, sebaiknya diisi 1000. g. Bandwidth Yaitu lebar bandwidth kartu Ethernet. h. Ecn (Explicit Congestion Notification) Parameter ini memberikan fasilitas gateway RED untuk memberitahukan kepada client jika terjadi kemacetan.

PERALATAN :
Sebuah komputer sebagai server, dengan 1 NIC Card Sebuah komputer sebagai client, dengan 1 NIC Card Sebuah komputer sebagai router, dengan 2 NIC Card Hub/switch sebagai penghubung jaringan Kabel jaringan secukupnya

TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa tujuan dengan adanya bandwidth management ? 2. Jelaskan perbedaan yang paling mendasar antara CBQ dan HTB ?

PERCOBAAN
Bangun jaringan sederhana seperti pada gambar berikut :

Gambar 1. Konfigurasi Jaringan NB : Aplikasi bandwidth management akan dipasang di PC Router. A. Setting pada perangkat jaringan 1. Pada PC Router, setting sebagai berikut : a. Setting dengan IP Aliasing pada eth0 dan eth1
# ifconfig eth0 192.168.11.1 netmask 255.255.255.0 # ifconfig eth1 192.168.12.1 netmask 255.255.255.0

b. Aktifkan ip_forward pada PC Router untuk melakukan proses routing :


# echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward

2. Setting pada PC Server a. Setting IP


# ifconfig eth1 192.168.12.2 netmask 255.255.255.0 # route add net default gw 192.168.12.1

b. Install aplikasi FTP server


# apt-get install proftpd

3. Setting pada PC Client


# ifconfig eth0 192.168.11.2 netmask 255.255.255.0 # route add net default gw 192.168.11.1

4. Lakukan tes koneksi dengan ftp dari PC Client


# ftp 192.168.12.2 ftp> get file1Mb ftp> put file1Mb => untuk download dari server ke client => untuk upload dari client ke server

Catat hasilnya untuk waktu akses dan throughputnya seperti contoh di bawah ini.

B. Bandwidth Management dengan CBQ 1. Lakukan instalasi aplikasi CBQ a. Download aplikasi CBQ
cbq.init-v0.7.1

b. Pindahkan file cbq.init ke direktori /sbin/


# mv cbq.init-v0.7.1 /sbin/cbq.init

c. Ubah mode kepemilikan file cbq.init


# chmod 755 /sbin/cbq

d. Buat directory CBQ


# mkdir /etc/sysconfig/cbq

e. Buat aturan / rule di CBQ yang membatasi download di sisi client hanya sebesar 64Kbps
# vim /etc/sysconfig/cbq/cbq-028.luar-dalam

DEVICE=eth0,100Mbit,10Mbit RATE=64Kbit WEIGHT=6Kbit PRIO=5 LEAF=sbq RULE=192.168.11.0/24

f. Buat aturan / rule di CBQ yang membatasi download di sisi client hanya sebesar 64Kbps
# vim # # # # /etc/sysconfig/cbq/cbq-040.dalam-luar DEVICE=eth2,100Mbit,10Mbit RATE=128Kbit WEIGHT=12Kbit PRIO=5 LEAF=sbq RULE=192.168.20.0/24

g. Masuk ke /sbin, ketikkan :


cbq.init cbq.init compile cbq.init start cbq.init stats

=> untuk melihat statistik

h. Lakukan cbq.init compile dan start setiap kali melakukan perubahan konfigurasi. 2. Lakukan pengetesan seperti langkah A.4 dan bandingkan hasilnya. 3. Lakukan pengambilan data dengan menggunakan ftp, hanya untuk proses download saja. Catat hasilnya. Bandwidth 64Kbps 128Kbps 256Kbps Waktu (s) Throughput (Kbps)

C. Bandwidth Management dengan HTB 1. Installasi aplikasi HTB a. Download paket HTB
HTB-tools-0.3.0a-i486-1.tgz

b. Ekstrak file tersebut


# tar zxvf HTB-tools-0.3.0a-i486-1.tgz C /usr/local/src

c. Pindahkan semua hasil ekstrak ke folder aslinya


# # # # # # cp /usr/local/src/sbin/* /sbin cp /usr/local/src/usr/* /usr mkdir /etc/htb cp /usr/local/src/etc/htb/* /etc/htb cp /usr/local/src/etc/rc.d/rc.htb.new chmod 755 /etc/init.d/rc.htb

/etc/init.d/rc.htb

d. Copykan file konfigurasi berikut ini:


# cd /etc/htb/ # mv eth0-qos.cfg.new # mv eth1-qos.cfg.new eth0-qos.cfg eth1-qos.cfg

e. Konfigurasi HTB Untuk proses download dari server ke client : eth0-qos.cfg


# vim /etc/htb/eth0-qos.cfg

classclass_1{ bandwidth10000; limit10000; burst2; priority1; clientclient_1{ bandwidth64; limit128; burst2; priority1; dst{ 192.168.11.0/24; }; }; }; classdefault{bandwidth8;};

f. Untuk proses upload dari client ke server : eth1-qos.cfg


# vim /etc/htb/eth0-qos.cfg

classclass_1{ bandwidth10000; limit10000; burst2; priority1; clientclient_1{ bandwidth256; limit512; burst2; priority1; src{ 192.168.12.0/24; }; }; }; classdefault{bandwidth8;};

g. Untuk menjalankan HTB, masuk ke /etc/htb, jalankan perintah berikut :


# /etc/init.d/rc.htb stop # /etc/init.d/rc.htb start # /etc/init.d/rc.htb stats => untuk melihat statistik

Atau # /sbin/htb eth1 stop # /sbin/htb eth1 start

2. Lakukan pengetesan seperti langkah A.4 dan bandingkan hasilnya. 3. Lakukan pengambilan data dengan menggunakan ftp, hanya untuk proses download saja. Catat hasilnya. Bandwidth 64Kbps 128Kbps 256Kbps Waktu (s) Throughput (Kbps)

Bandingkan hasilnya dengan langkah B.3.

LAPORAN RESMI
DaftarPertanyaan 1. Berikankesimpulanhasilpraktikumyangandalakukan. 2. Tugasakandiberikanpadawaktupraktikum.

Anda mungkin juga menyukai