UTAMI SASMITA LESTARI DIAH PRAMUDITA IIN MUTHMAINNAH MUHAS RAHMAWATI NURAZRYANI NAIM NADIRA DAMAYANTI CINDY LIMBONG
FISIOTERAPI-UH 2011
Seorang pemeriksa (fisioterapis) diharapkan mempunyai kemampuan untuk menciptakan dan membina komunikasi dengan pasien dan keluarganya untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat dalam anamnesis. Lengkap artinya mencakup semua data yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, sedangkan akurat berhubungan dengan ketepatan atau tingkat kebenaran informasi yang diperoleh.
Tujuan Anamnesis
Untuk memperoleh data atau informasi tentang permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Untuk membangun hubungan yang baik antara seorang fisioterapis dan pasiennya. Pemeriksaan anamnesis juga merupakan pintu pembuka atau jembatan untuk membangun hubungan fisioterapis dan pasiennya sehingga dapat mengembangkan keterbukaan dan kerjasama dari pasien untuk tahap-tahap pemeriksaan selanjutnya.
Jenis Anamnesis
1.
2.
Autoanamnesis : anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua pertanyaan fisioterapis dan menceritakan permasalahannya. Alloanamnesis atau Heteroanamnesis : Anamnesis yang didapat dari informasi orang lain. Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan, atau pada pasien anakanak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya
Tempat dan suasana Diusahakan cukup nyaman bagi pasien. Anamnesis akan berjalan lancar kalau tempat dan suasana mendukung. Suasana diciptakan agar pasien merasa santai, tidak tegang dan tidak merasa diinterogasi.
Gunakan bahasa/istilah yang dapat dimengerti Selama tanya jawab berlangsung gunakan bahasa atau istilah umum yang dapat dimengerti pasien. Apabila ada istilah yang tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia atau sulit dimengerti, berikan penjelasan atau deskripsi dari istilah tersebut.
Sistematika Anamnesis
Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang fisioterapis tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. 1. Data umum pasien 2. Keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang 4. Riwayat penyakit dahulu 5. Riwayat penyakit keluarga 6. Riwayat kebiasaan/sosial 7. Anamnesis sistem
Sistematika Anamnesis
1. Data umum pasien a. Nama pasien b. Jenis kelamin c. Umur d. Alamat e. Pekerjaan f. Perkawinan Kadang berguna untuk mengetahui latar belakang psikologi pasien g. Agama h. Suku bangsa
Sistematika Anamnesis
2. Keluhan Utama Keluhan yang paling dirasakan atau yang paling berat sehingga mendorong pasien datang berobat atau mencari pertolongan medis. Tidak jarang pasien datang dengan beberapa keluhan sekaligus, sehingga seorang dokter harus jeli dan cermat untuk menentukan keluhan mana yang merupakan keluhan utamanya.
Sistematika Anamnesis
3. Riwayat Penyakit Sekarang Terdapat 4 unsur utama dalam anamnesis riwayat penyakit sekarang, yakni : (1) kronologi atau perjalanan penyakit, (2) gambaran atau deskripsi keluhan utama, (3) keluhan atau gejala penyerta, dan (4) usaha berobat
Sistematika Anamnesis
4. Riwayat Penyakit dahulu Seorang dokter harus mampu mendapatkan informasi tentang riwayat penyakit dahulu secara lengkap, karena seringkali keluhan atau penyakit yang sedang diderita pasien saat ini merupakan kelanjutan atau akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya.
Sistematika Anamnesis
5. Riwayat penyakit Keluarga Untuk mendapatkan riwayat penyakit keluarga ini seorang dokter terkadang tidak cukup hanya menanyakan riwayat penyakit orang tuanya saja, tetapi juga riwayat kakek/nenek, paman/bibi, saudara sepupu dan lain-lain.
Sistematika Anamnesis
6. Riwayat Kebiasaan/Sosial Biasakan untuk selalu menanyakan apakah pasien mempunyai kebiasaan merokok atau minum alkohol. Tanyakan sudah berapa lama dan berapa banyak pasien melakukan kebiasaan tersebut. Pada masa kini bila berhadapan dengan pasien usia remaja atau dewasa muda harus juga ditanyakan ada atau tidaknya riwayat penggunaan obat-obatan terlarang seperti narkoba, ekstasi dan lai-lain.
Sistematika Anamnesis
7. Anamnesis Sistem Semacam review dimana seorang dokter secara singkat dan sistematis menanyakan keluhankeluhan lain yang mungkin ada dan belum disebutkan oleh pasien. Keluhan ini mungkin saja tidak berhubugan dengan penyakit yang sekarang diderita tapi mungkin juga merupakan informasi berharga yang terlewatkan.
Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui pengamatan. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi: 1. sikap, 2. bentuk, 3. ukuran, dan 4. adanya gerakan abnormal yang tidak dapat dikendalikan.
Inspeksi
PEMERIKSAAN INSPEKSI : 1. STATIS PERHATIKAN posture serta EKSPRESI pasien.PERHATIKAN regio lumbal ABDOMINAL MUSC, GLUTEUS MUSC, GARIS BOKONG, DLL) 2. Dinamis DAPAT dilihat ketika pasien berjalan (tdk terlalu memberikan informasi). Dengan mengamati sejak pasien datang apakah ekspresi wajah menahan nyeri saat pasien duduk, saat jalan pasen tidak menggunakan alat bantu, tripod dan alat bantu lain
Contoh!!
PENATALAKSANAAN PROSES FISIOTERAPI ASSESSMENT 1. Anamnnesis a. Anamnesis umum i. NAMA : Mr. Erwin ii. Usia : 25 tahun iii. Jenis Kelamin : Laki-laki iv. Alamat : Jl. Bintang no.5 v. Pekerjaan : Buruh tambang vi. Hobby : Merokok
Contoh!!
b. Anamnesis khusus i. Apa Keluhan Utama ? : Nyeri dada yang tiba-tiba seperti tertusuk ii. Sejak kapan ? : 1 bulan yang lalu iii. batuk tidak ? : batuk iv. sesak nafas tidak? : Sesak nafas saat beraktifitas v. Apa ada Riwayat penyakit sebelumnya?:Emphysema vi. Bagaimana riwayat sosial (t4 tinggal) ? :Bersih vii. Bagaimana riwayat pekerjaan ? :Para pekerja merokok termasuk saya viii. Bagaimana riwayat merokokx? : 1 hari 2 bungkus
Contoh!!
2. a. i. ii. iii. iv. Pemeriksaan fisik Inspeksi Posture : membungkuk Ekstremitas : clubbing finger syanosis : Pada kuku Pola nafas : tachypnea
Sumber