Anda di halaman 1dari 10

4

BAB II KEPEMIMPINAN MASA DEPAN MENURUT ISLAM

A. Hakikat Pemimpin

Kepemimpinan dan manajemen adalah satu rangkaian yang tidak bisa dilepaskan, inti dari manajemen adalah kepemimpinan. Keduanya tidak perlu dicampuradukkan, kepemimpinan adalah salah satu bagian dari manajemen.1 Oleh karena itu manajemen lebih luas dari kepemimpinan atau kepemimpinan berada dalam lingkup manajemen.2 Tata laksana organisasi yang telah sangat cerdas disusun tidak akan efektif bila tidak disertai dengan kemampuan kepemimpinan. Sebab manifestasi yang paling nyata dari manajemen adalah kepemimpinan.3 Proses mempengaruhi adalah sebuah elemen sentral dari berbagai defenisi kepemimpinan.4 Gibson et.al dalam Robbins dalam Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana mengartikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi motivasi atau kompetensi individu-individu lainnya dalam suatu kelompok.5 Pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus dengan atau tanpa pengangkatan resmi untuk dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya untuk bersama mengarah kepada sasaran-sasaran tertentu.6 Robbins dalam Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana mengartikan kepemimpinan
Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, Total Quality Management, (Yogyakarta: Andi, 2003), hlm. 153. 2 Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2010), hlm. 268. 3 ibid. 4 Tony Bush, Leadership and Management Development, (London-UK: Sage Publications, 2008), hlm. 2. 5 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, loc.cit. 6 Marno dan Triyo Supriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2008), hlm. 22.
1

sebagai kemampuan untuk mempengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan.7 Banyak teori tentang pemimpin dan kepemimpinan (leadership), namun teori tersebut pada intinya adalah sebagai seni mempengaruhi orang lain. Teori-teori tentang kepemimpinan antara lain; Pertama, Trait Theories. Teori ini mengungkap bahwa menjadi pemimpin adalah faktor keturunan/menurun.8 Kedua, Behavioural. Teori ini menyebutkan bahwa pemimpin dapat dilatih sehingga kita fokus bagaimana melatihnya. Pelatihan dilakukan secara melembaga, dapat berorientasi pada tugas maupun pada proses.9 Ketiga, Contingency Theories. Kepemimpinan menjadi lebih fleksibel. Tipe kepemimpinan berbeda diperlukan pada waktu yang berbeda tergantung situasi yang melingkupinya. Kepemimpinan bukan merupakan karakter yang tetap melainkan ditransformasi ke konteks yang berbeda.10 Keempat, Transformational. Perubahan besar yang terjadi pada bisnis atau organisasi memerlukan strategi jangka panjang, tujuan yang jelas, visi yang jelas, dimulai dengan keteladanan (melangkah setapak demi setapak), efisiensi pada proses dan sistem.11

Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, loc.cit. David.I. Bertocci, Leadership in Organizations There Is a Difference between Leaders and Managers, (Maryland-USA: University Press of America, 2009), hlm. 19. 9 ibid, hlm. 28. 10 ibid, hlm.35 11 ibid, hlm. 49.
8

Kelima, Transactional Theories. Fokus pada manajemen, prosedur, efisiensi. Mengerjakan sesuai aturan dan kontrak serta mengelola isu dan problem terkini. 12 Keenam Path-Goal Theory. Teori ini mengusulkan bahwa pemimpin yang efektif memotivasi pengikut mereka dengan kinerja bermanfaat dan pencapaian tujuan dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh tugas. Menurut teori ini, para pemimpin harus berkomunikasi secara efektif kepada bawahannya mengenai tugas, bagaimana hal itu harus dilakukan, dan apa manfaat yang dapat dicapai. 13 Ketujuh The Hersey-Blanchard. Teori ini berfokus pada kegiatan organisasi dan lingkungan operasional. Pendekatan ini diterapkan pada pekerjaan atau di kantor dengan menekankan anggota dan kesediaan mereka untuk melakukan pekerjaan. Dalam pendekatan ini, pemimpin harus memutuskan secara tepat atau secara intuitif tahu tingkat kematangan (atau perkembangan) anggota dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat itu.14 Kedelapan The Vertical Dyad-Linkage Theory/ Leader-Member exchange. Teori ini adalah sebuah teori situasional di mana para pemimpin sadar atau tidak telah mengklasifikasikan bawahan menjadi anggota kelompok dalam dan anggota kelompok luar. anggota kelompok dalam berbagi ikatan dan sistem nilai yang sama, dan berinteraksi dengan pemimpin; anggota kelompok dalam memiliki lebih sedikit kesamaan dengan pemimpin dan tidak berbagi banyak dengan pemimpin. Selanjutnya, anggota kelompok dalam cenderung menerima tugas yang lebih menantang dan imbalan yang lebih berarti; menjadi lebih positif
12

ibid, hlm. 48. ibid, hlm. 37. 14 ibid, hlm. 39.


13

tentang budaya organisasi, dan memiliki kinerja yang lebih tinggi dan kepuasan dari anggota kelompok luar. anggota kelompok luar cenderung menerima tugas kurang menantang dan sedikit perhatian positif, menjadi bosan dengan pekerjaan, dan berhenti. Pendekatan VDL mengasumsikan bahwa persepsi pemimpin terhadap pengikut mempengaruhi perilaku pemimpin, yang pada gilirannya mempengaruhi perilaku pengikut.15 Cara pemimpin berinteraksi dengan bawahannya umumnya ada lima macam yaitu; otokratis, demokratis, partisipatif, orientasi pada tujuan dan situasional.16 Gaya otokratis disebut juga diktator, gaya demokratis disebut, konsensus, gaya partisipatif dikenal dengan kepemimpinan terbuka dan bebas, gaya berorientasi pada tujuan disebut juga kepemimpinan berdasarkan hasil atau sasaran, sedangkan gaya situasional disebut juga kepemimpinan tak tetap atau kontingensi. 17 B. Kepemimpinan Masa Depan Menurut Islam Pada hakekatnya setiap manusia adalah pemimpin, paling tidak ia sebagai pemimpin dirinya sendiri. Rasulullah saw. bersabda: Rasulullah saw memiliki empat sifat utama yaitu, sidiq, amanah, tabligh, fathanah. Selain itu beliau memiliki Kepribadian yang sangat menunjang dakwah beliau dalam hal kepemimpinan yang disebutkan dalam al-Quran sebagai berikut:
15

ibid, hlm. 40. M.N. Nasution, Manajemen Mutu Terpadu, (Bogor: Ghalia, 2010), hlm. 210. 17 Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana, op.cit, hlm. 161-162.
16

1. 2.

Bersikap lemah-lembut. Selalu memaafkan kesalahan orang lain betapapun besar kesalahan tersebut selama kesalahan tersebut terhadap pribadi beliau.

3.

Memintakan ampun dosa dan kesalahan orang lain kepada Allah swt., jika kesalahan tersebut terhadap Allah swt.

4.

Selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat beliau dalam urusan dunia dan beliau selalu konsukuen memegang hasil keputusan musyawarah.

5.

Jika beliau ingin melakukan sesuatu, maka beliau selalu bertawakkal kepada Allah swt. dalam arti: direncanakan dengan matang, diprogramkan, diperhitungkan anggarannya dan ditentukan sistem kerjanya.


Artinya : Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS. alBaqarah ayat 216) Ayat ini mengajak kita berfikir hati-hati dalam bertindak karena bisa jadi seorang pemimpin menganggap baik apa yang ia pilih dan putuskan, belum tentu baik buat mitra kerja dan umat yang dipimpinnya, maka untuk mengetahui baik tidak nya kita terutama umat muslim diwajibkan untuk bermusyawarah dalam hal keduniawian. Sebagaimana disebutkan dalam ayat al-Quran dibawah ini :


Artinya : Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah

antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka (As-Syura : 38).


Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya (Ali Imran: 159). Sebagaimana diterangkan dalam surah As-Syura : 38 dan Ali Imran ayat 159. Musyawarah penting karena kepemimpinan berkaitan dengan banyak orang. Melalui musyawarah akan terbangun tradisi keterbukaan, persamaan dan persaudaraan. Perencanaan, organisasi, pengarahan dan pengawasan selalu saja terkait dengan sejumlah orang, maka keterbukaan, persamaan dan persaudaraan akan memback up lancarnya proses manajemen tersebut. Sebuah visi dan misi organisasi, akan semakin baik bilamana dibangun atas dasar musyawarah, akan semakin sempurna dan akan memperoleh dukungan luas, sense of belonging and sense of responsibility karena masyawarah sebagai bagian dari sosialisasi. Di sisi lain, musyawarah melenyapkan kediktatoran, keakuan dan arogansi yang seringkali menghambat kelancaran proses manajemen Tuhan juga mencontohkan dalam banyak firmannya yang menggunakan kata Kami dari

10

pada kata Aku. Penggunaan kata Kami tersebut adalah pengakuan adanya keterlibatan pihak lain. Musyawarah dapat memperkuat proses transformasi input menjadi output, sesuai penegasan Howard S. Gitlow, dkk (2005:3) yaitu A process is a collection of interacting components that transform inputs into outputs toward a common aim, called a mission statement. It is the job of management to optimize the entire process toward its aim. Menurut konsep Al-Quran, bahwa seorang pemimpin harus memilki beberapa persyaratan sebagai berikut :
1.

Beriman dan bertaqwa. (Al-Araf: 96)


Artinya: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

2.

Berilmu pengetahuan. (Al-Mujadilah/58 : 11)


Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

11

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3. Mampu menyusun perencanaan dan evaluasi. (Al-Hasyr /59: 18)


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 4. Memiliki kekuatan mental melaksanakan kegiatan. (Al-baqarah/2 : 147)


Artinya: Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.
5.

Memiliki kesadaran dan tanggung jawab moral, serta mau menerima kritik. (Ash-Shaf/61:147).


Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana 'Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut- pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong- penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orangorang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang.

12

Kepemimpinan dalam Islam adalah kepemimpinan idealistik Rasulullah saw, yaitu mengutamakan musyawarah dan pendekatan akhlaqi, yaitu mengaggap staf sebagai mitra kerja dalam mencapai tujuan. Adapun kepemimpinan ideal persfektif Islam antara lain: 1. 2. Kuat dalam aqidah Mampu memimpin dan mengendalikan dirinya sendiri sebelum memimpin orang lain 3. 4. 5. 6. 7. amanah, tabligh, dan fatanah. 8. yang tajam 9. kritik 10. tasamuh 11. Tidak memiliki sifat firaun Adapun karakteristik pemimpin masa depan antara lain: 1. 2. Pimpinan mendasarkan keputusan berdasarkan data yang akurat Pimpinan merupakan fasilitator dan pelatih Pemaaf dan memiliki jiwa Tabah dan tahan menerima Memiliki kepekaan sosial Manajerial yang baik Human relation Visinya adalah al-Quran Tawadhu Memiliki sifat shiddiq,

13

3. 4. target. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Pimpinan aktif dalam pemecahan masalah setiap individu Pimpinan harus bisa membangun komitmen, visi, misi, nilai dan

Pimpinan dapat membangun dan memelihara kepercayaan Pimpinan harus memberikan reward and punishment Aktif mengadakan kaderisasi melalui diklat yang terprogram Berorientasi kepada pelanggan Pandai menilai situasi dan kemampuan orang lain Dapat menciptakan suasana yang nyaman Mau menyadari kesalahan Selalu memperbaiki sistem dan improvisasi Bersedia belajar kapanpun dan di manapun.18

Umi Hanik, Implementasi Total Quality Management dalam Penigkatan KualitasPendidikan, (Semarang: Rasail Media Group, 2011), hlm. 89-90.

18

Anda mungkin juga menyukai