STEP 1 a. Eritrosit Salah satu sel darah yang mengandung Hemoglobin dan berwarna merah, serta mempunyai fungsi untuk mendistribusikan O2 ke seluruh tubuh. Sel darah yang jumlahnya paling banyak b. Sistem darah Suatu kesatuan komponen darah yang memiliki fungsi yang saling berhubungan c. Kelainan eritrosit Kondisi abnormal dari sel darah merah yang meliputi ukuran, bentuk, warna dan jumlah, serta komposisi.
STEP 2 1. 2. 3. 4. 5. 6. Apa saja kelainan eritrosit? (bentuk, ukuran, warna, jumlah) Penyebab kelainan eritrosit? Apa saja ciri-ciri orang2 yang terkenan kelainan eritrosit? Apa penyebab cepat lelah, pusing, lemah di skenario? Bagaimana kondisi normal eritrosit? Pemeriksaan labolatorium apa saja yang digunakan untuk mengetahui kelainan eritrosit? 7. Bagaimana penatalaksanaan kelainan eritrosit? 8. Makanan apa saja yang dapat mempengaruhi eritrosit? 9. Apa patofisiologi eritrosit dari normal menuju sakit? 10. Apakah ada hubugan jenis kelamin dan usia pada kelainan eritrosit? 11. Penyakit apa saja yang dipengaruhi kondisi eritrosit/komplikasi? 12. Apa saja keganansan kelainan eritosit? 13. Pemeriksaan fisik apa saja yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis kelainan eritrosit?
STEP 3 1. Apa saja kelainan eritrosit? (bentuk, ukuran, warna, jumlah). Dijabarkan!
Ukuran : mikrosit, makrosit, megalosit, anisositosis, poikilositosis. Bentuknya : tear drop cell, cigar cell, sickle cell, pear shape cell, bur cell, eliptosit, ovalosit, target cell. Jumlah : anemia, polisitemia Warna : Hipokromik, hiperkromik 1) Kelainan berdasarkan ukuran eritrosit
Ukuran normal eritrosit antara 6,2 8,2 Nm (normosit) Kelainan berdasarkan ukuran: a) Makrosit
Ukuran eritrosit yang lebih dari 8,2 Nm terjadi karena pematangan inti eritrosit terganggu, dijumpai pada defisiensi vitamin B atau asam folat. Penyebab lainnya adalahkarena rangsangan eritropoietin yang berakibat meningkatkatnya sintesa hemoglobin dan meningkatkan pelepasan retikulosit kedalam sirkulasi darah. Sel ini didapatkan pada anemia megaloblastik, penyakit hati menahun berupa thin macrocytes dan pada keadaan dengan retikulositosis, seperti anemia hemolitik atau anemia paska pendarahan. b) Mikrosit
Ukuran eritrosit yang kurang dari 6,2 Nm. Terjadinya karena menurunnya sintesa hemoglobin yang disebabkan defisiensi besi, defeksintesa globulin, atau kelainan mitokondria yang mempengaruhi unsure hem dalam molekul hemoglobin. Sel ini didapatkan pada anemia hemolitik, anemia megaloblastik, dan pada anemia defisiensi besi. c) Anisositosis
Pada kelainan ini tidak ditemukan suatu kelainan hematologic yang spesifik, keadaan ini ditandai dengan adanya eritrosit dengan ukuran yang tidak sama besar dalam sediaan apusan darah tepi (bermacam-macam ukuran). Sel ini didapatkan pada anemia mikrositik yang ada bersamaan anemia makrositik seperti pada anemia gizi. 2) a) Kelainan berdasarkan berdasarkan bentuk eritrosit Ovalosit
Eritrosit yang berbentuk lonjong . Evalosit memiliki sel dengan sumbu panjang kurang dari dua kali sumbu pendek. Evalosit ditemukan dengan kemungkinan bahwa pasien menderita kelainan yang diturunkan yang mempengaruhi sitoskelekton eritrosit misalnya ovalositosis herediter.
b)
Sferosit
Sel yang berbentuk bulat atau mendekati bulat. Sferosit merupakan sel yang telah kehilangan sitosol yang setara. Karena kelainan dari sitoskelekton dan membrane eritrosit. c) Schistocyte
Merupakan fragmen eritrosit berukuran kecil dan bentuknya tak teratur, berwarna lebih tua. Terjadi pada anemia hemolitik karena combusco reaksi penolakan pada transplantasi ginjal. d) Teardrop cells (dacroytes)
Berbentuk seperti buah pir. Terjadi ketika ada fibrosis sumsum tulang atau diseritropoesis berat dan juga dibeberapa anemia hemolitik, anemia megaloblastik, thalasemia mayor, myelofibrosi idiopati karena metastatis karsinoma atau infiltrasi myelofibrosis sumsum tulang lainnya. e) Blister cells
Eritrosit yang terdapat lepuhan satu atau lebih berupa vakuola yang mudah pecah, bila pecah sel tersebut bisa menjadi keratosit dan fragmentosit. Terjadi pada anemia hemolitik mikroangiopati. f) Acantocyte / Burr cells
Eritrosit mempunyai tonjolan satu atau lebih pada membrane dinding sel kaku. Terdapat duri-duri di permukaan membrane yang ukurannya bervariasi dan menyebabkan sensitif terhadap pengaruh dari dalam maupun luar sel. Terjadi pada sirosis hati yang disertai anemia hemolitik, hemangioma hati, hepatitis pada neonatal. g) Sickle cells (Drepanocytes)
Eritrosit yang berbentuk sabit. Terjadi pada reaksi transfusi, sferositosis congenital, anemia sel sickle, anemia hemolitik. h) Stomatocyte
Eritrosit bentuk central pallor seperti mulut. Tarjadi pada alkoholisme akut, sirosis alkoholik, defisiensi glutsthione, sferosis herediter, nukleosis infeksiosa, keganasan, thallasemia. i) Target cells
Eritrosit yang bentuknya seperti tembak atau topi orang meksiko. Terjadi pada hemogfobinopati, anemia hemolitika, penyakit hati. 3) Kelainan berdasarkan warna eritrosit
a)
Hipokromia
Penurunan warna eritrosit yaitu peningkatan diameter central pallor melebihi normal sehingga tampak lebih pucat. Terjadi pada anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik, thallasemia dan pada infeksi menahun. b) Hiperkromia Warna tampak lebih tua biasanya jarang digunakan untuk menggambarkan ADT. c) Anisokromasia
Adanya peningkatan variabillitas warna dari hipokrom dan normokrom. Anisokromasia umumnya menunjukkan adanya perubahan kondisi seperti kekurangan zat besi dan anemia penyakit kronis. d) Polikromasia
Eritrosit berwarna merah muda sampai biru. Terjadi pada anemia hemolitik, dan hemopoeisis ekstrameduler. 4) a) Kelainan berdasarkan benda inklusi eritrosit Basophilic stipping
Suatu granula berbentuk ramping / bulat, berwarna biru tua. Sel ini sulit ditemukan karena distribusinya jarang. b) Kristal
Bentuk batang lurus atau bengkok, mengandung pollimer rantai beta Hb A, dengan pewarnaan brilliant cresyl blue yang Nampak berwarna biru. c) Heinz bodies
Benda inklusi berukuran 0,2 -22,0 Nm. Dapat dilihat dengan pewarnaan crystal violet / brillian cresyl blue. d) Howell-jouy bodies
Bentuk bulat, berwarna biru tua atau ungu, jumlahnya satu atau dua mengandung DNA. Karena percepatan atau abnormalitas eritropoeisis. Terjadi pada anemia hemolitik, post operasi, atrofi lien. e) Pappenheimer bodies
Berupa bintik, warna ungu dengan pewarnaan wright. Dijumpai pada hiposplenisme, anemia hemolitika
Faktor gen (anemia fanconi) Susunan formasi (aglutinasi dan roleks) (Sumber : patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit, Sylvia A.Price. edisi 6.2005)
2. Penyebab kelainan eritrosit? Penjabaran etiologi! Anemia : kekurangan asam folat, kekurangan vit B12, kekurangan mineral, defisiensi Fe Hormon, genetik Gangguan pembentukan eritrosit pada sumsum tulang Kehilangan darah keluar tubuh atau perdarahan (Hemoragi) Proses penghancuran eritrosit dalam tubuh yang terlalu awal atau dini. Defisiensi Vit. B12, Besi dan Asam Folat Akibat Penyakit Kronik, karena gangguan penggunaan besi Kerusakan sum-2 tulang Kekurangan Eritropoietin (pada Anemia gagal ginjal kronik) Gangguan membran Eritrosit dan Enzim eritrosit (defisiensi G6PD / defisiensi Glukosa 6 phosfat dehidrogenase) Gangguan Hemoglobin (pd Thalassemia)
3. Apa saja ciri-ciri orang2 yang terkenan kelainan eritrosit? Lemah, lesu, pusing, pada bawah kelopak mata pucat, sianosis, ikterik, telinga mendenging, sesak nafas, kaki dingin
Pucat( konjungtiva, mukosa mulut, jaringan dibawah kuku dan telapak tangan). Panas ulserasi gusi, anemia berat dan leukopenia. Pendarahan (gusi,kulit, retina, hidung,saluran cerna, vagina) Badan lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, kaki terasa dingin, pusing, takikardi, demam, nafsu makan berkurang, sesak nafas, penglihatan kabur,telinga berdengung. Mempunyai rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, mudah patah dan sebenarnya berbentuk sendok, selain itu atropi papilla lidah mengakibatkan lidah tampak pucat,licin,mengkilat merah daging, dan meradang sakit. Dapat timbul stomatitis angularis, bibir pecah-pecah dengan kemerahan dan rasa sakit di sudut-sudut mulut. Sumber: hematologi klinik edisi ke II
4. Apa penyebab cepat lelah, pusing, lemah di skenario? Pusing : distribusi O2 ke otak berkurang (hipoksia) Cepat lelah : pengangkutan nutrisi tidak lancar Cepat lemah : Hb berkurang O2, nutrisi tidak lancar. Karena faktor kekurangan oksigen yang disebabkan daya ikat hemoglobin menurun. Sehingga aliran oksigen yang menuju jaringan lain terhambat dan membuat seseorang cepat lelah, pusing dikarenakan oksigen yang ke otak tidak normal.
5. Bagaimana kondisi normal eritrosit? Bulat, bikonkaf, central pallor sepertiga dari sel, warna central pallor lebih pucat, jumlah +- 5 juta, umur 120 hari
Perempuan hamil : hemoglobin < 11 gr/dl Anak usia 6-14 th : hemoglobin <12 gr/dl Anak usia 6bln-6th : hemoglobin < 11 gr/dl
6. Pemeriksaan labolatorium apa saja yang digunakan untuk mengetahui kelainan eritrosit? Hematokrit Indeks Hb Hitung jumlah eritrosit Hitung jenis eritrosit a. Tes penyaringan: - kadar hemoglobin - indeks eritrosit(MCV,MCH,MCHC) - apusan darah tepi b. Pemeriksaan rutin c. Pemeriksaan sumsum tulang d. Pemeriksaan atas indikasi khusus Sumber: hematologi klinik ringkas
7. Bagaimana penatalaksanaan kelainan eritrosit? Sesuai penyebab kelainan. Ex : Anemia defisiensi besi : suplementasi Fe Polisitemia : Phlebotomi Sumsum tulang : dicangkok Thalasemia : tranfusi darah 8. Makanan apa saja yang dapat mempengaruhi eritrosit? Bayam : Fe Oncom : Hati, ampela Kangkung
Telur Kerang Buncis vitamin B12 asam follat mineral besi (fe) tembaga (cu) cobalt (co) protein hormon eritropoeitin kadar oksigen di udara UNDIP.ac.id 9. Apa patofisiologi eritrosit dari normal menuju sakit? 10. Apakah ada hubugan jenis kelamin dan usia pada kelainan eritrosit? Hormon. Ex : Androgen pada pria dan estrogen pada perempuan Umur. Ex : semakin tambah umur, penurunan Hb semakin tinggi. Fungsi organ pembentuk darah/ Hb menurun Ada karena derajat normalnya berbeda menyesuaikan umur, volume berbeda, Ex : laki-laki punya hormon androgen buat memicu pembuatan eritrosit Ex : pada perempuan lebih rentan terkena anemia karena jumlah eritrosit nya lebih sedikit dari laki-laki, adanya siklus menstruasi, dan ketika hamil
11. Penyakit apa saja yang dipengaruhi kondisi eritrosit/komplikasi? Gagal ginjal : Kencing darah Hipertensi 12. Pemeriksaan fisik apa saja yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosis kelainan eritrosit? Warna kulit : puca atau tidak Dada : tachycardi/ bradicardi Pembesaran limpa, jika organ membesar cenderung menghancurkan sel darah Rambut : mudah dicabut atau tidak Kuku sendok Konjungtiva pucat Suhu?
STEP 4 Etiologi
Etiologi
Etiologi
Etiologi