I.
Tujuan 1. Mampu menyusun dan mengkaji praformulasi bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sediaan tablet salut film dan mampu menentukan metoda pembuatan dan pemilihan bahan tambahan berdasarkan kajian praformulasi 2. Mampu melakukan pembuatan sediaan tablet salut film dan melakukan uji evaluasi mencetak tablet.
II.
Spesifikasi Produk 1. Nama produk 2. Kandungan zat aktif 3. Bentuk sediaan 4. Kekuatan sediaan 5. Bahan pengemas primer : Prondex : Ibuprofren : Tablet : 400 mg / 500 mg : Strip
III.
IV.
Formulasi Modivikasi Akan dibuat tablet salut film dengan zat aktif sebanyak 400 mg dan bobot satu tablet dibuat 500mg. Daftar Bahan Inti (mg/tab lets) 400mg 10 45 25 15 5 1 2 3 4 5 6 Item Nama Bahan Ibuprofen PVP 1. Laktosum 2. Amprotab 3. Talk 4. Magnesium stearat 400mg 0,5-5% QS 5-10% 1-10% 0,25-5% 400mg 2% QS 5% 3% 1% % Lazim % Pakai Jumlah/1000 tablet (g) 400 g 10 45 25 15 5
Daftar Bahan Penyalut (mg/tab lets) 20 1 Item Nama Bahan Hidroksipro pil metilselulos a (HPMC) 25 2 FD & C Red Dye No. 3 lake 10 45 3 4 Aquades PEG 400 Qs 10-35% qs 25% 10 45 5-15% 10% 25 15-35% 20% % Lazim % Pakai Jumlah/1000 tablet (g) 20
Na lauril sulfat
1-2%
1%
Titanium Oksid
1-10%
5%
V.
Alasan dan Fungsi Bahan Formula bahan inti 1. Zat Aktif : Ibuprofen
Karena efek analgesik dan antiinflamasinya maka dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala penyakit rematik tulang, sendi dan non-sendi. (2)
2. Pengikat
Alasan penggunaan karena dalam formulasi larutan PVP dapat meningkatkan gaya kohesifitas serbuk, diperlukan untuk
membentuk granul
3. Pengisi
: Laktosum
Alasan penggunaan karena bobot zat aktif dalam 1x dosis sedikit untuk dibentuk dan dibuat bulk dan tidak mencukupi bobot total tablet. Bobot yang diinginkan untuk 1 tablet adalah 500 mg sehingga ditambahkan latulosa sebagai pengisi
4. Penghancur
: Amprotab
Alasan penggunaan karena sediaan tablet sukar untuk segera hancur ketika kontak dengan cairan lambung. Sedangkan sediaan tablet yang mudah pecah menjadi granul ketika berkontak dengan cairan pada saluran cerna, sehingga terjadi pelepasan zat aktif sehingga ditambah amilum kering sebagai penghancur(6).
5. Glidan
: Talk
Alasan penggunaan karena pada proses pembuatan kemungkinan lengket pada permukaan punch dan die karena pengeringan yang kurang sempurna. Sedangkan yang diinginkan massa cetak tidak lengket pada permukaan punch dan die sehingga dihasilkan tablet yang sempurna, tidak mudah terjadi sticking. Maka ditambahkan talk sebagai antiadheren membantu memperbaiki fluidity dan compactibilitas zat aktifnya
6. Lubrikan
: Magnesium stearat
Alasan penggunaan karena Kemungkinan tablet sulit dikeluarkan dari ruang die dan terjadi gesekan antara punch dan die yang dapat menyebabkan bentuk tablet yang tidak rata. Sedangkan yang diinginkan tablet mudah dikeluarkan dari ruang die dalam bentuk tablet utuh. Maka ditambahkan mg stearat sebagai lubrikan membantu memperbaiki fluidity dan compactibilitas zat aktifnya
7. Polimer
Alasan menggunakan polimer HPMC yaitu kelarutan polimer yang khas dalam cairan lambung-usus serta dalam sistem pelarut organik dan pelarut air, tidak berpengaruh dalam kekerasan tablet dan pemakaian obat, fleksibilitas,mengurangi resistensi, tidak memiliki rasa atau bau, stabil terhadap panas, cahaya, udara, dan dapat disesuaikan dengan tingkat kelembaban, mempunyai kemampuan untuk mencampurkan zat warna atau zat aditif lainnya kedalam lapisan tipis tanpa kesukaran (3).
8. Plastizer
: PEG 400
Jika hanya menggunakan polimer saja akan dihasilkan lapisan film yang rapuh, mudah pecah, dan mudah terkelupas, untu memperbaiki
hal tersebut, diperlukan plasticizer untuk mempertinggi keluwesan dan fleksibilitas dari lapisan tipis penyalut tersebut (4). PEG padat digunakan sebagai plasticizer untuk membentuk lapisan penyalut dengan polimer, dapat menaikkan permeabilitas airnya sehingga tablet mudah ditembus cairan tubuh kemudian pecah dan melepaskan obatnya. (5)
: FD & C Red Dye No. 3 lake penambahan zat warna bertujuan untuk
meningkatkan nilai estetika sediaan dan untuk mempermudah identifikasi sediaan (membedakan obat yang satu dengan yang lain). . Lake dipilih dan digunakan untuk sugar coating dan film coating yang memberikan hasil yang baik.
10. Pelarut
: Aquades
(4)
Karena pelarut untuk melarutkan polimer yang akan digunakan, harus memiliki volatilitas yang baik menghantarkan atau . Pelarut ini berfungsi untuk partikel penyalut ke
menyampaikan
11. Surfaktan
: Na lauril sulfat
Na lauril sulfat digunakan agar bahan pembentuk plastik eksternal dapat efektif, bahan tersebut harus larut dalam sistem pelarut yang digunakan maka diperlukan surfaktan.
12. Pengkilap
: Titanium Oxide
Membuat tablet salut licin, dan mengkilap sehingga meningkatkan nilai estetika tablet
VI.
Sifat senyawa obat dan bahan tambahan 1. Ibuprofen Nama lain : asam 2-(-4-Isobutilfenil) propionat
: C13H18O2 : 206.28 :
Pemerian
: serbuk hablur putih hingga hampir putih, berbau : 75.0 77.5C. : praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut
dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton dan dalam chloroform serta sukar larut dalam etil asetat Indikasi : Karena efek analgesik dan antiinflamasinya maka
dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala penyakit rematik tulang, sendi dan non-sendi. Juga dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala akibat trauma otot dan tulang/ sendi (trauma
muskuloskeletal). Karena efek analgesiknya maka dapat digunakan untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala. Kontraindikasi :Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal
(aspirin) atau obat antiinflamasi non steroid lainnya, wanita hamil dan menyusui, serta anak dibawah usia 14 tahun. Penderita dengan syndroma nasal polyps, angioderma dan reaksi bronchospasma terhadap asetosal (aspirin) atau antiinflamasi non steroid yang lain. Dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.
2. Laktosa
Nama Lain Pemerian rasa agak manis Rumus Molekul Struktur molekul
: C12H22O11. H2O :
: 360,31 : q.s untuk pengisi tablet : pH larutan 10 % b/v 4.0 6.5 : - Larut dalam 6 bagian air Larut dalam 1 bagian air mendidih
- Sukar larut dalam etanol ( 95 % ) P - Praktis tidak larut dalam kloroform P - Praktis tidak larut dalam eter P Penggunaan : Pengisi tablet
Inkompaktibilitas : Bereaksi dengan senyawa yang memiliki gugus amin, akan menghasilkan produk berwarna coklat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3.
Amilum kering (Amprotap) Nama Lain Rumus Molekul Struktur molekul : Pati : ( C6H10O6 )n :
Pemerian
: Bentuk serbuk sangat halus, warna putih, tidak berbau, tidak berasa
Kadar pH Kelarutan
: 5 - 20% sebagai penghancur : 5,5 - 6,5 : - Praktis tidak larut dalam air dingin - Praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % ) P.
Penggunaan Penyimpanan
: Pengisi-Pengikat : Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan mkering. (2)
4.
PVP (Polyvinyl pyrrolidone) Nama lain Rumus molekul Struktur molekul : Povidone : (C6H9NO)n :
Pemerian
: Halus, berwarna putih atau putih krem, tidak berbau atau hampir tidak berbau, serbuk higroskopis.
Kelarutan
: sangat larut dalam asam, kloroform, etanol (95%), keton, metanol dan air, praktis tidak larut dalam eter, hidrokarbon, dan mineral oil.
Fungsi
: Disintegrant, meningkatkan dissolution, agent suspending, tablet binder :37 : 150o C Kompaktibel dalam larutan dengan garam
PH Titik leleh
Inkompaktibilitas :
inorganik, resin alami dan sintetik dan zat kimia lainnya. Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik(2).
5. Talk Nama Lain Pemerian : Talcum : Bentuk serbuk hablur, sangat halus licin, mudah melekat pada kulit, bebas dari butiran, warna putih atau putih kelabu, tidak berbau, tidak berasa Rumus Molekul Kadar pH Kelarutan Penggunaan : Mg6(Si2O5)4(OH)4 : 1 5 % sebagai antiadheren dan glidant : 6,5 - 10 : Tidak larut dalam hampir semua pelarut. : Antiadheren dan Glidant
6.
Mg Stearat Nama Lain Pemerian : Magnesii Stearas : Bentuk serbuk halus, licin dan mudah melekat pada kulit, warna putih, bau lemah khas Rumus Molekul Berat molekul Kadar Kelarutan : C36H70MgO4 : 591,27 : 0,25 5% sebagai lubrikant : Praktis tidak larut dalam air, praktis tidak larut dalam etanol ( 95 % ) P., praktis tidak larut dalam eter P
Penggunaan
: lubrikan
Inkompaktibilitas : Asam kuat, alkalis dan garam besi Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
7.
Pemerian
: putih atau pucat, konsistensi seperti pasta ke waxy flake, memiliki rasa manis : 60-63oC : larut dalam air : dengan agent pewarna
8.
Hydroxypropyl methyl cellulose (HPMC) Sinonim : Hypromellose, Benecel MHPC, E464, HPMC, hypromellosum, Methocel, Tylopur Rumus Molekul Struktur molekul : CH3CH(OH)CH2 :
10
Pemerian
bentuk serbuk granul , tidak berasa Kelarutan : Larut dalam air dingin, praktis tidak larut
dalam air panas, klorofom, etanol (95%) dan eter PH Titik lebur Inkompatibilitas Penyimpanan : 5.0-8.0 : 190-200C : Agent pengoksidasi : Di simpan dalam wadah tertutup baik di
9.
Na lauril Sulfat Sinonim Rumus Molekul Struktur : Dodecyl alcohol hydrogen sulfate : C12H25NaO4S :
Pemerian
pucat, serpih atau serbuk lembut , rasa pahit Melting point Kelarutan dalam air dan eter Inkompaktibilitas : garam polyvalent metalions sepetri : 2042078C : bebas larut dalam air, praktis tidak larut
10.
Titanium Diokside Sinonim Rumus molekul Pemerian serbuk higroskopis. Melting point : 18558C : titanii dioxidum : TiO2 : putih, amorf, tidak berbau, kurang berasa,
11
Kelarutan
dilute, hcl, asam nitrit, pelarut organik dan air, larut dalam asam hidrofluoric, asam sulfat
VII.
Perhitungan a. Perhitungan Tablet inti metode cetak langsung Skala Laboratorium = 500 mg = 400 mg = 2% x 500 mg = 10 mg = 500 ( 400+10+25+15+5) = 45 mg = 5% x 500 mg = 3% x 500 mg = 25 mg = 15 mg = 5 mg
Skala Produksi (1000 tablet) 1. Ibuprofen 2. PVP 3. Laktosum 4. Amprotab 5. Talk = 400 mg x 1000 = 400 g = 10 mg x 1000 = 10 g = 45 mg x 1000 = 45 g = 25 mg x 1000 = 25 g = 15 mg x 1000 = 15 g
Film coating
Skala Laboratorium 1. Hydroxypropyl methyl cellulose = 20% x 100 mg = 20 mg 2. PEG 400 3. FD & C Red Dye No. 3 lake 4. Aquades 5. Na lauril sulfat = 25% x 100 mg = 25 mg = 10% x 100 mg = 10 mg =100- (20+25+10) = 45 mg = 1% x 100 mg = 1 mg
12
6. Titanium dioksid
= 5% x 100 mg = 5 mg
Skala produksi 1. Hydroxypropyl methyl cellulose = 20 mg x 1000 =20 g 2. PEG 400 3. FD & C Red Dye No. 3 lake 4. Aquades 5. Na lauril sulfat 6. Titanium dioksid = 25 mg x 1000 = 25 g = 10 mg x 1000 = 10 g =45 mg x 1000 =45 g = 1 mg x 1000 = 1g = 5 mg x 1000 = 5 g
VIII. IX.
Dicampur bahan-bahan kecuali pelincir, aduk selama 15 menit hingga homogen, tambahkan pelincir, aduk selama 2 menit
Evaluasi sifat fisik serbuk tablet Lakukan evaluasi terhadap massa cetak
13
X.
Dihomogenkan
Larutan coating
XI.
Film Coating
Disiapkan larutan coating
Tablet Inti
Disemprotkan
Tablet
XII.
Evaluasi mencetak tablet 1. Waktu alir dan sudut istirahat 2. Index pemampatan
14
3. Rasio Hausner 4. Carrs Index (Cl) 5. Penentuan kadar air granul 6. Organoleptis 7. Keseragaman ukuran 8. Keseragaman bobot 9. Kekerasan 10. Friabilitas 11. Keseragaman kandungan 12. Waktu hancur 13. Uji disolusi
XIII.
Daftar Pustaka (1) Rowe, R.C, Sheskey, P.J and Owen, S.C, 2009, Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulations Compressed Solid Products, Six Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, USA (2) Lachman, Leon, 1994, Teori dan Praktek Farmasi Industri Edisi Ketiga, UI press, Jakarta (3) Sulaiman, T.N.S., 2007, Teknologi Formulasi Sediaan Tablet, Laboratorium Teknologi Farmasi UGM, Yogyakarta, 44-47 (4) Gibson, Mark, 2009, Pharmaceutical Preformulation and
Formulation: A Practical Guide From Candidate Drug Selection to Commercial Dosage Form, 2nd edition, Informa Healthcare, New York, 371 - 405 (5) Jones, David, 2008, Pharmaceutics Dosage Form and Design, Pharmaceutical Press, London, 213 214 (6) Rowe, R.C, Sheskey, P.J and Owen, S.C, 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Edition, Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, USA (7) Ditjen POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Replubik Indonesia, Jakarta
15
(8) British
Pharmacopoeia
Commission
Office,
2009,
British
Pharmacopoeia Volume I & I, The Department of Health, Social, Services and Public Safety, London (9) Anonim, 2001, Petunjuk Operasional Penerapan Cara Pembuatan Obat Yang Baik, Badan POM, Jakarta
(Dwi Purnamasari)
16
Prondex Ibuproven Komposisi: - Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 200 mg. - Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 400 mg. Indikasi: Karena efek analgesik dan antiinflamasinya maka dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala penyakit rematik tulang, sendi dan non-sendi. Dosis: Dewasa Dosis yang dianjurkan : sehari 3 4 x 400 mg. -Anak : 10 mg Ibuprofen per kilogram berat badan HARUS DENGAN RESEP DOKTER Reg. No. DKL 0533702110 A1 No. Batch : 3004092 Mig. Date : 30 Mei 2012 Exp. Date : 30 Mei 2014 PT. Dwi Pharma Laboratory
Prondex Ibuproven
PRONDEX
Komposisi: - Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 200 mg. - Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 400 mg. Indikasi: Karena efek analgesik dan antiinflamasinya maka dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala penyakit rematik tulang, sendi dan non-sendi. Dosis: Dewasa Dosis yang dianjurkan : sehari 3 4 x 400 mg. -Anak : 10 mg Ibuprofen per kilogram berat badan HARUS DENGAN RESEP DOKTER Reg. No. DKL 0533702110 A1 No. Batch : 3004092 Mig. Date : 30 Mei 2012 Exp. Date : 30 Mei 2014 PT. Dwi Pharma Laboratory
PRONDEX
APOTEK DWI PHARMA Jl. Kaliurang km. 7 YK, TELP 0274-5374883 APOTEKER: Dwi Purnamasari S. Farm., Apt SIP: KP 01.03.1.3.1991 SIA: 509/6345/DKS/2012 NO. 221 Ny. Timi (40 tahun) Prondex Diminum 3 x sehari 1 tablet Jl. Kaliurang km 4 Sleman TGL 30/04/12
17
Prondex Ibuproven
Brosur
Komposisi: Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 200 mg. Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 400 mg. Indikasi: Karena efek analgesik dan antiinflamasinya maka dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala penyakit rematik tulang, sendi dan non-sendi. Juga dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala akibat trauma otot dan tulang/ sendi (trauma muskuloskeletal). Karena efek analgesiknya maka dapat digunakan untuk meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala. Kontraindikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal (aspirin) atau obat antiinflamasi non steroid lainnya, wanita hamil dan menyusui, serta anak dibawah usia 14 tahun. Penderita dengan syndroma nasal polyps, angioderma dan reaksi bronchospasma terhadap asetosal (aspirin) atau antiinflamasi non steroid yang lain. Dapat menyebabkan reaksi anafilaktik. Dosis: Dewasa : Untuk analgesik dan antiinflamasi (rematik tulang, sendi dan nonsendi, trauma otot dan tulang / sendi) : Dosis yang dianjurkan : sehari 3 4 x 400 mg. Pada permulaan pemakaian sebaiknya menggunakan dosis minimum yang efektif yaitu 400 mg 3 kali sehari. Untuk analgesik : Dosis yang dianjurkan : 200 mg sampai 400 mg 3 4 kali sehari. Anak : 10 mg Ibuprofen per kilogram berat badan Efek Samping : Walaupun jarang terjadi, tapi timbul efek samping sebagai berikut : gangguan saluran pencernaan termasuk mual, muntah, gangguan pencernaan, diare, konstipasi dan nyeri lambung. Juga pernah dilaporkan terjadi ruam pada kulit, bronchospasme (penyempitan bronkus), trombositopenia (penurunan sel pembeku darah). Peringatan dan Perhatian : Pada uji klinis, dosis lebih besar dari 400 mg tidak lebih efektif dibanding dosis 400 mg. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Penggunaan Ibuprofen harus hati-hati pada penderita : Lupus eritematosus sistematik dan Gangguan fungsi hati dan ginjal. Karena Ibuprofen dapat menyebabkan penyempitan bronkhus (bronchospasme) maka hati-hati pada penderita asma. Karena pernah dilaporkan terjadi retensi cairan dan edema, maka hati-hati pada penderita yang pernah menderita penyakit gagal jantung. Pada umumnya pendarahan pada lambung dan/ atau ulcer atau perforasi pada pasien usia lanjut akan lebih berat. Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui. Selama menggunakan obat ini jangan minum asetosal, juga obat antikoagulan (anti pembekuan darah) golongan warfarin. Penurunan ketajaman penglihatan dan kesulitan membedakan warna dapat terjadi, tetapi sangat jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan. Apabila terjadi gangguan penglihatan maka obat harus segera dihentikan dan memeriksakan mata ke dokter. HARUS DENGAN RESEP DOKTER Reg. No. DKL 0533702110 A1 No. Batch : 3004092 Mig. Date : 30 Mei 2012 Exp. Date : 30 Mei 2014 PT. Dwi Pharma Laboratory Jogja- Indonesia
18