Anda di halaman 1dari 8

58

PENDAHULUAN
Campuran beton yang sedang dalam proses
pengerasan akan melepaskan senyawa kapur hidrok-
sida Ca(OH)
2
sebagai bahan yang tidak berguna.
Senyawa ini masih dapat dimanfaatkan untuk
menambah kekuatan beton dengan menambahkan
senyawa SiO
2
, hal ini terjadi karena campuran seny-
awa Ca(OH)
2
dan SiO2 akan mempunyai sifat poz-
zolanic . PT. RAPP memproduksi fly ash 170 m
3
/
hari yang mengandung senyawa SiO
2
lebih dari 50
%. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pe-
manfaatan abu terbang secara optimal pada campu-
ran beton. Abu terbang diharapkan selain sebagai
bahan pengikat alternatif juga sebagai filler.
LANDASAN TEORI
Adukan beton terdiri dari agregat, air, semen
serta bahan additive. Material agregat berupa batu
pecah dan pasir. Beberapa metoda mencari proporsi
agregat pada beton :
- metoda standard (arbitrary standard method)
- metoda memperkecil rongga udara (minimum
voids method)
- metoda modulus kehalusan (fineness modulus
method)
- metoda kepadatan maksimum (maximum density
method)
- metoda w/c (w/c law).
Maximum density method adalah metoda
menyusun gradasi butir agregat yang meminimalisir
rongga antar butir. Hal ini dapat diperoleh dengan
mempergunakan persamaan Abrahm. Agregat kasar
dan agregat halus diasumsikan sebagai kubus-kubus
yang mengisi suatu volume. Gradasi material yang
memberikan kepadatan maksimum menurut Abrahm
adalah seperti pers. 1.
1
dengan:
d = ukuran agregat yang ditinjau
D = ukuran maksimum agregat
M = persentase agregat (dalam berat).
Persentase agregat pecah kasar (CA), agregat
pecah sedang (MA), agregat pecah halus (FA) dan
pasir (FS) untuk campuran beton dapat dicari dengan
cara matematis (matriks) dengan persamaan Abrahm
sebagai batasannya seperti pers 2.
2
atau
3
ABSTRACT
Concrete mix product lime hydroxide Ca(OH)
2
as an unused meterial but they can be
bonded by SiO
2
to raise the compressive strength of concrete. Fly ash particles generally
contain > 50 % SiO
2
. PT . RAPP produces 170 m
3
of fly ash / day. The influence of amount
of fly ash in concrete mix would be researched.
24 unit samples concrete mix with 0 %; 5 % ; 10 % dan 15 % fly ash varation by weight of
cement. Percentage of aggregate in concrete mix are calculated by matrix method. The
specification due to gradation that calculated by abrahm equation. Compressive strength test
of concrete after curing process 14 and 28 days.
Use 5 % fly ash in concrete mix increase compressive strength of concrete about 28,6 %. Use
10 % and 15 % fly ash in concrete mix decrease the compressive stregth of concrete. If fly
ash > 5 %, SiO
2
is not bonded with Ca(OH)
2
and SiO
2
as filler material in concrete mix
Keyword : fly ash, concrete, compressive strength .
PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH BATU BARA
CAMPUR KAYU PADA KUAT TEKAN BETON
Muhammad Shalahuddin
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru 28293
2 / 1
100 |
.
|

'

=
D
d
M
|| || || C x A B
1
=
|
|
|
|
|
.
|

'

|
|
|
|
|
.
|

'

=
|
|
|
|
|
.
|

'


4
3
2
1
1
4 4 4 4
3 3 3 3
2 2 2 2
1 1 1 1
x
x
x
x
x
d c b a
d c b a
d c b a
d c b a
FS
FA
MA
CA
Pengaruh Penambahan Fly Ash Batu Bara Campur Kayu pada Kuat Tekan Beton (Shalahuddin)
59
a
n
, b
n
, c
n
dan d
n
adalah persentase lolos masing-
masing agregat pada nomor saringan tertentu. Nilai
x
n
diambil dari nilai batasan abrahm.
Agregat
Volume agregat dapat mencapai 75 % dari to-
tal volume beton. Pada umumnya agregat yang
digunakan untuk campuran beton harus mempunyai
nilai kekuatan (abrasi 40 %). Agregat dapat ber-
gradasi menerus (continuous graded), bergradasi
celah (gap graded) dan bergradasi seragam
(uniform graded). Modulus kehalusan (fine
modulus) agregat ditentukan sebagai jumlah persen-
tase tertahan kumulatif dari 10 ayakan dengan bata-
san dari 80 mm sampai 150 micron dan dibagi den-
gan 100. Data batasan ukuran butir agregat kasar
yang digunakan untuk beton ditampilkan pada
Tabel 1.
Gabungan agregat kasar dan agregat halus harus
memasuki batasan gradasi sesuai dengan ukuran
butir maksimumnya, dapat dilihat pada Gambar 1.
Batasan modulus kehalusan agregat kasar dan agre-
gat halus yang digunakan adalah seperti Tabel 2.
Proporsi agregat kasar (sesuai ukuran butir
maksimum) dan agregat halus (sesuai zona) pada
gabungan agregat dapat dilihat pada Tabel 3.
Abu terbang (fly ash)
Abu Terbang adalah sisa pembakaran pada tem-
peratur tinggi, apabila telah dingin merupakan bahan
pozzolanic, yaitu bahan yang mempunyai sifat men-
gikat seperti semen dan mengandung senyawa silika
alumina aktif yang dapat bereaksi dengan kalsium
hidroksida pada suhu kamar dan adanya air yang
cukup banyak untuk membentuk senyawa stabil yang
mempunyai sifat-sifat seperti semen (PT. Semen An-
dalas, 1998).
Warna abu terbang biasanya dari abu-abu sam-
pai abu-abu kehitaman yang mempunyai berat jenis
2,152,8 (Aman, 1995). Karakteristik fisik abu ter-
bang umumnya tergantung pada efisiensi proses
pembakaran pada tempat pengolahan dan jenis bahan
serta asal sumber batu bara, baik yang berasal dari
jenis anthracite, sub-bituminous, bituminous atau
lignitic (Cripwell, 1992). Abu terbang biasanya lolos
saringan ukuran 0,425 mm dan gradasi abu terbang
mempunyai batasan seperti Tabel 4 dan Gambar 2.
Komposisi kimia abu terbang, secara umum
hampir relatif sama, namun yang membedakannya
adalah persentase kandungan masing-masing unsur
yang terdapat didalamnya. Komposisi kimia abu ter-
bang dan persentasenya berdasarkan ASTM (Tabel
5), India (Tabel 6), PLTU Ombilin (Tabel 7) dan
Sucofindo (Tabel 8).
Ukuran Persentase Lolos Agr. Kasar dari Berat (%)
Saringan 40 mm 20 mm 16 mm 12,5 mm
80 mm 100 - - -
63 mm - - - -
40 mm 95 - 100 100 - -
20 mm 30 - 70 95 - 100 100 100
16 mm - - 95 - 100 -
12,5 mm - - - 90 100
10 mm 10 - 35 25 - 55 30 - 70 40 85
4,75 mm 0 5 0 - 10 0 - 10 0 10
2,36 mm - - - -
Tabel 1. Data batasan ukuran butir agregat kasar
untuk beton
0
20
40
60
80
100
0.1 1 10 100
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

L
o
l
o
s

(
%
)
Ukuran saringan (mm)
Gambar 1. Grafik batasan gradasi agregat gabun-
gan untuk beton
Jenis Agregat
Diameter
maksimum
Modulus
Kehalusan
Agregat (mm) Maks Min
Agregat Halus 3,5 2,0
Agregat Kasar
20 6,9 6,0
40 7,5 6,9
75 8,0 7,5
150 8,5 8,0
Agregat
Campuran
20 5,1 4,7
25 5,5 5,0
32 5,7 5,2
40 5,9 5,4
75 6,3 5,8
150 7,6 6,5
Tabel 2. Batasan Modulus Kehalusan Butir
Ukuran Maks Rasio Agregat Halus dan Agregat Kasar
Agregat Kasar Zona I Zona II Zona III Zona IV
10 mm 1 : 1 1 : 1,5 1 : 2 1 : 3
20 mm 1 : 1,5 1 : 2 1 : 3 1 : 3,5
40 mm 1 : 2 1 : 3 1 : 3,5 -
Tabel 3. Proporsi agregat kasar dan agregat halus
dalam perbandingan berat
Jurnal Sains dan Teknologi 8 (2), September 2009: 58-65
60
Dari Tabel 58 adalah hasil dari beberapa
penelitian, terlihat bahwa kadar SiO
2
yang berasal
dari abu terbang lebih dari 50%. Fly ash PT. RAPP
diperkirakan juga memiliki kadar SiO
2
lebih dari
50%.
Kadar SiO
2
yang berasal dari abu terbang akan
bereaksi dengan kapur mati Ca(OH)
2
yang meru-
pakan hasil hidrasi antara air dan semen. Reaksi
antara Ca(OH)
2
dan SiO
2
juga akan menghasilkan
kalsium silikat hidrat (CSH) yang berfungsi sebagai
perekat. Menurut Suhud (2001), secara umum reaksi
tersebut dapat ditulis seperti Pers 3.
Ca(OH)
2
+ SiO
2
xCaO. ySiO
2
. zH
2
O 3
dengan x, y dan z adalah nilai ekivalensi.
Persentase optimum dari beberapa bahan min-
eral admixture dapat dilihat pada Tabel 9.
Dari Tabel 9 terlihat bahwa kadar optimal fly
ash sebagai bahan tambah (optimal mineral admix-
ture) berkisar antara 10 20 %.
Air
Air ditambahkan ke dalam campuran beton un-
tuk proses hidrasi semen dan pelumasan agregat.
Konsentrasi maksimum dari variasi kandungan kimia
air yang diizinkan adalah :
- apabila 200 ml air sampel tidak mengandung le-
bih dari 2 ml 0.1 NaOH
- apabila 200 ml air sampel tidak mengandung le-
bih dari 10 ml 0.1 HCl
- apabila solid organic < 0.02 %
- apabila inorganic solid < 0.30 %
- apabila sulphate < 0.05 %
- apabila alkali chlorides < 0.10 %.
Persentase penggunaan air dalam beton dijabar-
kan sebagai rasio air-semen dalam perbandingan
Ukuran Butir Persentase Lolos
(mm) (%)
0,425 100
0,2 90 99
0,06 60 96
0,02 28 79
0,006 10 45
0,002 9 14
0,001 0
Tabel 4. Gradasi Abu terbang (Clarke, 1992)
0
20
40
60
80
100
0.001 0.01 0.1 1 P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

L
o
l
o
s

(
%
)
Ukuran butir (mm)
Gambar 2. Grafik Gradasi Abu Terbang
Komposisi kimia abu terbang Persentase
Silika, SiO
2
40-55
Oksida Besi, Fe
2
O
3
5-10
Aluminium Oksida, Al
2
O
3
20-30
Kalsium Oksida, CaO 2-7
Sulfur Trioksida, SiO
3
0,4-2
Kalium Oksida, K
2
O 1-5
Natrium Oksida, Na
2
O 1-2
Magnesium Oksida, MgO 1-4
Hilang Pijar 3-12
Tabel 5. Komposisi kimia abu terbang ASTM
Komposisi kimia abu terbang Persentase
Silika, SiO
2
49-67
Oksida Besi, Fe
2
O
3
4-10
Aluminium Oksida, Al
2
O
3
16-29
Kalsium Oksida, CaO 1-4
Sulfur Trioksida, SiO
3
0,1-2
Magnesium Oksida, MgO 0,2-2
Hilang Pijar 0,5-3
Tabel 6. Komposisi kimia abu terbang India
Komposisi kimia abu terbang Persentase
Silika, SiO
2
85,73
Oksida Besi, Fe
2
O
3
2,29
Aluminium Oksida, Al
2
O
3
0,82
Kalsium Oksida, CaO 1,12
Magnesium Oksida, MgO 0,4
Hilang Pijar 7,18
Tabel 7. Komposisi kimia abu terbang PLTU
Ombilin
Komposisi kimia abu terbang Persentase
Silika, SiO
2
77,25
Oksida Besi, Fe
2
O
3
3,188
Kalsium Oksida, CaO 1,379
Magnesium Oksida, MgO 0,172
Natrium Oksida, Na
2
O 2,078
Tabel 8. Komposisi abu gambut (PT. Sucofindo
Pekanbaru, 2003 dan Noor, 2001)
Bahan admixture Persentase penambahan optimal (%)
Fly ash 10 20
Slag sampai 60
Silica fume sampai 15
Tabel 9. Persentase penambahan optimal bahan
mineral admixture
Pengaruh Penambahan Fly Ash Batu Bara Campur Kayu pada Kuat Tekan Beton (Shalahuddin)
61
terlalu banyak dalam adukan beton dapat menye-
babkan kuat beton menurun.
Abrahm (1918), telah menemukan hubungan
kekuatan beton hanya atas perbandingan air dengan
semen (w/c ratio) yang hal ini juga mempengaruhi
kemudahan kerja (workable) seperti Gambar 3.
Powre telah menemukan bahwa semen tidak berga-
bung secara kimia dengan lebih dari setengah jum-
lah air di dalam adukan (mix). Semen membutuhkan
1/8 sampai dari berat air untuk menjadikannya
berhidrasi sempurna.
Perkiraan kadar air bebas per m3 beton yang
dibutuhkan untuk tingkat kemudahan pengerjaan
adukan beton adalah seperti Tabel 10.
Tabel 10 Kadar air bebas (kg/m3) untuk kemudahan
adukan beton
Semen
Semen adalah bahan pengikat yang diperoleh
dari pembakaran bersama pada temperatur tinggi
(1400
0
C) material calcareous siliceous dan argilla-
ceous, dicampur setelah di crushing yang mengha-
silkan klinker bubuk halus. Sifat-sifat dari variasi
semen tergantung dari komposisi kimia, proses ini
Gambar 3. Grafik hubungan w/c dengan kuat tekan
beton (Abrahm, 1918)
0
100
200
300
400
500
600
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
K
u
a
t

T
e
k
a
n

B
e
t
o
n

(
k
g
/
c
m
2
)
Rasio Kandungan Air (Berat)
Ukuran butir Jenis Slump (mm)
maksimum (mm) agregat 0-10 10-20 20-60 60180
10 Alami 150 180 205 225
Batu pecah 180 205 230 250
20 Alami 135 160 180 190
Batu pecah 170 190 210 225
30 Alami 115 140 160 175
Batu pecah 155 175 190 205
diadopsi dalam pengolahan dan derajat kehalusan.
Jenis-jenis semen Portland berdasarkan komposisi
kimianya seperti Tabel 11.
Tabel 11. Jenis semen portland sesuai komposisi kimia
Sumber : AM Neville
BAHAN DAN METODA
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Teknologi Bahan Fakultas Teknik Universitas Riau.
Bahan untuk pengujian adalah abu terbang (Fly Ash),
agregat halus, agregat kasar, air dan semen. Persen-
tase agregat pecah kasar, agregat pecah sedang, agre-
gat pecah halus dan pasir diperhitungkan dengan
cara matriks dengan batasan garis gradasi yang diha-
silkan dengan persamaan Abrahm. Perawatan beton
dilakukan setelah benda uji dibuka dari cetakan, den-
gan cara direndam dalam air pada suhu (23 2)
0
C
sampai saat dilakukan pengujian kuat tekan beton
yaitu pada umur 14 dan 28 hari.
Kriteria campuran beton adalah:
- disain kuat tekan beton 40 Mpa
- menggunakan semen Portland type I semen
padang
- agregat pecah kasar, sedang, halus dan pasir dari
sungai Kampar Bangkinang
- fly ash power boiler 2 dari PT. RAPP dari abu
hasil pembakaran batu bara yang dicampurkan
dengan kayu. Fly ash yang dipergunakan tidak
dihaluskan agar sesuai dengan kondisinya di
stock pile.
- air tanah standar.
- faktor air semen 0,33 dan slump 0 10 cm.
- Sampel beton kubus ukuran 15 cm x 15 cm x 15
cm, variasi fly ash 0 %, 5 % ; 10 % dan 15 %
terhadap berat semen, diuji kuat tekannya masing
-masing 3 buah sampel pada umur 14 hari dan 28
hari sehingga total sampel 24 buah, rinciannya
dapat dilihat pada Tabel 12.
Tipe Senyawa Kimia (%)
Semen C
3
S C
2
S C
3
A C
4
AF CaSO
4
CaO
bebas
MgO
bebas
Tipe I 42-67 8-31 5-14 6-12 2,4-3,4 0-1,5 0,7-3,8
Tipe II 37-55 19-39 4-8 6-16 2,1-3,4 10,1-1,8 1,5-4,4
Tipe III 34-70 0-28 7-17 6-10 2,2-4,6 0,1-4,2 1,0-4,8
Tipe IV 21-44 27-34 3-7 6-18 2,6-3,5 0-0,9 1,0-4,1
Tipe V 35-54 24-49 1-5 6-15 2,4-3,9 0,1-0,6 0,7-2,3
Jurnal Sains dan Teknologi 8 (2), September 2009: 58-65
62
Tabel 12 Jumlah dan komposisi benda uji
Pembuatan Benda Uji (Specimen) dengan menentu-
kan persentase agregat dan jumlah pemakaian air.
1. Menentukan persentase agregat
- Lakukan uji analisa saringan FA, MA, CA
dan FS.
- Hitung batasan gradasi Abrahm mengguna-
kan persamaan 1, misalnya pada saringan
no.16 (1,19 mm) maka
hasilnya seperti pada Tabel 13.
- Pilih 4 nomor saringan dan buatkan matrix 4
x 4 (sesuai dengan pemanfaatan 4 material
CA, MA, FA dan FS) dan batasan Abrahm
untuk nilai-nilai pada matrix.
Nilai 80 adalah pendekatan dari nilai 77,56; nilai 57
adalah pendekatan dari nilai 54,76; nilai 38 adalah
pendekatan dari nilai 38,72 dan nilai 30 adalah
pendekatan dari nilai 27,38. Hal ini perlu dilakukan
secara trial and error agar nilai FA, MA, CA dan
No
Persentase pe-
makaian fly ash
Jumlah Benda Uji Pada
Total
terhadap berat
14 28
1 0
3 3
24
2 5
3 3
3 10
3 3
4 15
3 3
% 36 , 19
75 , 31
19 , 1
100
2 / 1
=
|
|
.
|

'

= M

30
38
57
80
2 . 96 0 0 25 . 6
100 0 9 . 0 1 . 34
100 0 25 . 18 100
100 32 100 100
FS
CA
MA
FA
FS tidak menjadi negatif akibat perkalian matrix.
Nilai pendekatan ini baik apabila persentase gabun-
gan FA, MA, CA dan FS mendekati nilai batasan
Abrahm. Hasil perkalian matrix setelah dinormalisir
ke 100 % maka CA = 24.68 %; MA = 18.38 %; FA
= 26.62 % dan FS = 30.32 %.
1. Menentukan jumlah pemakaian air
- Kadar air / m
3
= air perlu (Tabel 10 )
[(kadar air CA penyerapan CA) x berat
pemakaian CA]
[(kadar air MA penyerapan MA) x berat
pemakaian MA]
[(kadar air FA penyerapan FA) x berat
pemakaian MA]
[(kadar air FS berat pemakaian FS].
= 190 (0.002 x 392.42) (-0.0056 x
292.36) (-0.0344 x 423.25) (0.0003 x
482.21) = 205.27 liter. Kadar air CA, MA,
FA dan FS adalah 0 % karena dalam
kondisi kering.
- Dengan fas 0,33 (mutu beton tinggi = 40
Mpa), maka diperlukan semen sebesar = air
perlu dibagi 0.33.
= 190 / 0.33 = 575.76 kg.
Bagan alir penelitian ini dapat juga ditampilkan pada
Gambar 4.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji analisa saringan agregat FA, MA, CA
dan FS serta batasan Abrahm dan persentase gabun-
gan dibuat grafik seperti pada Gambar 5.
Dari Gambar 5 terlihat garis gradasi agregat CA,
MA, FA dan FS. Agregat CA, MA, FA dan FS apa-
bila digabungkan dengan dengan persamaan 2, maka
didapatkan garis gradasi gabungan agregat.
Ukuran Saringan Persentase lolos (%) Batasan Gradasi
(mm) bukaan FA MA CA FS Abrahm gabungan
31.75 1 1/4" 100 100 100 100 100 100
25.40 1" 100 100 89.65 100 89.44 97.25
19.10 3/4" 100 100 32 100 77.56 81.90
12.70 1/2" 100 52.05 0.4 100 63.25 64.68
9.52 3/8" 100 18.25 0 100 54.76 58.35
4.76 no. 4 34.10 0.9 0 100 38.72 38.90
2.38 no. 8 6.25 0 0 96.2 27.38 30.71
1.19 no. 16 0 0 0 92.8 19.36 28.14
0.425 no. 40 0 0 0 29.2 11.57 8.85
0.250 no. 60 0 0 0 3.2 8.87 0.97
0.200 no. 80 0 0 0 1 7.93 0.30
0.149 no. 100 0 0 0 0.5 6.85 0.15
Tabel 13 Hasil persentase lolos FA, MA, CA dan FS serta batasan gradasi Abrahm
Pengaruh Penambahan Fly Ash Batu Bara Campur Kayu pada Kuat Tekan Beton (Shalahuddin)
63
Garis gradasi Abrahm diperhitungkan dengan per-
samaan 1.Garis gradasi gabungan agregat dan garis
gradasi batasan abrahm hampir berimpit, berarti
bahwa gradasi gabungan berada pada kondisi
kepadatan maksimum (maximum density).
Hasil uji fly ash pada Tabel 14 terlihat
bahwa nilai berat jenis Fly ash > 2 gr/cm
3
sesuai
standard ASTM C 618. Nilai penyerapan fly ash < 3
% sesuai dengan standard ASTM C 618.
Tabel 14 Hasil uji fly ash batu bara
Data hasil uji kuat tekan beton seperti Tabel 15.
No Pemeriksaan
Fly ash
1 a) . Berat jenis (bulk) 2.12 gr/cm3
b). Berat jenis SSD 2.16 gr/cm3
c). Berat jenis semu (apparent) 2.21 gr/cm3
2 Penyerapan 1.78 %
Mulai
Semen Agregat Pecah Kasar,
Agregat Pecah Sedang,
Agregat Pecah Halus
Abu terbang
(Fly Ash)
Air
Pengujian agregat :
Analisa saringan
Berat jenis
Kadar air
Kadar Lumpur
Pengujian abu terbang :
Berat jenis
Analisa saringan
Disain campuran beton mutu tinggi :
Faktor air semen 0,33
Persentase pemakaian fly ash I thd semen
adalah 0%, 5%, 10% dan 15%
Mencari gradasi gabungan agregat den-
gan matrix dan batasan gradasi padat
Abrahm
Pembuatan sampel beton
(Tabel 12) dan perawatan
Uji kuat tekan beton umur
14 dan 28 hari
Hasil
Analisa data
Kesimpulan
Selesai
Gambar 4. Bagan Alir Penelitian
Jurnal Sains dan Teknologi 8 (2), September 2009: 58-65
64
Gambar 5. Grafik gradasi material pengisi campuran beton
Tabel 15 hasil uji kuat tekan beton
Dari Tabel 15 terlihat bahwa :
Penambahan fly ash sebesar 5% pada umur 14
hari, kuat tekan meningkat dari 368.0 kg/cm
2
menjadi 405.5 kg/cm
2
.
Penambahan fly ash sebesar 5% pada umur 28
hari, kuat tekan meningkat dari 450.7 kg/cm2
menjadi 579.8 kg/cm
2
.
Penambahan fly ash sebesar 10% pada umur 14
hari, kuat tekan beton meningkat dari 368.0 kg/
cm
2
menjadi 427,4 kg/cm
2
.
Penambahan fly ash sebesar 10% pada umur 28
hari, kuat tekan beton menurun dari 450.7 kg/
cm
2
menjadi 442.9 kg/cm
2
.
Penambahan fly ash sebesar 15% pada umur 14
hari, kuat tekan beton menurun dari 368.0 kg/
cm
2
menjadi 331.9 kg/cm
2
.
Penambahan fly ash sebesar 15% pada umur 28
hari, kuat tekan beton menurun dari 450.7 kg/
cm
2
menjadi 325.4 kg/cm
2
.
Dari Tabel 15 dibuat grafik seperti pada Gambar 6.
Dari Gambar 6 terlihat bahwa :
Penggunaan fly ash dalam adukan beton sebesar
5%, pada umur 14 hari meningkatkan kuat tekan
beton sebesar 10,19% dan pada umur 28 hari
meningkatkan kuat tekan beton sebesar 28,6%.
No
Umur
Kuat Tekan (kg/cm2)
Variasi Abu Batu Bara
(%)
(hari) 0 5 10 15
1
14
340.9 348.7 445.5 364.2
2 453.3 402.9 468.8 360.3
3 309.9 464.9 368.0 271.2
Rata-rata 368.0 405.5 427.4 331.9
1
28
464.9 616.0 302.2 472.6
2 383.5 565.6 507.5 309.9
3 503.6 557.9 519.1 193.7
Rata-rata 450.7 579.8 442.9 325.4
Penggunaan fly ash dalam adukan beton sebesar
10%, pada umur 14 hari meningkatkan kuat te-
kan beton sebesar 16,14% dan pada umur 28
hari menurun sebesar 1,73%.
Penggunaan fly ash dalam adukan beton sebesar
15%, pada umur 14 hari menurunkan kuat tekan
beton sebesar 9,81% dan pada umur 28 hari
menurun sebesar 27,8%.
Peningkatan kuat tekan dominan terjadi pada 5%
penggunaan fly ash, hal ini terjadi karena opti-
malisasi ikatan Ca(OH)
2
dan SiO
2
sebagai sifat
pozzolanic.
Apabila persentase fly ash ditingkatkan lebih dari
5%, maka akan terjadi butiran halus SiO
2
bebas
yang akan mengurangi kuat tekan beton.
Gambar 6 Hubungan persentase fly ash dengan
kekuatan beton
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil uji yang dilakukan terha-
dap kuat tekan beton dengan bahan tambah abu batu
bara campur abu kayu (fly ash) dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Penambahan fly ash sebesar 5% terhadap berat
semen meningkatkan kuat tekan beton sebesar
28,6 %.
2. Penambahan fly ash sebesar 10% terhadap berat
200
250
300
350
400
450
500
550
600
0 5 10 15
K
u
a
t

T
e
k
a
n

(
K
g
/
c
m
2
)
Persentase Abu Batu Bara Campur Abu Kayu (%)
Umur 14 Hari
Umur 28 Hari
0
20
40
60
80
100
0.1 1 10 100
Ukuran Butir (mm)
P
e
r
s
e
n
t
a
s
e

L
o
l
o
s

(
m
m
)
Pengaruh Penambahan Fly Ash Batu Bara Campur Kayu pada Kuat Tekan Beton (Shalahuddin)
65
3. Penambahan fly ash sebesar 15 % terhadap be-
rat semen menurunkan kuat tekan beton sebesar
27,8 %.
4. Pada saat penambahan fly ash 5 %, Ca)OH)
2
dan
(SiO
2
) telah seluruhnya terikat secara kimia dan
penambahan fly ash lebih dari 5 % akan men-
ingkatkan material halus (SiO
2
) bebas dan men-
gakibatkan penurunan kuat tekan beton.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiany, A.A & Bekti, N.S 1998. Pembuatan Beton
Mutu Tinggi dengan Variasi Bahan Tambah Fly Ash,
Silica Fume, dan Superplasticizer. Skripsi S1 Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan.
Yogyakarta : I/II.
Gurcharan Singh 1978. Theory and Design on RCC
Structures. First Edition. Nem Chan Jain. Ajay
Kumar Jain. Standard Publisher Distributors 1705-B,
Nai Sarak. Delhi. 110006.
Laboratorium Uji Bahan FT UNRI, 2004. Penunutun
Praktikum uji Bahan Teknik Sipil Universitas Riau.
Pekanbaru.
Neville, A.M 1981. Properties of Concrete. 3
rd
Edition .
The English Language Book Society and Pitman,
London
Nugroho, P.S 2001. Pengaruh Faktor Air Semen Terha-
dap Resapan dan Rembesan Pada Beton Dengan
Agregat Kasar dari Kelereng 40 mm. Indonesian Con-
struction Directory, Voloume (41) : (internet) & De-
velopment/Journal/nature fibre. Pdf.
Sudarmoko, 1995. Pengaruh Abu Sekam Padi (Rice Husk
Ash) Pada Kuat Tekan Beton. Media Komunikasi
Teknik Sipil 6 : 8 11.
Jurnal Sains dan Teknologi 8 (2), September 2009: 58-65

Anda mungkin juga menyukai