Anda di halaman 1dari 32

PULSA WIDTH MODULASI

3.1. Pendahuluan Lebar pulsa yang dapat diatur tanpa merubah periodenya penting untuk kendali faktor kerja pada peralatan konverter DC-DC, Inverter dan aplikasi elektronika daya yang lain. Komponen-komponen tersebut dapat berupa kapasitor, resistor, op-amp, dan pembangkit frekwensi (IC 555). IC 555 bisa juga disebut Pewaktu 555 atau juga IC analog-digital. IC ini dibuat dari kombinasi comparator linier dan flip flop digital (lihat Gambar R). Rangkaian dan komponen dalam diletakkan (dirumahkan) di dalam paket kecil 8 pin dengan specifikasi yang sudah ditetapkan. Hubungan seri ke tiga resistor mensetting level-level tegangan referensi terhadap 2 komparator yakni 2VCC 3 , dan
VCC 3 , keluaran dari komparator ini mensetting atau mensetting kembali flilp-flop.

Lalu luaran flip-flop dimunculkan di luaran amplifier stage. Flip-flop juga mengoperasikan transistor di dalam IC, kolektor transistor biasanya di picu rendah untuk melepas muatan capasitor. 3.2. PWM 1 Fasa Rangkaian percobaan dapat dilihat di Gambar S. Kemudian ditunjukan komponen dan nilai yang dibutuhkan. Sedang peralatan ukur yang dibutuhkan
JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

42

yak-ni, multimeter, dan osiloskop. Instrumen Osiloskop untuk melihat bentuk gelombang yang terjadi pada Teg VK, Vtri, dan VP1 terhadap Ground. Bentuk Gelombang yang benar dapat dilihat di Gambar 10.2. Gelombang yang perlu diamati adalah tegangan Vtri, VK, dan VP1. Vtri menentukan frekwensi pulsa, VK menentukan lebar pulsa, VP1 adalah pulsa yang dibutuhkan. Bentuk gelombang Vtri adalah gigigergaji, VK garis lurus vertikal, VP1 gelombang kotak tetapi dengan lebar pulsa yang vari-abel frekwensi tetap. Frekwensi dapat ber-ubah dengan mengatur nilai komponen C2 dan R1, Lebar pulsa dapat diubah dengan mengatur nilai R2

Gambar R. Detail IC Pewaktu

&

&

5 5

,&

5 9.

5 93

&

) 5

9W U L

Gambar S. Rangkaian Pembangkit PWM

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

43

Berikut ditunjukkan program simulasi dengan matlab:


Vd=8;fs=10000;d=0.4;Ts=1/fs;tmax=3.5*Ts;deltat=Ts/50; time=0:deltat:tmax; vst=time/Ts-fix(time/Ts); voi=Vd.*(d>vst); vk=d-time+time; plot(time,vst,'y-',time,vk,'r-') hndl=plot(time,vst);set(hndl,'linewidth',2) %plot(time,voi,'g-') %hndl=plot(time,voi,'r-');set(hndl,'linewidth',2) xlabel('waktu dalam detik') ylabel('tegangan dalam volt') xmin=-0.1e-4;xmax=4e-4;ymin=-0.1;ymax=1.05; axis([xmin xmax ymin ymax]) hold on

Gambar T dan U ditunjukkan hasil simulasi program Matlab di atas. Kalau anda ingin mengubah lebar pulsa tinggal mengubah nilai d di dalam pro-gram matlab di atas.

Gambar T. Gelombang VK dan Vtri

Gambar U. Gelombang PWM

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

44

a. Tujuan Pada akhir percobaan siswa dapat: Merakit rangkaian PWM. Melakukan percobaan untuk mengatur lebar pulsa dengan frekwensi tetap. Memunculkan gelombang-gelombang seperti ditunjukkan di Gambar V. Mengoperasikan Op-Amp dengan sumber tegangan tunggal dan dual.
S a a t High-voltage

0 A V

S a a t low -voltage

0 B V

t C

Gambar V. Tiga Kondisi Bentuk Gelombang PWM

b. Pedoman menghasilkan Gelombang V Sering diperlukan sumber tegangan yang dual untuk mengatur amplitude PWM saat low tegangan. Jika memakai satu sumber tegangan (hanya tegangan positip), saat low-vottage idealnya tegangannya nol (lihat Gambar
JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

45

V.A., tetapi karena factor komponen, tegangan menjadi positip saat lowvoltage, dan biasanya mencapai 10% sampai 25% dari amplitudu puncak saat high voltage (lihat Gambar V.B. Gambar V.C menunjukan memakai sumber tegangan dual, sehingga diperoleh kondisi sinyal PWM seperti Gambar V.C. Jika tegangan negatipnya diatur maka akan diperoleh kondisi sinyal seperti pada Gambar 10.4.A. Mengatur tegangan negatip dengan mengubah R5 dan R6. c. Langkah percobaan Munculkan sinyal seperti Gambar V. Pilih komponen sehingga bentuk gelombang di osiloskop sempurna. Setiap percobaan harus ada analisis dan kesimpulan Data hasil pengamatan dicatat di Tabel yang disediakan. Mengapa tegangan sumber VCC +6 dan -6 d. PWM 1 Fasa Sumber Tegangan Dual Cara mengukur Tegangan VP1. Gambar W. menunjukan bentuk gelombang tegangan VP1 di Layar Osiloskop. Gambar di Layar osiloskop ditunjukan dengan mode DC. Dengan mengukur tinggi puncak Tegangan VP1 terhadap Garis G (Ground) maka diperoleh nilai VP1 dan ditulis di Tabel 15. Nilai VP1 Puncak yang diperbolehkan minimal 5 Volt, diukur dari titik nol atau sumbu netral/ground/netral Untuk mengisi Tabel 15, perhatikan dulu Gambar W. Dutycycle biasa ditulis dengan D yang adalah rasio TON T . Frekwensi dapat ditentukan dengan rumus
1 T . Cara mengukur VP1 telah jelas jika praktikan melihat Gambar W. Cara mengu-

kur VP1 (VP1 rata2 DC) yaitu dengan mengparalel dengan alat ukur volt meter yang di set ke mengukur tegangan DC.
JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

46

Tabel 15. Hasil Percobaan 3.2 Memakai VCC = +6 dan -6 dan perhatikan Gambar W No Dutycycle
0,2

Frekwensi
500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz

VP1 Puncak

VP1 DC rata2

0,4

0.5

0,6

0,8

0,9

e. Alat yang dibutuhkan Power supply arus kecil dengan tegangan tegangan negatip maximum -12 Volt dan tegangan positip minimal +12Volt dan bisa diatur. Osiloskope dual trace Proto board f. Komponen yang dibutuhkan Resistor 100 K (2 buah), dan 6K8, Potensio 1 M, 5K, 50K
JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

47

Capasitor 10 F, 1 F (2 buah) IC 555, IC 741 g. Pembahasan data Gambar yang dihasilkan di osiloskop pada setiap kondisi harus dipotret. Nilai R, C dan frekwensi yang digunakan dicatat di Tabel 15. Nilai amplitudu VP1 juga dicatat berdasar perubahan rasio lebar pulsa TON terhadap periode Pulsa T. Setelah Gambar (foto) gelombang dan data pada Tabel 15 telah lengkap, dan benar maka Instruktur akan meng-ACC surat PUAS. h. Percobaan 1 Rangkaian dirangkai seperti pada Gambar S. Mengatur duty cycle sesuai Tabel 15, dengan merubah nilai Resistor R2 1M. Jika mengubah frekwensi, dng mengubah nilai kapasitor C2 1F dan tahanan variabel R1 50 k. Nilai VP1 puncak diukur terhadap ground dengan mengamati gelombangnya di Osiloskop (lihat Gambar V dan W). Nilai VP1 Rata2 diukur dengan menggunakan multi-meter mode dc. Jika pada pengamatan VP1 Rata2 diketemukan nilai negatip maka tulislah apa adanya. Tulislah lengkap dengan tanda polarnya misalnya -6 Volt atau VP1 lembah. Gambar gelombang yang dihasilkan seperti Gambar V.C. dan Gambar W.

Gambar W. Bentuk Gelombang di Layar Osiloskop

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

sW ?

48

SURAT PUAS PERCOBAAN 3.2 Yang mengerjakan pratikum: No. Nama NIM Tandatangan

Hasil Pratikum No. SUBBAB 1 2 3 4 Sinyal Gelombang Foto Data Analisis Keimpulan Evaluasi No. Nama NIM Nilai A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F Tanda tangan dan nama terang instruktur: . F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju Keterangan F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

49

3.3. PWM 1 Fasa Sumber Tegangan Tunggal a. Cara mengukur tegangan VP1. Gambar X. menunjukan bentuk gelombang tegangan VP1 di Layar Osiloskopyang praktikan munculkan. Gambar di Layar osiloskop yang ditunjukan dengan mode DC. Dengan mengukur tinggi puncak Tegangan VP1 terhadap Garis G (Ground) maka diperoleh nilai VP1 dan dapat ditulis di Tabel 16. Nilai VP1 yang diperbolehkan minimum 5 Volt.
sW t
D?

s W?YAU ? s W ?l A??Al A ? ' ??YE??


t AUl ?
7 72 1

Gambar X. Bentuk Gelombang di Layar Osiloskop

b. Rangkaian percobaan Rangkaian percobaan dapat dilihat di Gambar S, tetapi dengan tegangan (6V) digantikan Grounding, atau terminal 4 dari OPAMP 741 dihubung singkat ke grounding. Pengukuran tegangan VP1 dilakukan antara terminal keluaran dan terminal grounding. Mengukur VP1 rata-rata dilakukan dengan Multimeter mode DC dan mengukur tinggi VP1 dengan mengamati sinyal di layar Osiloskope. Hasil pengukuran ditulis di Tabel 16.

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

50

Tabel 16. Hasil Percobaan SUBBAB 3.3. No Dutycycle 0,2 Frekwensi 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz VP1 Puncak VP1 DC rata2

0,4

0,6

0,8

0,9

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

51

SURAT PUAS PERCOBAAN 3.3 Yang mengerjakan pratikum: No. Nama NIM Tandatangan

Hasil Pratikum No. SUBBAB 1 2 3 4 Sinyal Gelombang Foto Data Analisis Keimpulan Evaluasi No. Nama NIM Nilai A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F Tanda tangan dan nama terang instruktur: . ..
JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

Keterangan F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju

52

3.4. PWM 1 Fasa Sumber Tegangan Dual Tidak Seimbang Rangkaian dirangkai seperti pada Gambar S atau Gambar Y. Namun tegangan negatipnya dapat diubah-ubah. VP1 puncak (amplitudu dari titik Nol ke puncak) dipertahankan tetap 5 V. VP1 lembah yang terjadi harus sama dengan 0 (sama dengan NOL). Agar VP1 lembah selalu sama dengan NOL maka praktikan harus mensetting sumber tegangan negatipnya, Vnegatip. Hasil settingan Vnegatip dapat ditulis di Tabel 17. Tabel 17. Hasil percobaan SUBBAB 3.4 No Dutycycle 0,2 Frekwensi 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz 500 Hz 1000Hz 2500 Hz 5000 Hz 10000Hz VP1 Puncak 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Vnegatip

0,4

0,6

0,8

0,9

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

53

Gambar Y. Lokasi dan cara mengukur VNegatip

Gambar Z. Rangkaian dalam IC 555

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

54

3.5. PWM 2 FASA Untuk mengontrol konverter DC-DC diperlukan sebuah PWM. Konverter DC-DC yang berfasa banyak, misalnya konverter DC-DC yang berfasa 3 memerlukan saklar S (Switch semikonduktor solidstate atau diskret) sebanyak 3 buah. Saklar S dapat berupa BJT, MOSFET, IGBT, SCR, dan lain-lain. Jika saklar S banyak-nya 3 buah maka memerlukan PWM sebanyak 3 buah yang masing-masing bergeser 120 .Nilai 120 berasal dari rumus: =
360 , dimana jumlah saklar S = 3. S

= sudut geser, S = jumlah saklar. Saklar adalah komponen semikonduktor yang berlaku sebagai saklar (BJT, MOSFET, IGBT, SCR, dll). Inverter membutuhkan saklar S minimal 2. Masing-masing pulsa harus mempunyai beda fasa. Besarnya beda fasa tergantung dari rangkaian S inverternya (konverter DC-AC). Ada yang memerlukan beda fasa 180, 90, 60 dan 30 Besarnya lebar pulsa tergantung dari rangkaian saklar inverternya juga. Ada yang memerlukan D = 0,25; 0,6; DLL. Lebar pulsa untuk PWM inverter 0 D T1 a. Tujuan Merakit rangkaian geser PWM dengan sumber tegangan tunggal. Menggeser pulsa 0 < < 360dengan beragam nilai dutycycle 0 D 1. Memunculkan lebih dari satu pulsa dengan delay yang dapat diatur. b. Alat yang dibutuhkan Power supply arus kecil dengan tegangan tegangan negatip maximum -12 Volt dan tegangan positip minimal +12Volt dan bisa diatur. Power supli minimal 10 Volt DC (2 buah) Osiloskope dual trace Proto board (2 buah)

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

55

SURAT PUAS PERCOBAAN 3.4 Yang mengerjakan pratikum: No. Nama NIM Tandatangan

Hasil Pratikum No. SUBBAB 1 2 3 4 Sinyal Gelombang Foto Data Analisis Keimpulan Evaluasi No. Nama NIM Nilai A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F Tanda tangan dan nama terang instruktur: . ~~~**~~~
JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

Keterangan F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju

56

c. Komponen yang dibutuhkan Resistor 100 K (2 buah), 10 K (2 buah), 1K (2 buah), dan 6K8, Potensio 1 M, 5K, 50K Capasitor 10 F, 1 F (6 buah) IC 555, IC 741 IC 74121 (4 buah), IC 7432, IC 7476 d. Prinsip kerja rangkaian Keluaran dari Gambar S VP1 diumpankan ke masukan rangkaian Gambar AA. Kemudian perhatikan gambar sinyal yang terjadi seperti tampak di Gambar AB dan AC. VP1 adalah sinyal masukan yang berasal dari Gambar S. Lebar pulsa VPI dapat dipilih sempit seperti pada gambar AB, atau dengan lebar pulsa lebar seperti pada Gambar AC Pulsa VP1 digunakan untuk menggeser pulsa VP1 tepi naik sebesar pulsa VP1. Lebar pulsa VP1 ditentukan dengan R 10K dan kapasitor 1F yang terhubung pada chip 74121 A. Pulsa VP1 dimasukkan ke konektor 3 IC 74121 B. Keluaran IC 74121 B adalah sinyal VP1*. Lebar pulsa VP1* dipilih sekecil mungkin, dengan mengatur R 1K dan C 1F pada IC 74121 B. Pulsa VPI digunakan untuk menggeser pulsa VP1 tepi turun sebesar lebar pulsa VP1. Lebar pulsa VP1 di tentukan dengan R 10 K dan kapasitor 1F yang terhhubung pada chip 74121 C. Lebar pulsa VP1 harus sama dengan lebar pulsa VP1. Pulsa VP1 dimasukkan ke konektor 3 IC 74121 D. Keluaran IC 74121 D adalah sinyal VP1**. Lebar pulsa VP1** dipilih sekecil mungkin, dengan mengatur R 1K dan C 1F pada IC 74121 D. VP1* dan VP1** yang sama lebarnya dan berbeda fasa diumpankan ke IC 74132 untuk menghasilkan pulsa VP1. Sinyal ini dimasukkan ke IC 7476, sehingga menghasilkan VP2.
JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

57

Sekarang kita mempunyai pulsa VP2 yang sama denga VP1 tetapi berbeda fasa sebesar VP1. Untuk mengubah beda fasa kita hanya perlu merubah lebar pulsa VP1 dan VP2. Untuk sinyal-sinyal yang terjadi dapat dilihat di Gambar AB dan AC

s W? ?

sW ?

s W? ?

s W ?? ?

Gambar AA. Rangkaian Penggeser Pulsa

e. Langkah Percobaan Rangkai komponen-komponen yang dibutuhkan seperti Gambar AA Ubah fasa dengan 30, 60, 90, 120, 180, dengan frekwensi dan D seperti pada Tabel 18 dan seterusnya. Dalam mengisi Tabel percobaan perhatikan IC A, B, C, dan D yang ditunjukkan di Gambar AA dan tertulis di Tabel 18 dan seterusnya. Munculkan pulsa dengan frekwensi 1 K, 2 K, 5 K, dan 10 K, dengan D = 0.1, D = 0.4, D = 0.6, D = 0.8. Catat pula komponen yang berubah nilainya. Isi data anda pada Tabel hasil percobaan. Buat lagi Tabel percobaan bila dirasa kurang.

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

s W ?? ?

s W? ?

sW ?

58

Gambar AB. Sinyal ketika D kecil

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

59

Gambar AC. Sinyal ketika D Besar

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

60

Tabel 18. Sdt =30 No 1 frew 1K D 0,2 R= C= 2 2K 0,2 R= C= 3 5K 0,2 R= C= 4 10K 0,2 R= C= Tabel 19. No frew 1 1K D 0,4 R= C= 2 2K 0,4 R= C= 3 5K 0,4 R= C= 4 10K 0,4 R= C= A R= C= R= C= R= C= R= C= Sdt =30 Jenis IC B R= C= R= C= R= C= R= C= C R= C= R= C= R= C= R= C= 61 D VP1 Jenis IC A R= C= R= C= R= C= R= C= B R= C= R= C= R= C= R= C= C R= C= R= C= R= C= R= C= D VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

Tabel 20 N o 1 frew 1K D 0,6 R= C= 2 2K 0,6 R= C= 3 5K 0,6 R= C= 4 10K 0,6 R= C= Sdt =30 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 21 No 1 frew 1K D 0,8 R= C= 2 2K 0,8 R= C= 3 5K 0,8 R= C= 4 10K 0,8 R= C= Sdt =30 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

62

Tabel 22. No 1 frew 1K D 0,2 R= C= 2 2K 0,2 R= C= 3 5K 0,2 R= C= 4 10K 0,2 R= C= Sdt =60 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 23. No frew 1 1K D 0,4 R= C= 2 2K 0,4 R= C= 3 5K 0,4 R= C= 4 10K 0,4 R= C= A Sdt =60 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

63

Tabel 24 No 1 frew 1K D 0,6 R= C= 2 2K 0,6 R= C= 3 5K 0,6 R= C= 4 10K 0,6 R= C= Sdt =60 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 25. No 1 frew 1K D 0,8 R= C= 2 2K 0,8 R= C= 3 5K 0,8 R= C= 4 10K 0,8 R= C= Sdt =60 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= 64 VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

Tabel 26. No 1 frew 1K D 0,2 R= C= 2 2K 0,2 R= C= 3 5K 0,2 R= C= 4 10K 0,2 R= C= Sdt =90 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 27. No frew 1 1K D 0,4 R= C= 2 2K 0,4 R= C= 3 5K 0,4 R= C= 4 10K 0,4 R= C= A Sdt =90 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

65

Tabel 28 No 1 frew 1K D 0,6 R= C= 2 2K 0,6 R= C= 3 5K 0,6 R= C= 4 10K 0,6 R= C= Sdt =90 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 29. No 1 frew 1K D 0,8 R= C= 2 2K 0,8 R= C= 3 5K 0,8 R= C= 4 10K 0,8 R= C= Sdt =90 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

66

Tabel 30. No 1 frew 1K D 0,2 R= C= 2 2K 0,2 R= C= 3 5K 0,2 R= C= 4 10K 0,2 R= C= Sdt =120 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 31. No frew 1 1K D 0,4 R= C= 2 2K 0,4 R= C= 3 5K 0,4 R= C= 4 10K 0,4 R= C= A Sdt =120 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

67

Tabel 32 No 1 frew 1K D 0,6 R= C= 2 2K 0,6 R= C= 3 5K 0,6 R= C= 4 10K 0,6 R= C= Sdt =120 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 33. No 1 frew 1K D 0,8 R= C= 2 2K 0,8 R= C= 3 5K 0,8 R= C= 4 10K 0,8 R= C= Sdt =120 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

68

Tabel 34 Sdt =180 No 1 frew 1K D 0,2 R= C= 2 2K 0,2 R= C= 3 5K 0,2 R= C= 4 10K 0,2 R= C= Jenis IC A R= C= R= C= R= C= R= C= B R= C= R= C= R= C= R= C= C R= C= R= C= R= C= R= C= D VP1

Tabel 35. No frew 1 1K D 0,4 R= C= 2 2K 0,4 R= C= 3 5K 0,4 R= C= 4 10K 0,4 R= C= A Sdt =180 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

69

Tabel 36 No 1 frew 1K D 0,6 R= C= 2 2K 0,6 R= C= 3 5K 0,6 R= C= 4 10K 0,6 R= C= Sdt =180 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

Tabel 37. No 1 frew 1K D 0,8 R= C= 2 2K 0,8 R= C= 3 5K 0,8 R= C= 4 10K 0,8 R= C= Sdt =180 Jenis IC B C R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= R= C= VP1

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

70

f. Pengetahuan tambahan IC 555 IC 555 pertama kali diketemukan oleh Signetics Corporation as the SE555/NE555 atau disebut "The IC Time Machine" dan merupakan IC pertama yang dikomersilkan. 10 tahun terakhir banyak pabrik yang menghentikan produknya walaupiun masih ada yang memproduksi. Lihat Gambar AD Nomer pertama adalah tipe militer tahan panas dan frekwensi tinggi. Yang lainnya untuk aplikasi komersil. Bentuk chip IC 555 ada yang bulat tipe paket T 8 pin dan paket DIP V 8 pin dapat dilihat di Gambar AE. IC 741 Penggunaan dari Op-amp meliputi: amplifier atau penguat biasa (non Inverting Ampli-fier), Inverting Amplifier, komputer analog (operasi jumlah, kurang, integrasi, dan diferensiasi), dll. Op-amp yang popular adalah chip A7411

Gambar AD. Daftar industri IC 5552

http://elektronika-elektronika.blogspot.com/2007/07/about-operational-amplifier.html http://www.uoguelph.ca/~antoon/gadgets/555/555.html

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

71

Gambar AE. IC 5553

Gambar AF. IC 7414

3
4

http://www.uoguelph.ca/~antoon/gadgets/555/555.html http://www.national.com/images/pf/LM741/00934103.pdf

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

72

SURAT PUAS

PERCOBAAN 3.5
Yang mengerjakan pratikum: No. Nama NIP Tandatangan

Hasil Pratikum No. 1 2 3 4 SUBBAB Sinyal Gelombang Foto Data Analisis Keimpulan Evaluasi No. Nama NIP F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju F Setuju

Keterangan
F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju F Tidak setuju

Nilai
A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F A F, B F, C F, D F, E F

Tanda tangan dan nama terang instruktur: . ..

JOBSHEET Praktikum Elektronika daya-Ari Murtono-Polinema BAB 3. PULSA WIDTH MODULASI

73

Anda mungkin juga menyukai