Anda di halaman 1dari 8

n e w s l e t t e r

Diskusi Penelitian

Littera
Edisi II - Mei 2012

b u l a n a n

Profil

KB Pria Terkendala Keterbatasan Informasi dan Pilihan

Mempersiapkan Masa Depan Teluk Bintuni

> Halaman 2

> Halaman 4

Perhatian Prof. Jean-Luc Maurer terhadap Pembangunan Indonesia

> Halaman 6

tahun

DALAM KESAHAJAAN
Tanggal 1 April 2012 Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM telah mencapai usia 39 tahun. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, peringatan hari jadi PSKK UGM kali ini terkesan jauh dari ingar-bingar dan kemeriahan.
Perayaan ulang tahun PSKK UGM berlangsung Jumat (13/4) di Gedung Masri Singarimbun. Acara dimulai pukul 07.30 berupa jalan sehat mengelilingi kampus UGM yang dilanjutkan sarapan bersama. Hidangan yang tersaji diberi nama unik, seperti Wedang Migrasi (setup jambu dan wedang secang), Oseng-oseng Fertilitas (berbahan kecambah), dan Sambal Government Assessment 2009-2012 (empat macam sambal). Ucapan selamat dan harapan disampaikan oleh berbagai pihak, salah satunya adalah dari Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Sumber Daya Manusia PSKK UGM, Umi Listyaningsih, S.Si, M.Si. Umi, melalui email tanggal 2 April 2012, berharap agar pusat studi paling tua di UGM ini menjadi lembaga yang besar dan bermanfaat. Secara internal, Umi berharap agar PSKK UGM senantiasa dapat menjadi tampat yang nyaman, tenteram, damai, dan membawa kemaslahatan bagi seluruh pegawainya. Surat elektronik itu segera mendapat sambutan, termasuk

TETAP TERDEPAN

TIGA KALI

dari Direktur PSKK UGM, Prof. Dr. Muhadjir Darwin, yang tengah melawat di Inggris untuk menghadiri Konferensi

Mungkin tidak banyak yang tahu jika nama Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM (PSKK UGM) telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali. Pada awal berdiri, 1 April 1973, institusi ini bernama Lembaga Kependudukan. Namun tidak lama berselang, masih di bawah kepemimpinan direktur pertama Prof. Dr. Masri Singarimbun, nama tersebut diganti menjadi Pusat Penelitian dan Studi Kependudukan UGM. (bersambung ke hlm. 8).
w w w. c p p s . o r. i d

karyawan PSKK UGM untuk terus produktif dalam berkarya, terutama menyajikan gagasan kreatifnya dalam bentuk publikasi. Bidang publikasi memang menjadi salah satu fokus pengembangan PSKK UGM mulai 2012. Saat ini PSKK UGM telah memproduksi Jurnal Populasi dan newsletter bulanan Littera. Menyusul dalam waktu dekat adalah publikasi secara digital melalui situs web PSKK (bersambung ke hlm. 8).

Littera

Maret 2012

BERGANTI NAMA

Internasional Planet Under Pressure di London, Inggris, bersama Drs. Sukamdi, M.Sc. Muhadjir memotivasi staf dan

DISKUSI

tahun

n e w s l e t t e r

Littera 2
b u l a n a n Edisi Mei 2012

KB Pria Terkendala Keterbatasan Informasi dan Pilihan


YOGYAKARTA Masih minimnya informasi dan keterbatasan pilihan alat kontrasepsi menjadi kendala bagi pria untuk mengikuti program keluarga berencana. Disampaikan Peneliti PSKK UGM, Issac Tri Oktaviatie, mayoritas laki-laki mengaku sedikit menerima sosialisasi Keluarga Berencana (KB) dan layanan kontrasepsi. Informasi KB pria justru dipengaruhi persepsi individu dan sosiokultural yang lebih dikaitkan dengan pencitraan negatif dari alat-alat kontrasepsi tersebut. Inilah yang membuat laki-laki enggan ikut KB, papar Issac, Jumat (24/2). Bertindak sebagai narasumber Diskusi Gender dan Pemberdayaan bertema KB Pria di Indonesia: Program Setengah Hati di Gedung Masri Singarimbun PSKK UGM, Issac menjabarkan faktor-faktor penghambat kesuksesan KB Pria. Secara umum lakilaki menganggap pemakaian alat kontrasepsi merupakan tanggung jawab perempuan karena perempuanlah yang hamil dan melahirkan. Ada pula yang beranggapan bahwa penggunaan kondom identik dengan predikat tak bermoral. Vasektomi pun dianggap mengurangi kekuatan pria secara fisik dan seksual. Metode kontrasepsi pria pun terbatas pada vasektomi dan kondom saja. Berdasarkan data Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, persentase penggunaan kondom hanya 1,3%. Vasektomi pun kurang peminat dengan jumlah akseptor yang tidak pernah mencapai 1 % sejak tahun 1991. Pilihan alat kontrasepsi pria, lanjut Issac, sebenarnya bisa dengan metode hormonal. Beberapa riset kedokteran dan penelitian uji klinis menemukan kontrasepsi hormonal berupa suntikan menggunakan testosterone undecanoate (TU) dengan depomedroxyprogresterone acetate (DMPA). Menurut Kepala Seksi Kesehatan Keluarga Dinas Kesehatan Provinsi DIY, dr. Anung Trihadi, cara kontrasepsi ini bisa dijadikan alternatif. Namun, kebijakan metode suntik hormon belum digulirkan oleh pemerintah sehingga masih diperlukan kajian lebih lanjut, ujarnya. Pe m b e n t u k k a n p e r k u m p u l a n akseptor KB pria di daerah-daerah dinilai amat penting sebagai motor penggerak. Dalam hal ini, peran pemerintah untuk mendukung kegiatan perkumpulan itu juga diperlukan sehingga sosialiasi materi, alat, dan manfaat KB pria dapat lebih tepat sasaran dan efektif di kalangan masyarakat.

Sejumlah narasumber memaparkan hasil penelitian dalam Diskusi Gender dan Pemberdayaan bertema "KB Pria di Indonesia : Program Setengah Hati" di Gedung Masri Singarimbun PSKK UGM, Bulaksumur, Yogyakarta, Jumat (24/4).

Pertumbuhan Penduduk Pengaruhi Perekonomian


YOGYAKARTA Pemerintah agaknya perlu memikirkan ulang konsep zero population growth (penduduk tanpa pertumbuhan). Sebuah penelitian yang dilakukan Dr. Wilson Rajaguguk, dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia,

n e w s l e t t e r

Littera
b u l a n a n

PENASIHAT : Prof. Dr. Muhadjir Darwin. EDITOR : Prof. Dr. Muhadjir Darwin, Dr. Setiadi, Basilica Dyah Putranti, S.Sos, MA. REPORTER : I Putu ASW Yoga Putra, Sri Endah Setia Lestari. FOTOGRAFER : I Putu ASW Yoga Putra, Jawadi. PENYUNTING BAHASA : Mita Sari Apituley. KONTRIBUTOR : Putri Ayu Cahyaningrum, Pratiwi, Sri Suharti DESAIN DAN LAYOUT : Budi Riyanto, Sampur Ariyanto.

ternyata memperlihatkan pertumbuhan penduduk yang nol juga akan menghasilkan pertumbuhan ekonomi sebesar nol. Materi tersebut dipaparkan Wilson dalam Diskusi Internal PSKK UGM dengan topik Pertumbuhan Penduduk Sebagai Faktor Endogen dalam Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Kamis (22/3) lalu. Penelitian yang menjadi dasar disertasi doktor Wilson tersebut memperlihatkan model interaksi proporsional antara pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang selaras dengan argumen milik Jones (1995). Menurut Wilson, pertumbuhan penduduk akan menghasilkan pendivisian lanjutan dari tenaga kerja, mendorong diversifikasi, pembagian, dan spesialisasi radikal yang memungkinkan pengembangan faktor produksi baru dan meningkatkan produktivitas. Pengendalian pertumbuhan penduduk adalah solusi terbaik untuk menjaga stabilitas perekonomian bangsa.

w w w. c p p s . o r. i d

Littera newsletter bulanan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

ARTIKEL

tahun

n e w s l e t t e r

Littera 3
b u l a n a n Edisi Mei 2012

Umi Listyaningsih, S.Si, M.Si


Wakil Direktur Bidang Keuangan dan SDM/Peneliti Senior PSKK UGM

REMAJA PERENCANA FERTILITAS MASA DEPAN


Tingkat fertilitas di masa depan amat ditentukan persepsi remaja tentang fertilitas dan keberadaan anak. Jumlah kelahiran akan naik manakala remaja berpersepsi positif terhadap anak, namun sebaliknya ketika persepsi terhadap anak negatif maka angka kelahiran akan kian tertekan. UNFPA (2005) memperkirakan sekitar 1,8 miliar atau 27% penduduk dunia adalah kelompok umur 10-24 tahun. Sebanyak 850 juta ada di Asia dan Pasifik. Badan Pusat Statistik (2010) menyatakan jumlah remaja (15-24 tahun) di Indonesia secara umum mengalami peningkatan yaitu 2.488.544 jiwa pada tahun 1971 meningkat menjadi 3.457.591 jiwa pada tahun 2010. Peningkatan jumlah remaja akan menimbulkan persoalan fertilitas yang cukup berarti manakala perilaku seksual remaja tidak menjadi perhatian. BPS (2008), dalam publikasi data SDKI 2007, menyatakan dari 14.343 orang remaja Indonesia yang berpacaran, 5,4% telah melakukan hubungan seks pranikah. Dari jumlah itu, 11,2% di antaranya berakhir dengan kehamilan. Lebih khusus lagi, 67,8% remaja hamil tidak meneruskan kehamilannya dengan cara pengguguran kandungan. Data di atas menunjukkan remaja merupakan pelaku seks aktif, namun masih memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi yang rendah. Hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 20022003 menunjukkan pengetahuan remaja terhadap ciri-ciri akil baligh laki-laki masih terpaku pada perubahan fisik. Persentase remaja yang mengetahui mimpi basah sebagai ciri akil baligh
w w w. c p p s . o r. i d

hanya 13,8% (perempuan) dan 26,8% (laki-laki). Ciri akil baligh pada perempuan yang menonjol adalah menstruasi. Persentase remaja yang menyebutkan menstruasi sebagai ciri akil baligh perempuan yaitu 69,9% (perempuan) dan 36,5% (laki-laki). Pengetahuan remaja terhadap masa subur juga masih sangat rendah, hanya sekitar 10%

UNFPA (2005) memperkirakan sekitar 1,8 miliar atau 27% penduduk dunia adalah kelompok umur 10-24 tahun

remaja laki-laki yang mengetahui secara tepat, sedangkan remaja perempuan sekitar 15% (BKKBN,2005). Berdasarkan data yang sama juga dapat diperoleh informasi remaja perkotaan menghendaki jumlah anak ideal yang diharapkan 2 orang terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Kelengkapan jenis kelamin dalam keluarga masih menjadi pertimbangan. Optimisme fertilitas rendah semakin jelas dengan melihat fenomena di atas dan determinan social ekonomi yang ada. Peningkatan pertisipasi sekolah dan bekerja perempuan merupakan determinan yang cukup siginifikan untuk menekan angka kelahiran.

Littera newsletter bulanan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

PENELITIAN

tahun

n e w s l e t t e r

Littera 4
b u l a n a n Edisi Mei 2012

MEMPERSIAPKAN MASA DEPAN

TELUK BINTUNI
Te l u k Bintuni merupakan daerah berpanorama indah di semenanjung barat Papua. Lebih dari itu, Bintuni kaya akan sumber daya alam darat dan laut, sehingga menjadikan kawasan yang sudah otonom tersebut mencuri perhatian investor dalam dan luar negeri. Teluk Bintuni mulai sibuk membangun diri.
Pembangunan daerah merupakan tantangan besar bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Teluk Bintuni yang masih baru dan belum berpengalaman. Kabupaten ini terbentuk tahun 2002, hasil pemekaran sebagian Kabupaten Manokwari, Provinsi Papua Barat. Penguatan kapasitas pemerintah dan infrastruktur daerah sebagai fondasi utama pembangunan menjadi agenda kegiatan utama. Investor juga berpartisipasi. Satu per satu mereka mulai mengepakkan sayap usaha di Teluk Bintuni. Salah satunya British Pretoleum (BP). Perusahaan minyak bumi yang bermarkas di London, Inggris, ini telah melaksanakan proyek eksplorasi gas alam cair (liquid natural gas/LNG) Tangguh sebagai andil dalam pembangunan awal Teluk Bintuni. Bupati Teluk Bintuni, drg. Alfons Manibui, DESS, mengakui hingga tahun 2005, kondisi sektor fisik, ekonomi, sosial, dan kesehatan Teluk Bintuni dapat dikatakan biasa-biasa saja, bahkan cenderung tertinggal. Barulah lima tahun berikutnya, kabupaten seluas 18.637 km2 ini mulai memiliki jaringan jalan, perumahan warga, jaringan listrik, gedung fasilitas umum, dan layanan kesehatan serta pendidikan. Dari segi pembangunan sumber daya manusia, Teluk Bintuni mengalami kemajuan berarti. Indeks Pembangunan (IPM) Teluk Bintuni naik dari 64,4 (2007) menjadi 66,58 (2010). Rata-rata lama sekolah warganya naik dari 6,8 tahun menjadi 6,9 tahun. Peningkatan juga tampak pada Angka Kelahiran Hidup, dari sebelumnya 899 per 1.000 bayi lahir (2006) menjadi 933 per 1.000 bayi (2010), sekaligus menandai membaiknya mutu layanan kesehatan. Kendati demikian, tidak semua bidang memberi kabar baik. Angka pertumbuhan ekonomi warga Teluk Bintuni justru anjlok dari 12,8 (2006) menjadi 6,14 (2010). Pendapatan per kapita juga belum menunjukkan angka yang menggembirakan, yakni berkutat di Rp 23 juta per tahun. Musrenbang RPJMD Ketidakselarasan pencapaian pembangunan daerah ini diakui oleh Alfons sebagai dampak belum sesuainya tahapan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) I 2005-2010 dengan perundangan yang berlaku. Menurutnya, RPJMD I dibuat dengan cara yang sangat sederhana dan belum mempertimbangkan aspek kualitatif. Memasuki 2012 lalu, penyusunan RPJMD II 2011-2015 diharapkan lebih baik dari RPJMD I. Karena itulah, BP bersama Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM (PSKK-UGM) berinisiatif mendampingi Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, dalam hal ini Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sebagai leading sector, untuk melaksanakan kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) demi tersusunnya dokumen RPJMD II yang demokratis dan partisipatif. Musrenbang merupakan kegiatan yang penting dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan daerah sebagaimana diamanatkan peraturan perundangan. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran pentingnya perencanaan dalam pelaksanaan pembangunan sekaligus mendorong peningkatan kapasitas pemerintah daerah setempat. Dengan demikian, pemerintahan yang transparan dan akuntabel sebagai wujud pengelolaan pemerintahan yang baik (good governance) akan terwujud.

Penandatanganan berita acara penyusunan dokumen RPJMD II Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Selasa (13/12).

Musrenbang RPJMD II 2011-2015 Kabupaten Teluk Bintuni berlangsung pada hari Senin-Selasa, 12-13 Desember 2011. Tercatat sekitar 67 peserta hadir pada hari pertama dan 69 peserta di hari kedua yang berasal dari pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), aparatur SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, kepala dan sekretaris distrik, dan pemangku kebijakan (stakeholder) lain seperti DPRD, kelompok adat, agama, masyarakat, dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

w w w. c p p s . o r. i d

Littera newsletter bulanan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

PENELITIAN

tahun

n e w s l e t t e r

Littera 5
b u l a n a n Edisi Mei 2012

Musrenbang dilaksanakan melalui ceramah, presentasi, dan partisipasi aktif peserta dalam diskusi di sidang komisi atau Focus Group Discussion yang dibentuk sesuai dengan misi kepala daerah dan aspek indikator Kabupaten Teluk Bintuni. Kegiatan ini merupakan bagian dari lima pendekatan dalam rangkaian perencanaan RPJMD, yaitu politik, teknokratik, partisipatif, atasbawah (top-bottom), dan bawah-atas (bottom-up). Dalam Musrenbang RPJMD II, Bupati Teluk Bintuni menyampaikan visinya, yaitu Sehati Menuju Bintuni Baru. Di masa depan, Teluk Bintuni yang dihuni tujuh suku aslinya: Irarutu, Wamesa, Sebyar, Sumuri, Kuri, Soub, dan Moskona, diharapkan dapat menjadi tempat tinggal yang tertata rapi, teratur, indah, dengan masyarakat yang bahagia dan sejahtera, maju, demokratis, damai, tangguh, dan berdaya saing. Agenda Musrenbang kemudian dilanjutkan dengan sidang komisi yang membahas indikator, capaian yang telah diperoleh, dan target yang hendak dicapai lima tahun ke depan dari seluruh misi daerah tersebut. Secara umum, masih ada salah pengertian antarinstansi di Kabupaten Teluk Bintuni terkait definisi indikator dan pencapaian. Penentuan target juga menjadi tidak realistis karena lemahnya basis data miliki pemerintah daerah. Ketua Tim RPJMD II, Drs. Wim F i m b a y, m e n g a t a k a n t i m a k a n menyusun dokumen akhir untuk kemudan dibuat peraturan daerah (Perda). Operasional RPJMD II juga akan dijabarkan detil dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Di tingkat dinas/instansi, RKPD akan diimplementasikan dalam bentuk Rencana Kerja (Renja). Leason Learned Melalui Musrenbang RJPMD II Kabupaten Teluk Bintuni dapat ditarik pembelajaran (leason learned) berupa munculnya kesadaran akan perencanaan pembangunan yang baik berdasarkan data, bukan intuisi, atau kepentingan kelompok dan politik. Hal ini sekaligus menumbuhkan kesadaran bagi setiap SKPD untuk memiliki data
w w w. c p p s . o r. i d

Suasana Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, yang dihadiri segenap elemen masyarakat, Senin (12/12).

yang valid, lengkap, dan dapat dipercaya. Musrenbang juga telah berhasil menjembatani komunikasi di antara s e l u r u h s t a k e h o l d e r, s e h i n g g a kebutuhan masyarakat dapat diketahui secara realistis, begitu pula dengan

Musrenbang dilaksanakan melalui ceramah, presentasi, dan partisipasi aktif peserta dalam diskusi di sidang komisi atau Focus Group Discussion yang dibentuk sesuai dengan misi kepala daerah dan aspek indikator Kabupaten Teluk Bintuni
kemampuan pemerintah daerah. Dengan begitu, dapat dicapai kesamaan pandangan dan persepsi sehingga perencanaan pembangunan daerah tidak akan elitis. Melalui Musrenbang, penyusunan

RPJMD II dinilai telah lebih baik dari sebelumnya. Walaupun demikian, pelaksanaan Musrenbang belum sesempurna harapan. Padatnya agenda kegiatan SKPD, kurangnya persiapan Bappeda, dan rendahnya motivasi serta komitmen anggota tim penyusun untuk menyelesaikan dokumen, menjadi tantangan yang berhasil dilalui Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni dan PSKK-UGM bersama BP selaku pendamping. Proses Musrenbang sebaiknya terus dipertahankan dalam setiap tahap perencanaan pembangunan di masa depan, bahkan diperinci hingga ke tingkat distrik dan kampung. Dengan begitu, akan terwujud perencanaan pembangunan yang demokratis, partisipatif, dan taat aturan yang sudah ada. (*)

tahun

Littera newsletter bulanan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

PROFIL

tahun

n e w s l e t t e r

Littera 6
b u l a n a n Edisi Mei 2012

Perhatian Prof. Jean-Luc Maurer terhadap

Pembangunan Indonesia
Senin, 16/4, PSKK UGM kedatangan tamu istimewa. Dialah Prof. Jean-Luc Maurer yang jauh-jauh datang dari Graduate Institute Geneva (GIG), Swiss. Senyum hangat terkembang dari wajah pria berkacamata ini saat memasuki Gedung Masri Singarimbun. g Saya mempunyai hubungan emosional dengan pusat studi ini, ujar Prof. Jean-Luc di sela-sela perbincangannya dengan Direktur PSKK UGM, Prof. Dr. Muhadjir Darwin. Ia terkagum-kagum dengan pencapaian yang berhasil diraih PSKK UGM selama hampir 40 tahun berdiri. Antara tahun 1972-1974, pria kelahiran Paris, Perancis, 64 tahun lalu ini, pernah tinggal di Yogyakarta dalam rangka penelitian disertasinya tentang efek social-ekonomi dari program revolusi hijau yang dicanangkan pemerintah pada waktu itu. Selama melakukan penelitian, ia mendapat bimbingan dari Prof. Masri Singarimbun (pendiri PSKK UGM) dan Prof. Mubyarto. Kedatangannya kali ini, lanjut pemegang gelar Doktor di bidang Ilmu Politik tersebut, adalah untuk menindaklanjuti nota kesepahaman yang telah dibuat antara GIG dengan UGM. Kerjasama ini adalah dalam rangka mengembangkan European Java Network yang dirintisnya bersama beberapa koleg a beberapa tahun yang lalu. Prof. Jean-Luc yang juga fasih berbahasa Indonesia ini menjelaskan GIG adalah gabungan antara International Studies dan Development Studies, University of Geneva. Lembaga ini menawarkan program master dan doktor untuk lima jurusan yaitu: International Law, International Politic, International History, International Economic dan International Development Anthropology & Sociology. Saat ini, lembaga ini mempunyai 50 orang professor tetap dan 1.300 mahasiswa, 3 orang di antaranya berasal dari UGM. Beliau berharap agar lebih banyak lagi mahasiswa maupun dosen UGM dapat menempuh studi lanjut di GIG melalui beasiswa yang tersedia. Selain itu, kunjungan mantan Direktur European Association Development Institute (EADI) ke PSKK UGM ini juga dalam rangka sabbatical leave (cuti istirahat kerja). Ayah dua orang anak ini mengatakan bahwa setiap tujuh tahun ia mendapatkan jatah sabbatical leave selama 1 semester. Untuk kali ini, dua bulan di antaranya akan ia habiskan di PSKK UGM. Selama berada di PSKK UGM, Prof. Jean-Luc akan menulis buku yang berjudul Indonesian Development Experience, serta memberikan seminar. g Saya belum tahu mau bicara apa, tapi sebagai gambaran saya akan bicara tentang sektor-sektor pembangunan yang perlu mendapat perhatian pemerintah Indonesia, terutama sektor politik, sosial, dan ekonomi, tambahnya. Terlepas dari segala rencananya dalam mengisi hari libur, Prof. Jean-Luc akan menikmati tinggal di Yogyakarta. Ia mengakui kota pelajar ini sudah berubah menjadi lebih padat sejak 30 tahun lalu. Namun demikian, ia tetap masih dapat merasakan atmosfer kehidupan yang sama. Karena itu, ia yakin pilihannya untuk datang di Yogyakarta adalah tepat. Selamat menikmati cuti, Prof!

Saya mempunyai hubungan emosional dengan pusat studi ini

w w w. c p p s . o r. i d

Littera newsletter bulanan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

KABAR MSK

tahun

n e w s l e t t e r

Littera 7
b u l a n a n Edisi Mei 2012

Bangkitkan
Semangat Menulis
Yo g y a k a r t a P S K K U G M menyelenggarakan dua pelatihan menulis bagi staf, peneliti, dan k a r y a w a n . Pe l a t i h a n p e r t a m a berlangsung pada tanggal 12-13 Maret 2012 dengan Munawar Aziz dari PT Best Practice Jakarta sebagai mentor. Sementara pelatihan kedua terlaksana dua pecan kemudian, 26 Maret 2012, dengan menghadirkan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro, M.Soc.sc. dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Dua pelatihan yang berlangsung di Ruang Seminar Gedung Masri Singarimbun ini bertujuan untuk meningkatkan minat dan kemampuan peserta untuk menulis. Metode penulisan yang disampaikan mencakup

Pelatihan menulis yang berlangsung di Ruang Auditorium, Gedung Masri Singarimbun, PSKK UGM, Maret lalu.

pembuatan tulisan ilmiah, karya jurnalistik, karya bebas (sastra), dan opini. Turut pula disampaikan beberapa tips yang mempermudah peserta untuk dapat menghasilkan tulisan yang baik. Benang merah yang diperoleh dari kedua pelatihan tersebut adalah berani menulis semua ide hingga selesai. Ada

kalanya tulisan tidak perlu dibaca ulang atau disunting, bahkan jangan dipikirkan. Setelah semua ide tertuang, endapkan sesaat, baru kemudian beri perbaikan. Tulisan bias membuat sejarah dan meninggalkan kenangan. Jadi, sudah siapkah Anda menulis?

RESENSI BUKU

Mengembalikan Kepercayaan Publik

MELALUI REFORMASI BIROKRASI


Era reformasi sejak 1998 hingga sekarang belum mampu memutus warisan kolonial dalam kehidupan birokrasi pemerintah. Birokrasi pun terbentuk menjadi sosok aparatur yang gagal mentransformasi dirinya sebagai agen kekuasaan sekaligus agen pelayanan dan perubahan. Prof. Dr. Agus Dwiyanto, Guru Besar Jurusan Manajemen dan Kebijakan Publik UGM, melalui buku ini menjelaskan bahwa kegagalan tersebut disebabkan oleh penerapan birokrasi Weberian yang berlebihan sehingga melampaui titik optimal. Berdasarkan peneltian yang dilakukan penulis selama 10 tahun bersama kolega di PSKK UGM, terungkap beberapa penyakit birokrasi publik, antara lain: berkembangnya perilaku birokrasi paternalistik karena penerapan hirarki secara berlebihan dalam birokrasi publik dan pembengkakan anggaran karena tidak adanya standar pembiayaan yang jelas

untuk mewujudkan visi birokrasi masa depan tersebut, dan indicator pencapaiannya. Penulis juga menyoroti salah satu tujuan penting dari reformasi birokrasi, yaitu mewujudkan aparatur birokrasi yang berintegritas tinggi. Pada akhirnya, semua reformasi birokrasi yang disebutkan di atas akan bermuara pada meningkatnya kepercayaan publik. Konsep ini merupakan konsep yang relative baru dalam bidang Ilmu Administrasi Publik dan dibahas secara tuntas di bab terakhir buku ini. Selain itu, dalam bab ini dibahas pula keterkaitan kepercayaan publik dengan reformasi birokrasi serta tata pemerintahan dan jarak.

Data Buku
Judul Mengembalikan Kepercayaan Publik melalui Reformasi Birokrasi Penulis Agus Dwiyanto Penerbit Gramedia Pustaka Utama Cetakan 2011 Tebal 459 Halaman

dalam perencanaan anggaran dan diperparah dengan lemahnya kapasitas control politik dan masyarakat. Melalui buku ini penulis mencoba untuk menawarkan visi demokrasi Indonesia masa depan, beserta program-program yang diperlukan

w w w. c p p s . o r. i d

Littera newsletter bulanan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

tahun

n e w s l e t t e r

Littera 8
b u l a n a n Edisi Mei 2012

Tetap ... (sambungan hlm. 1)


UGM yang saat ini tampilannya tengah didesain ulang. Melalui publikasi yang intensif di masa depan, keberadaan PSKK UGM diharapkan akan semakin diketahui banyak pihak. Dengan demikian, PSKK UGM dapat semakin optimal dalam upaya pencapaian tujuan lembaga, antara lain meningkatkan jejaring kerja sama peningkatan kapasitas komunitas akademis maupun pelaksanaan penelitian multidisiplin dengan pusat-pusat studi lain dan lembaga-lembaga donor. Di sisi lain, PSKK UGM juga akan semakin mudah melakukan diseminasi hasil penelitian kepada mayarakat. Sebagai pusat studi terkemuka, PSKK UGM senantiasa aktif dalam kegiatan penelitian, pembelajaran, dan advokasi dalam bidang kependudukan dan kebijakan. Hal ini dapat terlihat dari riwayat kegiatan PSKK UGM. Sejak berdiri hingga sekarang, lebih dari 300 kegiatan telah dilaksanakan, dengan rata-rata intensitas mencapai 10 kegiatan per tahun. Salah satu kegiatan yang baru saja sukses diselenggarakan adalah the 6th Asia Pa c i f i c Conference on Reproductive and Sexual Health and Rights yang berlangsung di UGM, Yogyakarta, pada tanggal 20-22 Oktober 2011 lalu. Konferensi tentang hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual tingkat Asia-Pasifik ini merupakan kegiatan internasional terbesar yang pernah dilakukan oleh PSKK UGM. Kemajuan berarti juga dicapai Perpustakaan PSKK UGM. Hingga akhir 2011, perpustakaan tingkat internasional ini telah menambah jumlah koleksi hingga 17.091 judul buku teks, 4.187 judul buku referensi, 161 judul disertasi (S3), 227 judul tesis (S2), 65 judul skripsi (S1), 1.493 judul Laporan Pe n e l i t i a n , dan 483 majalah/jurnal. Jumlah pengunjung pun terus naik dari rata-rata 50 orang per bulan pada semester pertama 2011 menjadi lebih dari 100 orang per bulan pada semester berikutnya. PSKK UGM juga sukses

PSKK UGM Tampil di Konferensi

Planet Under Pressure 2012


London Dua peneliti senior PSKK UGM, Dr. Sukamdi dan Prof. Dr. Muhadjir Daerwin, hadir dalam Konferensi Kebumian Planet Under Pressure yang berlangsung di London, Inggris, tanggal 28-30 Maret 2012. Pada konferensi yang dihadiri pakar kependudukan, ekonomi, dan kebumian dunia ini, Dr. Sukamdi hadir sebagai panelis dalam sesi migrasi pada hari pertama dengan presentasi berjudul The Culture of Migration. Sementara, Prof. Dr. Muhadjir Darwin tampil pada hari kedua dengan membawakan makalah berjudul Discontinuous Demographic Transition in Indonesia: Policy Challenges and Responses. Seperti disampaikan Direktur PSKK UGM ini, kehadiran wakil Indonesia dalam konferensi tersebut mendapat apresiasi yang sangat baik dari pihak penyelenggara maupun peserta konferensi lain. Selepas konferensi, keduanya menghadiri pertemuan di Raboud University Nijmegen di Belanda untuk membahas kerjasama kolaborasi penelitian dengan PSKK UGM di masa mendatang. Diharapkan hasil kunjungan ke Inggris dan Belanda ini dapat semakin memperkuat jejaring kerja sama internasional sehingga mampu mendatangkan dampak positif bagi kemajuan PSKK UGM.

melaksanakan Program Magister Studi Kebijakan. Sejak berdiri pada tahun ajaran 2004/2005, sudah 119 mahasiswa S2 yang lulus, sementara 33 orang masih berstatus mahasiswa aktif. Sementara mahasiswa doktoral yang masih aktif mencapai 21 orang. Melalui promosi intensif di seluruh provinsi di Indonesia, diharapkan jumlah mahasiswa Magister Studi Kebijakan dapat terus naik di tahuntahun berikutnya.

Tiga Kali... (sambungan hlm. 1)


Maret 2012

Seiring perubahan zaman dan merespons perkembangan studi kependudukan, pada tahun 2001, kata Kebijakan ditambahkan menjadi Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM. Lebih dari satu dasawarsa sudah nama PSKK UGM diusung

Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan Universitas Gadjah Mada


Jl. Tevesia, Bulaksumur, Yogyakarta (0274) 547867, Faks (0274) 556563 Bulaksumur G-7, Yogyakarta (0274) 563079, Faks (0274) 582230 secretary@cpps.or.id www.cpps.or.id

Littera

dan kini nama itu terkenal hingga di tingkat internasional.

Dalam usianya yang telah mencapai 39 tahun, PSKK UGM

diharapkan terus menorehkan prestasi dan kian mengukuhkan

diri sebagai lembaga terkemuka di bidangnya.(*)


w w w. c p p s . o r. i d
Littera newsletter bulanan yang diterbitkan oleh Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM

Anda mungkin juga menyukai