Anda di halaman 1dari 13

Factor Analysis Siana Halim

Subhash Sharma, Applied Multivariate Techniques, John Willey & Sons, 1996

Pendahuluan
Seorang manajer pemasaran dari perusahaan pakaian ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara patriotisme dan sikap (attitude) pembeli terhadap produk domestik dan produk buatan asing. Presiden dari perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Fortune 500 ingin mengukur image dari perusahaana a o tu e g e gu u age a pe usa aa perusahaan tersebut. Seorang manajer penjualan ingin mengukur tingkat bakat ( p (aptitude) dari para penjualnya. ) p p j y Setiap permasalah di atas membutuhkan timbangan atau alat ukur terhadap berbagai macam konsep (Misalnya p g p ( y attitude, i i d image, sales aptitude, patriotisme) l i d i i )
Factor analysis merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan u tu untuk membuat skala untuk mengukur konsep-konsep sepe t di atas. e buat s a a u tu e gu u o sep o sep seperti

Konsep dasar dan terminologi dalam Factor Analysis


Andaikan kita memiliki nilai siswa untuk mata pelajaran : Matematics, Physics, Chemistry, English, History, French Asumsikan bahwa nilai mereka merupakan fungsi dari intelegensia secara umum dan sebagai tambahan bakat (aptitude) mereka terhadap mata pelajaran tersebut. Misalnya M = 0.8 I + Am; P = 0.7 I + Ap C = 0.9 I + Ac ; E = 0.6 I + Ae H = 0.5 I + Ah; F = 0.65 I + Af

Koefisien-koefisien di atas disebut sebagai pattern loadings Variable disebut sebagai Indicator atau measure dari I Karena konsep dari tingkat Intelegensia memiliki responsibilitas terhadap korelasi di antara Indicator dan tidak dapat diobservasi secara langsung maka I ini disebut sebagai langsung, common atau latent factor, atau disebut juga sebagai unobservable construct.

1. Total Variance dari setiap indicator dapat didekomposisi menjadi 2 komponen : Variance yang berhubungan dengan I, nilainya = kuadrat dari pattern loading;Variance ini disebut sebagai Communality Variance yang berhubungan dengan Aj nilainya = Aj, variance dari variable dikurangi Communality; Variance ini disebut sebagai unique atau specific error variance

Pattern loading : M P C E H F 0.8 0.7 0.9 0.6 0.5 0.65

2. Korelasi antara sebarang indicator dengan latent factor disebut sebagai structure loading atau loading dan biasanya nilainya = pattern loading.
(mungkin tidak benar untuk 2 atau lebih faktor)

Kuadrat dari structure loading disebut sbg shared variance antara indicator dan faktor. Biasanya nilai Communality digunakan untuk menentukan apakah sebuah indicator baik atau tidak tidak. Semakin tinggi nilai communality maka indicator tsb semakin reliable. 3. Korelasi antara dua indicator merupakan hasil kali dari faktor loading yang bersesuaian.

Model dua faktor


M = 0.80 Q + 0.20 V + Am P = 0.70 Q + 0.30 V + Ap C = 0.60 Q + 0.30 V + Ac E = 0.20 Q + 0.80 V + Ae H = 0 15 Q + 0 82 V + Ah 0.15 0.82 F = 0.25 Q + 0.85 V + Af

Interpretasi dari tabel di atas


1.

Dapat dilihat bahwa communality ataupun shared variances dari variable E, H dan F terhadap factor V jauh lebih besar bila , p j dibandingkan terhadap factor Q. Yaitu 90.24% ((0.640+0.672 +0.723)/2.255) dari total communality dari V terhadap variable E, E H dan F F. Secara sama dapat dilihat bahwa factor Q memiliki 92.20% ((0.64 0.49 0.36)/1.616) ((0.64+0.49+0.36)/1.616) dari total communalitynya terhadap variable M,P dan C.

2.

Model untuk lebih dari 2 factor


X1 =11 1 + 12 2 + + 1m m + 1 X2 =21 1 + 22 2 + + 2 m + 2 2m
.

Xp =p1 1 + p2 2 + + pm m + p

Pada persamaan di atas intercorrelasi antara p indicator dijelaskan oleh m common faktor. Biasanya diasumsikan bahwa m < p dan jumlah unique factor akan sama dengan jumlah indicator. Jika m factor tidak saling berkorelasi maka factor model dikatakan sebagai orthogonal model, tetapi jika m factor ini saling berkorelasi, maka factor model dikatakan sebagai oblique model

Factor Indeterminacy 1. Factor rotation problem Factor Analysis memiliki banyak p y penyelesaian, permasalahan ini disebut ,p sebagai factor indeterminacy karena adanya masalah rotasi atau factor rotation problem. p Untuk menentukan model maka pilihlah penyelesaian yang memiliki interpretasi yang paling mungkin dapat diterima.

M = 0.667 Q - 0 484 V + Am 0 667 0.484 P = 0.680 Q - 0.343 V + Ap C = 0.615 Q - 0.267 V + Ac E = 0.741 Q + 0.361 V + Ae H = 0.725 Q + 0.412 V + Ah F = 0.812 Q + 0.355 V + Af

2. Estimation of communality problem Masalah ini terjadi karena untuk mengestimasi pattern, structure loading dan shared variance dibutuhkan estimasi dari communality untuk tiap variable. TETAPI untuk mengestimasi communality tersebut dibutuhkan nilai estimasi dari loadings. Di sini terjadi circularity.

Objective dari Factor Analysis


1. 2. 3. 4. 5.

Identifikasi jumlah common factor terkecil yang paling dapat menjelaskan korelasi antara indicator. Identifikasi, l l i factor rotations, f Id ifik i melalui f i factor solution yang l i paling dapat diterima/ masuk akal Estimasi pattern dan structure loadings, communalities, dan unique variances d i iindicators. i i dari di t Memberikan interpretasi dari common factor(s) Jika diperlukan, estimasi dari factor s

Principal Component Factoring (PCF)


Langkah awalnya adalah memberikan estimasi communality awal. Dalam PCF diasumsikan bahwa estimasi awal dari communality untuk seluruh variable sama dengan satu. Selanjutnya, digunakan PCA pada nilai estimasi communality yang merupakan diagonal dari matriks korelasi. k l i

PCF dengan Minitab dan Interpretasinya


Pada dasarnya PCF adalah PCA hanya sama, pada PCF diasumsikan bahwa

nilai estimasi dari communalities = 1. tidak terdapat unique factors dan jumlah komponen = jumlah factors

Selanjutnya diharapkan bahwa beberapa komponen akan memiliki proporsi variance yang cukup besar, komponenkomponen inilah yang dianggal sebagi common factors

Rotation
Varimax : objectivenya adalah memiliki satu factor structure dimana nilai tiap variable loads tinggi hanya p gg y pada satu faktor saja. Faktor-faktor yang dirotasi saling tegak lurus (orthogonal) Quartimax : objectivenya adalah mendapatkan Q i b d l h d k pattern loading sdh
Seluruh variable memiliki nilai loading yang cukup tinggi pada satu faktor Setiap variable seharusnya memiliki nilai loading yang tinggi pada satu faktor dan nilai loading yang mendekati nol pada faktor-faktor yang lain.

PCA vs Factor Analysis


Objective dari PCA adalah mereduksi jumlah variable menjadi beberapa komponen s.d.h tiap-tiap komponen j p p p p p membentuk variable baru. Objective dari Factor Analysis adalah mencari atau mengidentifikasi faktor faktor pokok (underlying factor) faktor-faktor atau latent construct yang dapat menerangkan interkorelasi diantara variable-variable.

Anda mungkin juga menyukai