Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Pendidikan sebagai konsep utama dalam pembangunan negara Indonesia adalah entitas yang tidak dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri sendiri. Pendidikan menjadi bukan sekedar kewajiban lagi, namun menjadi kebutuhan primer. Dalam pembukaan UUD 1945 pun dengan jelas disebutkan bahwa tujuan kemerdekaan negara kita salah satunya adalah untuk mencerdaskan bangsa, yang tidak lain dapat ditempuh dengan jalan pendidikan. Pendidikan adalah penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia dalam suatu negara untuk memajukan negara tersebut. Karena termasuk poin utama dalam kemajuan suatu negara, idealnya pendidikan menjadi masalah yang sangat diprioritaskan oleh pemerintah Indonesia. Sistem sekolah Indonesia sangatlah luas dan bervariasi. Dengan lebih dari 50 juta siswa dan 2,6 juta guru di lebih dari 250.000 sekolah, sistem ini merupakan sistem pendidikan terbesar ketiga di wilayah Asia dan bahkan terbesar keempat di dunia (berada di belakang China, India dan Amerika Serikat). Dua menteri bertanggung jawab untuk mengelola sistem pendidikan, dengan 84 persen sekolah berada di bawah Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dan sisa 16 persen berada di bawah Departemen Agama (Depag). Sekolah swasta pun memainkan peran penting. Walaupun hanya 7 persen sekolah dasar merupakan sekolah swasta, porsi ini meningkat menjadi 56 persen di tingkat menengah pertama dan 67 persen di tingkat menengah umum (www.worldbank.org/id/education). Seperti yang kita ketahui, alokasi APBN untuk bidang pendidikan selalu meningkat setiap tahunnya, Dari tahun ke tahun dana pendidikan terus ditingkatkan pada tahun 2010 lalu, anggaran pendidikan mencapai Rp 225,2 triliun atau 20 persen dari APBN. Tahun 2011, jumlah itu mencapai Rp 266,9 triliun atau 20,2 persen dari APBN, dan tahun 2012 sebesar Rp 286,6 triliun atau 20,2 persen.

Tabel 1.1 1

Alokasi APBN untuk Sektor Pendidikan dari Tahun 2010-2012 Tahun 2010 2011 2012 Jumlah Alokasi APBN untuk Sektor Pendidikan Rp 252,2 Triliun Rp 266,9 Triliun Rp 286,6 Triliun Persentase Alokasi APBN untuk Sektor Pendidikan 20 % 20,2 % 20,2 %

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah oleh penulis Pemerintah berharap anggaran pendidikan yang besar itu dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan memperluas jangkauan pemerataan pendidikan secara keseluruhan. Namun, pada praktiknya, masih terdapat gap antara beberapa wilayah, baik antara wilayah perkotaan dengan pedesaan, maupun wilayah yang maju secara ekonomi finansial dengan yang masih berkembang. Hal ini menyebabkan kemajuan pendidikan di Indonesia menjadi tidak merata, dan angka partisipasi sekolah tiap-tiap provinsi berbeda. Contoh: Angka Partisipasi Sekolah (APS) provinsi DKI Jakarta pada tahun 2010 pada usia 7-12 tahun adalah 99,16 % sedangkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) provinsi Papua pada tahun 2010 pada usia 7-12 tahun adalah 76,22 %. Padahal menurut Undang-Undang mengenai Pendidikan Nasional (No. 20/2003) dan Amandemen Konstitusi III menekankan bahwa semua warga Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Selain itu Departemen Pendidikan telah memiliki Rencana Strategis untuk 2005-9 yang memiliki tiga pilar utama: (1) Peningkatan akses terhadap pendidikan; (2) Peningkatan kualitas pendidikan; dan (3) Kepemerintahan yang lebih baik dalam sektor pendidikan. Disamping itu, seperti yang kita ketahui pada tahun 2005, pemerintah meluncurkan program yang disebut BOS (Biaya Operasional Sekolah), sebagai cara untuk menyampaikan dana secara langsung ke sekolah-sekolah agar anak-anak tetap bersekolah dan memberi sekolah kebebasan dalam mengelola dana mereka sendiri. Dalam mendukung hal ini sekaligus upaya desentralisasi secara umum, Pemerintah telah menetapkan prinsip pengelolaan berbasis sekolah dalam sistem pendidikan nasional serta menyediakan kerangka untuk standar nasional pendidikan. Meskipun telah banyak program pemerintah kita yang mendukung sistem pendidikan di Indonesia, namun pemerataan aksesibilitas pendidikan tetap 2

menjadi suatu masalah yang genting untuk dicarikan solusinya. Kita mengetahui bahwa Indonesia adalah dari Sabang sampai Merauke, bukan hanya wilayah tertentu saja. Dan mengingat anggaran belanja pendidikan yang telah meningkat secara signifikan di tahun-tahun terakhir setelah terjadinya krisis ekonomi, seharusnya poin ini menjadi perhatian oleh pemerintah, bagaimana membuat aksesibilitas pendidikan di Indonesia menjadi merata untuk seluruh anak Indonesia. Oleh karena itu sangat diperlukanlah suatu solusi untuk menyelesaikan masalah pemerataan ini, karena jika pendidikan telah merata, kualitas pun akan sama untuk seluruh peserta didik di Indonesia, sehingga output yang dihasilkan pun akan sama dan menjadi maksimal. Salah satu solusi yang akan ditawarkan oleh penulis adalah melalui pendekatan teknologi. Seperti yang kita ketahui, pada era globalisasi sekarang ini kita tidak dapat memungkiri bahwa teknologi semakin berkembang mengikuti arus globalisasi tersebut. Perkembangan teknologi sudah dirasakan sangat kuat dan terbuka apalagi pada negara berkembang seperti Indonesia. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran pun kita tidak bisa menolak kehadiran teknologi . Tujuan utama teknologi pembelajaran adalah untuk memecahkan masalah belajar atau memfasilitasi pembelajaran; dan untuk meningkatkan kinerja peserta didik (Gani, 2008). Salah satu isu pada teknologi informasi yang sedang berkembang menurut Onno W. Purbo adalah jaringan komputer untuk pendidikan yang diyakini menjadi faktor utama dalam hal aksesibilitas pendidikan untuk semua. Namun tentu saja, teknologi yang harus diterapkan adalah teknologi yang tepat guna, bukan hanya sekedar canggih saja. Dengan adanya peran teknologi tersebut diharapkan seluruh peserta didik mendapatkan akses yang sama dalam mendapatkan pendidikan sehingga angka partisipasi sekolah bagi wilayah yang kurang, dapat meningkat dimana pada akhirnya akan meminimalkan permasalahan aksesibilitas dakam memperoleh pendidikan.

B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia? 2. Apa solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan di Indonesia? 3. Apa yang diharapkan dengan solusi ini terhadap pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan 1. Mengetahui permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia 2. Menjawab permasalahan pendidikan di Indonesia dengan solusi yang tepat 3. Diharapkan melalui solusi yang ditawarkan dapat membuat aksesibilitas menjadi terdistribusi merata dan dapat meningkatkan Angka Partisipasi Sekolah (APS) bagi wilayah yang kurang APS-nya.

D. Uraian Singkat Karya tulis ini akan mendeskripsikan mengenai solusi pendidikan di Indonesia melalui pendekatan teknologi yakni: (1) Akses Internet untuk Semua, dan (2) Distance Learning.

E. Manfaat 1. Bagi Penulis a. Sebagai bentuk partisipasi secara tulisan mengenai permasalahan pendidikan yang ada di negara ini
b. Sebagai bahan kajian belajar dalam rangka meningkatkan prestasi diri

2. Bagi Masyarakat a. Membuka wawasan mengenai permasalahan pendidikan yang terjadi di Indonesia 3. Bagi Pemerintah a. Sebagai bentuk masukan kepada pemerintah untuk lebih memperhatikan pemerataan pendidikan di Indonesia

F. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam Bab I akan membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan menjelaskan mengenai landasan teori yang mendukung penulisan ini, uraian pendapat yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji, dan uraian mengenai pemecahan masalah yang pernah dilakukan. BAB III METODE PENULISAN Dalam bab ini akan mendeskripsikan tahapan penulisan, prosedur pengumpulan data dan/atau informasi, dan pengolahan data dan/atau informasi. BAB IV ANALISIS SINTESIS Bab ini menguraikan secara sistematis mengenai analisis sintesis permasalahan dan solusi yang ditawarkan yang dapat menjawab permasalahan yang dirumuskan oleh penulis. 5

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab terakhir ini akan menjelaskan penafsiran dan pemaknaan penulis terhadap hasil analisis, yang disajikan dalam bentuk kesimpulan. Setelah penyajian kesimpulan, bab ini pun akan merumuskan rekomendasi secara kongkrit yang merupakan masukan yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai