Anda di halaman 1dari 6

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan lensa tipis adalah agar dasar-dasar sistem lensa dapat dijelaskan, jalannya sinar dan pembentukan bayangan oleh lensa tipis dapat dijelaskan, serta jarak titik focus lensa tipis dapat ditentukan oleh peserta praktikum fisika dasar 2.

1.2 Teori Alat optik yang paling umum dikenal dan paling sering digunakan (setelah cermin datar) adalah lensa. Lensa adalah sebuah sistem optis dengan dua permukaan bola yang cukup dekat satu sama lain sehingga kita dapat mengabaikan jarak diantara kedua permukaan itu. Kita menamakan itu sebuah lensa tipis (Young, dkk: 2004). Lensa yang diperlihatkan pada gambar 1.1 mempunyai sifat yaitu bila seberkas sinar yang parallel dengan sumbu melalui lensa itu, maka berkas sinar itu berkumpul ke sebuah titik F2 (gambar 1.1a) dan membentuk sebuah bayangan nyata di titik tersebut. Lensa sepeti itu dinamakan sebuah lensa pengumpul (lensa konvergen). Demikian juga, sinar-sinar yang lewat melalui titik F1 muncul keluar dari lensa itu sebagai berkas sinar paralel (gambar 1.1b) titik F1 dan titik F2 dinamakan titik focus pertama dan titik focus kedua, dan jarak f (yang diukur dari pusat lensa itu) dinamakan panjang focus. Seperti untuk sebuah cermin cekung, panjang focus dari sebuah lensa konvergen didefinisikan sebagai sebuah kuantitas positif, dan lensa seperti itu disebut juga lensa positif.

Gambar 1.1a

gambar 1.1b

Seperti pada cermin, panjang fokus lensa tipis didefinisikan sebagai jarak bayangan jika jarak obyeknya tak hingga. Dengan menganggap s sama dengan tak hingga dan menulis f untuk jarak bayangan s kita dapatkan: ( )( )

Persamaan tersebut disebut persamaan pembentukan lensa. Persamaan tersebut menjelaskan jenjang focus lensa tipis sehubungan dengan sifat-sifat lensa tersebut. Dengan mensubstitusi untuk sisi kanan, didapatkan:

Disebut persamaan lensa tipis. Persamaan tersebut sama dengan persamaan cermin (Tipler: 2001). Gambar 1.2 menunjukkan bidang gelombang-gelombang dari gelombang-gelombang dasar yang datang pada lensa cembung ganda. Bagian tengah bidang gelombang mula-mula mengenai lensa. Karena laju gelombang dalam lensa kurang dari pada lajunya di udara (anggap n > 1), bagian tengah bidang gelombang tertinggal di belakang bagian luarnya, menghasilkan geombang lengkung (steris) yang mengumpul pada titik focus f. sinar-sinar untuk situasi ini ditunjukkan pada gambar 1.2b. Lensa semacam ini disebut lensa pengumpul.

gambar 1.2a

gambar 1.2b

(Buence: 1998).

Seperti juga bayangan yang dibentuk oleh cermin, lebih baik untuk menentukan letak bayangan lensa melalui metode grafik. Gambar 1.3 mengilustrasikan metode grafik untuk lensa pengumpul. Kita gunakan tiga sinar utama. Untuk kesederhanaan dianggap sinar berbelok pada bidang melalui pusat lensa. Untuk lensa positif, sinar-sinar utamanya adalah: 1. Sinar sejajar, yang digambar sejajar dengan sumbu utama. Sinar ini dibelokkan melalui titik focus kedua dari lensa tersebut 2. Sinar pusat, digambar melalui pusat (verteks lensa). Sinar ini tidak dibelokkan (disimpangkan). 3. Sinar fokus, digambar melalui titik fokus utama. Ketiga sinar ini mengumpul pada titik bayangan, seperti ditunjukkan pada gambar 1.3, kita dapatkan . perbesaran lateralnya adalah:

. f

f y

gambar 1.3

(Prasetyo: 1992).

Jika kita memiliki dua atau lebih lensa-lensa tipis, kita dapat menentukan bayanganbayangan akhir yang dihasilkan oleh system tersebut dengan menentukan jarak bayangannya untuk lensa pertama dan menggunakannya bersama dengan jarak antara lensa untuk menentukan jarak obyek bagi lensa kedua. Yaitu, diperhatikan masing-masing bayangan, apakah bayangan tersebut nyata atau maya dan apakah terbentuk atau tidak, sebagai obyek bagi lensa berikutnya.

F2

Gambar 1.4

(Ghata: 1989).

Beberapa bentuk standar dari lensa ditunjukkan oleh gambar 1.5 dibawah ini:

Cembung ganda

cembung datar

miniskus cembung

Cekung ganda

cekung datar

BAB II METODOLOGI

2.1 Peralatan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan lensa tipis adalah bangku optic. Sebuah lampu (sumber cahaya). Sebuah benda yang berupa anak panah atau penggaris bening, sebuah layar, 2 buah lensa positif, dan sebuah lensa negative.

2.2 Tata Laksana Percobaan Percobaan lensa tipis dilakukan dengan pertama, peralatan untuk percobaan disiapkan. Setelah itu peralatan disusun dengan urutan: lampu benda lensa layar. Kemudian diukur tinggi benda yang berupa anak panah. Untuk percobaan lensa positif, langkah pertama sebuah lensa biconvex (cembung ganda) diambil dan dipasang pada posisi lensa. Kemudian posisi benda dipasang sejauh mungkin dari layar dan diukur jaraknya (L). setelah itu lensa digeser-geserkan hingga didapat bayangan yang jelas pada layar. Langkah selanjutnya diukur jarak benda ke lensa (s), jarak bayangan ke lensa (s), tinggi benda (h), tinggi bayangan (h), dan dicatat sifat bayangannya. Selain itu, pada lensa positif dapat juga dihitung dengan dicari dua posisi lensa (lensanya hanya satu) yang dihasilkan bayangan yang jelas. Cara ini dikenal dengan cara Bessel. Langkah awal yang dilakukan adalah dua buah lensa biconvex diambil dan dipasang pada posisi lensa. Setelah itu posisi benda dipasang sejauh mungkin dari layar. Kemudian lensa digeser-geserkan hingga didapat bayangan yang jelas pada layar. Langkah selanjutnya diukur jarak benda ke lensa (s), jarak bayangan ke lensa (s), tinggi benda (h), tinggi bayangan (h), dan dicatat sifat bayangannya. Kemudian posisi lensa dicatat sebagai kedudukan lensa pertama (e1). Setelah itu lensa digeserkan lagi hingga diperoleh bayangan yang jelas kedua (posisi benda jangan berubah). Langkah selanjutnya diukur lagi jarak benda dan jarak bayangan ke lensa, tinggi, dan sifat bayangan. Kemudian posisi lensa dicatat sebagai kedudukan lensa kedua (e2). Langkah-langkah diatas diulangi lagi dengan

diubah posisi benda terhadap layar (panjang L berubah), dan untuk lensa positif kedua (lensa cembung datar). Pada percobaan lensa negatif, jarak focus lensa negatif dapat dicari dengan pertolongan lensa positif. Digunakan lensa biconvex dari percobaan lensa positif. Kemudian dipasang lensa positif dan digeser-geserkan sehingga didapat bayangan yang jelas di layar. Setelah itu lensa negative diletakkan diantara lensa positif dan layar (s). Langkah selanjutnya layar digeser-geserkan hingga diperoleh bayangan yang jelas, dan diukur jarak lensa negative ke layar. Langkah diatas diulangi beberapa kali untuk memperoleh variasi data. Percobaan lensa gabungan, dilakukan dengan digunakan dua buah lensa positif, susunan lensa dibuat dengan jarak tertentu (d), diukur dan dicatat jaraknya. Kemudian kedua lensa digeser-geserkan secara serentak (jarak d tetap) hingga didapat bayangan pada layar. Langkah di atas diulang beberapa kali untuk mendapatkan variasi data.

2.3 Gambar Rangkaian Percobaan

Anda mungkin juga menyukai