Anda di halaman 1dari 3

Seperti Kita ketahui Arthur Andersen LLP, yang berbasis di Chicago, pernah salah satu "Big Five" di antara

perusahaan-perusahaan akuntansi PricewaterhouseCoopers, Deloitte Touche Tohmatsu, Ernst & Young dan KPMG, menyediakan audit, pajak, dan jasa konsultasi kepada perusahaan-perusahaan besar. Pada tahun 2002, Pendapatan per tahun dalam juta dolar AS, sumber: press release korporat. Perusahaan Arthur Andersen didirikan pada tahun 1913 oleh Arthur Andersen dan Clarence Delany sebagai Andersen, Delany & Co [1] Perusahaan ini berganti nama menjadi Arthur Andersen & Co pada tahun 1918. Arthur Andersen klien pertama adalah Joseph Schlitz Brewing Company Milwaukee. Pada tahun 1915, karena banyak kontak di sana, kantor Milwaukee dibuka sebagai kantor kedua perusahaan. Pada tahun 1927, ia terpilih kepada Dewan Pengawas dari Northwestern University dan menjabat sebagai presiden pada 19301932. Dia juga ketua dewan penguji bersertifikat akuntan publik dari Illinois perusahaan menyerahkan secara sukarela ijin untuk berpraktik sebagai Akuntan Publik di Amerika Serikat setelah dinyatakan bersalah dari tuntutan pidana yang berkaitan dengan penanganan dari perusahaan audit Enron, sebuah perusahaan energi berbasis di Texas yang kemudian gagal. Akuntansi nasional lainnya dan konsultan perusahaan membeli sebagian besar praktek Arthur Andersen. Meskipun putusan itu kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Agung Amerika Serikat, belum kembali sebagai usaha yang layak. Konsultasi lengan mantan perusahaan, sekarang dikenal sebagai Accenture, yang telah memisahkan diri dari sisi akuntansi pada tahun 1987 dan diganti namanya sendiri setelah pemisahan dari Andersen Worldwide pada tahun 2000, terus beroperasi dan telah menjadi salah satu perusahaan multinasional terbesar di dunia. Pada tanggal 2 Desember 2001, dunia ekonomi dikejutkan dengan berita yang berasal dari kota minyak Houston di Texas, Amerika. Enron, perusahaan ketujuh terbesar di Amerika, perusahaan energi perdagangan terbesar di dunia menyatakan dirinya bangkrut. Lebih mengejutkan lagi, kebangkrutan ini bukan disebabkan oleh ekonomi dunia yang sedang melemah, melainkan kesalahan fatal dalam sistem akuntan mereka. Selama tujuh tahun terakhir, Enron melebih-lebihkan laba bersih dan menutup-tutupi utang mereka. Auditor independen, Andersen (yang dahulu dikenal sebagai Arthur Andersen), dituding ikut berperan dalam "menyusun" pembukuan kreatif Enron. Lebih buruk lagi, kantor hukum yang menjadi penasihat Enron, Vinson & Eikins, juga dituduh ikut ambil bagian dalam korupsi skala dunia ini dengan membantu membuka partnership-partnership kontroversial yang dianggap sebagai biang keladi dari kehancuran Enron. Bagaimana Kasus Enron dilihat dari Perspektif Etika Bisnis dan Profesional Akuntan beserta implikasinya. Kejatuhan Enron bermula dari dibukanya partnership-partnership yang bertujuan untuk menambah keuntungan pada Enron. Partnership-partnership yang diberi nama "special purspose partnership" memang memiliki karateristik yang istimewa. Enron mendirikan kongsi dengan seorang partner dagang. Partner dagang mereka biasanya hanya satu untuk setiap partnership dan kongsi dagang ini menyumbang modal yang sangat sedikit, sekitar 3% dari jumlah modal keseluruhan. Lalu mengapa Enron berminat untuk berpartisipasi dalam partnership dimana Enron menyumbang 97% dari modal? secara hukum perusahaan di Amerika, apabila induk perusahaan berpartisipasi dalam partnership dimana partner dagang menyumbang sedikitnya 3% dari modal keseluruhan, maka neraca partnership ini tidak perlu dikonsolidasi dengan neraca dari induk perusahaan. Tetapi, partnership ini harus dijabarkan secara terbuka dalam laporan akhir tahunan dari

induk perusahaan agar pemegang saham dari induk perusahaan maklum dengan keberadaan operasi tersebut. Enron membiayai partnership-partnership dengan "meminjamkan" saham Enron (induk perusahaan) kepada Enron (anak perusahaan) sebagai modal dasar partnership-partnership tersebut. Secara singkat, Enron sesungguhnya mengadakan transaksi dengan dirinya sendiri. Entah Enron berubah menjadi tamak atau kreativitas mereka semakin menjadi-jadi, Enron tidak pernah mengungkapkan operasi dari partnership-partnership tersebut dalam laporan keuangan yang ditujukan kepada pemegang saham dan Security Exchange Commission (SEC), badan tertinggi pengawasan perusahaan publik di Amerika. Menurut teori fraud ada 3 komponen utama yang menyebabkan orang melakukan kecurangan, menipulasi, korupsi dan sebangsanya (prilaku tidak etis), yaitu opportunity; pressure; dan rationalization, ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik (public trust). Faktor tersebut adalah merupakan prilaku tidak etis yang sangat bertentangan dengan good corporate governance philosofy yang membahayakan terhadap business going cocern. Begitu pula praktik bisnis Enron yang menjadikannya bangkrut dan hancur serta berimplikasi negatif bagi banyak pihak.Pihak yang dirugikan dari kasus ini tidak hanya investor Enron saja, tetapi terutama karyawan Enron yang menginvestasikan dana pensiunnya dalam saham perusahaan serta investor di pasar modal pada umumnya (social impact). Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa yang dituai oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari praktik bisnis yang tidak etis? adalah hutang dan sebuah kehancuran yang menyisakan penderitaan bagi banyak pihak disamping proses peradilan dan tuntutan hukum. Artinya secara kasat mata kasus Enron (baik manajemen Enron maupun KAP Andersen) telah melakukan mal practice jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik- The big six- yang melakukan Audit terhadap laporan keuangan Enron Corp. tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan Enron, KAP Andersen telah melakuklan tindakan yang tidak etis dengan menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan knowingly and recklessly yaitu menerbitkan laporan audit yang salah dan meyesatkan (deception of information). Dari berbagai macam skandal bisnis yang terjadi di Amerika Serikat, termasuk di dalamnya skandal Enron berimplikasi terhadap pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board). Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non audit yang dilarang :

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan. Jasa appraisal dan valuation Opini fairness Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen Broker, dealer, dan penasihat investasi.

Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.Dan KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.jadi KAP Andersen sebagai pihak yang seharusnya menjungjung tinggi independensi, dan profesionalisme telah melakukan pelanggaran kode etik profesi dan ingkar dari tanggungjawab terhadap profesi maupun masyarakat diantaranya melalui Deception, discrimination of information, coercion, bribery. Akhirnya KAP Andersen di tutup disamping harus mempertanggungjawabkan tindakannya secara hukum. Jadi dengan adanya kasus enron ini bisa menambah pengetahuan dan perlu menjungjung tinggi nilai-nilai spiritual dalam melakukan setiap kehidupan, dan menyeimbangkan antara rasa (termasuk etika) dan rasio agar setiap prilaku senantiasa berpijak untuk kemaslahatan semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai

  • PTPN 12
    PTPN 12
    Dokumen1 halaman
    PTPN 12
    RikaHenda_Safi_7597
    Belum ada peringkat
  • Peraturan Ditjen PB SKPA
    Peraturan Ditjen PB SKPA
    Dokumen13 halaman
    Peraturan Ditjen PB SKPA
    RikaHenda_Safi_7597
    Belum ada peringkat
  • ALK Sesi 12
    ALK Sesi 12
    Dokumen26 halaman
    ALK Sesi 12
    RikaHenda_Safi_7597
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen25 halaman
    1
    RikaHenda_Safi_7597
    Belum ada peringkat