Anda di halaman 1dari 14

SKARN

Pengertian dan Terminologi Skarn Skarn adalah sebuah terminology pada dunia pertambangan untuk mengidentifikasikan suatu lapisan seperti seam yang berwarna gelap (kehitaman) akibat dari adanya intrusi (terobosan) oleh fluida pembawa bijih. Endapan skarn juga dikenal dengan beberapa terminology lain, yaitu : hydrothermal metamorphic, igneous metamorphic, dan contact metamorphic. Umumnya terbentuk (namun tidak selalu) pada kontak antara intrusi plutonik dengan batuan induk (country rock) karbonat. Skarn dapat terbentuk selama metamorfisme kontak atau regional. Selain itu juga dari berbagai macam proses metasomatisme yang melibatkan fluida magmatik, metamorfik, meteorik, dan yang berasal dari laut. Skarn dapat ditemukan di permukaan sampai pluton, di sepanjang sesar dan shear zone, di sistem geotermal dangkal, pada dasar lantai samudra maupun pada kerak bagian bawah yang tertutup oleh dataran hasil metamorfisme burial dalam. Skarn dibagi menjadi endoskarn dan eksoskarn dengan didasarkan pada jenis kandungan protolit. Secara umum, Kuarsa dan kalsit selalu hadir dalam semua jenis skarn. Sedangkan mineral lain hanya hadir pada jenis skarn tertentu seperti talk, serpentine, dan brusit yang hadir hanya pada skarn tipe magnesian. Formasi dari skarn deposit merupakan hasil dari proses yang dinamis. Pada sebagian besar skarn deposit, terdapat beberapa transisi dari metamorfisme distal yang menghasilkan hornfels dan skarnoid ke metamorfisme proximal yang menghasilkan skarn yang mengandung bijih berukuran relatif kasar. Selama gradien suhu yang tinggi dan sirkulasi fluida skala besar akibat intrusi magma, metamorfisme kontak dapat menjadi lebih kompleks dibandingkan model rekristalisasi isokimia yang menyusun metamorfisme regional. Semakin kompleks fluida metasomatisme, akan menghasilkan keterkaitan antara proses

metamorfisme yang murni dengan proses metasomatisme.

Endapan Skarn

Pada saat kontak dengan batuan karbonat, maka batuan samping tersebut terubah (altered) menjadi marbel, calc-silicate hornfelses, dan/atau skarn akibat dari kontak metamorfik ini. Temperatur pembentukan endapan skarn ini berkisar sekitar 650-440 C. Beberapa mineral bijih (oksida ataupun sulfide) dan fluorite biasanya muncul (terbentuk) pada lingkungan skarn ini. Umumnya dijumpai fluorite (CaF2) mendukung pendapat bahwa silika dan beberapa logam bereaksi dengan batuan gamping. Kebanyakan deposit skarn berasosiasi dengan busur magmatik yang berkaitan dengan subduksi dalam kerak benua. Komposisi pluton berkisar dari diorit sampai granit walaupun pada dasarnya memiliki perbedaan diantara tipe skarn logam yang muncul untuk mencerminkan lingkungan geologi setempat (kedalaman formasi, pola struktural dan fluida) lebih pada perbedaan pokok dari petrogenesis (Nakano,et al., 1990). Sebaliknya, skarn yang mengandung emas pada lingkungan ini berasosiasi dengan pluton yang tereduksi secara khusus yang mungkin mewakili sejarah geologi yang khusus. Beberapa Skarn, tidak berasosiasi dengan subduksi yang berkaitan dengan magmatisme. Pluton yang berkomposisi granit, pada umumnya mengandung muskovit dan biotit primer, megakristal kuarsa berwarna abu-abu gelap, lubang-lubang miarolitik, alterasi tipe greisen, dan anomali radioaktif. Skarn yang terasosiasi, kaya akan timah dan fluor walaupun induk dari elemen lain biasanya hadir dan mungkin penting secara ekonomis. Perkembangan rangkaian ini termasuk W, Be, B, Li, Bi, Zn, Pb, U, F, dan REE.

Pembentukan Endapan Skarn Klasifikasi tektonik yang sangat berguna dari deposit skarn seharusnya mengelompokkan tipe skarn yang pada umumnya berada bersama dan membedakannya yang secara khusus terdapat dalam tektonik setting yang khusus. Sebagai contohnya, deposit skarn calcic Fe-Cu sebenarnya hanyalah tipe skarn yang ditemukan dalam wilayah busur kepulauan samudra. Banyak dari skarn ini juga diperkaya oleh Co, Ni, Cr, dan Au. Sebagai tambahan, beberapa skarn yang mengandung emas yang bernilai ekonomis muncul dan telah terbentuk pada back arc basin yang berasosiasi dengan busur volkanik samudra (Ray et al., 1988).

Beberapa kenampakan kunci yang menyusun skarn tersebut terpisah dari asosiasinya dengan magma dan kerak yang lebih berkembang adalah yang berasosiasi dengan pluton yang bersifat gabbro dan diorit, endoskarn yang melimpah, metasomatisme yang tersebar luas dan ketidakhadiran Sn dan Pb.

Tipe Endapan Skarn Skarn dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu exoskarn dan endoskarn, adalah terminologi umum yang digunakan untuk menandai batuan sedimen dan batuan beku, kandungan magnesium dan kalsit skarn komposisinya mendominasi pada protolith dan menghasilkan skarn mineral. Hal tersebut dapat dikombinasikan, seperti di exoskarn magnesian yang berisi forsterite-diopside skarn membentuk dolostone. Calc-Silicate hornfels adalah suatu istilah deskriptif yang sering digunakan untuk batuan calc-silicate yang berbutir halus, yang diakibatkan oleh metamorphism bukan dari batuan karbonat tidak murni seperti silt batugamping atau kalkarenit. Reaksi skarn dapat terbentuk dari isochemical metamorphism, serpih dan karbonat lapisan tipis, dimana perpindahan komponen metasomatic bersebelahan dengan intrusi berskala kecil (seperseratus meter) (Vidale, 1969; Zarayskiy dkk., 1987). Skarnoid adalah suatu istilah deskriptif untuk batuan calc-silicate yang mana secara relatif berbutir halus, iron-poor, dan mencerminkan, sedikit bagian, pengontrol komposisi dari protolith (Korzkinskii, 1948; Zharikov, 1970). Secara genetik, skarnoid adalah intermediate/antara suatu metamorphic hornfels dan suatu skarn metasomatic, berbutir kasar. Karena semua terminologi yang terdahulu, tekstur dan komposisi dari protolith cenderung untuk membentuk tekstur dan komposisi serta menghasilkan skarn. Di dalam kontrak, deposit skarn paling ekonomis diakibatkan oleh perpindahan metasomatic besar-besaran, di mana komposisi cairan/fluida menghasilkan skarn dan mineral bijih. Ini menjadi model bagi kebanyakan orang tentang gambaran klasik skarn deposit, di dalam klasik skarn tempat yang

diuraikan oleh (Tornebohm, 1980) pada Persberg, skarn telah berkembang selama metamorphism regional formasi Proterozoic yang mengandung kalkarenit.

Tidak semua skarn mempunyai mineralisasi ekonomis. Skarn yang berisi mineral bijih disebut skarn deposit. Di dalam skarn deposit yang paling besar, skarn dan mineral bijih diakibatkan oleh hydrothermal sistem yang sama, mungkin ada perbedaan penting di dalam time/space distribusi dari mineral ini dalam skala lokal. Walaupun jarang, hal ini juga dapat menyebabkan terbentuk skarn oleh metamorphism dalam pre-existing deposit bijih seperti telah diusulkan untuk (Aguilar, Argentina, Gemmell dkk, 1992), Franklin, AS ( Johnson dkk, 1990), dan ( Hodgson, 1975). Host rock dari tipe skarn ini berhubungan dengan intrusi stock porphiritic, dikes, breksi pipes, Quartz Diorit, Granodiorit, Monzogranit dan komposisi, batuan karbonat, kalkarenit vulkanik dan tuff. Cu skarn yang berada di busur kepulauan juga berasosiasi dengan intrusi dari batuan mafic (Quartz diorit dan Granodiorit). Saat batuan tepi benua terbentuk kemudian berasosiasi dengan material batuan felsik. Bentuk dari skarn deposit, akan mengalami ubahan yang sangat kuat berbentuk stratiform, tabular orebody, pipe, lensa, serta bentuknya yang berubah -ubah tergantung kepada kontak intrusinya. Teksturnya berbentuk Igneous textures pada endoskarn. Massive granoblastik dengan ukuran kristal kasar sampai sedang, massive granoblastic sampai berlapis pada exoskarn, sedikit hornfelsic textures. Mineralisasi, sulfida sedang sampai kuat, kalkopirit, pyrit, magnetite, hadir juga garnet pada piroksin zone. Bornit, kalkopirit, sphalerit, tennantite berada pada wollastonite zone. Di daerah permukaan juga ditemui hematite, pyrhotite, magnetite, predomynate, (zona oksidasi). Scheelite dan traces molybdenite, bismuthinite, galena, cosalite, arsenopyrite, enargite, tennantite, loellingite, cobaltite and tetrahedrite bisa juga hadir. Alterasi, eksoskarn terjadi ubahan mineral garnet yang kuat, kehadiran piroksen, kandungan Fe yang tinggi, Al yang sedikit, Mn andradite granet, dan diopsidik klinopiroksen. Mineral yang ada berasal dari intrusi stock dan batuan ubahan marble, seperti diopside ,andradite (proximal); wollastonite, tremolite, garnet, diopside, vesuvianite (distal). Alterasi yang kurang baik ditemukan pada alterasi aktinolit, klorit.

Alterasi endoskarn terdiri dari alterasi potasik dengan mineral K-feldspar, epidot, serisit, piroksen, garnet. Alterasi pilik tidak terlalu bagus hadir pada daerah ini dengan kehadiran mineral aktinolit, klorit dan kumpulan mineral mineral clay. Mineralisasi tipe skarn terbentuk diakibatkan oleh intrusi batuan yang bereaksi dengan batuan samping yang kaya karbonat (batugamping/dolomit) menghasilkan kalsium, besi, mangan dan magnesium silikat, dimana proses kejadian ini disebut metasomatisme. Merupakan hasil proses evolusi dengan variasi-variasi dalam ukuran, tekstur, mineralogi dengan pola umum : 1. Dicirikan proses metamorfosa isokimia; 2. Menunjukkan tahapan proses metasomatisme; 3. Pola ubahan retrograde sesuai dengan penurunan temperatur.

Skarn dapat dibagi berdasarkan replasement yang terdapat pada batuan samping maupun pada batuan intrusif, terutama pada zona kontak dimana batuan intrusif secara genetik dianggap mempunyai kaitan dengan larutan pembentuk skarn. Klasifikasi yang berhubungan dengan eksplorasi endapan mineral bijih dibagi berdasarkan logam yang dominan seperti Fe, W, Cu, Zn-Pb, Mo, Au, dan Sn (Enaudi dkk., 1981). Endapan skarn terbentuk dari kotak regional metamorfisme dan proses dari metasomatisme yang mana fluidanya berasal dari magma, metamorfik, dan air laut (marin origin). Disekitar kontak umumnya terdapat sesar mayor dan zona shear sebagi media lewatnya fluida, pada sistem geotemal dangkal, yang berada dibawah Samudera. Fase tersebut terjadi metamorfisme yang membentuk kalk silikat yang sangat luas dan bermacammacam, namun biasanya didominasi oleh mineral penciri seperti garnet dan piroksin. Ciri-ciri dari skarn prograde dengan mineralogi masing-masing endapan skarn pada suhu tinggi umumnya dijumpai mineral-mineral bersuhu tinggi seperti garnet, klinopiroksin, biotit, humit, montiseselit. Skarn retrograde yang terbentuk pada suhu rendah umumnya tersusun oleh mineral-mineral serpentin, amfibol, tremolit, epidot, klorit, kalsit, berdasrkan jarak dari sumber panas skarn dapat dibagi menjadi skarn proksimal dimana dekat dengan sumber metamorfik. Sedangkan skarn distal jauh dari sumber panas.

Mineralogi endapan skarn yang hadir pada intrusi dan sedimen karbonat. Skarn kalsik terbentuk oleh penggantian komposisi kimia batuan karbonat dan menghasilkan alterasi yang kaya akan Ca, seperti garnet (grosularit-andradit). Klinopiroksen (diopsid-hendenbergit).dan wallastonit. Skarn magnesian terbentuk oleh penggantian dolomit dan mengahsilkan alterasi yang kaya akan Mg, seperti diopsid, forsterit, dan flogopit, skarn biasanya menampilkan mineral-mineral komplek dan polifase akibat dari pengaruh temperatur. skarn terjadi melalui tiga tahap proses, yaitu: Skarn isokimia (prograde isochemical) dimana dicirikan dengan pembentukan alterasi potasikpropilitik sebagai respon atas perpindahan panas yang konduktif dalam sistem porfiri tembaga. Skarn metasomatik (prograde metasomatic) proses ini dapat di Proses pembentukan

sebandingkan dengan pembentukan urat kuarsa stokwork dan alterasi argilik lanjut bersuhu tinggi dimana selama eksolusi larutan magmatik dari kristalisasi pada tubuh porfiri. Skarn retrograde berhubungan dengan proses pendinginan akibat bercampurnya air meteorik.

Skarn Isokimia Skarn isokimia terbentuk ketika intrusi menerobos sedimen karbonat dengan sedikit atau penabahan komposisi kimia H2O diperoleh dari air magmatik (intrusi) sedangkan CO2 di peroleh dari batuan sedimen karbonat. Pembentukan skarn dikontrol secara dominan oleh suhu dan komposisi batuan samping (wall rock) metasmorfisme kontak membentuk zonasi termal dengan alterasi silikat CaAl/ horfels pada serpih karbonat atau napal, silikat Ca-Mg pada dolomit, marmer silikat kalk atau wallastonit pada batuangamping. Skarn isokimia terbentuk sebagai respon dari penurunan suhu, dan penambahan konsetrasi CO2 dimana dengan proses sebagai berikut :

Pada dolomit

garnet

piroksen

tremolit

talc/flogopit Marbel

Pada Batugamping Garnet

vesuvianite + wallastonit

Kandungan Fe pada garnet bertambah searah intrusi, dimana rasio Fe dan Mg berkurang.akibat pengaruh dari temperatur.

Gambar Initial isochemical metamorphism (Mienert, 1992) Skarn Metasomatik Proses pembentukan skarn isokimia ini selalu diikuti oleh proses pembentukan tahap alterasi metasomatik atau hidrotermal yang dicirikan penggantian H2O, Si, Al, dan Fe, yang dihasilkan dari pengkristalan intrusi, dengan CO2, Ca, dan Mg dari batuan sedimen kabonat. Saat pendinginan

berlangsung skarn isokimia/horfels yang diikuti pelepasan air magmatik, mengisi sepanjang kontak intrusi, rekahan, dan patahan dan kontak sedimen (Meinert, 1992).

Gambar. Multiple stages of metasomatism (Mienert, 1992)

Skarn Prograde Zonasi alterasi mesotermal hampir sama dengan skarn isokimia dimana mineral garnet dan piroksen secara progresif mengalami pengkayaan unsur Fe dan penurunan kadar Mg. Kemudian mineral-mineral bersuhu rendah umumnya saling tumbuh dan mengantikan kumpulan mineral yang terbentuk sebelumnya pada suhu yang lebih tinggi seperti garnet menggantikan piroksen. Kemudian Peningkatan pengendapan oksida dan sulfida, yang terbentuk mengantikan mineral garnet atau piroksin.

Skarn Retrograde. Skarn retrograde terbentuk pada fase penurunan suhu dan komposisi cairan dimana menjadi lebih dominan air meteorik, khususnya pada skarn yang terbentuk pada daerah dangkal. Alterasi retrograde dicirikan oleh pergantian mineral-mineral anhydrous yang terbentuk pada fase prograde oleh mineral hydrous seperti epidot, amfibol, klorit, dan lempung dimana pelepasan Ca yang digantikan volatil. Tidak seperti skarn metasomatik, skarn retrograde memiliki mineral fase ganda yang komplek. Alterasi mineral yang umum dijumpai pada skarn retrograde yaitu: a) Garnet groslarit- low Fe epidot + korite + kalsit b) Garnet andradit kuarsa + oksida besi + kalsit c) Garnet Almadin biotit + horblende + plagioklas d) Diopsid tremolit -/aktinoli talc e) Forsterit serpentinit Kumpulan mineral sulfida pirit kalkopirit + magnetit biasanya terbetuk pada daerah prosimal sedangkan bornit kalkopirit dominan pada daerah distal

Endapan Bijih Skarn Endapan bijih yang terdapat pada skarn diklasifikasikan sebagai endapan skarn yang umum didasarkan atas dominasi kandungan logam , seperti Cu, Au,

Pb-Zn, Fe, Mo, W dan Sn contoh endapan Cu, Au yang terdapat di Ertsberg Irian Jaya. OK Ted Selandia Baru, dan kemudian skarn Au pada daerah Red Dome, Australia bagian Timur, merupakan endapan skarn yang sangat ekonomis dibagian barat daya lingkaran pasifik (Pacific Rim). Beberapa klasifikasi endapan bijih skarn yaitu :

1) Endapan Bijih Skarn Au Endapan bijih skarn Au umumnya didominasi oleh mineral andradit ( Fe-rich) garnet, dan garnet masif yang terbentuk pada daerah prosimal intrusi, yang semakin menjauh terjadi peningkatan piroksin (Fe Poor) hingga vesuvianit dan wallastonit dekat dengan kontak marmer. Kalkopirit dominan pada daerah prosimal sedangkan bronit terjadi pada zona alterasi wolastonit. Mineral epidot aktionalit/tremolit mengantian garnet. Kehadiran mineral hematit (specular hematite) mencirikan oksidasi dangkal. Endapan skarn Au sebagai contoh yang terdapat pada Red Dome, Australia. Gunung Bijih Ertsberg Irian Jaya yang berasosiasi dengan pluton diorit granodiorit dan umumnya mengandung mineralisasi subekonomis Cu, Pb, Zn dimana K-felspar, skapolit, vesuvianit, apatit, dan seririsit amfibol umumnya dijumpai. Kehadiran mineral asenopirit dan pirhotit sebagai sulfida utama yang menindikasikan bahwa mineral ini terbentuk pada lingkungan reduksi.

2) Endapan bijih Skarn Pb, Zn. Endapan bijih skarn Pb,Zn terjadi pada bagian distal dari sumber intrusi, dan umunya penurunan pembentukan mineral skarn pada tempat tertentu, umunya sebagian besar mineral skarn Pb-Zn adalah kaya akan mangan (manganese rich) dimana rasio piroksen garnet dan kandungan mangan pada piroksen meningkat dari daerah intrusi.

3) Endapan Bijih Skarn Fe

Endapan bijih skarn Fe merupakan endapan skarn terbesar, meskipun yang ditambang hanya kandungan magnetit dengan sedikit kandungan Cu, Co, Ni, dan Au. Skarn tipe ini umumnya terbentuk pada cekungan busur belakang ( Back-arc) sampai busur kepulaun berasosiasi dengan intrusi diabas atau diorit kaya akan Fe. 4) Endapan Bijih Skarn Mo, W, Sn Terbentuk pada lingkungan continenal rift dan berasosiasi dengan batuan beku granit leucocratic dan silika tinggi. Terbentuk pada tubuh batholit granodiorit sampai monzonit kuarsa kalk-alkalin tererosi dalam pluton.

SEDEX
Pengertian Endapan Sedex Endapan VHMS berada di atau dekat dasar laut melalui fokus pelepasan panas, larutan hidrotermal yang kaya logam. Untuk alasan ini, endapan VHMS diklasifikasikandi bawah klasifikasi umum dari endapan Exhalative, yang termasuk sedimen exhalative (SEDEX) dan endapan nikel (Eckstrand et al., 1995). Endapan VHMS biasanya terjadi sebagai lensa polymetallic masif sulfida yang terbentuk pada atau dekat dasar laut di lingkungan vulkanik bawah laut. Endapan ini terbentuk dari cairan logam diperkaya terkait dengan konveksi hidrotermal dasar laut. Host endapan ini dapat berupa batuan vulkanik atau batuan sedimen. Endapan VHMS merupakan sumber utama Zn, Cu, Pb, Ag, dan Au, dan sumber yang signifikan untuk Co, Sn, Se, Mn, Cd, In, Bi, Te, Ga, dan Ge. SEDEX (sedimentary exhalative) adalah suatu jenis endapan sulfida masif yang berasosiasi dengan batuan sedimen. SEDEX terdiri dari perlapisan (layers) sulfida masif yang interbedded dengan perlapisan batuan sedimen termasuk sedimen kimia seperti rijang, barit dan karbonat serta sedimen klastik seperti lanau, mudstone dan argilit, dimana pegendapannya terjadi di dasar laut.

Ketebalan perlapisan masif sulfida berkisar dari beberapa milimeter hingga beberapa meter. Masif sulfida sendiri terdiri dari selang-seling dari perlapisan sulfida besi (pirit dan/atau pirhotit) dengan sfalerit dan galena. Sulfida masif terbentuk dari hasil presipitasi larutan hidrotermal yang dialirkan ke dasar laut melalui suatu saluran (vent). Saluran ini berupa zona yang memotong bagian bawah perlapisan batuan sedimen (footwall) dan memasuki horizon sulfida masif diatasnya. Saluran hidrotermal ini hadir/teramati sebagai jaringan urat-urat (vein networks) dan/atau penggantian batuan induk (replacement) pada batuan footwall namun sering sulit diamati dan bahkan tidak selalu hadir. Pembentukan sulfida masif terjadi pada saat yang bersamaan dengan batuan induk (syngenetic). Namun bisa juga mineralisasi sulfida terbentuk ketika fluida hidrotermal yang kaya logam melewati sedimen induk dan menggantikan pirit hasil tahap awal diagenesa. Cekungan sedimen dimana SEDEX terbentuk paling sering dibatasi oleh sejumlah patahan (basin-bounding faults) dan cekungan ini biasanya berada dalam suatu cekungan besar (large sedimentary basins) yang memiliki kisaran umur dari 300 juta hingga 1,8 milyar tahun. Endapan VHMS atau volcanic hosted massif sulphide yang dikenal juga dengan nama endapan volcanic-associated, volcanic-hosted, dan volcanosedimentary-hosted massive sulphide adalah endapan sulfida logam dasar yang terdapat di sekuen vulkanik submarin. Endapan bijih ini memiliki kadar sulfida sangat tinggi sampai mencapai 95% sulfida dari setiap endapan bijihnya Tatanan tektonik dan geologi yang paling umum di antara semua jenis endapan VHMS adalah bahwa mereka terbentuk dalam perpanjangan tektonik dasar laut, termasuk didalamnya pemekaran lantai samudera dan lingkungan busur, pada gambar dua. (Herzig dan Hannington 1995) tetapi endapan yang tercatat dalam geologi yang terbentuk terutama di busur samudera, busur benua dan sistem back-arc (Franklin et al. 1998; Allen et al., 2002). Ini dikarenakan selama aktivitas tektonik subduksi kebanyakan dari lantai samudera tua tersubduksi . Ada tiga prinsip lingkungan tektonik di mana endapan VHMS terbentuk , masing-masing mewakili sebuah tahap dalam pembentukan kerak bumi, yaitu sebagai berikut (lihat gambar):

a) Evolusi awal Bumi yang didominasi oleh aktivitas mantel plume, di mana beberapa peristiwa yang baru terjadi membentuk karakteristik basin dicirikan. b) Pembentukan cekungan samudra dikaitkan dengan pemekaran lantai samudera sepanjang yang mana mafic-endapan VHMS terbentuk. Pembentukan dari zona subduksi menghasilkan pembentukan

formasi busur samudera dengan berasosiasi perluasan daerah di mana bimodal mafic, bimodal felsic, dan dominasi mafik endapan VHMS terbentuk. c) Formasi dari busur awal dan subduksi benua-samudera

menghasilkan busur sempurna dan himpunan busur benua vulkanik yang memiliki dominasi felsik dan endapan bimodal siliciclastik. Arah panah hitam menunjukan arah dari penambahan dan ketebalan, panah terang menunjukan pergerakan mantel.

Dimodifikasi dari Groves et al., 1998.

Gambar. Lingkungan Tektonik Pembentukan Endapan VHMS

Proses Hidrotermal VHMS Endapan VHMS berhubungan erat dengan kegiatan vulkanik bawah laut. Larutan hidrotermal yang berperan sangat dipengaruhi oleh fluida magmatis serta aliran air laut yang masuk ke dalam sistem hidrotermal. Fluida meteorik berasal dari air laut yang mempunyai karakter kimiawi tertentu dengan komposisi tinggi kadar klorida dan sulfat. Karena merupakan percampuran antara fluida magmatis dan air laut mengakibatkan fluida mineralisasi mempunyai salinitas tinggi (umumnya 5-20 wt%NaCl eq.) dengan tingginya kadar sulfida & sulfat. Tahapan-tahapan mineralisasi endapan VHMS sebagai berikut : a) Air laut meresap melalui rekahan yang terbentuk di lantai samudera b) Fluida tersebut dipanaskan oleh batuan bagian dalam yang melebur pada kerak samudera sampai ketinggian temperatur setinggi 400C

c) Fluida yang panas perlahan naik ke permukaan d) Lalu memancar ke permukaan dan terbentuklah black smoker

Gambar. Proses Sistem Hydrothermal Bawah Laut

Anda mungkin juga menyukai