Untitled
Untitled
Untitled
SISTEM PLANNING
Sistem planning merupakan suatu sistem perencanaan alat air, di mana sistem pere
ncanaannya disesuaikan dengan tata guna lahan yang telah direncanakan. Melalui s
istem perencanaan yang baik dan benar diharapkan dapat mengembangkan dan meningk
atkan taraf pendapatan petani dan dapat mendukung serta meningkatkan produksi ha
sil pertanian. Di dalam pemilihan sistem tata air yang akan diterapkan pada pere
ncanaan ini di antaranya disyaratkan bahwa perencanaan teknis detail tahapan per
encanaan ini diusahakan merubah seminimal mungkin tata jaringan yang telah ada s
erta memberikan nilai lebih bagi penduduk di lokasi pekerjaan.
Tahapan perencanaan daerah irigasi dan bendungan Way Basohan kabupaten Lampung B
arat sebagai berikut :
Sistem irigasi gravitasi dengan pertimbangan simple low cost.
Daerah irigasi layanan bendung Way Basohan luas baku 200,54 Ha serta luas potens
i yang dikembangkan 201,31 Ha terletak di Kabupaten Lampung Barat tersebar di ti
ga Desa/Pekon yaitu Tanjung Setia, Sumur Jaya, Tanjung Jati, dan Pelita Jaya.
Sistem irigasi ini direncanakan dengan asumsi bahwa Bendung Way Basohan telah di
konstruksi dan dapat berfungsi dengan baik sesuai dengan arahan tahapan perencan
aan.
Perencanaan detail tahapan perencanaan daerah Bendung Way Basohan meliputi :
Perhitungan dan analisis struktur bendungan ditinjau dari daya dukung struktur t
erhadap bahaya guling, geser, rembesan, local scouring, dan perhitungan flow net
.
Detail tahapan perencanaan Bangunan Bendungan lengkap dengan bangunan pendukung,
antara lain meliputi mercu, intake, lantai olakan.
Bangunan pelengkap irigasi lainnya berupa bangunan bagi primer, bangunan bagi sa
dap sekunder, dan jembatan layanan.
Saluran dibagi menjadi saluran Primer, yaitu mulai dari Intake-BSJ1, BSJ1-BSJ2,
BSJ2-BSJ3, BSJ3-BSJ4, dan saluran sekunder, yaitu dari BSJ4-BPJ1. BSJ3-BSJ3Ka, B
SJ4-BSJ4Ki, BSJ4-BSJ4Ka, BPJ1-BPJ1Ki.
PRIMER
Intake - BSJ 1
BSJ1 Ka
BSJ1 - BSJ2
BSJ2 Ka
BSJ2 Ki
BSJ2 - BSJ3
BSJ3 Ka
BSJ 3 - BSJ 4
BSJ4 Ka
BSJ4 Ki
SEKUNDER
BSJ 4 - BPJ 1
BPJ1 Ka
BPJ1 Ki
1115.28
21.84
1346.5
37.12
16.35
584.7
27.16
751.3
23.63
38.78
401.85
1383.2
201.31
35.66
236.97
380.01
326.54
299.38
BSJ 2 - BSJ2 Ka
450.0
37.12
BSJ 4 - BSJ4 Ki
870.8
38.78
BSJ 4 - BSJ4 Ka
840.6
23.63
BPJ 1 - BPJ 1 Ki
*
*
*
1071.1
35.66
Daerah irigasi Way Basohan memanfaatkan sungai Way Basohan yang diambil airnya m
elalui bangunan Bendungan Way Basohan. Air dari tampungan bendung kemudian masuk
intake dan dibawa melalui Bangunan Sumur Jaya yang jaraknya 1.115,28 km dari be
ndungan. Air ini kemudian dibagi ke saluran-saluran sekunder dan sub sekunder me
lalui Bangunan Sadap yang tersebar di sepanjang saluran irigasi. Skema jaringan
irigasi Way Basohan dapat dilihat pada gambar berikut ini
5.2
5.2.1
Evapotranspirasi
a)
Data Iklim
Daerah Pesisir Selatan merupakan daerah yang beriklim tropis sedang dengan tempe
ratur udara dan kecepatan angin yang relatif sama dengan daerah tropis pada umum
nya. Kondisi daerah pesisir pantai barat, yang menerima langsung angin dari dar
atan australia menyebabkan daerah ini cocok untuk lahan pertanian.
Untuk analisis pekerjaan ini, data klimatologi yang digunakan yaitu No. Stasiun
PKL. 04, lokasi Biha (Kabupaten Lampung Barat). Sumber data klimatologi ini yait
u Dinas Pengairan Propinsi Lampung, Balai/Satgas PSDA SWS Semangka, yang dapat d
ilihat dapat dilihat pada Tabel 5.2. di bawah ini.
Tabel 5.2. Data Klimatologi Tahun 2009
(Lokasi : Biha, Lampung Barat)
Evapotranspirasi
Secara umum laju evaporasi sangat tergantung kepada tingkat kejenuhan uap air di
udara. Sedangkan tingkat kejenuhan uap air diudara tergantung kepada temperatur
, kecepatan angin dan sinar matahari. Dengan demikian tingkat evapotranspirasi s
angat tergantung kepada kondisi iklim pada suatu saat. Karena setiap saat kondis
i iklim berubah, tergantung pada posisi matahari terhadap ekuator, maka besar ev
apotranspirasi untuk setiap saat juga berbeda. Nilai evapotranspirasi dihitung d
engan metode Penmann yang telah dimodifikasi (modified Penmann), seperti yang dije
laskan di bawah ini.
Eto
C[W.Rn+(1+W).f(u).(ea ed)]
Dengan :
ETo
=
Evapotranspirasi Potensial
C
=
Faktor Koefisien
W
=
Faktor bobot tergantung pada temperatur dan elevasi untuk pengar
uh radiasi terhadap ETo.(dari Tabel)
Rn
=
Radiasi Netto, mm/hari
=
Rns Rn1
Rns
=
Radiasi gelombang pendek yang sampai ke bumi
=
Ra(1-a)(0.25+0.50n/N)
Ra
=
Radiasi ekstra teresterial, mm/hari fungsi dari Lintang
a
=
Koefisien pantulan
untuk padi diambil 0.25
n/N
=
Rasio Lama penyinaran matahari aktual terhadap lama penyinaran m
atahari maksimum yang mungkin terjadi pada suatu lokasi dan suatu saat itu (dari
Tabel).
Rn1
=
Radiasi gelombang panjang
=
f(T).f(ed).f(n/N); (dari Tabel).
(1-W) =
Faktor bobot tergantung pada temperatur dan elevasi untuk pengar
uh kecepatan angin dan kelembaban terhadap Eto
ea
=
Tekanan uap air jenuh rerata dalam milibar (mbar) pada temperatu
r rerata
ed
=
Tekanan uap air diudara aktual dalam mbar
f(U)
=
Fungsi kecepatan angin.
Hasil dari perhitungan dengan menggunakan metode Penmann modifikasi ini lebih ba
nyak dipercaya karena memasukkan banyak unsur dalam perhitungannya. Untuk hasil
perhitungan pada lokasi pekerjaan ini dapat dilihat pada Tabel 5.3. berikut ini.
Tabel 5.3. Hasil Perhitungan Evapotranspirasi
:
=
=
=
=
Penggunaan Komsumtif
Perkolasi
Curah Hujan Efektif
Penggunaan Lapisan Tanah
Digunakan perkolasi 3 mm/hari. Pada KP-01, dinyatakan bahwa laju perkolasi menca
pai 1 3 mm/hari.
Komponen-komponen air dapat dijelaskan sebagai berikut :
a)
Penyiapan Lahan
Air saluran periode persiapan lahan dibutuhkan untuk mempermudah pembajakan danp
enyiapan kebutuhan tanah. Selama fase ini (45 hari) menurut metode Van de Goor /
Zielstra air di sawah harus mempunyai tinggi genangan 250 mm.
b)
Penakaran Komsumtif (Comsumtive Use)
Penggunaan komsumtif adalah kebutuhan aktual yang diperlukan tanaman untuk tumbu
hn, besarnya sebesar evapotranspirasi, dengan menggunakan persamaan sebagai beri
kut :
Etc
=
Kc x Eto
Di mana :
ETc
=
Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
Eto
=
Evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
C
=
Koefisien tanaman
c)
Penggantian Lapisan Air
Untuk penggantian lapisan air maka secara transplantasi (setengah bulan).
d)
Efisiensi Irigasi
Total efisiensi irigasi diasumsikan 65% dengan rincian sebagai berikut :
Saluran primer e
=
90 %
Saluran sekunder
e
=
80 %
Saluran tersier e
=
90 %
Tabel 5.5. Perhitungan R Efektif Untuk Tanaman Padi-Palawija
PERENCANAAN DETAIL
5.3.1
Bangunan Bendung Way Basohan yang akan dibangun merupakan Bangunan Bendung baru
dikarenakan Bangunan Utama Bendung lama tidak dapat dipertahankan lagi. Seperti
yang telah dibahas sebelumnya, bangunan utama bendung lama Way Basohan umumnya t
elah mengalami kerusakan, sehingga Bangunan Utama Bendung lama tidak dapat diper
tahankan lagi.
Peta lay out Bendung Baru Way Basohan, serta gambar tahapan perencanaan bendung
baru yang direncanakan secara keseluruhan, dapat dilihat pada Gambar 5.2 dan Gam
bar 5.3. Sedangkan untuk analisis tahapan perencanaan rencana jaringan irigasi d
an bendung baru Way Basohan dijabarkan pada pembahasan selanjutnya.
5.3.2 Bangunan
Detail tahapan perencanaan berkaitan dengan bangunan bendung dijabarkan sebagai
berikut :
1.
Mercu Bendung dan Tinggi Muka Air
Elevasi tinggi muka air dianalisis dibedakan berdasarkan posisi, yaitu hulu dan
hilir bendungan.
Perhitungan tinggi muka air di hulu bendungan, yaitu sebagai berikut :
=
1.1651 / 0.5
2.3302
1.37
p/H1
6,2/1.1651
5,321
> 1.5
C1 =
0.99
(KP)
Karena dipakai kemiringan 1:0.33, diperlukan faktor koreksi c2 (Gambar 3.20 buku
KP)
p/H1
=
5,321
cd
C2 =
0.99
1.3427
1.3
(Ok)
Tekanan negatif
H1/r
=
(P/.g)/H1
Jadi P/.g
=
Elevasi Mercu
13,3
6,2
19,5
=
0,3783 m/dt
=
0,0073 m
1,1578 m
20,6578 m
20,6651 m
29 m
Kemiringan Sungai (I)
Koefisien Manning (Saluran Alam Berbatu)
m
:
1.000
b : h
:
1 : 1
h
m
0.0000
0.2000
0.3500
0.5000
0.6500
0.7670
0.8750
0.9500
F
m2
0.000
5.840
10.273
14.750
19.273
22.831
26.141
28.453
P
m
29.000
29.566
29.990
30.414
30.838
31.169
31.475
31.687
R
m
0.000
0.198
0.343
0.485
0.625
0.732
0.831
0.898
:
:
0.0384
0.0450
V
Q
m/dt
m3/dt
0.0000
1.4770
8.63
2.1318
21.90
2.6880
39.65
3.1831
61.35
3.5385
80.79
3.8476
100.58
4.0530
115.32
=
Bn + 2h
=
=
F x V
(Bn + mh) h
(m2 + 1)
F/P
1/n x R2/3 x I1/2
nggi, hal ini akan menimbukan gerusan setempat, untuk meredam kecepatan yang tin
ggi itu, dibuat suatu konstruksi peredam energi.
p
h1
=
=
5.3.3
Saluran
1.
Bangunan Intake
Dalam perencanaan ini, intake sesuai dengan kebutuhan debit suplesi di lahan saw
ah. Kriteria perencanaan bangunan pengambilan adalah sebagai berikut :
Kebutuhan debit rencana pengambilan/sadap harus memperhitungkan faktor adanya ha
mbatan lumpur sebesar 20%.
Kecepatan aliran pada saluran pengambilan 0.50 1.00 m/det
Rumus yang digunakan :
Qrencana
=
1.2 x Q
V
=
Q
=
v . a . b
Bangunan pengambilan ini terletak di sisi sebelah kiri Sungai Way Basohan. Secar
a umum data teknis bangunan intake ini adalah sebagai berikut :
a.
Bangunan intake
Debit di Intake
=
Elevasi dasar intake
=
Tinggi air di hulu bendungan
Jumlah pintu
=
2 pintu
Tinggi air di hilir bendungan
Elevasi dasar ambang pintu
Lebar pintu
=
1,5 m
Lebar pilar
=
0,8 m
Lebar total
=
4,6 m
684,0 liter/det
+ 18,00 m
=
+ 19,0 m
geser
=
+ 14,07 m
=
+ 18,50 m
b.
Saluran Primer
Panjang saluran (L)
=
5.222,09 m
Lebar dasar saluran (b) untuk saluran =
0,6
Tinggi muka air dari dasar saluran (h) =
1,012
Elevasi di hilir
=
+ 17,52
m
Kemiringan dasar saluran (i) =
0,0003
2.
Saluran Suplesi
m
m
Jaringan irigasi Way Basohan terdiri dari saluran primer, saluran sekunder, dan
saluran sub sekunder. Saluran-saluran irigasi menggunakan saluran terbuka. Pemil
ihan alternatif tersebut tergantung pada kondisi lapangan di daerah yang dilalui
jalur saluran. Saluran untuk irigasi adalah berupa Saluran Terbuka yang berpena
mpang trapesium dan digunakan untuk mengalirkan air. Faktor penting dalam perhit
ungan hidrolika baik untuk saluran terbuka maupun tertutup adalah Kecepatan (V)
atau Debit Aliran (Q).
Dalam perhitungan praktis, rumus yang banyak digunakan adalah persamaan kontinui
tas, yaitu :
Q = A*V
Di mana :
Q
=
Debit (m3/dt)
A
=
Penampang aliran (m2)
V
=
Kecepatan aliran (m/dt)
Untuk merencanakan dimensi saluran irigasi pada Jaringan Irigasi Way Basohan ini
akan dihitung dengan rumus strickler sebagai berikut :
V
V
R
A
P
dimana
V
Q
A
R
P
b
h
1
k
m
n
=
=
=
=
=
:
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
k . R2/3 . I1/2
Q / A
A / P
(b + mh) h = (n + m)h2
b + 2h
=
(n + 2 )h
Kecepatan Aliran, m/det.
debit, m3 /det.
luas potongan melintang aliran, m.
jari-jari hidraulis, m
Keliling basah, m
lebar dasar sungai, m
tinggi air, m
kemiringan energi
koefisien kekasaran Strickler, m1/3/det.
kemiringan talud (1 V : m H)
perbandingan b/h.
Perhitungan :
Q
A
V
R
P
= A . V
= (b + m . h) h
=
= A / P
=
Hasil perhitungan tahapan perencanaan saluran irigasi Way Basohan disajikan pada
Tabel 5.7 berikut, dengan menggunakan :
panjang saluran primer :
3.797,76 m
panjang saluran sekunder
:
4.615,65 m
Petak
( m )
Ruas Saluran
Nama
L
Layanan
Luas
Lahan
(ha)
Debit
(m3/dt) B
m
k
b
v
h
w
Kontrol
(m)
(m)
PRIMER
1
1.012
0.684
Intake - BSJ 1
0.500 1.512 3.462
3
0.919
0.556
BSJ1 - BSJ2
0.500 1.486
1115.28
1.631 0.471
(m)
(m)
(m)
(m/dt) Q
401.88 0.684
0.0003 1.0
3.624
40
0.600
0.420
3.389
380.04 0.647
0.0003 1.0
3.572
40
0.600
0.414
0.436
326.57 0.556
0.0003 1.0
3.438
40
0.600
0.399
0.422
299.41 0.510
0.0003 1.0
3.364
40
0.600
0.390
1383.2
1.097 0.387
237.00 0.403
0.0003 1.0
2.754
40
0.500
0.368
1346.5
1.564 0.461
BSJ2 Ka
37.12
BSJ2 Ki
16.35
BSJ2 - BSJ3
0.500 1.419
BSJ 3 - BSJ 4
0.500 1.382
21.84
3.199
BSJ3 Ka
4
0.882
0.510
m2
BSJ1 Ka
2
0.986
0.647
h + w
584.7
1.396
27.16
3.095
751.3
1.307
BSJ4 Ka
23.63
BSJ4 Ki
38.78
SEKUNDER
5
0.827
0.403
BSJ 4 - BPJ 1
0.300 1.127
2.839
BPJ1 Ka
201.31
BPJ1 Ki
35.66
6
0.360
0.063
BSJ 2 - BSJ2 Ka
0.250 0.610 1.418
450.0
0.274
0.193
37.12 0.063
0.0003 1.0
1.620
40
0.400
0.231
7
0.367
0.066
BSJ 4 - BSJ4 Ki
0.250 0.617 1.438
870.8
0.281
0.196
38.78 0.066
0.0003 1.0
1.634
40
0.400
0.234
8
0.285
0.040
BSJ 4 - BSJ4 Ka
0.250 0.535 1.206
840.6
0.195
0.162
23.63 0.040
0.0003 1.0
1.470
40
0.400
0.206
9
BPJ 1 - BPJ 1 Ki
1071.1
35.66 0.061 1.604
0.400 0.352 0.250 0.602 1.396 0.265 0.190 0.0003 1.0
40
0.229 0.061
Sumber : Hasil Perhitungan
3.
Bangunan Bagi / Bagi Sadap
Bangunan bagi / bagi sadap berfungsi sebagai bangunan pembagi / penyadapan air.
Pada bangunan ini dilengkapi dengan pintu pengatur dan pengukur debit aliran.
a.
Bangunan Bagi
Bangunan bagi dilengkapi dengan pintu dan alat ukur. Pintu diperlukan untuk men
aikkan muka air sampai batas yang diperlukan agar pembagian air ke cabang salura
n sekunder dapat dilakukan. Pada cabang saluran dibuat alat ukur guna mengukur
debit yang akan dialirkan melalui saluran yang bersangkutan sesuai dengan kebutu
han air disawah yang akan diairi.
b.
Bangunan Sadap
Bangunan sadap juga dilengkapi dengan pintu dan alat ukur. Pada prinsipnya bang
unan sadap sama seperti bangunan bagi, hanya disini bukan untuk pembagian air te
tapi penyadapan untuk kesaluran saluran tersier.
Pintu pengatur pada bangunan bagi / bagi sadap digunakan pintu geser. Konstruksi
pintu direncanakan berdasarkan beda tinggi air.
Perhitungan hidrolis pintu klep dipakai rumus :
Di mana :
Q
B
H
g
DH
=
=
=
=
=
=
Untuk menjaga posisi pintu pada keadaan air tertentu perlu diperhitungkan keseim
bangan pintu terhadap elevasi muka air yang diinginkan. Keseimbangan yang disyar
atkan adalah :
MGp + Mpb = Mpa
Di mana :
A
=
Gp
=
Pa dan Pb
MGp
=
Mpa
=
Mpb
=
Q =
.B.H.2.g.H
B =
Q
.H.2.g.H
Q
H
g
a)
Pintu Klep
Dengan :
= debit pembuang (m3/dt)
=
= kedalaman air di saluran (m) =
1,059
=
1,037 m (hilir saluran)
= percepatan gravitasi (m/dt2) =
9,81
1,165 m3/dt
m (hulu saluran)
m/detik2
Z
g
Q1
Q2
1
1
4.263
2
1.25
5.329
3
1.5
6.395
4
1.75
7.460
5
2
8.526
6
2.5
10.658
Sumber : Hasil
Dipakai :
Percepat
Q3
1.059
1.037
1.02122 0.022
9.81
0.711
1.421
1.059
1.037
1.02122 0.022
9.81
0.888
1.776
1.059
1.037
1.0
0.022
9.81
1.066
2.132
1.059
1.037
1.02122 0.022
9.81
1.243
2.487
1.059
1.037
1.02122 0.022
9.81
1.421
2.842
1.059
1.037
1.02122 0.022
9.81
1.776
3.553
Perhitungan
Lebar pintu
Jumlah pintu
Debit 1 pintu
b)
Pintu Sorong
Saluran Primer
=
=
=
1.75
1
0,711
m
pintu
m3/dt
Lebar Pintu
Tingi Bu
kaan (m)
h1/a
Tinggi M.A. di hilir
Z
Q1
BSJ 1 - BSJ 1 ka
0.037 0.4
0.685 0.00014 0.116
0.254
0.725
0.02014
0.234
0.780
0.04014
0.214
0.855
0.06014
0.194
0.969
0.08014
0.174
1.159
0.10014
0.154
1.539
0.12014
0.134
2.677
0.14014
g
K
h2
Q2
Q3
0.274
0.232
0.4
0.102
0.4
0.088
0.4
0.074
0.4
0.059
0.4
0.045
0.4
0.030
0.4
0.015
0.4
0.349
0.274
0.204
0.274
0.176
0.274
0.147
0.274
0.118
0.274
0.089
0.274
0.060
0.274
0.030
0.69
0.522
9.81
0.6
0.274
0.35
0.306
0.3
0.263
0.25
0.221
0.2
0.177
0.15
0.134
0.1
0.090
0.05
0.045
0.78
0.524
9.81
0.6
0.91
0.526
9.81
0.6
1.1
0.529
9.81
0.6
1.37
0.531
9.81
0.6
1.83
0.536
9.81
0.6
2.74
0.538
9.81
0.6
5.48
0.539
9.81
0.6
0.4
0.2
0.069
0.40
Jumlah pintu
pintu
Debit 1 pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit ou
tlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
Tingi Bu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit Percepatan gravitasi
Faktor Aliran
Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1
Pintu 2 Pintu 3 Pintu
b
h1
a
g
K
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BSJ 2 - BSJ 2 ki
0.028 0.4
0.470 0.00012 0.135
0.215
0.478
0.02012
0.195
0.487
0.04012
0.175
0.500
0.06012
0.155
0.516
0.08012
0.135
0.540
0.10012
0.235
0.269
0.4
0.122
0.4
0.108
0.4
0.095
0.4
0.082
0.4
0.069
0.5
0.404
0.235
0.243
0.235
0.217
0.235
0.191
0.235
0.164
0.235
0.138
0.47
0.522
9.81
0.6
0.235
0.45
0.365
0.4
0.325
0.35
0.286
0.3
0.246
0.25
0.207
0.52
0.524
9.81
0.6
0.59
0.526
9.81
0.6
0.67
0.529
9.81
0.6
0.78
0.531
9.81
0.6
0.94
0.536
9.81
0.6
0.115
0.574
0.095
0.633
0.075
0.749
0.055
1.098
0.4
0.12012 0.055
0.4
0.14012 0.042
0.4
0.16012 0.028
0.4
0.18012 0.014
0.235
0.111
0.235
0.083
0.235
0.056
0.235
0.028
0.2
0.166
0.15
0.125
0.1
0.084
0.05
0.042
1.18
0.538
9.81
0.6
1.57
0.539
9.81
0.6
2.35
0.542
9.81
0.6
4.7
0.548
9.81
0.6
0.4
0.15
0.042
0.40
Jumlah pintu
pintu
Debit 1 pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu
3 Pintu
b
h1
a
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BSJ 2 - BSJ 3
0.6
0.919
0.556
0.919
0.6
0.899
0.946
0.6
0.879
0.976
0.6
0.859
1.010
0.6
0.839
1.048
0.6
0.819
1.091
0.6
0.799
1.141
0.6
0.779
1.198
0.6
0.759
1.264
0.6
0.739
1.343
0.6
0.00046
0.6
0.02046
0.6
0.04046
0.6
0.06046
0.6
0.08046
0.6
0.10046
0.6
0.12046
0.6
0.14046
0.6
0.16046
0.6
0.18046
Dipakai
0.919
0.798
0.919
0.761
0.919
0.724
0.919
0.687
0.919
0.649
0.919
0.615
0.919
0.576
0.919
0.536
0.919
0.497
0.919
0.461
1
1.596
0.95
1.522
0.9
1.447
0.85
1.375
0.8
1.299
0.75
1.229
0.7
1.151
0.65
1.071
0.6
0.994
0.55
0.921
0.92
2.394
0.97
2.283
1.02
2.171
1.08
2.062
1.15
1.948
1.23
1.844
1.31
1.727
1.41
1.607
1.53
1.491
1.67
1.382
Lebar pintu
Tingi Bu
Faktor A
2 Pintu
g
0.522
9.81
0.524
9.81
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.539
9.81
0.542
9.81
0.548
9.81
0.6
0.6
0.60
m
Tinggi Bukaan pintu
0.60
Jumlah pintu
0.7
Debit 1 pintu
0.576
pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu
3 Pintu
b
h1
a
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BSJ 3 - BSJ 3 ka
9.81
0.6
0.305
0.6
0.285
0.814
0.6
0.265
0.883
0.6
0.245
0.979
0.6
0.225
1.124
0.6
0.205
1.366
0.6
0.185
1.848
0.6
0.165
3.297
m
m
0.046
0.762
0.4
0.02015
0.4
0.04015
0.4
0.06015
0.4
0.08015
0.4
0.10015
0.4
0.12015
0.4
0.14015
0.4
0.00015
0.305
0.108
0.305
0.093
0.305
0.078
0.305
0.062
0.305
0.047
0.305
0.032
0.305
0.016
Dipakai
Lebar Dasar Saluran =
0.4
0.305
0.123
0.35
0.215
0.3
0.185
0.25
0.155
0.2
0.125
0.15
0.094
0.1
0.063
0.05
0.032
0.4
0.245
0.87
0.323
1.02
0.278
1.22
0.233
1.53
0.187
2.03
0.142
3.05
0.095
6.1
0.047
0.76
0.368
0.524
Tingi Bu
Faktor A
2 Pintu
g
0.522
9.81
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.539
9.81
Lebar pintu
0.40
m
Tinggi Bukaan pintu
0.40
Jumlah pintu
0.4
0.2
Debit 1 pintu
0.062
pintu
m3/dt
Saluran Sekunder
Tabel 5.9. Perhitungan Pintu Sorong (Saluran Sekunder)
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
Tingi Bu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
Faktor A
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu 2 Pintu
3 Pintu
h2
0.34
0.755
0.6
0.32
0.800
0.6
0.3
0.857
0.6
0.28
0.933
0.6
0.26
1.039
0.6
0.24
1.199
0.6
0.22
1.465
0.6
0.2
1.998
0.6
0.18
3.596
b
Q1
h1
Q2
a
Q3
0.4
0.00018
0.4
0.02018
0.4
0.04018
0.4
0.06018
0.4
0.08018
0.4
0.10018
0.4
0.12018
0.4
0.14018
0.4
0.16018
0.4
0.18018
0.36
0.166
0.36
0.150
0.36
0.134
0.36
0.118
0.36
0.102
0.36
0.085
0.36
0.069
0.36
0.052
0.36
0.035
0.36
0.017
0.5
0.333
0.45
0.301
0.4
0.268
0.35
0.236
0.3
0.203
0.25
0.171
0.2
0.137
0.15
0.103
0.1
0.069
0.05
0.035
Dipakai
Lebar Dasar Saluran =
m
m
0.4
0.72
0.499
0.8
0.451
0.9
0.403
1.03
0.354
1.2
0.305
1.44
0.256
1.8
0.206
2.4
0.155
3.6
0.104
7.2
0.052
0.522
9.81
0.524
9.81
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.539
9.81
0.542
9.81
0.548
9.81
Lebar pintu
0.40
m
Tinggi Bukaan pintu
0.40
Jumlah pintu
0.4
0.2
Debit 1 pintu
0.069
pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu
3 Pintu
b
h1
a
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BSJ 4 - SSJ Ki 0.066
0.6
0.367 0.734
0.6
0.347
0.771
0.6
0.327
0.817
0.6
0.307
0.877
0.6
0.287
0.956
0.6
0.267
1.067
0.6
0.247
1.234
0.4
0.00018
0.4
0.02018
0.4
0.04018
0.4
0.06018
0.4
0.08018
0.4
0.10018
0.4
0.12018
0.367
0.168
0.367
0.152
0.367
0.136
0.367
0.119
0.367
0.103
0.367
0.086
0.367
0.069
0.5
0.336
0.45
0.304
0.4
0.271
0.35
0.238
0.3
0.205
0.25
0.173
0.2
0.139
0.73
0.504
0.82
0.456
0.92
0.407
1.05
0.358
1.22
0.308
1.47
0.259
1.84
0.208
Tingi Bu
Faktor A
2 Pintu
g
0.522
9.81
0.524
9.81
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.6
0.227
1.512
0.6
0.207
2.068
0.6
0.187
3.736
0.4
0.14018
0.4
0.16018
0.4
0.18018
0.367
0.052
0.367
0.035
0.367
0.018
Dipakai
Lebar Dasar Saluran =
m
m
0.4
0.15
0.104
0.1
0.070
0.05
0.035
2.45
0.156
3.67
0.105
7.34
0.053
0.539
9.81
0.542
9.81
0.548
9.81
Lebar pintu
0.40
m
Tinggi Bukaan pintu
0.40
Jumlah pintu
0.4
0.2
Debit 1 pintu
0.069
pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu
3 Pintu
b
h1
a
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BSJ 4 - SSJ Ka 0.040
0.6
0.285 0.570
0.6
0.265
0.589
0.6
0.245
0.612
0.6
0.225
0.642
0.6
0.205
0.683
0.6
0.185
0.739
0.6
0.165
0.824
0.6
0.145
0.966
0.6
0.125
1.249
0.6
0.105
2.097
m
m
0.4
0.00014
0.4
0.02014
0.4
0.04014
0.4
0.06014
0.4
0.08014
0.4
0.10014
0.4
0.12014
0.4
0.14014
0.4
0.16014
0.4
0.18014
0.285
0.148
0.285
0.134
0.285
0.119
0.285
0.105
0.285
0.090
0.285
0.076
0.285
0.061
0.285
0.046
0.285
0.031
0.285
0.016
Dipakai
Lebar Dasar Saluran =
0.4
0.5
0.296
0.45
0.268
0.4
0.239
0.35
0.210
0.3
0.181
0.25
0.152
0.2
0.122
0.15
0.092
0.1
0.062
0.05
0.031
0.57
0.444
0.63
0.401
0.71
0.358
0.81
0.315
0.95
0.271
1.14
0.228
1.43
0.183
1.9
0.138
2.85
0.092
5.7
0.047
Tingi Bu
Faktor A
2 Pintu
g
0.522
9.81
0.524
9.81
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.539
9.81
0.542
9.81
0.548
9.81
Lebar pintu
0.40
m
Tinggi Bukaan pintu
0.40
Jumlah pintu
0.4
0.15
Debit 1 pintu
0.046
pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit ou
tlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
Tingi Bu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit Percepatan
gravitasi
Faktor Aliran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tingg
i
1 Pintu 2 Pintu 3 Pintu
b
h1
a
g
K
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BSJ 4 - SSJ Ka
0.040 0.4
0.570 0.00014 0.148
0.265
0.589
0.02014
0.245
0.612
0.04014
0.225
0.642
0.06014
0.205
0.683
0.08014
0.185
0.739
0.10014
0.165
0.824
0.12014
0.145
0.966
0.14014
0.125
1.249
0.16014
0.105
2.097
0.18014
0.285
0.296
0.4
0.134
0.4
0.119
0.4
0.105
0.4
0.090
0.4
0.076
0.4
0.061
0.4
0.046
0.4
0.031
0.4
0.016
0.5
0.444
0.285
0.268
0.285
0.239
0.285
0.210
0.285
0.181
0.285
0.152
0.285
0.122
0.285
0.092
0.285
0.062
0.285
0.031
0.57
0.522
9.81
0.6
0.285
0.45
0.401
0.4
0.358
0.35
0.315
0.3
0.271
0.25
0.228
0.2
0.183
0.15
0.138
0.1
0.092
0.05
0.047
0.63
0.524
9.81
0.6
0.71
0.526
9.81
0.6
0.81
0.529
9.81
0.6
0.95
0.531
9.81
0.6
1.14
0.536
9.81
0.6
1.43
0.538
9.81
0.6
1.9
0.539
9.81
0.6
2.85
0.542
9.81
0.6
5.7
0.548
9.81
0.6
0.4
0.2
0.061
0.40
Jumlah pintu
pintu
Debit 1 pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu
3 Pintu
b
h1
a
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BSJ 4 - BPJ 1
0.6
0.827
0.403
0.827
0.6
0.849
0.807
0.5
0.00041
0.5
0.02041
0.827
0.631
0.827
0.602
1
1.262
0.95
1.203
0.83
1.892
0.87
1.805
Tingi Bu
Faktor A
2 Pintu
g
0.522
9.81
0.524
9.81
0.6
0.787
0.874
0.6
0.767
0.902
0.6
0.747
0.933
0.6
0.727
0.969
0.6
0.707
1.009
0.6
0.687
1.056
0.6
0.667
1.111
0.6
0.647
1.176
0.5
0.04041
0.5
0.06041
0.5
0.08041
0.5
0.10041
0.5
0.12041
0.5
0.14041
0.5
0.16041
0.5
0.18041
0.827
0.572
0.827
0.543
0.827
0.513
0.827
0.486
0.827
0.455
0.827
0.423
0.827
0.393
0.827
0.364
Dipakai
Lebar Dasar Saluran =
m
m
0.5
0.9
1.144
0.85
1.087
0.8
1.027
0.75
0.972
0.7
0.910
0.65
0.847
0.6
0.786
0.55
0.728
0.92
1.716
0.97
1.630
1.03
1.540
1.1
1.457
1.18
1.365
1.27
1.270
1.38
1.179
1.5
1.093
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.539
9.81
0.542
9.81
0.548
9.81
Lebar pintu
0.40
m
Tinggi Bukaan pintu
0.40
Jumlah pintu
0.5
0.65
Debit 1 pintu
0.423
pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu
3 Pintu
b
h1
a
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BPJ 1 - BPJ 1 ka
9.81
0.6
0.806
0.6
0.786
1.047
0.6
0.766
1.094
0.6
0.746
1.147
0.6
0.726
1.209
0.6
0.706
1.283
0.6
0.686
1.371
0.6
0.666
1.479
0.6
0.646
1.614
0.343
1.007
0.4
0.0204
0.4
0.0404
0.4
0.0604
0.4
0.0804
0.4
0.1004
0.4
0.1204
0.4
0.1404
0.4
0.1604
0.4
0.0004
0.806
0.375
0.806
0.351
0.806
0.328
0.806
0.304
0.806
0.281
0.806
0.257
0.806
0.231
0.806
0.207
0.806
0.399
0.75
0.750
0.7
0.703
0.65
0.656
0.6
0.608
0.55
0.563
0.5
0.513
0.45
0.463
0.4
0.414
0.8
0.797
1.07
1.125
1.15
1.054
1.24
0.985
1.34
0.912
1.47
0.844
1.61
0.770
1.79
0.694
2.02
0.621
1.01
1.196
0.524
Tingi Bu
Faktor A
2 Pintu
g
0.522
9.81
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.539
9.81
0.542
9.81
0.6
0.626
1.787
0.4
0.806
0.1804 0.183
Dipakai
Lebar Dasar Saluran =
m
m
0.4
0.35
0.366
2.3
0.549
0.548
9.81
Lebar pintu
0.40
m
Tinggi Bukaan pintu
0.40
Jumlah pintu
0.4
0.7
Debit 1 pintu
0.351
pintu
m3/dt
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
kaan (m)
h1/a
Koefisien debit
Percepatan gravitasi
liran Tinggi M.A. di hilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1 Pintu
3 Pintu
b
h1
a
h2
Z
Q1
Q2
Q3
BPJ 1 - BPJ 1 ki
9.81
0.6
0.354
0.6
0.334
0.742
0.6
0.314
0.785
0.6
0.294
0.839
0.6
0.274
0.913
0.6
0.254
1.015
0.6
0.234
1.169
0.6
0.214
1.425
0.6
0.194
1.938
0.6
0.174
3.476
m
m
0.061
0.708
0.4
0.02018
0.4
0.04018
0.4
0.06018
0.4
0.08018
0.4
0.10018
0.4
0.12018
0.4
0.14018
0.4
0.16018
0.4
0.18018
0.4
0.00018
0.354
0.149
0.354
0.133
0.354
0.117
0.354
0.101
0.354
0.085
0.354
0.068
0.354
0.051
0.354
0.034
0.354
0.017
Dipakai
Lebar Dasar Saluran =
0.4
0.354
0.165
0.45
0.298
0.4
0.266
0.35
0.234
0.3
0.202
0.25
0.170
0.2
0.136
0.15
0.102
0.1
0.069
0.05
0.035
0.5
0.330
0.79
0.447
0.89
0.399
1.01
0.351
1.18
0.302
1.42
0.254
1.77
0.204
2.36
0.153
3.54
0.103
7.08
0.052
0.71
0.495
0.524
Tingi Bu
Faktor A
2 Pintu
g
0.522
9.81
0.526
9.81
0.529
9.81
0.531
9.81
0.536
9.81
0.538
9.81
0.539
9.81
0.542
9.81
0.548
9.81
Lebar pintu
0.40
m
Tinggi Bukaan pintu
0.40
Jumlah pintu
0.4
0.2
Debit 1 pintu
0.068
pintu
m3/dt
c)
Pintu Intake
Tabel 5.10. Perhitungan Pintu Intake
Ruas
Debit Rencana (m3/d)
Dimensi Pintu
Debit outlet pintu
Lebar Pintu
Tinggi M.A. di hulu
Tingi Bukaan (m)
h1/a
Koefisien debit Percepatan gravitasi
Faktor Aliran Tinggi M.A. di h
ilir
h2/a
Kehilangan Tinggi
1
Pintu 2 Pintu 3
Pintu 4
Pintu
b
h1
a
g
K
h2
Z
Q1
Q2
Q3
Q3
Intake 0.684 0.4
0.864 -0.025 1.027
Suplesi
1.017 0.884 -0.005
0.997
0.906
0.015
0.977
0.930
0.035
0.957
0.957
0.055
0.937
0.986
0.075
0.917
1.019
0.095
0.897
1.055
0.115
0.877
1.096
0.135
0.857
1.143
0.155
0.837
1.196
0.175
0.817
1.257
0.195
0.797
1.328
0.215
0.777
1.413
0.235
0.757
1.514
0.255
0.737
1.638
0.275
0.717
1.793
0.295
0.697
1.991
0.315
0.677
2.257
0.335
1.012
2.053
``0.4
0.984
0.4
0.941
0.4
0.898
0.4
0.856
0.4
0.813
0.4
0.770
0.4
0.727
0.4
0.684
0.4
0.642
0.4
0.599
0.4
0.556
0.4
0.513
0.4
0.471
0.4
0.428
0.4
0.385
0.4
0.342
0.4
0.299
0.4
0.257
1.2
3.080
1.012
1.968
1.012
1.882
1.012
1.797
1.012
1.711
1.012
1.626
1.012
1.540
1.012
1.454
1.012
1.369
1.012
1.283
1.012
1.198
1.012
1.112
1.012
1.027
1.012
0.941
1.012
0.856
1.012
0.770
1.012
0.684
1.012
0.599
1.012
0.513
0.84
4.107
1.15
2.952
1.1
2.823
1.05
2.695
1
2.567
0.95
2.438
0.9
2.310
0.85
2.182
0.8
2.053
0.75
1.925
0.7
1.797
0.65
1.668
0.6
1.540
0.55
1.412
0.5
1.283
0.45
1.155
0.4
1.027
0.35
0.898
0.3
0.770
=
0,4
2
0,385
0,4 m
m
pintu
m3/dt
0.8
9.81
0.6
1.037
0.88
3.935
0.92
3.764
0.96
3.593
1.01
3.422
1.07
3.251
1.12
3.080
1.19
2.909
1.27
2.738
1.35
2.567
1.45
2.396
1.56
2.224
1.69
2.053
1.84
1.882
2.02
1.711
2.25
1.540
2.53
1.369
2.89
1.198
3.37
1.027
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
0.8
9.81
0.6
intake :
=
=
=
anaan gorong gorong bergantung pada jumlah kehilangan energi yang ada dan geomet
ric lubang masuk dan keluar. Kecepatan aliran diambil 1,5 m/dt untuk gorong goro
ng di saluran irigasi dan 3 m/dt untuk gorong gorong di saluran pembuang.
Syarat syarat dalam perencanaan gorong gorong :
Kecepatan aliran diambil 1,5 3,0 m/dt
Diameter gorong gorong 0,6 m (bila digunakan tipe bulat)
Gorong gorong harus dapat menahan beban kendaraan dan beban sendiri.
Untuk gorong gorong pendek (L<20m) dalam jaringan irigasi, harga harga m (tinggi
jagaan) seperti yang diberikan pada Tabel 5.3 dapat digunakan dengan rumus :
Dimana :
Q
=
=
A
=
g
=
z
=
debit, m3/dt
koefisien debit
Luas pipa, m2
percepatan gravitasi, (9.8 m/dt2)
kehilangan tinggi energi pada gorong gorong, m