Anda di halaman 1dari 1

Etika...(Filsafat) Ethos...kebiasaan/adat istiadat.

Ini lebih dekat dengan barangsiapa mengikuti norma-norma yang berlaku dengan pertimbangan dan karena keyakinan ia bertindak etis.

Moral...(Teologi) Mos, Mores..disiplin Lebih dekat dengan tindakan yang berhubungan dasar-dasar (Kitab Suci, Tradisi, Magisterium, Akal Budi).

MORAL TINDAKAN BAB I Kualitas Moral tindakan. Prinsip : Voluntarium, kualitas moral tindakan: imputabilitas (dapat dan harus dipertanggungjawabkan) Pasal 1, Tahu, Mau dan Mampu (Actus Humanus/Voluntarium). Aplikasi Prinsip. Yang semuanya memerhatikan hubungan antara tindakan atau akibat tindakan dan sikap batin atau maksud pelaku, maka muncul soal. Tindakan dengan akibat ganda Kerja sama Sandungan Sebelum memberi penilaian suatu moral tindakan, kita harus mengetahui mutu suatu tindakan. Moral tindakan Actus humanus dan Actus Hominis Tindakan yang dilakukan oleh manusia tetapi kekurangan dari persyaratan. Actus Humanus = tindakan yang dapat dan harus dipertanggungjawabkan, maka harus memenuhi persyaratan tahu, kemauan bebas dan mampu. Pengertian Actus Humanus ini sangat menentukan untuk penilaian moral. Untuk mengetahui mutu tindakan itu tidak begitu mudah. 1. Obyek tahu. Secara skematis obyek pengetahuan dapat dilukiskan sebagai berikut: Tahu tentang a) Fakta subjek melakukan tindakan. b). Fakta subjek melakukan tindakan apa. c). Norma yang mengatur tindakan itu. Gradasi pengetahuan: (tahu sedikit, tahu setengah-tengah, tahu sedang, tahu banyak, tahu segalanya) atas suatu perkara, sehingga penilaian moral tidak bergantung pada perkaranya saja, melainkan bergantung pada kualitas tindakan. 2. Mau (Bebas) Pengetahuan merupakan syarat untuk kemauan bebas. Yang dimaksud dengan mau ialah kebebasan. Suatau tanda adanya kebebasan ialah kemungkinan untuk memilih. Mau..Kamu mau melakukannya tetapi bukan berdsarkan kebebasanmu. Bebas..Kamu bebas untuk melakukan tapi kamu tidak mau. 3. Mampu Mau saja tidak cukup, melainkan juga dituntut kemampuan untuk menghasilkan apa yang dikehendaki itu. Contoh: Kita dapat melihat A secara fisik mencium B. Sementara si A adalah pacar si C. Apa yang sebenarnya terjadi?

Anda mungkin juga menyukai