Anda di halaman 1dari 2

Pendekatan Ilmiah dan Non Ilmiah a.

Pendekatan Ilmiah Didalam pendekatan ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara atau lengkah-langkah tertentu dengan tata aturan yang tertentu pula sehingga tercapai pengetahauan yang benar atau logis. Cara ilmiah ini merupakan syarat mutlak untuk timbulnya ilmu, yang dapat diterima oleh akal dengan berpikir ilmiah. Untuk dapat berpikir ilmiah maka akan melaui tiga tahap: 1. Skeptik Adalah upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta terhadap setiap pertanyaan 2. Analitik Adalah kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya 3. Kritik Adalah berupaya untuk mengembangkan kemampuan menimbangkan selalu objektif. Untuk itu maka dituntut agar data dan pola berpikirnya selalu logis. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan yang serupa bagi hamper setiap orang, karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan pribadi, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya. b. Pendekatan Non Ilmiah Pendekatan non ilmiah juga sering dilakukan manusia untuk mencari kebenaran Cara melakukan pendekatan non ilmiah itu adalah: 1. Akal sehat (common Sense) Akal sehat adalah merupakan serangkaian konsep dan bagan konsep untuk penggunaan secara praktis dalam memecahkan suatu masalah. Langkah ini sering digunakan orang awam dalam mengatasi suatu persoalan, sehingga walaupun akal sehat sering benar tetapi dapat pula menyesatkan. Akal sehat banyak digunakan oleh orang awam dalam mempersoalkan sesuatu hal. 2. Prasangka Pencapaian pengetahuan secara akal sehat diwarnai oleh kepentingan orang yang melakukannya . hal yang demikian itu menyebabkan akal sehat mudah beralih menjadi prasangka. Dengan akal sehat orang cenderung mempersempit pengamatannya karena diwarnai oleh pengamatannya itu, dan cenderung mengkambinghitamkan orang lain atau menyokong suatu pendapat. 3. Otoritas ilmiah dan kewibawaan Otoritas ilmiah adalah orang-orang yang biasanya berpendidikan tinggi dianggap mempunyai keahlian di bidang ilmu tertentu. Otoritas kewibawaan adalah orang-orang yang dipilih atau dianggap sebagai pemimpin masyarakat, sebab orang itu mempunyai charisma. Pendapat dari orang atau lembaga ilmiah dari kewibawaan sering dijadikan pegangan yang kebenarannya dianggap mutlak, tanpa dianalar/dikaji terlebih dahulu. Keadaan ini akan berbahaya bila logika sudah berubah menjadi fanatisme. 4. Penemuan kebetulan Penemuan kebetulan dan coba-coba lebih didasarkan atas tindakan yang bersifat untunguntungan. Tetapi waktu merupakan sikap untung-untungan, banyak menghasilkan manfaat. Sepanjang sejarah kehidupan manusia langkah-langkah ini sering dilakukan dan banyak berguna bagi kemanusiaan serta pengembangan ilmu pengetahuan.

5. Pendekatan intuitif (dorongan hati) Langkah ini didapat melalui proses yang cepat tanpa disadari atau terpikir lebih dahulu. Pencapaian pengetahuan seperti ini sukar dipercaya sebab idak terdapat langkah-langkah yang sistematis dan terkendali. Jadi begitu terlintas dalam pikiran, langsung dilaksanakan tanpa direnungkan tanpa direnungkan terlebih dahulu manfaatnya. Metode yang demikian itu biasa disebut metode apriori. Dalil-dalil seseorang yang apriori cocok dengan penalaran belum tentu cocok dengan pengalaman atau data empiris. Meskipun demikian banyak hasil langkah ini yang berguna. METODOLOGI PENELITIAN Drs. Cholid Narbuko Drs. H. Abu Achmadi PT. Bumi Aksara, Jakarta Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2166092-pendekatan-ilmiah-dan-nonilmiah/#ixzz27U5ynAiE

Anda mungkin juga menyukai