Anda di halaman 1dari 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Vacuum residue Vacuum residue merupakan produk bawah dari high vacuum unit, berupa fraksi berat dengan titik didih awal 566 C. Pada awalnya vacuum residue dijadikan aspal, heavy oil atau bunker fuel oil, namun penggunaannya sebagai bahan bakar terhenti akibat peraturan lingkungan yang semakin ketat mengenai ambang batas emisi udara. Vacuum residue memiliki kandungan logam, sulfur, dan nitrogen yang sangat tinggi serta rasio hidrogen per karbon yang rendah. Rasio hidrogen per karbon yang rendah menyebabkan konversi vacuum residue menjadi hidrokarbon ringan dengan katalis sulit karena kokas yang terbentuk menghambat aktivitas katalis sehingga biaya untuk katalis menjadi mahal. Vacuum residue dengan senyawa sulfur yang rendah relatif mudah diolah, tetapi harganya mahal. Jenis vacuum residue yang dihasilkan di Pertamina RU III Plaju termasuk kategori low sulfur residue. II.2 Pompa II.2.1 Pengertian pompa Pompa merupakan suatu mesin yang berfungsi mempertinggi energi mekanik aliran sehingga fluida akan mengalir secara konstan. Pompa beroperasi dengan prinsip membuat perbedaan tekanan antara bagian masuk (suction) dengan bagian keluar (discharge). Pompa akan mengubah energi mekanik dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadi energi kinetik (kecepatan), di mana energi ini digunakan untuk mengalirkan cairan dan melawan hambatan yang ada sepanjang aliran fluida. Sebagian dari energi mekanik ini di tambahkan ke fluida sebagai energi kerja, dan sisanya hilang sebagai friksi pada ketidakefisienan pompa dan gaya dorong. Pompa memiliki dua kegunaan utama yaitu: 1. Memindahkan fluida dari satu tempat ke tempat lainnya.Misalnya memindahkan air dari aquifer bawah tanah menuju tangki penyimpanan. 2. Mensirkulasikan fluida sekitar sistem. Misalnya air pendingin atau pelumas yang melewati mesin-mesin dan peralatan.

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

Dalam industri kimia, pompa-pompa harus menangani cairan dengan sifat-sifat yang bervariasi dan dapat merusak (korosi, abrasi, pengotoran). Kapasitas dan tekanan sangat bervariasi, dari rendah sampai tinggi sekali. Karena itu industri menggunakan semua jenis pompa dan terbuat dari berbagai jenis bahan konstruksi. Kapasitas, kekuatan, dan bahan konstruksi harus dapat diandalkan sehingga proses tidak mudah terganggu karena kegagalan fungsi pompa. Secara umum, komponen utama sistim pemompaan adalah: 1. Pompa 2. Mesin penggerak: motor listrik, mesin diesel atau sistim udara 3. Perpipaan, digunakan untuk membawa fluida 4. Valve, digunakan untuk mengendalikan aliran dalam sistim 5. Fitting (sambungan), pengendalian dan instrumentasi lainnya 6. Peralatan pengguna akhir, yang memiliki berbagai persyaratan (misalnya tekanan atau aliran) yang menentukan komponen dan susunan sistim pemompaan. Contohnya adalah alat penukar panas, tangki dan mesin hidrolik. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan pompa untuk operasi tertentu. Adapun faktor-faktor tersebut yaitu: sifat fluida, viskositas, perubahan head pada pompa, NPSH available, NPSH required, friksi tipe distribusi aliran, peningkatan fluida, tipe penyedia tenaga (rotary positive displacement pump dan centrifugal pump), kondisi kerja (kontinyu atau tidak), penggerak pompa yang akan digunakan, biaya, dan efisiensi mekanis pompa. Agar pemompaan berjalan dengan baik, pemilihan dan penetapan spesifikasi pompa, instalasi, operasi, serta pemeliharaan, harus dilakukan dengan benar. II.2.2 Jenis-Jenis Pompa
Klasifikasi pompa secara umum dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu Positive Displacement Pump dan Non Positive Displacement Pump. Adapun perbedaan antara kedua jenis pompa tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Perbedaan Pembentuk kapasitas dan head Perlu tidaknya priming atau pemancingan

Positive Displacement Pump

Non Positive Displacement Pump

Perpindahan Tidak perlu karena terdapat piston

Putaran kipas

Perlu karena ada gaya sentrifugal

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

II. 2.2.1 Positive Displacement Pump Positive displacement pump atau pompa perpindahan positif didesain untuk menggerakkan volume fluida yang kurang lebih tetap selama tiap-tiap siklus operasi. Flow rate volumetrik ditentukan oleh pergerakan member tiap siklus waktu (misalnya rotasi per menit (rpm)). Kapasitas aliran kemudian ditentukan oleh desain, ukuran, dan kecepatan operasi pompa. Tekanan atau head yang dihasilkan pompa bergantung pada ketahanan aliran sistem dimana pompa berada dan dibatasi hanya oleh ukuran motor penggerak dan kekuatan bagian-bagiannya. Secara umum, pompa perpindahan positif memiliki kapasitas aliran yang terbatas, namun ia dapat beroperasi pada tekanan yang relatif tinggi. Dengan demikian, pompa ini cenderung beroperasi pada laju alir yang konstan, dengan head yang bervariasi. Pompa ini memenuhi kebutuhan tekanan tinggi, cairan dengan viskositas tinggi, dan aplikasi yang memerlukan laju alir yang harus diukur dan dikontrol secara tepat. Pada umumnya, pompa perpindahan positif digunakan untuk pemompaan fluida selain air, biasanya fluida kental. Pompa perpindahan positif selanjutnya digolongkan berdasarkan cara perpindahannya, yaitu: 1. Reciprocating Pump Untuk pompa jenis ini, pergerakan dilakukan oleh maju mundurnya jarum piston. Pompa ini hanya digunakan untuk pemompaan cairan kental dan pemompaan sumur minyak. 2. Rotary Pump Untuk pompa jenis ini, pergerakan dilakukan oleh gaya putaran sebuah gir atau baling-baling dalam sebuah ruangan bersekat pada casing yang tetap. Apabila dibandingkan dengan pompa sentrifugal, pompa perpindahan positif memang lebih efisien. Namun keuntungan efisiensi yang lebih tinggi tersebut juga diimbangi dengan biaya perawatan yang tinggi. Pada seluruh pompa jenis ini, sejumlah cairan yang sudah ditetapkan dipompa setelah setiap putarannya sehingga apabila pipa pengantarnya tersumbat, tekanan akan naik ke nilai yang sangat tinggi dan hal ini dapat merusak pompa. II.2.2.2 Non Positive Displacement Pump

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

Pompa jenis ini beroperasi menggunakan prinsip impeler yang berputar mengubah energi kinetik menjadi tekanan atau kecepatan yang diperlukan untuk memompa fluida. Yang tergolong non positif displacement pump, yaitu sentrifugal pump atau pompa sentrifugal. Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan paling sederhana dalam plant proses manapun. Pompa ini mengonversi energi dari penggerak utama (suatu motor elektrik atau turbin) menjadi energi kecepatan atau kinetik, kemudian menjadi energi tekanan fluida yang dipompa. Perubahan energi terjadi oleh dua bagian utama dalam pompa, yaitu impeller dan volute atau diffuser. Impeller adalah bagian yang berotasi yang mengonversi energi penggerak menjadi energi kinetik. Volute atau diffuser adalah bagian yang mengonversi energi kinetik menjasi energi tekanan. Komponen Pompa Sentrifugal

Gambar II.1 Komponen Utama Pompa Sentrifugal


Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

Pompa sentrifugal memiliki dua komponen utama, yaitu : 1. Komponen berotasi, terdiri atas satu impeller dan satu poros (shaft). a. Impeller Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara kontinyu, sehingga cairan pada sisi suction secara terus menerus akan masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk sebelumnya. Impeller dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Berdasarkan arah utama aliran: radial, aksial, atau campuran. Berdasarkan tipe suction: suction tunggal (cairan masuk pada satu sisi) atau suction ganda (cairan masuk pada impeller secara simetris dari kedua sisi). Berdasarkan bentuk: tertutup, terbuka, atau semi terbuka (vorteks).

Gambar II.2 Tipe impeller tertutup dan terbuka b. Poros (shaft) Poros berfungsi untuk mengirimkan torka dari motor ke impeller selama start up dan operasi pompa. Poros harus bekerja dengan penyimpangan yang lebih kecil dari sekat minimum diantara bagian berotasi dan stasioner. 2. Komponen stasioner, terdiri atas casing, seal chamber, dan bantalan (bearings). a. Casing Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide vane), inlet dan outlet noozle serta tempat memberikan arah aliran dari impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi dinamis
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

(single stage). Suction dan discharge noozle merupakan bagian dari casing. b. Seal chamber Merupakan bagian yang merujuk pada suatu ruang baik tergabung atau terpisah dari pump housing membentuk daerah diantara poros dan casing, dimana media sealing ditempatkan. Ketika sealing tercapai oleh mechanical seal, ruang ini disebut seal chamber. Ketika sealing tercapai oleh packing, ruang disebut stuffing box. Seal chamber memiliki fungsi utama untuk melindungi pompa dari kebocoran pada titik dimana poros bergerak melewati casing tekanan pompa. c. Bantalan(bearings) Bantalan (bearings) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban aksial. Bantalan ini juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi kecil. Mekanisme Kerja Pompa Sentrifugal

Gambar II.3 Mekanisme kerja pompa sentrifugal Ketika motor penggerak pompa dihidupkan maka poros meneruskan putaran ke impeller sehingga fluida masuk melalui lubang inlet dan disentuh sirip impeller. Fluida yang berada di antara sirip-sirip impeller akan terlempar keluar akibat gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran impeller tersebut. Terlemparnya fluida keluar secara otomatis akan menyebabkan terjadinya isapan fluida melalui saluran inlet. Peristiwa ini akan berlangsung selama motor
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

penggerak pompa dihidupkan sehingga terjadi aliran paksa terhadap fluida mulai dari reservoir sampai keluar pompa. Klasifikasi Pompa Sentrifugal : 1. Ditinjau dari desain impeller: a. Pompa volute (discharge dari impeller dikeluarkan masuk ke volute terlebih dahulu) b. Pompa diffuser (discharge dari impellernya sebelum masuk ke volute terlebih dahulu masuk diffuser) c. Pompa propeller d. Pompa peripheral atau pompa turbin 2. Ditinjau dari bentuk impeller: a. Closed, digunakan untuk liquid yang bersih dan non korosif. b. Semi open, digunakan untuk lumpur. c. Open, digunakan untuk lumpur. d. Mixed flow, digunakan untuk menangani fluida dengan volume besar dan headnya 20-69 ft. e. Axial flow digunakan untuk menangani fluida dengan volume besar dengan head kurang dari 20ft. 3. Ditinjau dari jumlah suction : a. Single suction, dimana impeller menerima fluida hanya pada satu bagian saja. b. Double suction, dimana suction mempunyai dua inlet dan dua discharge. 4. Ditinjau dari jumlah stage : a. Mechanical losses, berasal dari geseran antara impeller, stuffing box, dan bantalannya. b. Leakage losses, terjadi karena kebocoran yang terdapat pada ujung impeller dan casing, pada suction dan impeller, juga karena adanya flow yang mengalir. c. Recirculation losses, perbedaan kecepatan cairan pada dua vane yang berdekatan dari 1 impeller menghasilkan sirkulasi cairan dalam ruangan antara dua vane sehingga menghilangkan tenaga. II.2.3 Karakteristik Sistem Pemompaan
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

10

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

II.2.3.1 Head Head merupakan besaran energi yang terdapat di dalam persamaan neraca energi dari sistem aliran fluida. Persamaan ini dikenal sebagai persamaan Bernoulli. Satuan dari setiap head dalam persamaan ini adalah energi per satuan berat dari fluida, misalnya ftlb/lb atau cm-gr/gr. Head biasanya ter-representasi sebagai tinggi kolom cairan yang dihasilkan dari energi kinetik yang diberikan pada cairan. Oleh karena itu, secara umum satuan yang biasa dipakai adalah satuan panjang dari kolom fluida, ft, cm atau m. Dalam pengukuran energi pompa sentrifugal lebih sering dinyatakan dalam bentuk head daripada dalam bentuk tekanan. Hal ini dikarenakan tekanan dari suatu pompa akan berubah apabila specific gravity (berat) cairan berubah, sedangkan head tidak akan berubah. Pompa sentrifugal dapat memindahkan sejumlah besar fluida yang berbeda, dengan specific gravity yang berbeda, maka menggunakan istilah head lebih sederhana daripada tekanan. Di dalam sistem aliran fluida terdapat dua macam head, yaitu : 1. Static Head (hs), yaitu energi yang diakibatkan karena adanya perbedaan tinggi antara permukaan liquid dengan pusat pompa.

Gambar 2.4 Static head Berdasarkan perbedaan dengan posisi pompa, maka static head dibagi menjadi dua yaitu : a. Static suction head (hss), yang merupakan perbedaan tinggi permukaan liquid sebelum pompa dengan pusat pompa. Dibedakan atas: static suction lift

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

11

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

posisi pompa berada di atas permukaan fluida yang akan dialirkan (negatif) static suction head posisi pompa berada di bawah permukaan fluida yang akan dialirkan (positif) b. Static discharge head (hsd), yang merupakan perbedaan tinggi permukaan liquid setelah pompa dengan pusat pompa. Dibedakan atas: static discharge lift posisi pompa berada di atas permukaan fluida yang akan dialirkan (negatif) static discharge head posisi pompa berada di bawah permukaan fluida yang akan dialirkan (positif) Static head sendiri dapat dicari melalui selisih static suction head dengan static discharge head. 2. Dynamic Head adalah energi yang disebabkan oleh adanya sifat alir fluida seperti velocity head, pressure head dan friction head. Velocity head (hv) adalah energi yang diakibatkan oleh adanya kecepatan alir fluida dan dapat diekuivalenkan dengan jarak fluida dimana kecepatannya turun menjadi nol. Pressure head (hp) merujuk pada tekanan absolute di permukaaan reservoir cairan yang menyuplai suction pompa, yang dikonversikan dalam satuan panjang. Jika sistem terbuka, pressure head sama dengan tekanan atmosferik. Vapor pressure head (hvp) merupakan tekanan uap fluida yang dikonversi menjadi bentuk head dalam satuan panjang. Tekanan uap adalah tekanan dimana liquida (cair) dan uap berada dalam keseimbangan pada temperatur tertentu. Nilai vapor pressure head suatu fluida berbanding lurus dengan kenaikan temperatur, dan berbanding terbalik dengan tekanan permukaan fluida. Friction head (hf) adalah energi yang hilang karena adanya friksi dari fluida dan diekuivalenkan dengan jarak yang diperlukan untuk
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

12

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

mengantipasi kehilangan karena friksi dari fluida yang mengalir melalui pipa. Dalam hal ini termasuk kehilangan karena fitting (sambungan) juga valve. Dalam perhitungannya, friction head merupakan hasil penjumlahan dari friksi pipa lurus, friksi pada fititing dan valve, serta friksi ekspansi maupun friksi kontraksi. Rumus untuk friksi pada pipa lurus, fitting, valve, friksi ekspansi maupun kontraksi dapat dituliskan sebagai berikut: Friksi pipa lurus = 4 xfxLxv 2 2 xID

dimana: f merupakan faktor friksi yang dapat dicari melalui grafik NRe vs f, atau dicari melalui rumus:

f =

16 untuk aliran laminer N Re

2.51 f = 2 log 10 + untuk aliran turbulen. 3.71D Re f Friksi pada fitting dan valve = nK f dimana: 1. 2. n adalah jumlah fitting atau valve Kf adalah faktor friksi pada fitting atau valve v2 , 2 v2 2

Friksi ekspansi = K ex dimana :

1. Kex adalah faktor friksi ekspansi, yang dapat dicari melalui rumus Kex = 1- (A3/A1) 2. = 1 untuk aliran turbulen = 0.5 untuk aliran laminer Friksi kontraksi = K con dimana: 1. Kcon adalah faktor friksi kontraksi, yang dapat dicari melalui rumus Kcon =0.55( 1- (A4/A2)) 2. = 1 untuk aliran turbulen
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

v2 2

13

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

= 0.55 untuk aliran laminer Untuk lebih jelasnya mengenai A1, A2, A3, dan A4 (luas penampang) yang dipergunakan dalam perhitungan friksi ekspansi dan kontraksi dapat dilihat dalam gambar di bawah ini.
A2 A3

A4 A1

Gambar 2.5 Unit sistem pemompaan Untuk perhitungan friction head di pipe line, dapat juga dihitung dari penjumlahan friksi pipa lurus dengan friksi kontraksi atau ekspansi, dengan catatan panjang yang dimasukkan dalam perhitungan friksi pipa lurus adalah panjang pipa lurus ditambah dengan panjang ekivalen fitting dan valve. (Geankoplis, 1978) Total Head Total head (HT) merupakan selisih antara total discharge head (HD) dengan total suction head (HS). Dimana total suction head merupakan penjumlahan dari pressure head suction, static head suction, dan vapor pressure head suction, dikurangi friction head suction. Sedangkan total discharge head merupakan penjumlahan dari pressure head discharge, static head discharge, vapor pressure head discharge, dan friction head discharge. Dapat dituliskan sebagai berikut: HS = hps + hss + hvps - hfs HD = hpd + hsd + hvpd + hfd HT = HD HS Net Positive Suction Head (NPSH) NPSH adalah selisih tekanan pada pompa inlet dengan tekanan uap fluida yang dinyatakan dalam satuan panjang (ft atau m). Ada dua harga NPSH yang dikenal yaitu:
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

14

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

1. 2.

NPSH required (NPSHr) yaitu NPSH dari inlet pompa yang dibutuhkan NPSH available (NPSHa) yaitu NPSH yang dibentuk karena sistem
Pa Pvp NPSHa = h fs + z g

agar tidak terjadi kavitasi. pengaliran fluida. NPSHa dapat dituliskan sebagai berikut:

dimana: Pa = tekanan dalam tangki (N/m2) Pvp = tekanan uap liquida (N/m2) g z = densitas liquida (kg/m3) = percepatan gravitasi (m/s2) = tinggi dari titik pusat pompa sampai tinggi liquida dalam reservoir suction (m) Harga NPSHa harus lebih besar dari harga NPSHr. Bila hal sebaliknya terjadi, maka akan terjadi pemutusan aliran (tidak ada aliran). II.2.3.2 Kapasitas Pemompaan Kapasitas pemompaan merupakan laju alir dimana cairan dipindahkan atau didorong oleh pompa ke titik yang diinginkan dalam proses. Kapasitas umumnya diukur dalam satuan galon per menit (gpm) atau meter kubik per jam (m3/jam). Kapasitas biasanya berubah sesuai dengan kondisi operasi proses. Lebih lengkapnya, berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas pemompaan: 1. Karakteristik liquida meliputi densitas dan viskositas. 2. Komponen mekanis pompa meliputi ukuran pompa maupun impeller, kecepatan putar impeller (rpm), ukuran dan bentuk rongga diantara vane. 3. Kondisi suhu dan tekanan suction dan discharge pompa. Untuk cairan incompressible, kapasitas bergantung pada kecepatan aliran dan luas penampang di pipa suction, yang diuliskan sebagai berikut: Q = 449 x v x A dimana: Q = kapasitas pemompaan (gpm) v = kecepatan aliran fluida (ft/s) A = luas penampang pipa suction (ft2) II.2.3.3 Daya dan Efisiensi
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

hfs = friksi pada bagian suction (m)

15

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

Daya adalah kerja yang dilakukan oleh pompa persatuan waktu. Daya dalam perhitungan performa pompa, terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Brake Horse Power (BHP) BHP merupakan daya untuk menggerakkan poros pompa, yang dinyatakan dalam satuan watt. Untuk perhitungan BHP, dapat dituliskan sebagai berikut: BHP = IxEx cosxn1 / 2 dimana: I E n = ampere (A) = voltase (V) = phase listrik

Cos = power factor motor 2. Hydraulic atau Water Horse Power (WHP) WHP merupakan daya yang dihasilkan oleh pompa untuk menggerakkan fluida, yang dinyatakan dalam satuan watt. WHP = QxH T xxg dimana: Q HT g = kapasitas pemompaan (m3/jam) = total head (m) = densitas fluida (kg/m3) = percepatan gravitasi (m/s2)

Efisiensi merupakan perbandingan WHP dan BHP dalam bentuk persentase. Efisiensi menunjukkan performa pompa secara overall. = II.2.4 Kavitasi Kavitasi adalah fenomena perubahan fase uap dari zat cair (liquid) yang sedang mengalir, karena tekanannya berkurang hingga di bawah tekanan uap jenuhnya. Dengan kata lain, terjadi penurunan tekanan lokal sehingga ruangan pompa terisi oleh uap air. Pada pompa bagian yang sering mengalami kavitasi adalah bagian suction pompa. Hal ini terjadi jika tekanan suction terlalu rendah hingga di bawah tekanan uap jenuhnya, hal ini dapat menyebabkan: 1. Suara berisik, getaran atau kerusakan komponen pompa yang diakibatkan oleh pecahnya gelembung udara ketika melalui daerah yang lebih tinggi tekanannya. 2. Kapasitas pompa menjadi berkurang.
Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

WHP x100% BHP

16

Kerja Praktek PT Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang Laporan Khusus

3. Pompa tidak mampu membangkitkan head (tekanan). 4. Berkurangnya efisiensi pompa. Kavitasi terjadi bila: a. Static suction lift bertambah. b. Friksi antara permukaan fluida yang akan dipompakan dengan pompa inlet besar (Ho>>). c. Menurunnya tekanan atau karena ketinggian (Pa<<). d. Naiknya temperatur dari pompa liquid. e. Terjadi penurunan tekanan atmosfer dari sistem fluida itu sendiri. Secara umum, kavitasi dapat diidentifikasi melalui NPSHa. Apabila nilai NPSHa kurang dari atau sama dengan 0, maka terjadi kavitasi.

Jurusan Teknik Kimia FTI-ITS Surabaya

17

Anda mungkin juga menyukai