Oleh
SGD 5
I Gusti Ayu Agung Istri Adnyaswari (0902105045) Agus Eka Mayunantara Ni Kadek Arik Trisnawati Ni Luh Gede Anggi Argitayani Ida Ayu Trisna Dewi Kirana I Gusti Ayu Ngurah Pramita Dewi Ni Wayan Sinta Wahyuni Luh Putu Eva Sri Sedana I Putu Agus Prawita S Kadek Dwi Histayanthi Ni Komang Yuliani (0902015047) (0902105049) (0902105051) (0902105052) (0902105055) (0902105059) (0902105064) (0902105068) (0902105070) (0902105076)
Learning Task TO 5 1. Buatlah judul bivariat (hubungan, beda berpasangan, dan beda tidak berpasangan) 2. Buatlah data khayal untuk masing-masing judul bivariat tersebut. 3. Lakukan analisis pada setiap judul dan interpretasikan hasilnya.
No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kolesterol (g/dL) 120 120 110 130 110 100 125 110 100 110 120 130 130 140 150 140
17 18 19 20 21 22 23 24 Rata -Rata
29 30 31 29 27 26 30 29 24.91666667
Interpretasi hasil
Berdasarkan nilai table lingkar pinggang diatas, nilai Sig.(2-tailed) = 0,721 lebih besar dari (0.05) berarti data berdistribusi normal.
Berdasrakan nilai table Kolesterol diatas, nilai Sig.(2-tailed) = 0,315 lebih besar dari (0.05) berarti data berdistribusi normal.
ANALISIS DATA (Korelasi Product Moment) Analisa data dilakukan setelah melakukan uji normalitas data. Hasil normalitas data adalah data terdistribusi normal dengan sekala data lingkar pinggang ratio dan Kadar Kolesterol interval jadi analisa yang kami gunakan adalah analisa korelasi Product Moment.
Correlations Lingkar Pinggang Lingkar Pinggang Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Kolesterol Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N 30 .208 .270 30 30 1 Kolesterol .208 .270 30 1
Interpretasi Hasil Dari hasil interpretasi korelasi lingkar pinggang dengan kolesterol didapatkan nilai r hitung = 0,208 jadi terdapat hubungan yang lemah antara lingkar pinggang dengan kadar kolesterol darah pasien. Untuk melihat tingkat signifikannya dapat dilihat dari nilai Sig.(2tailed), nilai Sig.(2tailed) yang diperoleh = 0,270 memakai = 0.05 artinya bahwa H0 diterima karena nilai p value < 0.05 dan Ha ditolak berarti ada hubungan yang tidak signifikan antara Lingkar pinggang dengan kolesterol darah. Maka dari itu, kesimpulannya adalah: Ada hubungan yang lemah dan tidak significan (tidak bermakna) antara Lingkar pinggang dengan kadar kolesterol darah
Judul Bivariat
: Pengaruh Terapi Napas Dalam Terhadap Skala Nyeri Pasien Post Operasi
Desain Penelitian : Beda Berpasangan (one group pre test-post test design) Uji Analisis DATA No. Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skala Nyeri Sebelum Terapi Napas Dalam 6 7 6 5 7 6 6 5 6 7 7 5 6 8 8 7 7 8 Skala Nyeri Setelah Terapi Napas Dalam 4 5 4 3 4 4 5 4 4 5 6 4 5 6 6 6 6 7 : Paired T-Test ( Uji T-Berpasangan)
7 6 9 7 6 5 6 7 7 5 6 5
7 6 7 6 5 4 5 6 5 3 4 3
Sebelum dilakukan uji analisis data, terlebih dahulu diuji apakah data terdistribusi normal atau tidak dengan cara klik menu analyze descriptive statistic explore dan didapatkan hasil sebagai berikut:
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic Skala nyeri sebelum terapi napas dalam Skala nyeri setelah terapi napas dalam a. Lilliefors Significance Correction .192 30 .006 .914 30 .019 .195 df 30 Sig. .005 Statistic .902 Shapiro-Wilk df 30 Sig. .009
Interpretasi Hasil
Pada tes normalitas, karena jumlah sampel kecil (n=30) dianjurkan untuk
menggunakan hasil Uji Shapiro-Wilk. Uji Shapiro-Wilk digunakan untuk sample yang jumlahnya sedikit (kurang atau sama dengan 50).
Dengan melihat hasil Test of Normality Shapiro-Wilk, diperoleh hasil nilai kemaknaan
untuk skala nyeri sebelum terapi napas dalam (0,09) dan untuk skala nyeri setelah napas
dalam (0.19). Kedua nilai kemaknaan atau significant dari kelompok data tersebut adalah > 0,05. Dengan demikian, dapat disimpulkan kedua kelompok data tersebut terdistribusi normal. ANALISA DATA (UJI T-TEST PAIRED) Output 1
Paired Samples Statistics Mean Pair 1 Skala nyeri sebelum terapi napas dalam Skala nyeri setelah terapi napas dalam 4.97 30 1.189 .217 6.43 N 30 Std. Deviation 1.040 Std. Error Mean .190
Interpretasi Hasil Output 1 ini memberikan informasi deskriptif mengenai data sebelum dan sesudah terapi napas dalam. Mean menunjukkan rata-rata skala nyeri sebelum dan skala nyeri setelah terapi napas dalam. N menunjukkan jumlah data yang diproses yaitu sebanyak 30 responden. Jadi, dari 30 data yang diolah atau 30 responden rata-rata skala nyeri mengalami penurunan yaitu dari 6,43 menjadi 4,97. Output 2
Paired Samples Correlations N Pair 1 Skala nyeri sebelum terapi napas dalam & Skala nyeri setelah terapi napas dalam 30 Correlation .821 Sig. .000
Interpretasi Hasil
Output 2 memberikan informasi mengenai nilai korelasi antara data sebelum dan Tabel Paired Sample Correlations menganalisis apakah ada hubungan antara nyeri
setelah. Dalam hal ini skala nyeri sebelum dan setelah terapi napas dalam. sebelum terapi napas dalam dengan nyeri setelah terapi napas dalam. Berdasarkan table terlihat bahwa korelasi nyeri sebelum terapi dengan setelah terapi adalah cukup tinggi (0.821).
Apabila nilai sig < (0,05) maka korelasi signifikan. Berdasarkan table didapat nilai sig
(0.000) < (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa korelasi signifikan. Output 3
Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Std. Std. Mean Pair 1 Skala nyeri sebelum terapi napas dalam - Skala nyeri setelah terapi napas dalam 1.467 Deviation .681 Error Mean .124 Interval of the Difference Lower 1.212 Upper t df Sig. (2tailed) .000
1.721 11.789 29
Interpretasi Hasil
Pada kolom mean menunjukkan perbedaan rata-rata skala nyeri sebelum dan setelah Pada kolom t menunjukkan nilai thitung yang digunakan untuk menentukan apakah ada
terapi napas dalam yaitu 1,467. perbedaan skala nyeri sebelum dan setelah terapi napas dalam. Jika nilai thitung > ttabel maka disimpulkan ada perbedaan. Nilai thitung = 11,789 Nilai ttabel = 2,045 Berdasarkan nilai di atas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara skala nyeri sebelum dan setelah terapi napas dalam (thitung > ttabel = 11,789>2,045).
Apabila thitung terletak di dalam range daerah penerimaan (-2,045 sampai +2,045) maka
Ho diterima. thitung= 11,785, terletak di luar daerah penerimaan (-2,045 sampai +2,045). Jadi, Ho ditolak.
Pada kolom Sig. (2-tailed) diperoleh nilai Significancy 0,000 (p < 0,05) artinya
Kesimpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan antara skala nyeri sebelum terapi napas dalam dan setelah terapi napas dalam.
: Pengaruh Ekstrak Belimbing Terhadap Kadar Gula Darah Puasa : Independent T-test
Kategori kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol kontrol perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan perlakuan
KGD Pre Terapi 250 180 190 200 210 185 170 250 244 255 180 180 235 230 180 250 180 190 200 210 185 170 250 244 255 180 180 235 230 180
KGD Post Terapi 250 200 210 245 250 210 190 265 260 270 200 205 270 260 200 210 150 160 160 180 140 140 200 200 210 160 145 200 200 155
Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Statistic KGD Puasa Pre KGD Puasa Post .201 .462 df 30 30 Sig. .003 .000 Statistic .850 .273 Shapiro-Wilk df 30 30 Sig. .001 .000
Interpretasi Hasil
Dari hasil diatas terlihat bahwa KGD Puasa Pre memiliki P-value = 0,003 untuk Uji Normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan P-value = 0,001 untuk Uji Normalitas Shapiro-Wilk. Kedua P-value < (0,05) sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Demikian pula untuk KGD Puasa Post memiliki P-value = 0,000 untuk Uji Normalitas Lilliefors (Kolmogorov-Smirnov) dan P-value = 0,000 untuk Uji Normalitas Shapiro-Wilk. Kedua P-value < (0,05) sehingga dapat disimpulkan data terdistribusi normal.
Kesimpulannya kedua data tersebut (KGD pre dan KGD post terapi) terdistribusi normal.
Interpretasi Hasil
Output 1 ini memberikan informasi deskriptif mengenai KGD Puasa antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan setelah diberikan. N menunjukkan jumlah data yang diproses yaitu 15 responden (mencit) dengan perlakuan dan 15 responden (mencit) tanpa perlakuan/kontrol. Mean menunjukkan rata-rata KGD puasa post terapi dari masing-masing kelompok responden. Jadi, terdapat perbedaan rata-rata KGD puasa post terapi antara kelompok control dengan kelompok perlakuan yaitu 2,3233 dan 3,0000.
Output 2
Interpretasi Hasil Output 2 ini memberikan informasi berupa nilai-nilai yang digunakan dalam analisa.
Untuk uji-t dua sampel independent, SPSS juga melakukan uji hipotesis Levenes Test
untuk mengetahui apakah asumsi kedua variance sama besar terpenuhi atau tidak terpenuhi. Dari hasil Levenes test didapat p-value = 0,068 > (0,05) sehingga varians sama besar (equal varians assumed).
Pada kolom sig nilai sig (0,68) > (0,05), artinya tidak signifikan. Dengan nilai df=28 dan nilai signifikansi yang digunakan SPSS=0,05 maka dengan
menggunakan uji 2 sisi pada table t di dapat nilai ttabel= 2,048. Apabila nilai thitung terletak diluar daerah penerimaan (-2,048 sampai +2,048) maka Ho diterima dan sebaliknya. thitung= - 0,525, terletak di dalam range daerah penerimaan (-2,048 sampai +2,048). Jadi, Ho diterima Kesimpulan Kadar Gula Darah Puasa setelah terapi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol sama (terapi tidak berpengaruh). DAFTAR PUSTAKA Trihendradi. 2009. Step By Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta: Andi Offset Yulius, Oscar. 2010. Kompas IT Kreatif SPSS 18. Yogyakarta: Panser Pustaka